Anda di halaman 1dari 5

Eliminasi Gauss-Jordan

Eliminasi Gauss-Jordan adalah prosedur pemecahan sistem persamaan linear dengan


mengubahnya menjadi bentuk matriks eselon baris tereduksi dengan Operasi Baris
Elementer.

Perhatikan ilutrasi berikut :

Bentuk Eselon Baris Tereduksi

Matriks Eselon Baris Tereduksi adalah sebuah bentuk matriks eselon baris yang lebih
disederhanakan yang bertujuan agar lebih mudah dalam pencarian pemecahan (solusi) dari suatu
sistem persamaan .

Agar mencapai bentuk eselon baris tereduksi diperlukan 4 sifat yang terdiri 3 sifat bentuk eselon
baris dan 1 sifat khusus.

Berikut 4 sifat agar terbentuk eselon baris tereduksi :

1. Jika suatu baris yang semua elemennya tidak nol semua, maka bilangan tidak nol pertama
dalam baris tersebut adalah 1. Bisa kita sebut dengan 1 utama/pertama.
2. Jika terdapat baris yang semuanya elemennya bernilai nol, maka semua baris yang seperti
itu harus dikelompokkan dan diletakkan  di bawah matriks.
3. Setiap dua baris yang berurutan yang memenuhi sifat ke-1, maka 1 utama dalam baris
yang lebih rendah letaknya harus lebih kekanan dari 1 utama dalam baris yang lebih
tinggi.
Berikut contoh matriks eselon baris yang memenuhi ketiga sifat di atas :

0 1 00 5

[
A= 0 0 1 0 0 ,
0 0 00 1 ] B= [ 10 2 3
1 −2 ]
, C= [10 −11 ]
4. Sifat ke-4 ini merupakan sifat khusus yaitu setiap kolom yang mengandung 1 utama
maka elemen-elemen lain selain 1 utama bernilai nol.

0 1 10 1 0 0

[
A= 0 0 0 1 ,
0 0 01 ] [ ]
B= 0 1 0 ,
0 0 1
C= 0 0
[ ]
0 0

Setelah memahami bentuk eselon baris tereduksi selanjutnya kita akan mencoba memecahkan
sistem persamaan linear dengan eliminasi gauss-jordan yakni dengan cara merepresentasikan
kedalam  matriks kemudian mengubahnya kebentuk eselon baris tereduksi.

Contoh 1 (Linear)

Diberikan sistem persamaan linear sebagai berikut :

x + 2y − 3z = 4
3x−y+5z=2
4x + y + (k² − 14)z = k+2

Tentukan nilai k agar SPL di atas :

1. Tidak mempunyai penyelesaian;


2. Tepat mempunyai satu penyelesaian;
3. Mempunyai tak hingga banyak penyelesaian;

Penyelesaian :

Pertama kita representasikan sistem persamaan linear tersebut kedalam bentuk matriks :
1 2 4

[ | ]
−3
3 −1 5 2
2
4 1 K −14 K +2

Langkah 1

Karena pada baris pertama sudah terdapat 1 utama, kita akan menyederhanakan baris ke-2
dengan operasi −3 R1 + R2 → R2Sehingga diperoleh :

1 2 4 1 2 4

[ | ][ | ]
−3 −3
3 −1 5 2 → 0 −7 14 −10
2 2
4 1 K −14 K +2 4 1 K −14 K+ 2

Kemudian dilanjut penyederhanaan pada baris ke-3 dengan operasi −4 R1+ R3 → R3 didapat :

1 2 4 1 2 4

[ | ][ | ]
−3 −3
0 −7 14 −10 → 0 −7 14 −10
2 2
4 1 K −14 K + 2 0 −7 K −2 K−14

Langkah 2

−1
Kita buat 1 utama pada baris ke-2 dengan operasi R → R2 dan kita peroleh :
7 2

| ][ ]
1 2 4 1 2

[
−3 −3
0 −7
0 −7
14
2
K −2 K
−10 → 0 1
−14
−2
2
0 −7 K −2 | 10
7
K −14

Selanjutnya kita sederhanakan baris ke-3 dengan operasi 7 R2 + R3 → R3

4 4

[ 1 2
0 1
0 −7
−3
−2
2
K −2| 10
7
][
K −14
1 2
→ 0 1
−3
−2
2
0 0 K −16
10
7
K−4
| ]
Langkah 3
Karena tujuan kita akan mengidentifikasi nilai k, maka kita cukup fokus pada baris ke-3. apabila
diubah kembali kedalam bentuk sistem persamaan linear maka :

4 x +2 y−3 z=4

[ 1 2
0 1
0 0
−3
−2
2
K −16 |
10
7
K −4
]
→ y −2 z=
2
10
7
( k −16 ) z=k−4

Perhatikan pada persamaan ketiga :

 ( k 2−16 ) z=k −4

 ( k −4 ) ( k +4 ) z=k −4

( k −4 ) ( k +4 ) z−( k −4 )=0

 ( k −4 ) ¿

Kita bagi menjadi 2 kasus :

Kasus 1

Jika k – 4 = 0 atau k = 4 maka jika disubstitusikan ke persamaan ke-3 diperoleh : 0 ( 8z – 1 ) = 0

Mengingat sifat sembarang bilangan jika dikalikan nol akan bernilai nol maka nilai dari 8z – 1
n+1
mempunyai tak hingga kemungkinan. Dapat dimisalkan n = 8z – 1 atau 8z = n + 1  z=
8
untuk sembarang bilangan n. Akibatnya sistem persamaan linear tersebut mempunyai tak hingga
banyaknya penyelesaian.

Kasus 2

Jika ( k + 4 )z – 1 = 0 maka :

( k + 4 ) z=1

1
↔ z= , dengan k ≠−4
k +4
Dari persamaan di atas, sistem tersebut akan konsisten (mempunyai solusi baik tunggal ataupun
banyak) jika nilai dari k ≠ −4. Dari pernyataan-pernyataan di atas dan sebelumnya, jika kita
menginginkan sistem tersebut mempunyai solusi tunggal maka haruslah k ≠ {−4,4}. Sedangkan
jika menginginkan sistem tersebut tidak mempunyai solusi maka haruslah k = − 4

Kesimpulan

1. SPL tersebut akan tidak mempunyai solusi jika k = − 4


2. SPL tersebut akan mempunyai tak hingga solusi jika k = 4
3. SPL tersebut akan mempunyai solusi tunggal jika k ≠ {−4,4}

Anda mungkin juga menyukai