Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN OBAT PADA RSU

DR H. KOESNADI BONDOWOSO
(ANALYSIS OF DRUG INVENTORY RECORDING SYSTEM AT GENERAL HOSPITAL
DR. H. KOESNADI BONDOWOSO)

Tyas Nur wulan Afriana, Moch. Shulthoni, Dr. Ahmad Roziq


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Jember, 68121
Email: afrianatyas@gmail.com

ABSTRAK
Fungsi utama rumah sakit yaitu sebagai penyedia pelayanan kesehatan. Sistem informasi akuntansi tentang
persediaan obat merupakan hal yang krusial dari sistem pelayanan kesehatan. Persediaan merupakan aset untuk
dijual kembali dalam kegiatan usaha, dalam proses produksi untuk dijual, dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemeberian jasa. Pencatatan persediaan merupakan
indikator penting dalam persediaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan sistem pencatatan persediaan obat pada RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan peneliti yaitu data primer
dan data sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara terbuka kepada pihak rumah sakit dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pencatatan persediaan obat di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
menggunakan sistem yang sudah sangat baik dan efektif. Namun pada bagian penjurnalan tidak seluruhnya
dilakukan, karena bagian kauntansi hanya melakukan penjurnalan di akhir periode saja yaitu membuat jurnal
penyesuaian. Oleh karena itu untuk pencatatan persediaan obat di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso perlu
sedikit modifikasi agar sistem yang digunakan bisa diaplikasikan dengan mutakhir.

Kata kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Pencatatan Persediaan Obat

ABSTRACT

The main function of the hospital is as a health service provider. The accounting information system about drug
supplies is crucial for the health care system. Inventories are assets to be resold in business activities, in the
production process for sale, in the form of materials or equipment to be used in the production process or
service delivery. Inventory recording is an important indicator of inventory. This study aims to understand and
analyze the Standard Operating Procedure (SOP) and the system for recording drug supplies at dr. H.
Koesnadi Bondowoso. The type of research used is descriptive research. The types of data used by researchers
are primary data and secondary data obtained from open interviews with the hospital and documentation. The
results of this study indicate that the recording of drug supplies in dr. H. Koesnadi Bondowoso uses a system
that is already very good and effective. However, not all of the journaling section was carried out, because the
accounting section only did journaling at the end of the period, namely making adjusting entries. Therefore, for
the recording of drug supplies at RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso needs a little modification so that the system
used can be applied up to date.

Keywords: Accounting Information System, Recording of Drug Inventory

PENDAHULUAN era sekarang tentunya berdampak besar pada setiap


aktivitas yang dilakukan masyarakat, termasuk
Kecanggihan teknologi informasi setiap tahun didalamnya adalah serangkaian aktivitas suatu
mengalami pembaruan yang pesat. Pembaruan entitas. Kerap kali teknologi menjadi dasar tolak
yang pesat ini tentu juga membawa perubahan ke ukur kemampuan suatu organisasi bisnis yang
dalam setiap elemen penggunanya. Teknologi di berorientasi laba ataupun entitas nirlaba dalam
menjalankan aktivitas jangka panjangnya. Selain dalam sistem persediaan barang. Salah satu
itu organisasi membutuhkan sistem informasi untuk penyebabnya karena kuramgmya pengawasan
mempertahankan kemampuan bersaingnya di pasar internal sehingga terjadi pembobolan sistem yang
global seperti saat ini. Sistem informasi memiliki mempengaruhi posisi stok persediaan barang
fungsi yaitu memproses data menjadi informasi. dagang (Lulianto & Sari, 2014).
Sistem informasi terdapat tiga aktivitas yaitu
masukan, proses dan keluaran. Informasi yang Permasalahan yang dirumuskan adalah
dihasilkan merupakan output baru dari sistem bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP)
informasi. persediaan obat dan bagaimana sistem pencatatan
persediaan obat di RSU dr. H. Koesnadi
Sistem informasi akuntansi memiliki beragam Bondowoso. Tujuan dari penelitian ini untuk
manfaat seperti mengumpulkan, mencatat menganalisis dan memahami SOP dan sistem
,memelihara dan mengolah data informasi pada pencatatan persediaan obat yang diterapkan oleh
proses transaksi yang terjadi pada suatu organisasi RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso.
atau perusahaan. Informasi tersebut dapat
digunakan manajemen untuk membuat suatu Kajian Teori
keputusan, menghasilkan laporan internal dan
Sistem
laporan eksternal serta untuk perencanaan yang
tepat agar mampu bersaing dengan perusahaan lain Sistem menurut (Romney & Steinbart, 2016:3)
yang semakin ketat. Organisasi ataupun perusahaan merupakan sebuah kumpulan yang terdiri dari dua
harus melakukan penempatan sistem yang tepat dan atau lebih elemen yang saling berkaitan dan saling
juga perlu mempertimbangkan kegiatan berhubungan satu sama lain yang terbagi dalam sub
organisasinya apabila menggunakan sistem atau sistem yang lebih kecil dan mendukung sistem yang
manusia sebagai faktor yang saling berkaitan ketika lebih besar lainnya demi mencapai suatu tujuan
mengelola suatu sistem informasi akuntansi tertentu. Sistem memiliki karakteristik sebagai
(Mujilan, 2016:5). berikut :
Menurut (PSAK 14 Tahun 2018) 1. Komponen Sistem (Components)
mendefinisikan bahwa persediaan adalah aset 2. Batasan Sistem (Boundary)
yang; (i) siap untuk dijual dalam aktivitas bisnis 3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
biasa; (ii) dalam proses produksi untuk penjualan 4. Penghubung Sistem (Interface)
tersebut; (iii) berbentuk bahan atau perlengkapan 5. Masukan Sistem (Input)
yang digunakan dalam proses produksi atau 6. Keluaran Sistem (Output)
pemberian jasa. Suatu perusahaan atau organisasi 7. Pengolahan Sistem (Process)
harus mengelola persediaan barang dagang dengan 8. Sasaran Sistem (Objectives)
mebuat rincian perencanaan secara spesifik Informasi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan para
konsumen. Menurut penelitian (Ulfa & Pramudi, Menurut (Romney & Steinbart, 2016:4)
2014) perencanaan dan pengelolaan persediaan definisi informasi (information) ialah dokumen
bukanlah hal yang mudah, perlu adanya ketelitian yang diolah dan diproses untuk memberikan makna
dalam menentukan jumlah yang tepat dan sesuai sehingga dapat memperbaiki proses dari suatu
dengan kemauan konsumen dalam waktu yang pengambilan keputusan. Pengguna membuat
tepat. Hal yang paling penting adalah bagaimana keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan
mengelola manajemen persediaan yang didukung kualitas dari peningkatan informasi tersebut.
oleh sistem informasi akuntansi yang baik. Beberapa karakteristik dari informasi yang berguna
Pelaksanaan sistem pengelolaan persediaan yang bagi pengguna yaitu, relevan, reliabel, lengkap,
kurang baik dapat mengakibatkan kehabisan stok tepat waktu, dapat dipahami, diverifikasi dan dapat
obat sehingga hal tersebut dapat berdampak negatif diakses.
terhadap rumah sakit baik secara medik, sosial
Sistem Informasi Akuntansi
maupun secara ekonomi (Rizki dkk., 2015). Saat
pelaksanaan kegiatan operasi usaha, sering terjadi Sistem informasi akuntansi (SIA) terdiri dari
perbedaan jumlah fisik persediaan barang yang gabungan tiga unsur kata yaitu sistem, informasi
tersedia di gudang dengan jumlah yang tercatat dan akuntansi. Sistem merupakan sekelompok atau
sekumpulan prosedur formal untuk mencapai suatu Metode Penelitian
tujuan. Informasi merupakan sekelompok dokumen
yang telah diproses dan diberikan kepada pemakai Jenis dan Sumber Data
(users). Menurut (Romney & Steinbart, 2016:10)
Jenis penelitian ini menggunakan metode
sistem informasi akuntasi ialah suatu kegiatan yang
kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan juga
(Moleong, 2016:6) menjelaskan metode kualitatif
memproses dokomen menjadi informasi yang
ialah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
bermanfaat untuk membantu proses pengambilan
fakta-fakta yang dialami oleh subjek atau pelaku
suatu keputusan.
penelitian seperti tingkah laku, pemahaman,
Sistem ini menggunakan hardware dan software
motivasi, aktivitas, dan lain sebagainya. (Sugiyono,
yang ada pada komputer, prosedur dan pedoman,
2017:9) mendefinisikan metode kualitatif sebagai
metode pengambilan keputusan, dan sebuah
sebuah penelitian berdasarkan pada prinsip
database. Sistem Informasi Akuntansi memiliki
postpositivisme. Metode kualitatif digunakan untuk
tanggung jawab menyerahkan laporan keuangan
mengkaji keadaan objek yang alami, dimana
yang akurat dan tepat waktu. Hal tersebut
peneliti selaku instrumen kunci.
dilakukan untuk pengambilan keputusan pihak
(Sugiyono, 2017:17) menjelaskan bahwa
internal maupun pihak eksternal seperti kreditur,
penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan
investor dan pihak berwenang serta perpajakan.
studi kasus adalah peniliti melakukan eksplorasi
Persediaan secara mendalam terhadap program, kejadian,
Menurut (Otinur dkk., 2017) persediaan proses, aktivitas terhadap satu atau lebih orang.
barang dagang merupakan barang milik perusahaan Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus
yang tersedia untuk dijual kembali. Persediaan peneliti berfokus pada satu fenomena saja yang
umunya seperti jenis barang yang cukup banyak dipilih dan ingindipahami secara mendalam dengan
dan bagian yang cukup berarti dari seluruh aktiva mengabaikan fenomena – fenomena lainnya.
perusahaan. Disamping itu transaksi dan aktivitas Adapun sumber data dari penelitian ini adalah :
yang berkaitan dengan perusahaan ialah kegiatan a. Data Primer ialah data yang diperoleh melalui
yang sering terjadi. Tujuan pengelolaan persediaan kegiatan penelitian langsung ke lokasi
dilakukan untuk Melindungi kestabilan penelitian untuk mencari data – data yang
kelangsungan operasi perusahaan dengan lengkap dan berkaitan dengan masalah yang
penyediaan barang. Menghapuskan terjadinya diteliti. Data primer dapat berupa opini subjek
resiko keterlambatan datangnya barang yang (orang) secara individual atau kelompok, hasil
dibutuhkan perusahaan. Menghapuskan terjadinya observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian
resiko kesalahan barang yang dipesan. Memberikan atau kegiatan, dan hasil pengujian. Teknik ini
pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. dilakukan dengan beberapa cara yaitu
Metode pencatatan persediaan terdiri atas dua wawancara dan dokumentasi.
metode yaitu : b. Data sekunder adalah data yang diperoleh baik
yang belum diolah maupun yang telah diolah,
1. Sistem Periodik atau Sistem Pencatatan Fisik baik dalam bentuk angka maupun uraian. Data
Metode persediaan fisik ialah jumlah persediaan sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
ditangan ditentukan secara periodik atau fisik. laporan historis yang telah disusun dalam arsip
Akun pembelian berada di debit ketika seluruh (data dokumenter) yang dipublikasikan dan
pembelian persediaan dilakukan selama periode yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam
akuntansi. penelitian ini diperoleh dari laporan rekap
mutasi persediaan obat, perhitungan fisik
2. Sistem Perpetual persdidaan obat, penjualan persediaan obat dan
Sistem perpetual yaitu setiap adanya pembelian persediaan obat.
pembelian barang dagang berarti menambah atau Metode Pengumpulan Data
mendebit untuk perkiraan persediaan dan Metode yang digunakan oleh peneliti dalam
mengkredit apabila adanya transaksi penjualan. pengumpulan data ialah :
a. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan cara
menyampaikan pertanyaan langsung dengan
beberapa karyawan yang terlibat. Wawancara yang a. Reduksi data (data reduction)
peneliti gunakan ialah wawancara langsung. Reduksi data artinya merangkum, menyaring
Peneliti mewawancarai secara terbuka kepada : hal - hal pokok, dan menghilangkan yang tidak
1) Kepala Bagian Pelayanan Farmasi perlu. Hasil data yang sudah direduksi memberikan
2) Koordinator Pelayanan Farmasi deskripsi yang lebih jelas dan memudahkan peneliti
3) Bagian Umum Pelayanan Farmasi untuk melaksanakan pengumpulan data
4) Kasir selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.
5) Akuntan b. Penyajian data (display)
b. Dokumentasi Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa
Teknik memperoleh dokumen yang digunakan menggunakan bentuk deskripsi singkat, bagan,
adalah dengan cara mengkaji suatu catatan atau ikatan antar bagian, dan sejenisnya. Adanya
dokumen yang sudah ada yang telah penyajian data ini, akan mempermudah dalam
terrekomendasikan yang berkaitan dengan sistem memahami hal yang terjadi dan menyusun kerja
pengelolaan persediaan obat pada RSUD dr. H. selanjutnya berasaskan beberapa hal yang telah
Koesnadi Bondowoso. dipahami.
Uji Keabsahan Data c. Pengambilan keputusan (conclusion atau
(Moleong, 2016:321-326) menjelaskan bahwa verification)
keabsahan data merupakan rancangan perbaruan Kesimpulan adalah suatu usaha untuk
dari konsep validitas dan realibilitas yang telah menemukan definisi, maksud dan penjelasan pada
disinkronkan dengan pemahaman, tolak ukur, dan data yang dianalisis dengan memilih hal-hal pokok.
model penelitian. Empat tolak ukur yang digunakan
untuk menguji keabsahan data ialah kualitas HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan
keyakinan. Setiap tolak ukur memerlukan satu
Gambaran atau Deskripsi RSU dr. H. Koesnadi
ataupun beragam teknik pemeriksaan dalam Bondowoso
menguji keabsahan data. Uji keabsahan data pada Rumah sakit umum dr. H. Koesnadi didirikan
penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh pada tahun 1933 dengan nama sesuai dengan isi
data yang valid dan andal dengan menguji Regenthshap Ziekenhius (istilah sekarang RSU
kepercayaan dari hasil data penelitian tersebut. tingkat II bondowoso) berdiri di atas tanah seluas
Peneliti menggunakan uji keabsahan dengan 1.037,5 m² yang terdiri dari ruang berobat jalan,
triangulasi dengan sumber pada RSU dr. H. ruang rawat inap, ruang gawat darurat, dan ruang
Koesnadi Kabupaten Bondowoso. tata usaha. Sejak tahun 1950 dr. Koesnadi
Uji keabsahan data yang digunakan penelitian memimpin rumah sakit bondowoso ini. Sebelum
kualitatif ialah metode triangulasi yang lebih baik RSD dr. H. Koesnadi menjadi rumah sakit
untuk meningkatkan kekuatan data jika hanya swadana, seluruh penerima rumah sakit diserahkan
menggunakan dengan satu pendekatan saja. ke pemerintah daerah. Sejak tanggal 15 Desember
Triangulasi sumber dipilih oleh peneliti untuk 2005 RSD dr. H. Koesnadi Bondowoso menjadi
digunakan untuk memenuhi keabsahan data. kelas B non-pendidikan dan dilakukan
Triangulasi sumber dapat digunakan dengan pendampingan oleh BPKP (Badan Perencanaan
membandingkan dan mengecek data yang didapat Keuangan Pusat) dalam upaya menuju Badan
dari beberapa sumber diantaranya : Pelayanan Umum (BLU). Dan pada tahun 2006
a. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil RSD dr. H. Koesnadi Bondowoso resmi menjadi
observasi. rumah sakit kelas B Non pendidikan. RSD dr. H.
b. Membandingkan peristiwa dan pemahaman Koesnadi Bondowoso kembali menjadi RSU pada
seseorang dari berbagai anggapan dan opini. tahun 2008 sesuai dengan PERDA No. 3 tahun
c. Membandingkan pendapat yang dikatakan oleh 2008 tentang tata instansi dan tata kerja lembaga
informan secara terbuka dimuka umum dan teknis daerah dan keputusan bupati Bondowoso
secara individu. Nomor:445/552/430.42/2008 tanggal 24 Juni 2008
Metode Analisis Data tentang Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi
Prosedur yang bisa di ikuti dalam pengolahan menjadi badan layanan umum bertahap. Pada
dan menganalisis data seperti yang dijelaskan oleh tanggal 9 Agustus 2011 melihat keputusan bupati
(Sugiyono, 2017:247) adalah : Bondowoso No. 188.45/450/430.6.2/2011 tentang
penetapan RSU dr. H. Koesnadi sebagai Lembaga Pembeyaran kepada distributor dilakukan secara
Badan Layanan Umum (BLU) Daerah penuh. kredit dengan jatuh tempo 60 hari sampai dengan
Dengan pola keuangan BLU memberikan 90 hari. Pembayaran tersebut dilakukan
fleksibilitas berupa kelulusan untuk menerapkan menggunakan dana BLUD. Setelah barang datang
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk nantinya pihak rumah sakit menerima faktur dari
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam distributor yang selanjutnya akan dibuatkan SPJ
rangka memajukan kesejahteraan umum. Sistem yang akan ditanda tangani oleh pihak distributor
pengolahan keuangan semasa rumah sakit dalam dan rumah sakit. Setelah seluruhnya selesai
bentuk swadana yaitu Cash Basic kemudian nantinya bagian gudang memberikan faktur ke
menjadi Accrual Basic setelah menjadi BLU dan bendahara rumah sakit.
membentuk tim akuntansi instalasi. Dan akhir RSU
dr. H. Koesnadi Bondowoso pada tahun 2012 lulus c. Bagian Penerimaan Obat
akreditasi tingkat dasar C administrasi dan Bagian penerimaan obat dilakukan oleh bagian
manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat logistik dan bagian gudang. Obat yang telah
darurat, pelayanan keperawatan, dan rekam medis dikirim pihak distributor akan diterima oleh pihak
Hasil Penelitian rumah sakit yang berwenang. Setelah obat diterima
Sistem Informasi Pencatatan Persediaan Obat bagian gudang akan mengecek persediaan obat –
RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso obatan yang telah dicatat ke dalam kartu stok
a. Bagian Perencanaan persediaan. Persediaan barang yang telah sampai
Bagian perencanaan diawali dengan melakukan harus di cek terlebih dahulu. Pengecekan barang
Rencana Kebutuhan Obat (RKO). RKO dilakukan dilakukan dengan melihat jumlah obat yang
dengan melihat perbandingan antara pengeluaran diterima sesuai dengan yang dipesan, mengecek
atau hasil rekap mutasi barang dengan melihat faktur, kondisi barang, dan tanggal kadaluwarsa
persediaan 2 – 3 bulan terakhir dengan stok obat tersebut. Jika terdapat obat yang rusak atau
persediaan yang ada saat ini. Pembuatan RKO ini kadaluwarsa maka barang tersebut langsung diretur
dibuat untuk memenuhi persediaan obat di RSU dr. oleh pihak rumah sakit.
H. Koesnadi Bondowoso selama 3 bulan kedepan.
d. Bagian Penjualan
Setelah dilakukan perhitungan RKO, kepala
Pada bagian penjualan obat harus menggunakan
instalasi farmasi menyerahkan usulan RKO kepada
resep yang telah di input ke dalam sistem. Khusus
pejabat pengadaan. Setelah itu pejabat pengadaan
untuk pasien IGD, rawat inap dan ruang poli
melakukan pemesanan ke pihak distributor.
langsung diberikan obat sesuai dengan tindakan
b. Bagian Pembelian dari dokter. Sedangkan pasien rawat jalan harus
menggunakan resep dokter terlebih dahulu, setelah
Setelah melakukan Rancangan Kebutuhan Obat itu resep tersebut dimasukkan ke sistem yang
(RKO) yang dilakukan oleh kepala instalasi kemudian akan tercetak nota pembayaran yang
farmasi rumah sakit. Pembelian persediaan obat harus dibayarkan di kasir. Setelah pembayaran
yang dilakukan oleh pihak rumah sakit sekitar 3 selesai pasien akan mendapatkan obat yang
bulan sekali. Namun persediaan obat harus di cek dibutuhkan.
