Anda di halaman 1dari 6

a) Untuk luka kronis

b) Pada luka apapun dengan banyak debris nekrotik


c) Pembentukan jaringan parut
1) Keuntungan
a) Kerjanya cepat
b) Minimal atau tanpa kerusakan jaringan sehat dengan penggunaan yang
tepat.
2) Kerugian
a) Mahal
b) Penggunaan harus hati-hati hanya pada jaringan nekrotik
c) Memerlukan balutan sekunder
d) Dapat terjadi inflamasi dan rasa tidak nyaman.
a. Debridement Mekanik
Dilakukan dengan menggunakan balutan seperti anyaman yang melekat pada luka.
Lapisan luar dari luka mengering dan melekat pada balutan anyaman. Selama
proses pengangkatan, jaringan yang melekat pada anyaman akan diangkat.
Beberapa dari jaringan tersebut non-viable, sementara beberapa yang lain viable.
Debridement ini nonselektif karena tidak membedakan antara jaringan sehat dan
tidak sehat. Debridement mekanikal memerlukan ganti balutan yang sering.
Proses ini bermanfaat sebagai bentuk awal debridement atau sebagai persiapan
untuk pembedahan. Hidroterapi juga merupakan suatu tipe debridement
mekanik.Keuntungan dan risikonya masih diperdebatkan.
1) Indikasi
Luka dengan debris nekrotik moderat
2) Keuntungan
Materialnya murah (misalnya tule)
3) Kerugian
a) Non-selective dan dapat menyebabkan trauma jaringan sehat atau jaringan
penyembuhan
b) Proses penyembuhan lambat
c) Nyeri
d) Hidroterapi dapat menyebabkan maserasi jaringan. Juga penyebaran
melalui air dapat menyebabkan kontaminasi atau infeksi. Disinfeksi
tambahan dapat menjadi sitotoksik.
b. Debridement Surgikal
Debridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital dengan menggunakan
skalpel, gunting atau instrument tajam lain Debridement surgikal merupakan
standar perawatan untuk mengangkat jaringan nekrotik. Keuntungan debridement
surgikal adalah karena bersifat selektif; hanya bagian avital yang dibuang.
Debridement surgikal dengan cepat mengangkat jaringan mati dan dapat
mengurangi waktu. Debridement surgikal dapat dilakukan di tempat tidur pasien
atau di dalam ruang operasi setelah pemberian anestesi. Ciri jaringan avital adalah
warnanya lebih kusam atau lebih pucat(tahap awal), bisa juga lebih kehitaman
(tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan jika di insisi tidak/sedikit mengeluarkan
darah. Debridement dilakukan sampai jaringan tadi habis, cirinya adalah kita
sudah menemulan jaringan yang sehat dan perdarahan lebih banyak pada jaringan
yang dipotong.
1) Indikasi
a) Luka dengan jaringan nekrotik yang luas
b) Jaringan terinfeksi
2) Keuntungan
a) Cepat dan selektif
b) Efektif
3) Kerugian
a) Nyeri
b) Mahal, terutama bila perlu dilakukan di kamar operasi

I. WOC

Usia
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan insisi pembedahan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan post debridement ulkus dm

III. INTERVENSI
1. Diagnosa 1 : Nyeri Akut berhubungan dengan insisi pembedahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam nyeri
berkurang, hilang dan terkontrol.
Kriteria hasil :
a. Klien dapat mendemonstrasikan tehnik penurunan nyeri.
b. Klien dapat melaporkan nyeri berkurang atau hilang
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji derajat nyeri setiap hari Normalnya nyeri terjadi dalam waktu kurang
dari lima hari setelah operasi dan berangsur
menghilang.
2. Ajarkan klien teknik relaksasi dan Menurunkan ketegangan, mengurangi nyeri
distraksi
3. Lakukan tindakan kolaboratif untuk Mengurangi nyeri dengan meningkatkan
pemberian analgesic topical atau sistemik ambang nyeri.

2. Diagnosa 2 : Resiko infeksi berhubungan dengan post debridement ulkus dm


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24jam faktor resiko
infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
a. Klien dapat melakukan pencegahan infeksi
b. Tidak adanya tanda tanda infeksi ( rubor, dolor, color, tumor, fungtiolaesa

Intervensi Rasional
1 Diskusikan pentingnya mencuci tangan 1 Menurunkan jumlah bakteri pada tangan,
sebelum menyentuh/mengobati mata mencegah area kontaminasi area operasi
2 Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat 2 Teknik aseptic menurunkan resiko
untuk membersihkan mata dari dalam ke penyebaran bakteri dan kontaminasi
luar dengan kassa untuk tiap usapan, silang
ganti balutan, dan masukkan lensa kontak
bila menggunakan.
3 Tekankan pentingnya tidak 3 Mencegah kontaminasi dan kerusakan
menyentuh/menggaruk mata yang sisi operasi
dioperasi.
4 Observasi tanda terjadinya infeksi contoh
kemerahan, kelopak bengkak, drainase 4 Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah
purulen. Identifikasi tindakan prosedur dan memerlikan upaya
kewaspadaan bila terjadi ISK. intervensi.
5 Berikan obat sesuai indikasi: 5 Topikal digunakan secara profilaksis,
Antibiotik (topical, parenteral, atau dimana terapi lebih agresif diperlukan
subkonjungtival). Steroid bila terjadi infeksi. Digunakan untuk
menurunkan inflamasi.

3. Diagnosa 3: Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24jam kadar gula
darah berkurang atau normal
Kriteria hasil :
a. Klien dapat mengontrol makanannya
b. Gula darah pasien berkurang atau normal

Intervensi Rasional
1. Monitor level glukosa darah 1. Untuk mengetahui nilai normal kadar
gula darah
2. Monitor tanda-tanda gejala hiperglikemia 2. Untuk memberikan tindakan medis yang
:poliuria, polidipsi, polipagi, kelemahan, tepat
letargi, mailase, pandangan kabur, sakit
kepala
3. Monitor keton dalam urin 3. Untuk mencegah terjadinya Asidosis
Diabetic
4. Memberikan insulin 4. Untuk memproses zat gula atau glukosa
yang berasal dari makanan atau minuman
5. Agar dapat menentukan balance cairan
5. Monutor status cairan (intake dan output)
6. Untuk mengetahui apakah mengalami
6. Tinjau ulang kadar glukosa darah
peningkatan atau penurunan

IV. SUMBER
Ulkus kaki Diabetik Pada DM Tipe 2 di Perkumpulan Diabetik. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 1 Mei 2014 yang diunduh pada tanggal 13 Agustus 2019
Black and Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical Managemen for
Positif Outcomes. Elsevier Soundest

Anda mungkin juga menyukai