Anda di halaman 1dari 7

Hari/Tanggal : Senin, 08 Maret 2021

Modul : Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mini (M2)

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan mengenai pembangkit listrik tenaga uap mini yang
bertujuan untuk mempelajari dan memahami cara kerja dan prinsip kerja
pembangkit listrik tenaga uap ber skala kecil. Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) adalah pembangkit listrik yang menggunakan fluida kerja air. Pembangkit
listrik tenaga uap terdiri dari beberapa peralatan utama diantaranya: boiler, turbin,
generator, dan kondensor. Sistem pembangkit ini menghasilkan suatu siklus
tertutup yang dinamakan siklus rankine. PLTU Dapat dioperasikan dengan
menggunakan berbagai jenis bahan bakar seperti padat,cair,gas. Selain itu, PLTU
relatif mempunyai usia yang lama sehingga menjadi salah satu sistem pembangkit
yang sangat baik. Oleh karena itu percobaan ini perlu dilakukan. Pada
percobaannya, digunakan fluida kerja air sebesar 2 liter dan 3 liter, kemudian diukur
suhu dan tekanan pada boiler, suhu pada turbin, serta arus dan tegangan yang
dihasilkan. Dari percobaan yang telah dilakukan, terdapat perbedaan antara jumlah
volume fluida kerja pada boiler. Volume fluida kerja sebesar 3 liter mengalami
kenaikan suhu dan tekanan yang lebih lama dibandingkan dengan volume kerja 2
liter. Untuk volume 2 liter, tekanan mulai naik pada menit ke-9 sedangkan untuk
volume 4 liter tekanan naik pada menit ke-13. Hal ini dikarenakan kalor yang
dibutuhkan untuk mendidihkan air sebanding dengan jumlah volume, semakin
besar volume fluida kerja, semakin besar pula kalor yang dibutuhkan dan akan
memakan waktu yang lebih lama pula. Selain itu, pada PLTU mini ini tidak
digunakan condenser sehingga siklus yang terjadi adalah siklus terbuka.
Didapatkan uap yang terbuang pada volume 2 liter adalah sebesar 300mL
sedangkan untuk volume 3 liter dihasilkan uap terbuang sebesar 200mL. Nilai
tersebut mempengaruhi daya listrik yang dihasilkan.
Kata Kunci : PLTU, Uap Air, Siklus Rankine, Fluida
TABEL HASIL PERCOBAAN
Pada percobaan, digunakan fluida kerja air sebesar dua liter dan tiga liter,
kemudian diukur suhu dan tekanan pada boiler, suhu pada turbin, serta arus dan
tegangan yang dihasilkan. Diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Data Hasil Percobaan dengan Volume Air 2 Liter

Tabel 2. Data hasil percobaan


PEGOLAHAN DATA
Sampel data fluida kerja dengan volume 2 liter pada menit ke 2 dan ke 3
A. Menghitung Perubahan Suhu pada Boiler
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1
∆𝑇 = 8 − 1 = 7°C

B. Menghitung Energi Panas pada Boiler


𝑄𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇 dengan c = 4200 J/kg °C & m = 2 Liter
𝑄𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 = 2.4200.7 = 58800 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒

C. Menghitung Energi Panas pada Turbin


𝜔𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 𝑚𝑢𝑎𝑝 (ℎ𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 − ℎ𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟)
𝜔𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 0,3(2516,1 − 33,6) = 744,75 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒

D. Efisiensi
𝜔𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛
𝜂= 𝑥 100%
𝑄𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟
744,75
𝜂= 𝑥 100%
58800
𝜂 = 1,27%
GRAFIK HASIL PERCOBAAN
A. Fluida kerja 2 Liter

Hubungan Suhu dan Tekanan pada Boiler


100
90
80
70
60
Suhu

50
40
30
20
10
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Tekanan

Gambar 1. Grafik hubungan Suhu dengan Tekanan Pada Boiler (2 Liter)

Hubungan Tekanan dan Entalpi pada Boiler


0,8
0,7
0,6
0,5
Tekanan

0,4
0,3
0,2
0,1
0
0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00
Entalpi

Gambar 2. Grafik hubungan Tekanan dengan Entalpi pada Boiler (2 Liter)


B. Fluida Kerja 3 Liter

Hubungan Suhu dan Tekanan pada Boiler


100
90
80
70
60
Suhu

50
40
30
20
10
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Tekanan

Gambar 3. Grafik hubungan Suhu dengan Tekanan Pada Boiler (3 Liter)

Hubungan Tekanan dan Entalpi pada Boiler


0,9
0,8
0,7
0,6
Tekanan

0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Entalpi

Gambar 4. Grafik hubungan Tekanan dengan Entalpi pada Boiler (3 Liter)


ANALISA/PEMBAHASAN
Pada praktikum ini terdapat dua percobaan, yaitu mengamati suhu dan
tekanan pada boiler serta mengamati arus serta tegangan yang dihasilkan. Pada
percobaannya yaitu menggunakan fluida kerja dengan dua volume yang berbeda
yaitu 2 liter dan 3 liter air. Setelah dilakukan pengamatan terdapat perbedaan
diantara keduanya yaitu pada fluida kerja dengan volume 3 liter mengalami
kenaikan suhu dan tekanan yang lebih lama dibandingkan dengan volume kerja 2
liter. Untuk volume 2 liter, tekanan mulai naik pada menit ke-9 sedangkan untuk
volume 3 liter tekanan naik pada menit ke-13. Hali ini dikarenakan kalor yang
dibutuhkan untuk mendidihkan air sebanding dengan jumlah volume, semakin
besar volume fluida kerja, semakin besar pula kalor yang dibutuhkan dan akan
memakan waktu yang lebih lama pula. Selain itu, pada PLTU mini ini tidak
digunakan condenser sehingga siklus yang terjadi adalah siklus terbuka atau sisa
uap dari turbin langsung di pakai untuk keperluan proses. Didapatkan uap yang
terbuang pada volume 2 liter adalah sebesar 0,3 Liter sedangkan untuk volume 3
liter dihasilkan uap terbuang sebesar 0,2 Liter. Nilai tersebut mempengaruhi daya
listrik yang dihasilkan.
Massa uap yang besar akan menghasilkan daya yang besar pula. Jika
diambil contoh, untuk volume 2 liter pada suhu 86-87°C dihasilkan daya 688,03 W
sedangkan untuk volume 3 liter dihasilkan 687,3 W. Ini menunjukan semakin besar
massa uap yang dihasilkan maka kerja turbin semakin besar dan menghasilkan daya
yang besar pula, artinya, kinerja pembangkit akan optimal dengan fluida kerja yang
besar. Kemudian jika dilihat dari data percobaan, terlihat beberapa kondisi dimana
arus yang dihasilkan adalah nol. Namun sebenarnya arus yang dihasilkan tidak nol,
melainkan sangat kecil sehingga tidak terbaca oleh skala pengukuran.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siklus
rankine pada PLTU mini bekerja menggunakan fluida kerja air yang dipanaskan
dan menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin yang
dikopel dengan generator listrik sehingga dihasilkan daya listrik. Siklus pada PLTU
mini ini merupakan siklus tertutup dimana uap yang digunakan untuk memutar
turbin dibuang ke lingkungan. Besarnya volume fluida kerja yang dipanaskan pada
boiler mempengaruhi efisiensi daya yang dihasilkan, semakin besar volume akan
menghasilkan daya yang lebih besar pula.

Anda mungkin juga menyukai