Anda di halaman 1dari 30

OTITIS MEDIA

SUPURATIF KRONIK Disusun Oleh:


Bella Melynda
114170010

Pembimbing:
dr. Edy Riyanto, Sp.THT-KL

SMF ILMU KESEHATAN THT-KL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
WALED
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSWAGATI
Definisi

Otitis media supuratif kronis adalah


infeksi kronis pada telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan
riwayat keluarnya sekret dari telinga
(otore) terus menerus atau hilang
timbul yang berlangsung selama lebih
dari 2 bulan.
Dunia
Prevalensi
65-330 juta orang dengan
keluhan telinga berair, 60% Indonesia
diantaranya (39 – 200 juta)
menderita kurang 3,8% dari keseluruhan
pendegaran yang signifikan pasien yang berobat ke
poliklinik THT rumah
sakit di Indonesia.

Survey nasional
Depkes
di Indonesia sebesar 38,6%
dengan prevalensi morbiditas
tertinggi pada kasus telinga dan
gangguan pendengaran yaitu
sebesar 38,6% dan OMSK
antara 2,1-5,2%.
Anatomi Telinga
Telinga Luar

Aurikula
Meatus Akustikus
Eksternus

a. 1/3 luar MAE  pars


Cartilagenous
 Lanjutan dar auricula
 Mempunyai rambut, kelenjar
sebasea, kelenjar serumenalis
b. 2/3 dalam Mae  pars osseus
 Bagian dari os temporal
 Tidak berambut, tidak mobile
terhadap sekitarnya
Membran
Timpani
Telinga Tengah
Tulang Pendengaran
Tuba Eustachius
Panjang 35 mm, menghubungkan bagian
telinga tengah dengan faring (tenggorokan).
Saluran ini memiliki fungsi untuk mengatur
keseimbangan antara tekanan udara pada bagian
telinga luar dengan tekanan udara pada bagian
telinga tengah.
Telinga Dalam
koklea

Organ Corti
Vaskularisasi Telinga Tengah
Arteri carotis
eksterna
• Cabang arteri timpani anterior berawal dari cabang arteri maksila
interna yang masuk melalui fisura petrotimpani dan terletak di
sepanjang tuba eustachius dan semi kanalis tensor timpani.
• Arteri timpani inferior cabang dari arteri faringeal masuk ke telinga
tengah melalui kanalikulus timpani dalam hipotimpanum dengan
cabang timpani nervus cranial IX
• Arteri timpanika posterior cabang dari arteri stilomastoid, yang masuk
ke dalam kanalis fasialis inferior melalui foramen stilomastoid.
• Satu cabang dari arteri stilomastoid meninggalkan canalis fallopi
dengan nervuskorda timpani dan masuk ke telinga tengah..
Vaskularisasi ke ossikel telinga terdiri dari arteri timpani anterior dan
posterior dan cabang dari pleksus promontory.
Fisiologi Pendengaran
Etiologi OMSK

Adanya perforasi membran timpani yang permanen.

Penyebab terbesar: infeksi campuran bakteri dari meatus


auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring
melalui tuba eustachius saat infeksi saluran nafas atas.

Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk


staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan
aspergillus. Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans
(Streptococcus Ahemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan
pneumococcus).
Faktor yang menyebabkan
OMA menjadi OMSK

Terapi yang
Terapi yang
terlambat di
tidak adekuat
berikan

Daya tahan
tubuh pasien
Virulensi
rendah (gizi
kuman tinggi
kurang) atau
higiene buruk
Patogenesis OMSK
Jenis OMSK

Benigna Maligna
Sekret Mukoid, tidak berbau Purulen, berbau
busuk
Perforasi Sentral Atik atau marginal
Granulasi Jarang Biasa terjadi
Kolesteatoma Tidak ada Ada
Komplikasi Jarang terjadi Sering terjadi
Audiogram Tuli konduktif ringan Tuli konduktif atau
hingga sedang campuran
OMSK BENIGNA
Lokasi pada pars tensa, bisa
antero-inferior, postero-inferior dan
postero-superior

OMSK MALIGNA
Perforasi marginal :
Yang sangat besar digambarkan sebagai
perforasi total. Perforasi pada pinggir
postero-superior berhubungan dengan
kolesteatom.
Perforasi atik:
Terjadi pada pars flasida, berhubungan
dengan primary acquired cholesteatoma
Kolesteatoma

 Suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi terbentuk


terus lalu menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah
besar.
 Terbagi atas 2 jenis :

1. Kolesteatoma kongenital
Terbentuk pada masa embrion, Terdapat di cavum timpani,
daerah petrosus mastoid atau di cerebellopontine.
2. Kolesteatoma akuisital
a. Teori akuisital primer -> Terbentuk tanpa didahului oleh
perforasi membran timpani
b. Teori akuisital sekunder -> Terbentuk setelah adanya
perforasi membran timpani
Gejala klinis OMSK :
 Telinga berair (Otorhoe)
 Gangguan pendengaran
 Nyeri telinga (Otalgia)
 Vertigo

Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna :


 Adanya Abses atau fistel retroaurikular
 Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang
berasal dari kavum timpani.
 Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma
kolesteatom)
 Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Audiometri
Normal : -10 -26 dB
Tuli ringan : 27 -40 dB
Tuli sedang : 41 -55 dB
Tuli sedang berat : 56 -70 dB
Tuli berat : 71 -90 dB
Tuli total : <90 dB.

 Bakteriologi
OMSK : Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus dan
Proteus, E. Coli, Difteroid, Klebsiella
OMSA : Streptokokus pneumonie, H. influensa, dan
Morexella kataralis.
 Pemeriksaan Radiologi
a. Proyeksi Schuller
Memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen
b. Proyeksi Mayer atau Owen
Memperlihatkan gambaran tulang pendengaran
c. Proyeksi Stenver
Memperlihatkan kanalis auditorius interna,
vestibulum, kanalis semisirkularis.
d. Proyeksi Chause III
Memberi gambaran atik secara longitudinal->
memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik.
Penatalaksanaan

1. Prinsip terapi OMSK tipe benigna :


Konsevatif & Medikamentosa

Bila sekret keluar terus menerus : Beri obat pencuci telinga berupa larutan
H2O2 3-5% selama 3-5 hari

Bila sekret berkurang: Beri obat tetes telinga yang mengandung antibiotik &
kortikosteroid

Terapi oral :Antibiotik golongan ampisillin atau eritomisin

Jika dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisiilin dapat


diberikan kombinasi ampisilin-asam klavulanat
c
Bila sekret kering tetapi perforasi menetap setelah observasi 2 bulan : Lakukan
miringoplasti atau timpanoplasti

Bila ada sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada : obati sumber
infeksi yang ada sebelumnya
2. Prinsip terapi OMSK tipe maligna : OPERATIF

 Terapi konservatif diberikan untuk sementara sebelum


pembedahan
 Pembedahan. Jenis pembedahan :
1. Mastoidektomi sederhana
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan
pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini
dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik.
Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.
Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki
Mastoidektomi radikal
 Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi
atau kolesteatoma yang sudah meluas. Pada operasi ini
rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua
jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan
telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga
ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.
 Tujuan operasi ini ialah untuk membuang semua jaringan
patologik dan mencegah komplikasi ke intracranial. Fungsi
pendengaran tidak diperbaiki.1 Kerugian operasi ini ialah
pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
 Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatoma di daerah
atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga
mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga
direndahkan. Tujuan operasi ialah untuk membuang semua
jaringan patologik dari rongga mastoid dan mempertahankan
pendengaran yang masih ada
Miringoplasti
 Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan,
dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi
hanya dilakukan pada membran timpani.1 Tujuan operasi ialah
untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK
tipe aman dengan perforasi yang menetap.1 Operasi ini dilakukan
pada OMSK tipe aman yang sudah tenang dengan keluhan ringan
hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.
Timpanoplasti
 Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan
kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe aman yang
tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk
menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran
Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach
tympanoplasty)
Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang
dikerjakan pada kasus OMSK tipe bahaya atau tipe aman
dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk
menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran
tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal ( tanpa
meruntuhkan dinding posterior liang telinga ).
Klasifikasi komplikasi OMSK
Komplikasi intratemporal
 Kolestetoma
 Petrositis
 Mastoiditis akut
 Labirinthis
 Paresis N. Fasialis
 Perforasi membran timpani

Komplikasi intracranial
 Abses otak
 Abses subdural/ ekstradural
 Hidrosefalus otitic
 Tromboflebitis
 Trombosis sinus lateralis

Komplikasi ekstratemporal
 Abses subperiosteal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai