Anda di halaman 1dari 3

Fabio josua kowal

201641018

Statistik36 pasal, 1288 ayat, 32.902 atau 32.092 kata

Penulis Musa

Tema Pengembaraan di Padang Gurun; Ditebus, diselamatkan untuk melayani hati-hati yang tidak
percaya.

Waktu + 1405 SM

Kata Kunci Persinggahan.

Kristus Di Alkitab Dia adalah tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari

Latar Belakang

Judul kitab ini muncul pertama kali dalam naskah versi Yunani dan Latin dan diambil dari dua sensus
kaum pria Israel yang dicatat dalam kitab ini (pasal 1, 26; Bil 1:1-54 dan Bil 26:1-65). Akan tetapi,
sebagian besar kitab ini mengisahkan pengalaman-pengalaman Israel selama mengembara "di
padang gurun"; oleh karena itu di dalam Alkitab PL berbahasa Ibrani kitab ini dikenal dengan nama
"Di Padang Gurun."

Secara kronologis, Bilangan merupakan sambungan sejarah yang dicatat di kitab Keluaran. Setelah
tinggal di Gunung Sinai selama sekitar satu tahun -- ketika itu Allah menetapkan perjanjian dengan
Israel, memberikan hukum Taurat dan pola Kemah Suci kepada Musa, serta memberikan
pengarahan mengenai isi kitab Imamat -- bangsa Israel bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan
mereka menuju tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan
Yakub. Akan tetapi, sejenak sebelum meninggalkan Gunung Sinai, Allah menyuruh Musa membuat
sensus menghitung semua laki-laki Israel yang sanggup berperang (Bil 1:2-3). Sembilan belas hari
kemudian bangsa itu berangkat mengadakan perjalanan singkat ke Kadesy (Bil 10:11). Bilangan
mencatat pemberontakan serius Israel di Kadesy dan hukumannya di padang gurun selama 39
tahun, sehingga Allah membawa suatu angkatan orang Israel yang baru ke dataran Moab, yang
terletak di seberang Sungai Yordan dari Yeriko dan tanah perjanjian.

Sejarah menganggap bahwa kitab ini ditulis oleh Musa.

(1) Hal ini dinyatakan oleh Pentateukh Yahudi dan Samaria,

(2) tradisi Yahudi,


(3) oleh Yesus dan para penulis PB,

(4) para penulis Kristen kuno,

(5) para cendekiawan konservatif zaman modern dan

(6) bukti di dalam kitab itu sendiri (mis. Bil 33:1-2).

Rupanya Musa mencatat dalam buku hariannya sepanjang pengembaraan di padang gurun dan
kemudian menyusun isi kitab Bilangan dalam bentuk narasi menjelang kematiannya (sekitar 1405
SM). Kebiasaan Musa untuk menyebut dirinya dengan kata ganti orang ketiga memang biasa
dilakukan dalam tulisan-tulisan kuno dan karena itu tidak melemahkan kredibilitasnya sebagai
penulisan.

TAFSIRAN PER- POKOK PIKIRAN

Berbicara tentang bangsa Israel yang sedang dalam pengembaraan di padang gurun menuju tanah
Kanaan. Kita semua tahu bahwa Tuhan sudah memberikan manna kepada bangsa Israel sebagai
makanan mereka. Selama di padang gurun mereka tidak pernah kelaparan. Namun demikian, banyak
orang Israel bersungut-sungut karena merekan menginginkan makan daging. Hal ini pun terjadi tidak
hanya sekali tetapi terjadi beberapa kali. Suatu ketika, Tuhan meniup angin yang membawa burung
puyuh ke perkemahan bangsa Israel (ay. 31). Apa yang terjadi, bangsa Israel bersukacita. Mereka
mengumpulkan burung puyuh tersebut selama dua hari satu malam (ay. 32a). Begitu banyaknya
burung puyuh yang diberikan Tuhan sehingga Alkitab mengatakan bahwa mereka sedikitnya
memperoleh sepuluh homer daging burung puyuh setiap orangnya (ay. 32b). Kamus Alkitab di
bagian belakang Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia kita menyebutkan bahwa satu
homer adalah setara kurang lebih 360 liter. Jadi jika dikira-kira satu orang mendapatkan burung
puyuh sebanyak 3.600 liter (Saya kurang tahu berapa kuantitas burung puyuh tersebut jika dihitung
beratnya dalam kilogram). Mereka kemudian menyebarkannya lebar-lebar di sekeliling tempat
perkemahan (ay. 32c).

Apa yang terjadi selanjutnya? Alkitab mengatakan bahwa bangsa tersebut makan dengan sangat
rakus, sehingga Tuhan murka dan memukul bangsa tersebut dengan tulah yang sangat besar,
sehingga orang-orang rakus tersebut mati, bahkan sebelum mereka mengunyah burung puyuh
tersebut (ay. 33). Saya tidak tahu pasti berapa banyak orang yang mati, tetapi karena Alkitab
menggunakan frasa “tulah yang sangat besar” dan bangsa Israel sampai menamai tempat tersebut
dengan nama khusus Kibrot-Taawa (ay. 34), yang artinya adalah “tempat penguburan di Taawa
(nama salah satu suku)”, dan bangsa Israel kemudian langsung meninggalkan tempat itu berangkat
ke tempat lain (ay. 35), maka sangat mungkin bahwa orang yang mati akibat kerakusan mereka itu
cukup banyak atau bahkan sangat banyak.

POKOK PIKIRAN & KATA KUNCI

31. Lalu bertiuplah angin. ICC (hlm. 117-119) mengemukakan sebuah tafsiran yang sangat menarik
dan sangat konstruktif atas ayat 31-34 ini. Dua hasta tingginya dari atas muka bumi. Berarti burung-
burung itu terbang sangat rendah di atas permukaan tanah.
32. Menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan. Sebuah cara kuno untuk
mengawetkan makanan yaitu dengan menjemurnya.

33. Sebelum dikunyah. Kata kerja Ibraninya tidak berarti mengunyah; artinya adalah "dip t" (seperti
di Yos. 3:16 dan ayat-ayat lainnya).

Jadi yang dimaksudkan bukanlah bahwa hukuman tulah itu menimpa mereka sebelum mereka
berkesempatan makan, sebab Tuhan mengatakan bahwa mereka akan makan daging selama
sebulan (11:19, 20), tetapi bahwa sebelum mereka puas memakan burung-burung puyuh itu, tulah
tersebut sudah menimpa.

35. Dari Kibrot-Taawa ... ke Hazerot. Tempat-tempat ini tidak bisa diidentifikasikan. Yang dapat
dikatakan hanyalah bahwa Israel sedang mengembara menuju ke utara dari Sinai.

Makna Teologis dan Implikasi masa kini

Andaikata bangsa Israel dapat menahan diri, mereka bisa saja menangkap lalu beternak burung
puyuh. Akan tetapi karena mereka tidak dapat menahan diri, maka mereka mati dalam kerakusan
mereka sendiri. Ini juga menjadi perhatian bagi kita agar dapat menahan diri. Jika kita dapat
mengendalikan diri kita, maka kita akan mampu terhindar dari godaan korupsi, selingkuh, ataupun
dosa-dosa yang lain.

Anda mungkin juga menyukai