Anda di halaman 1dari 11

Hari/Tanggal : Senin, 29 Maret 2021

Modul : Pengukuran Susceptibilita dan Permeabilitas Bahan Magnet (M5)


Nama : Akhmad Jumardi

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pengukuran susceptibilitas dan permeabilitas bahan
magnet yang bertujuan untuk memahami prinsip pengukuran melalui rangkaian
RLC dan menentukan nilai suseptibilitas dan permeabilitas bahan-bahan magnet.
Percobaan ini dilakukan dengan mengamati peristiwa resonansi yang terjadi pada
rangkaian RLC. Data yang didapat dari rangkaian RLC (R seri terhadap LC
paralel), dimana pada rangkaian RLC seri peristiwa resonansi terjadi ketika nilai
reaktansi dari induktor sama dengan kapasaitor (XL = XC) sehingga menghasilkan
nilai impedansi yang kecil dan menyebabkan arus maksimalyang ditandai dengan
nilai tegangan keluaran maksimum. Dari peristiwa resonansi dapat diambil nilai
frekuensi resonansi yaitu nilai frekuensi yang memiliki nilai tegangan output (Vout)
yang paling besar. Nilai frekuensi resonansi ini digunakan untuk menghitung nilai
induktansi (L), permeabilitas (μ), dan suseptibilitas (χ). Jika digambarkan hubungan
tegangan output (Vout) terhadap nilai frekuensi maka akan terbentuk grafik dengan
sebuah puncak, yang dimana puncak ini merupakan keadaan resonansi dengan nilai
tegangan output (Vout) paling besar. Dari hasil percobaan yang didapatkan nilai
KSR yang sangat besar yaitu 99,99%. Hal ini dapat dikarenakan efek pembebanan
pada rangkaian RLC, karena seharusnya pada rangkaian terjadi penguatan sebesar
10 kali namun yang terlihat dari hasil percobaan terjadi pelemahan yang ditandai
dengan nilai tegangan output (Vout) yang lebih kecil dibandingkan nilai teganngan
input (Vin).
Kata Kunci : Magnet, Bahan Magnet, Suseptibilitas, Permeabilitas, Induktansi
TABEL HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Data Hasil Percobaan dengan N = 500

Tabel 2. Data Hasil Percobaan dengan N = 1000


PEGOLAHAN DATA
Sampel data dari percobaan bahan Alumunium N = 500 & f = 7500 Hz
1. Menghitung Nilai Induktansi
1
𝐿=
4π2 𝑓 2 𝐶

1
𝐿=
4π2 . (7500)2 . (6,8 𝑥 10−5 )

𝐿 = 6,629 𝑥 106 𝐻

2. Menghitung Nilai Permeabilitas


𝐿𝐼
𝜇=
𝑁 2𝐴

(6,629 𝑥 10−6 ) 0,35


𝜇=
5002 . 0,04

𝜇 = 2,32 𝑥 1010 𝐻/𝑚

3. Menghitung Nilai Suseptibilitas

𝜇
𝜒𝑚 = −1
𝜇0

2,32 𝑥 1010
𝜒𝑚 =
1,256 𝑥 10−6

𝜒𝑚 = −0,9998153

4. Menghitung KSR
𝜇ℎ𝑖𝑡 − 𝜇𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | 𝑥 100%
𝜇𝑙𝑖𝑡

2,32 𝑥 10−10 − 1,256 𝑥 10−6


𝐾𝑆𝑅 = | | 𝑥 100%
1,256 𝑥 10−6

𝐾𝑆𝑅 = 99,998 %
GRAFIK HASIL PERCOBAAN

Udara ; N = 500
1,12
1,1
1,08
1,06
Vout

1,04
1,02
1
0,98
0,96
7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500
F (Hz)

Gambar 1. Grafik Vout terhadap f (Hz) untuk Udara dengan N = 500

Alumunium ; N = 500
1,4

1,2

0,8
Vout

0,6

0,4

0,2

0
7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500
F (Hz)

