Anda di halaman 1dari 4

PNEUMATOLOGI

Pneumatologi dalam Karya Roh Kudus,


Dosa Terhadap Roh Kudus dan Bahasa Roh
Kelompok 1
Christian Mondoringin
Defa Poludo
Fabio Kowal
Vellya Kenang
Agnasia Mawuru
Meisy Mukuan
Cindy Pitoy

KARYA ROH KUDUS


Tugas utama para rasul kelak ialah memberi kesaksian bahwa Yesus yang disalibkan,
dibangkitkan oleh Allah. kesaksian itu mereka sebarkan kemana-mana, dan menjadi dasar iman
gereja. Timbul suatu pertanyaan, apakah kesaksian para rasul itu sungguh-sungguh dapat
dipercaya? Lukas menjawab pertanyaan ini dengan positif: sebab dengan banyak tanda Yesus
sudah mememperlihatkan kepada rasul-rasul bahwa Ia hidup dan hadir pada mereka; berulang-
ulang ia menampakkan diri kepada mereka, berbicara dengan mereka; makan bersama mereka
(Kis. 1:3-8).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai seorang saksi. Pertama, seorang saksi adalah
seorang yang mengatakan, “saya tahu ini adalah benar”. kedua, seorang saksi yang benar tidak
bersaksi dengan kata-kata, tetapi dengan perbuatannya. Ketiga, seorang saksi bersedia menjadi
martir.
kuasa Roh kudus menjadikan mereka sebagai saksi-saksi kristus. saksi-saksi itu bekerja dalam
satu serial lingkaran konsentris yang makin luas. Dimulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan
sampai ke ujung bumi.
Frasa “kamu akan menjadi saksi-Ku” merupakan baptisan dalam Roh Kudus (yang digenapi
pada hari pentakosta-kis2) di mana Roh kudus bukan hanya memberikan kuasa untuk
memberitakan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, melainkan juga mengingkatkan keefeksian
kesaksian. Hal ini terjadi karena hubungan yang diperdalam dan diperkuat dengan Bapa, Anak,
dan Roh kudus sebagai akibat kepenuhan Roh. Harianto GP melihat di sini bahwa Roh kudus
berkarya dalam misi, yaitu :
1. Roh kudus menyingkapkan dan memperdalam kehadiran pribadi Yesus Kristus kepada
kita (Yoh. 14:16-18). Kesaksian apa pun mengenai persekutuan akrab dengan Yesus
Kristus akan menghasilkan keinginan yang makin membara pada pihak kita untuk
mengasihi, menghormati, dan menyenangkan Juruselamat kita.

2. Roh kudus memberi kesaksian tentang kebenaran (Yoh. 16:18,10) bahkan seluruh
kebenaran (Yoh. 16:13) yang akan memuliakan kristus (Yoh. 16:14), bukan hanya
dengan kata-kata melainkan juga perbuatan.

3. Baptisan dalam Roh kudus merupakan titik tolak, di mana orang diberikan kuasa untuk
bersaksi tentang Kristus dan menginsafkan orang yang terhilang akan dosa, kebenaran
dan pengahakiman (Yoh. 16:8)

4. Baptisan Roh kudus hanya dapat diberikan kepada mereka yang hatinya sudah berbalik
kepada Allah dalam pertobatan yang sungguh-sungguh kepada Kristus (Kis. 5:32)

5. Baptisan Roh kudus merupakan suatu baptisan dalam Roh yang kudus adanya (bnd. “roh
kekudusan” dalam Rm 14)

DOSA TERHADAP ROH KUDUS

Sebagai pribadi Roh Kudus memiliki pikiran , perasaan, dan kehendak. Sebagai pribadi
yang berperasaan, Roh kudus mangalami dukacita. Pada bagian ini akan diketengahkan tiga
pokok yang menunjukkan suatu dosa yang dilakukan manusia terhadap Roh Kudus yaitu:
Menghujat Roh Kudus (Mat. 12:31-32), Mendukacitakan Roh Kudus (Ef, 4:30), dan
memadamkan Roh (1 Tes 5:19). Sesuatu hal yang mengejutkan bahwa dosa terhadap pribadi Roh
Kudus adalah menghujat pribadi dan kuasaNya merupakan dosa yang tidak di ampuni.

1) Menghujat Roh Kudus


Sebab itu aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi
hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seseorang mengucapkan sesuatu
menentang anak manusia, ia akan di ampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia
tidak akan diampuni, dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak (Mat.
12:31-32).

2) Mendukakan Roh Kudus


Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, Allah yang telah memeteraikan
kamu menjelang hari penyelamatan (Ef. 4:30). Mendukakan, dalam bahasa Yunani:
Lupeite. Berarti berdukacitakan , menyusahkan. Ketika disebut mendukacitakan Roh
Kudus berarti hendak mengatakan: berpikir dan bertindak (dengan perkataan dan
perbuatan) bertentangan dengan Roh kudus (Yes. 63:10). Segala sesuatu yang tidak
kudus pasti mendukakan Roh Kudus. Oleh karena Roh Kudus adalah Roh kebenaran, Ia
aka merasa terpukul bila kita menyalagunakan kemampuan kita berbicara.

3) Janganlah Padamkan Roh

Jangan padamkan Roh (1 Tes 5:19). Kalimat yang singkat dan tegas. Salah satu lambang dari
Roh Kudus adalah Api. Karena itulah disebut “jangan padamkan” (lihat Yes. 4:4; Kis. 2:3; Why
4:5). Api melambangkan kemurnian, kuasa, cahaya, kehangatan, dan (bila perlu) kehancuran.
Kata memadamkan di mulai dari mengecilkan sampai mematikan sama sekali. Pada waktu Roh
Kudus bekerja dalam kehiduapan kita dan di dalam jemaat-jemaat, kita merasakan kehangatan
dan kasih didalam hati kita, terang untuk pikiran kita dan tenaga untuk kehendak kita.

BAHASA ROH
Bahasa Roh dikenal dengan istilah dari bahasa Yunani glossolalia dari kata glossa yang
diterjemahkan dengan lidah atau bahasa. Kata kerjanya lalein yang berarti berbicara atau
berkata-kata. Akan tetapi, kata Yunani ini memang lazim dipakai untuk menyebut bahasa.
Sering diartikan dengan berbicara dalam bahasa lidah. Dalam Perjanjian Baru, fenomena
glossolalia ini biasa diungkapkan dengan menggunakan kata kerja “laleian” dan ditambah
dengan kata “glossa”, baik tunggal maupun jamak, dalam kasus dativus. Bahasa Roh merupakan
karunia supernatural untuk dapat berbicara bahasa lain tanpa belajar. Berbahasa roh berarti
berkata-kata secara supraalami dengan bahasa lain oleh kuasa dan kesanggupan Roh Kudus.

Bahasa Roh itu dapat saja merupakan bahasa malaikat atau bahasa manusia (1 Kor. 13:1).
Paulus menyebut tiga macam bahasa Roh: pertama, bahasa yang ada di dunia. Kisah Para rasul
2:4 menyebutkan bahwa para pengikut Tuhan dipenuhi dengan Roh Kudus, lalu berkata-kata
dalam bahasa-bahasa lain (glossais). Bahasa Roh yang disebut pada bagian ini adalah bahasa-
bahasa yang ada di dunia. Kedua, bahsa yang dimengerti. Waktu Petrus mengabarkan Injil
kepada orang-orang yang berada di rumah Kornelius, Roh Kudus turun memenuhi metreka dan
dikatakan mereka berbicara Bahasa Roh (Ki. 10:44-46). Akan tetapi, yang perlu diperhaatikan
disini adalah sebutan bahwa orang-orang yang mendengar dapat berbicara Roh yang mereka
isinya memuliakan Allah. Ketiga, bahasa yang tidak dimengerti. Tatkala Rasul Paulus
menyinggung bahwa ada orang yang diberi karunia berbahasa Roh, tetapi ada pula yang
diberikan karunia menafsirkan bahasa tersebut, jelas disebutkan bahwa bahasa Roh yang tersebut
adalah bahsa Roh yang tidak dimengerti.

Berbahasa Roh adalah Karunia karena seperti yang dikatakan di atas bahasa Roh
bukanlah sesuatu yang dipelajari karena Ia merupakan karunia supernatural. Karunia berarti
pemberian atau hadiah, yaitu pemberian cuma-cuma. Doa dalam bahasa Roh tidak perlu
diucapkan dalam suatu bahasa asing yang dimengerti oleh seorang yang berbahasa lain. Kerana
sebenarnya perkataan Allah itu cukup jelas, “siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh tidak
berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang dimengerti
bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.

Anda mungkin juga menyukai