Anda di halaman 1dari 12

REVIEW DAN TELAAH KRITIS ARTIKEL

Judul Artikel : Efektivitas Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)

Dibandingkan dengan Povidone Iodine Terhadap Kepadatan

Fibroblas Pada Luka Insisi Tikus Putih Jantan

Penulis : Dea Triasari Indrayanti

Publikasi : 2017

Penelaah : Isma Aulia G Kelompok 1 FK UNSWAGATI

Tanggal Telaah : 22 Januari 2018

I. Deskripsi Artikel

1. Tujuan Utama Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia hirta L.) terhadap kepadatan fibroblas

pada luka insisi tikus (Rattus novergicus).

2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aplikasi topikal ekstrak daun

patikan kebo dengan konsentrasi 5,50% dapat meningkatkan kepadatan

fibroblas dibandingkan kelompok tanpa perlakuan dan kelompok yang diberi

povidone iodine. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardiana (2015)

menunjukan bahwa pemberian gel daun binahong (Anredera cordifolia)


dengan dosis 5% selama 7 hari berpengaruh terhadap peningkatan jumlah

fibroblas dengan rerata jumlah fibroblas dari 5 lapang pandang sebanyak

20,48 sel. Daun binahong diketahui memiliki kandungan fitokimia flavonoid,

triterpenoid, saponin, alkaloid, asam askorbat dan asam oleanolik yang

berpengaruh dalam mekanisme antiinflamasi, antimikroba dan antioksidan.

3. Kesimpulan Penelitian

Dosis efektif ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dalam

meningkatkan kepadatan fibroblas pada luka insisi tikus putih jantan adalah

dosis 5,50% dan terdapat perbedaan nyata antara pemberian Povidone Iodine

10% dan pemberian ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dengan

konsentrasi 5,50% terhadap kepadatan fibroblas.

II. Telaah Artikel

A. Fokus Utama Penelitian

Fokus utama penelitian di dadasarkan pada masyarakat Indonesia yang

telah memanfaatkan pengobatan tradisional sejak berabad-abad lalu hingga

menjadi budaya turun-temurun. Obat tradisional yang banyak dimanfaatkan

masyarakat Indonesia salah satunya adalah tanaman patikan kebo yang

diketahui memiliki efek anti inflamasi dan dapat mempercepat penyembuhan

luka. Hingga saat ini belum ada penelitian yang membandingkan efektivitas

ekstrak daun patikan kebo dengan povidone iodine dalam mempengaruhi

kepadatan fibroblast, sehingga hal ini menarik peneliti untuk melakukan

penelitian ini.
B. Elemen yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Suatu Penelitian

1) Gaya penulisan

a. Sistematika penulisan

Sitematika penulisan yang digunakan pada skripsi yang di

analisis sudah mencakup hal-hal yang harus ada pada sistem

penulisan skripsi. Diantaranya judul artikel, nama penulis, unit kerja

dan alamat lengkap, abstrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil

dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta yang terakhir daftar

pustaka.

b. Tata bahasa

Tata bahasa yang digunakan pada penulisan skripsi berjudul

“Efektivitas Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)

Dibandingkan dengan Povidone Iodine Terhadap Kepadatan

Fibroblas Pada Luka Insisi Tikus Putih Jantan” sudah baik, karena

pembaca sudah bisa menangkap maksud dari isi yang ditulis.

2) Penulis

Kualifikasi penulis : Penulis dalam jurnal ini sudah expert di

bidangnya.

3) Judul

a) Kelebihan

Judul yang digunakan berbeda dengan jurnal lain dan merupakan

riset yang tergolong masih baru.


b) Kekurangan

Judul yang digunakan bahasanya terlalu ilmiah sehingga tidak

semua orang mengerti maksudnya.

4) Abstrak

1. Kelebihan

Abstrak yang ditulis jelas, karena sudah mencantumkan latar

belakang, tujuan, metode dan hasil. Selain itu, abstrak ini mudah

dibaca dan dipahami oleh pembaca.

2. Kekurangan

Dalam abstrak ini belum dijelaskan secara mendalam tentang

alasan penelitian yang ditulis pada skripsi.

C. Elemen yang Mempengaruhi Kekuatan Suatu Penelitian

1. Masalah dan Tujuan Penelitian

a. Masalah Penelitian

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini sudah sesuai

dengan topik bahasan, yaitu bagaimana efektivitas ekstrak daun

patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dibandingkan dengan povidone

iodine terhadap kepadatan fibroblas pada luka insisi tikus (Rattus

novergicus).

b. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian telah sesuai dengan masalah yang diangkat dalam

penelitian ini, yaitu menilai bagaimana efektivitas ekstrak daun patikan

kebo (Euphorbia hirta L.) dibandingkan dengan povidone iodine

terhadap kepadatan fibroblas pada luka insisi tikus (Rattus novergicus).

2. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan artikel penelitian ini cukup sistematis,

runtut, dan padu. Penulisan artikel penelitian ini juga telah cukup

konsisten.

3. Kerangka teori

Artikel yang berisi hasil riset ini telah mengintegrasikan berbagai

macam teori untuk membahas hasil penelitian, sehingga hasil meta-

analisis tentang obat tradisional yang banyak dimanfaatkan masyarakat

Indonesia salah satunya adalah tanaman patikan kebo yang diketahui

memiliki efek anti inflamasi dan dapat mempercepat penyembuhan luka

yang dibahas dalam riset ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Alur pikir peneliti juga dengan cukup bagus dipaparkan dan diperkuat

dengan beberapa teori dan riset sebelumnya.

4. Sasaran

Sasaran pada penelitian sudah jelas yaitu diharapkan untuk dapat

digunakan sebagai acuan bagi masyarakat luas mengenai pengobatan luka


sayat menggunakan daun patikan kebo. Sasaran penelitian juga lebih jelas

dijabarkan pada tujuan penelitian tersebut.

5. Pertimbangan etik

Penelitian dilakukan dengan menggunakan tikus putih sebagai

bahan uji coba, pertimbangan etik sudah tertera dengan jelas karena

penelitian diawali dengan seluruh hewan coba dirawat sesuai standar

pemeliharaan binatang. Seluruh tindakan yang bersifat invasif termasuk

terminasi hewan coba dilakukan dibawah anastesi. Dilaksanakan sesuai

dengan animal ethics antara lain perawatan dalam kandang, pemberian

makan dan minum (ad libitum), aliran udara dalam ruang kandang,

perlakuan saat penelitian, menghilangkan rasa sakit, pengambilan unit

analisis penelitian dan pemusnahanya.

6. Definisi operasional

Dalam artikel, peneliti telah menjelaskan dengan baik mengenai

material dan metode mulai dari dilakukan ekstraksi dengan cara maserasi

diberikan kepada tikus putih dan menghitung jumlah fibroblas pada

jaringan ikatdi sekitar luka insisi dengan perbesaran 400 x dari 5 lapang

pandang dengan menggunakan mikroskop cahaya.

7. Metode

a. Desain penelitian
Peneliti dengan sistematis telah menggolongkan penelitian ini

menggunakan lima kelompok, yaitu satu kelompok kontrol negatif,

satu kelompok kontrol positif dan tiga kelompok perlakuan.

b. Populasi dan sampel

1) Populasi

Semua penelitian ini menggunakan tikus putih jantan

galur wistar yang sudah dibuat luka insisi.

2) Sampel

Semua penelitian yang menggunakan tikus putih jantan

wistar yang sudah dibuat luka dan sesuai dengan kriteria inklusi,

dinilai sudah jelas.

3) Teknik

Peneliti hanya menjelaskan kriteria menentukan sampel,

tidak ada perhitungan statistika yang jelas mengenai jumlah

populasi dan jumlah sampel yang diambil.

4) Penentuan besar sampel

Peneliti menjelaskan secara singkat namun jelas dengan

kelompok sampel dibagi menjadi 5 kelompok. Besarnya sampel

tiap kelompok ditentukan dengan rumus Federer.

5) Kesesuaian teknik penentuan besar sampel dengan besar sampel

yang dipakai
Secara teknik statistik penentuan besar sampel sesuai.

3. Variabel penelitian

Variabel yang menonjol dalam artikel antara lain variabel

independen yaitu ekstrak daun patikan kebo(Euphorbia hirta L.)

kemudian dianalisis apakah mempengaruhi secara signifikan

terhadap pembentukan fibroblas luka insisi merupakan variabel

dependen.

4. Instrumen yang digunakan

Penulis mencari secara sistematis media publik, web keilmuan,

ilmu langsung.

8. Data analisis/hasil

a. Analisis statistik yang digunakan

Analisis dengan uji One Way Anova menunjukan nilai p =

0,000. Hal ini menunjukan bahwa paling tidak terdapat dua kelompok

yang berbeda secara bermakna (p<0,05) (Tabel 6)

Uji One Way Anova hanya membandingkan rata-rata kelompok

secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan analisis lanjutan

dengan uji Post hoc Bonferroni untuk mengetahui antar kelompok

mana yang mempunyai perbedaan (p<0,05)

b. Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata kepadatan fibroblas

pada kelompok kontrol (-) lebih kecil dibandingkan dengan kelompok


kontrol (+)dengan perbedaan rerata 10,88 sel. Hal ini menunjukan

bahwa pemberian povidone iodine dapat meningkatkan kepadatan

fibroblas.

Rerata kepadatan fibroblas pada kelompok kontrol (-) lebih

kecil dibandingkan dengan kelompok perlakuan 1 dengan jumlah sel

sebanyak 30,08 sel sedangkan pada kontrol (-) sebanyak 20,12 sel

dengan perbedaan rerata sebanyak 9,96 sel artinya pemberian ekstrak

daun patikan kebo dengan dosis 2,75% dapat meningkatkan kepadatan

fibroblas.

Pada kelompok perlakuan 2 didapatkan rerata kepadatan

fibroblas sebanyak 38,72 sel, jumlah ini lebih banyak 18,60 sel

dibandingkan dengan kelompok kontrol (-) yang memiliki rerata 20,12

sel maka dapat dikatakan bahwa pemberian ekstrak daun patikan kebo

dengan dosis 5,50% dapat meningkatkan kepadatan fibroblas.

Kelompok perlakuan 3 memiliki rerata kepadatan fibroblas

sebanyak 36,84 sel, jumlah ini lebih banyak 16,72 sel dibandingkan

dengan rerata kepadatan fibroblas pada kelompok kontrol (-) yang

memiliki rerata kepadata fibroblas sebanyak 20,12 sel artinya

pemberian ekstrak daun patikan kebo dengan dosis 8,25% dapat

meningkatkan kepadatan fibroblas.

Rerata kepadatan fibroblas pada kelompok kontrol (-) lebih

kecil dibandingkan dengan kelompok perlakuan 1, perlakuan 2 dan


perlakuan 3 dengan jumlah sel berturut-turut sebanyak 30,08 sel, 38,72

sel, dan 36,84 sel sedangkan pada kontrol (-) sebanyak 20,12 sel

dengan perbedaan rerata masing-masing sebanyak 9,96 sel, 18,60 sel

dan 16,72 sel artinya pemberian ekstrak daun patikan kebo dapat

meningkatkan kepadatan fibroblas.

9. Pembahasan temuan hasil penelitian

a. Kelebihan

Dalam penelitian ini hasil dari setiap penelitian dalam bentuk

tabel telah dijelaskan secara rinci dan sistematis. Penelitian telah jelas

mengungkapkan populasi yang diteliti, kelompok pembandig dan hasil

akhir dari penelitian.

Isi dari artikel serta cara penulisannya sudah relevan dengan

kaidah penulisan jurnal ilmiah. Pembahasan dalam jurnal juga sesuai

dengan tema yang diangkat.

b. Kekurangan

10. Literature review/referensi

Untuk sebuah karya tulis ilmiah, daftar pustaka atau referensi

tulisan sangatlah penting sebagai syarat kelengkapan karya tulis. Referensi

yang akan kami analisis adalah tentang referensi dalam sebuah karya tulis

yang berupa jurnal.


Berdasarkan referensi yang ditulis dalam jurnal yang berjudul

“Efektivitas Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)

Dibandingkan dengan Povidone Iodine Terhadap Kepadatan Fibroblas

Pada Luka Insisi Tikus Putih Jantan” bahwa gaya referensi yang

digunakan adalah vancouver style.

Penulisan referensi dengan menggunakan vancouver style itu

sudah baik dan memenuhi syarat penulisan referensi jurnal internasional.

Karena penulisan referensi jurnal internasional biasanya menggunakan

penulisan referensi dengan havard style atau vancouver style.

11. Simpulan dan saran

a. Kelebihan

Dalam jurnal yang kami analisis dengan judul ” Efektivitas

Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) Dibandingkan

dengan Povidone Iodine Terhadap Kepadatan Fibroblas Pada Luka

Insisi Tikus Putih Jantan” kesimpulan dan saran dibuat sangat sesuai

dengan hasil penelitian. Kesimpulan cukup mewakili hasil meta-

analisis, dan saran yang dipaparkan juga cukup konkret dan

implementatif, meskipun tetap membutuhkan penyesuaian di masing-

masing negara.

b. Kekurangan

III. Simpulan
Kesimpulan dari telaah kritis terhadap penelitian dengan judul

Efektivitas Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) Dibandingkan dengan

Povidone Iodine Terhadap Kepadatan Fibroblas Pada Luka Insisi Tikus Putih Jantan

adalah bahwa penelitian tersebut telah sesuai dengan kaidah penulisan

penelitian dalam jurnal dan dapat digunakan sebagai acuan. Adapun

rekomendasi terhadap penelitian ini adalah:

1. Judul artikel sebaiknya dibuat dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti,

sehingga tidak hanya kalangan akademis saja yang dapat memahami,

namun dapat dipahami secara luas oleh siapapun yang membaca.

2. Abstrak harus memuat penyebab masalah.

3. Pengambilan sampel harus lebih dicermati sesuai dengan teknik

pengambilan sampel yang benar.

Anda mungkin juga menyukai