Anda di halaman 1dari 46

BAB VI

PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN GANGGUAN


PERNAFASAN DAN JALAN NAFAS
(AIRWAY AND BREATHING)
AIRWAY
3
AIRWAY
Anatomi
TANDA – TANDA GANGGUAN JALAN NAFAS

1. Nafas cuping hidung


2. Retraksi otot dada
3. Stridor, wheezing, gurgling, snoring
4. Tidak terasa ada nafas ekspirasi
5. sianosis
MENILAI JALAN NAFAS

 LIHAT - LOOK
 Gerak dada & perut
 Tanda distres nafas
 Warna mukosa, kulit
 Kesadaran
 DENGAR - LISTEN
 Gerak udara nafas dengan
telinga
 RABA /RASAKAN- FEEL
 Gerak udara nafas dengan
pipi

( Look - Listen - Feel )


CHOKING ???
Sumbatan total terjadi karena benda asing yang menutup airway
secara tiba-tiba yang dikenal dengan istilah tersedak (chocking)
Tanda yang mudah dikenali pada pasien yang mengulangi
sumbatan jalan nafas total:
1. Mendadak tidak bias berbicara, batuk dan bernapas
2. Berontak sambil memegangi leher
3, Sianosis (Kebiruan)
4. Mendadak tidak sadar
AIRWAY

Obstruksi :
- Total =Akut
= Perlahan

- Parsial

6
PENATALAKSANAAN
1. Heamlich manuver
2. Chest trust
3. Back blow
4. Finger Cross dan Finger Sweep
A- AIRWAY
Pastikan, korban sadar atau tidak waktu disapa

 Pasien sadar   Pasien tak sadar, bebaskan jalan


 ajak bicara, jika suara jelas  nafas (chin lift, head tilt, jaw thrust)
airway bebas
 Ada nafas?
 Lihat gerak nafas
 Dengar suara nafas
 Raba udara nafas
 Tidak ada nafas 
 berikan nafas buatan  Ada nafas
 berikan oksigen

Ada suara tambahan?


snoring - pangkal lidah
gargling - cairan
Stridor / crowing - edema/ spasme plica
vocalis
Obstruksi Parsial
 Snoring  Lidah jatuh kebelakang
 Gurgling  Cairan
 Crowing  Penyempitan Trakea
Teknik pengelolaan gangguan jalan nafas

JALAN NAFAS MANUAL


 Chin Lift
 Jaw Thrust
JALAN NAFAS SEDERHANA
 OPA
 NPA
JALAN NAFAS SEMENTARA
 Nidle Chrycothiroidotomi
Teknik pengelolaan gangguan jalan nafas

JALAN NAFAS DEFINITIF


INTUBASI ENDOTRAKEAL
 Intubasi Oro Trakeal

 Intubasi Naso Trakeal

JALAN NAFAS ALTERNATIF


 LMA ( Laryngeal Mask Airway )

 Combitube
JALAN NAFAS MANUAL

Head Till Chin Lift


Jaw thrust
JALAN NAFAS SEDERHANA

 OPA ( Oro Pharyngeal Airway )

 NPA ( Nasopharyngeal Airway )


Jalan nafas sederhana
Oro Pharyngeal Airway Naso Pharyngeal Airway

Complications : Untuk sumbatan


Gag Refleks Complete airway pangkal lidah
obstruction
Laringospasme
Vomiting
Oro Pharyngeal Airway
Oro Pharyngeal Airway
Oropharyngeal Airway

Indikasi :
 Pasien Tidak Sadar

 Napas spontan
 Tidak ada reflek
muntah

Ingat komplikasi !!
Nasopharyngeal Airway

Indikasi :
 Napas spontan
 Ada reflek muntah
 Kesulitan dg OPA

Ingat komplikasi &


kontraindikasi !!
ACLS
Naso Pharyngeal Airway

Komplikasi :
• Nasal mucosa injury
• Laryngospasm
Airway SeMENTARA
Needle Cricothyroidotomy
Bila Intubasi tdk bisa dilakukan
(Mis. Fr Maksilofasial berat)

Jet Insuflation / Jet Ventilation


(30 – 45 Menit)
Membr Kartilago Tiroid Menggunakan IV Cath. paling
besar No. 14
Kartilago krikoid Trakea
Jet Insuflation
AIRWAY DEFINITIF

 Naso Tracheal Airway


 Oro Tracheal Airway

Indikasi Airway Definitif

 Apnea
 Ketidakmampuan mempertahankan airway dengan cara lain
 Adanya resiko aspirasi  darah / muntah
 Ancaman segera / potensial sumbatan airway  Cedera inhalasi,
fraktur maksilofasial, hematoma retrofaringeal
 Cedera kepala yang memerlukan bantuan napas (GCS < 8)
 Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dengan BVM
Intubasi Endotrakea

Henti jantung,
Indikasi Patensi airway tdk bisa dipertahankan,
Ventilasi non invasif tdk adekuat