Gambar 2. Grafik Vout terhadap f (Hz) untuk Alumunium dengan N = 500


Tembaga ; N = 500
1,2

0,8
Vout

0,6

0,4

0,2

0
7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500
F (Hz)

Gambar 3. Grafik Vout terhadap f (Hz) untuk Tembaga dengan N = 500

Besi ; N = 500
2,1

2,09

2,08

2,07
Vout

2,06

2,05

2,04

2,03
80 100 120 140 160 180
F (Hz)

Gambar 4. Grafik Vout terhadap f (Hz) untuk Besi dengan N = 500


Udara ; N = 1000
1,35

1,3

1,25
Vout

1,2

1,15

1,1
7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500
F (Hz)

Gambar 5. Grafik Vout terhadap f (Hz) untuk Udara dengan N = 1000

Alumunium ; N = 1000
1,25

1,2

1,15
Vout

1,1

1,05

1
7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500
F (Hz)

Gambar 6. Grafik Vout terhadap f (Hz) untuk Alumunium dengan N = 1000


Tembaga ; N = 1000
1,8
1,6
1,4
1,2
1
Vout

0,8
0,6
0,4
0,2
0
7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500
F (Hz)

Gambar 7. Grafik Vout terhadap f (Hz) untuk Tembaga dengan N = 1000

Besi ; N = 1000
2,4
2,35
2,3
2,25
Vout

2,2
2,15
2,1
2,05
2
80 100 120 140 160 180
F (Hz)

Gambar 8. Grafik Vout terhadap f (Hz) untuk Besi dengan N = 1000


ANALISA/PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur nilai permeabilitas dan
suseptibilitas dari beberapa bahan yaitu : udara, alumunium, tembaga dan besi. Dari
nilai permeabilitas dan suseptibilitas tersebut dapat diketahui apakah bahan-bahan
yang digunakan tersebut termasuk dalam kelompok paramagnetik, diamagnetik,
atau feromagnetik.
Percobaan ini dilakukan dengan mengamati peristiwa resonansi yang terjadi
pada rangkaian RLC. Data yang didapat dari rangkaian RLC (R seri terhadap LC
paralel), dimana pada rangkaian RLC seri peristiwa resonansi terjadi ketika nilai
reaktansi dari induktor sama dengan kapasaitor (XL = XC) sehingga menghasilkan
nilai impedansi yang kecil dan menyebabkan arus maksimalyang ditandai dengan
nilai tegangan keluaran maksimum. Dari peristiwa resonansi dapat diambil nilai
frekuensi resonansi yaitu nilai frekuensi yang memiliki nilai tegangan output (Vout)
yang paling besar. Nilai frekuensi resonansi ini digunakan untuk menghitung nilai
induktansi (L), permeabilitas (μ), dan suseptibilitas (χ). Jika digambarkan hubungan
tegangan output (Vout) terhadap nilai frekuensi maka akan terbentuk grafik dengan
sebuah puncak, yang dimana puncak ini merupakan keadaan resonansi dengan nilai
tegangan output (Vout) paling besar.
Berdasrkan literatur, nilai permeabilitas untuk bahan feromagnetik 10 – 105
Wb/Am dan nilai suseptibilitasnya lebih dari 1 (χ > 1), untuk bahan paramagnetik
nilai suseptibilitasnya 10 -3 - 10-5, sedangkan untuk bahan diamagnetik nilai
suseptibilitasnya 10-5 – 10-9. Jika dilihat dari hasil percobaan pada tabel data, udara
tidak termasuk kedalam kelompok bahan diamgnetik, alumunium tidak termasuk
kedalam kelompok bahan paramagnetik, tembaga tidak termasuk ke dalam
kelompok bahan paramagnetik, dan besi tidak termasuk kedalam kelompok bahan
ferimagnetik. Nilai suseptibilitas ini merepresentasikan ukuran seberapa besar sifat
kemagnetan suatu bahan. Bila dilihat dari hasil percobaan bahan
Jika dilihat pada pengelompokan bahan berdasarkan kekuatan magnetnya,
udara termasuk kelompok bahan diamagnetik yang memiliki arah spin momen
magnet = 0, alumunium termasuk kedalam kelompok bahan paramagnetik yang
memiliki momen dipol magnet dengan arah spin magnet acak, sedangkan besi
termasuk kedalam kelompok bahan ferimagnetik yang memiliki nilai momen
magnet yang kecil karena arah momen magnetik yang berlawanan dengan ukuran
yang berbeda.
Ketidaksesuaian antara hasil percobaan dengan literatur dinyatakan dalam
persentase KSR. KSR pada percobaan ini merupakan perbandingan antara nilai
permeabilitas literatur dan permeabilitas hasil percobaan, yang dimana hasilnya
mencengangkan yaitu sebesar 99,99% untuk semua bahan yang digunakan pada
percobaan ini. Ketidaksesuaian ini dapat dikarenakan efek pembebanan pada
rangkaian RLC, karena seharusnya pada rangkaian terjadi penguatan sebesar 10 kali
namun yang terlihat dari hasil percobaan terjadi pelemahan yang ditandai dengan
nilai tegangan output (Vout) yang lebih kecil dibandingkan nilai teganngan input
(Vin).
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan menggunakan rangkaian RLC dapat menentukan nilai induktansi
(L), permeabilitas (μ) dan suseptibilitas (χ) dengan mengamati nilai
frekuensi resonansi pada rangkaian RLC. Resonansi pada rangkaian RLC
seri terjadi ketika nilai reaktansi XL = XC dan nilai tegangan outputnya
(Vout) bernilai maksimum.

2. Nilai permeabilitas (μ) dan suseptibilitas (χ) bahan yang didapat sebesar :
a. N = 500
N = 500
Bahan µ (H/m) χ
2,32E-10 -0,999
2,04E-10 -0,999
1,81E-10 -0,999
Udara
1,61E-10 -0,999
1,45E-10 -0,999
1,31E-10 -0,999
2,32E-10 -0,999
2,04E-10 -0,999
1,81E-10 -0,999
Alumunium
1,61E-10 -0,999
1,45E-10 -0,999
1,31E-10 -0,999
2,32E-10 -0,999
2,04E-10 -0,999
1,81E-10 -0,999
Tembaga
1,61E-10 -0,999
1,45E-10 -0,999
1,31E-10 -0,999
1,81E-06 0,438
1,45E-06 0,151
1,18E-06 -0,057
9,87E-07 -0,214
Besi 8,35E-07 -0,335
7,16E-07 -0,43
6,21E-07 -0,506
4,79E-07 -0,618
4,26E-07 -0,661
b. N = 1000
N = 1000
Bahan µ (H/m) χ
5,80E-11 -0,999
5,10E-11 -0,999
4,51E-11 -0,999
Udara
4,03E-11 -0,999
3,60E-11 -0,999
3,26E-11 -0,999
5,80E-11 -0,999
5,10E-11 -0,999
4,51E-11 -0,999
Alumunium
4,03E-11 -0,999
3,60E-11 -0,999
3,26E-11 -0,999
5,80E-11 -0,999
5,10E-11 -0,999
4,51E-11 -0,999
Tembaga
4,03E-11 -0,999
3,60E-11 -0,999
3,26E-11 -0,999
4,56E-07 -0,6404
3,61E-07 -0,712
2,96E-07 -0,764
2,47E-07 -0,804
Besi 2,09E-07 -0,834
1,79E-07 -0,857
1,55E-07 -0,876
1,20E-07 -0,904
1,06E-07 -0,915

Anda mungkin juga menyukai