Kontra TIDAK ADA


indikasi Kecuali penolakan

Menjaga patensi & keamanan jalan napas


Kegunaan Membantu pemberian Fi O2 tinggi
Jalur memasukkan obat resusitasi

Trauma
Komplikasi Intubasi esofagus
Intubasi endotrakea
Refleks vagal
PERSIAPAN ALAT-ALAT
1. Bantal dengan tinggi 10-12 cm
2. Laryngoskop set
3. Pipa trachea sesuai dengan ukuran
4. Stylet untuk mengatur lengkungan
5. Forceps magyl
6. Alat penghisap ( suction )
7. Masker untuk oksigenasi
8. Spoit dan tape ( plester )
9. Trolly Emergancy ( obat2 resusitasi )
10. Stetoscop
PROSEDUR INTUBASI
ORO-TRACHEAL
1. Oksigenasi dan bantuan napas
2. Berikan obat induksi dan pelumpuh otot
3. Setelah fasikulasi pastikan mulut mudah terbuka
4. Masukkan laryngoskop sesuai ukuran
5. Pastikan plica vokalis tampak
6. Pipa trachea dimasukkan pelan-pelan
7. Dorong pipa trachea sampai batas proksimal
cuff (balon) 1 cm di bawah pita suara
8. Tiup cuff (balon) dan hubungkan dengan oksigen
9. Berikan napas buatan dan pastikan dada terangkat
PROSEDUR INTUBASI
NASO-TRACHEAL
 Dipilih terutama pada cedera leher
 Spray rongga dan mukosa hidung dgn
vasokonstriktor dan xylokain
 Posisi kepala netral
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Masukkan pipa ke rongga mulut
 Dorong dan dengarkan suara napas, mulut ditutup
 Pastikan suara napas maksimal (didepan trakea)
 Tarik napas dalam sambil pipa didorong
 Begitu pipa masuk hubungkan dengan oksigen
 Balon dikembangkan
 Cek kanan-kiri dan fiksasi
Teknik Orotracheal Intubation

Ventilasi dan
oksigenisasi harus
diberikan sebelum
memasukan
laringoskop dan ETT
Sellick Maneuver
MONITORING
1. Pengembangan dada, suara napas,
simetris/tidak
2. Awasi saturasi oksigen

3. Nilai balon usahakan tidak bocor

4. Chest X-Ray ( kalau bisa )


Ventilasi dengan ETT

Tidak perlu sinkronisasi


dengan kompresi

ventilasi diberikan hanya


sampai dada terangkat,
selama 1 menit

8 – 10 bpm saat RJP

10 – 12 bpm, tanpa henti jantung


Naso Tracheal Intubation :

 Sambil mendengar pernafasan


 Dorong saat inspirasi
 Bila suara hilang  masuk Oesofagus
 Hati-hati bila fraktur basis kranii

Dengarkan nafas
Laryngeal Mask Airway & Combitube

ACLS
Penyedotan Jalan Napas
• Jalan napas dibersihkan
(disedot/suctioning)
berkala
• Daya hisap – 80 s/d –
120 mmHg
• Waktu penyedotan
maksimal 10 detik
• Kateter lunak vs keras
• Selalu pantau
hemodinamik saat
penyedotan
Penghisapan (Suction)
 Alat : Soft tip & Rigid tip
 Cara
 Lama : 10 detik ( dewasa)
5 detik (anak)
3 detik (bayi)
 Hati-hati pada fraktur basis kranii
sering masuk ke otak
BREATHING
BREATHING

Pernafasan Normal
- Dewasa : 12 – 20 kali/menit (20)
- Anak-anak : 15 – 30 kali/menit (30)
- Bayi baru lahir : 30 – 50 kali/menit (40)
RAPID ASSESMENT

Look, Listen and Feel

a. Inspeksi  Simetris, Rate, Ritme, Bentuk Pernapasan


b. Auskultasi Vesikuler, Ronchi ?
c. Perkusi Sonor , Hipersonor ?
d. Palpasi
Alat Oksigenasi (dasar)

ACLS
DEVICE FLOWRATE DELIVERYO2

Nasalcanula 1L/min 21%-24%


2L/min 25%-28%
3L/min 29%-32%
4L/min 33%-36%
5L/min 37%-40%
6L/min 41%-44%

Simpleoxygenfacemask 6-10L/min 35%-60%

Facemaskw/O2reservoir 6L/min 60%


(nonrebreathingmask) 7L/min 70%
8L/min 80%
9L/min 90%
10-15L/min 95%-100%

Venturymask 4-8L/min 24%-35%


10-12L/min 40%-50%
Pemantauan Suplementasi Oksigen

Pulseoximetry Interpretation Intervention


reading

Desiredrange O24l/min–nasalcanule
95%-100%
Mild-moderatehypoxia Facemask
90%-<95%
Moderate-severehypoxia Facemaskw/O2reservoir
85%-<90%
Severetolife-threatening assistedventilation
<85%
hypoxia Assistedventilation

ACLS
2. Penderita Dg Nafas Tidak Adekuat & Henti Nafas
a. Pemberian Pernafasan Bantuan ; ( Rescue Breaths )
b. Pernafasan Mulut ke Mulut :
barrier device, mouth to mask ventilation,
bag valve mask ( bagging )
Bantuan Ventilasi Dasar

ACLS
BAG MASK VENTILATION

Selalu masking dengan 2 tangan


ADA PERTANYAAN ???

Anda mungkin juga menyukai