secara berkala setiap harinya karena bisa saja
persediaan habis lebih cepat atau lebih lambat e. Bagian Gudang
tergantung situasi yang sedang terjadi. Selanjutnya Bagian gudang memiliki dua tugas yaitu
adalah pemilihan distributor sesuai dengan melakukan penerimaan barang dan pendistribusian
pengadaan yang dilakukan seperti unit obat, bahan barang. Pendistribusian untuk setiap unit farmasi
habis pakai dan lain lain. Setelah dilakukan seperti unit rawat jalan, rawat inap, IGD dan bedah
pemilihan distributor sesuai dengan unit masing – sentral dilakukan setiap hari sedangkan untuk unit
masing, pengadaan dilakukan oleh distributor diluar farmasi seperti poli – poli pendistribusian
melalui surat pesanan. Surat pesanan teridiri dari obat dilakukan setiap hari kamis. Alur
empat rangkap yaitu untuk instalasi farmasi, pendistribusian jadi setiap unit masing – masing
pejabat pembuat komitmen, pejabat pelaksana agar mengecek stok barang yang dibutuhkan
pengadaan dan distributor. Setelah melakukan terlebih dahulu selama satu minggu untuk
pemesanan kepada distibutor langkah selanjutnya diserahkan ke bagian gudang. Pencatatan
yaitu melakukan pembayaran. persediaan obat yang keluar dicatat secara manual
melalui kartu stok dan setelah itu dilakukan entry Pembahasan
ke Sistem Informasi Manajemen RSU dr. H. Analisis dan Rekomendasi Sistem Pencatatan
Koesnadi Bondowoso. Contohnya ruang Persediaan Obat pada RSU dr. H. Koesnadi
keperawatan melakukan permintaan obat Bondowoso
amoxicillin di sistem, kemudian bagian gudang
mencetak form pengeluaran barang. Form Bagian Pembelian
pengeluaran barang tersebut dicetak sebanyak 3
Proses pembelian bahan baku dimulai
lembar, lembar asli untuk ruangan keperawatan dan
dengan membuat Rencana Kegiatan Obat (RKO)
lembar lainnya sebagai arsip instalasi farmasi.
dan membandingkannya dengan rekap mutasi
Setelah dilakukan pendistribusian ke ruangan
persediaan selama tiga bulan terakhir. Jika stok
tersebut.
persediaan lebih kecil maka dilakukan order
f. Bagian Pelaporan pembelian. Setelah RKO disetujui oleh pejabat
Bagian pelaporan memiliki tugas untuk merekap pengadaan, kepala instalasi farmasi membuat surat
hasil akhir persediaan obat, penjadwalan karyawan pesanan kepada pihak distributor. Kemudian surat
untuk pelayanan farmasi, laporan obset. Setelah pesanan dibuat rangkap empat untuk instalasi
seluruh barang yang masuk dan keluar dicatat pada farmasi, pejabat pembuat komitmen, pejabat
sistem hasil akhir atau outputnya yaitu rekap pelaksana pengadaan dan distributor.
mutasi persediaan. Jadi untuk pelaporan yang Perencananaan dan pengadaan obat merupakan
dilaporkan kepada bagian akuntansi yaitu berupa tahap awal dari proses pengelolaan obat sehingga
rekap mutasi persediaan dan laporan obset dari harus dipesiapkan dan diperhitungkan dengan baik
instalasi farmasi. agar proses selanjutnya dapat berjalan dengan
optimal. Perencanaan yang dibuat perlu adanya
g. Bagian Akuntansi evaluasi untuk melihat efisisensi perencanaan,
Instalasi farmasi melaporkan hasil akhir persediaan dapat menggunakan analisis ABC untuk
ke bagian akuntansi setiap akhir tahun. Pertama mengevaluasi aspek ekonomi,analisis VEN untuk
bagian akuntansi mendapat data persediaan farmasi mengevaluasi aspek medis dan juga kombinasi
keseluruhan yang ditarik dari Sistem Informasi antara analisis ABC dan VEN. Hasil kombinasi dua
Manajemen yang kemudian di rekap kembali metode analisis tersebut dapat menegetahui
menggunakan excel. Setelah pencatatan di excel kategori kelompok obat prioritas, obat utama dan
selesai kemudian bagian akuntansi RSU dr. H. obat tambahan.
Koesnadi Bondowoso melakukan penjurnalan
menggunakan sistem yang bernama Simd@ Analisisi ABC dapat mengidentifikasi
Keuangan. Penjurnalan persediaan farmasi hanya jenis – jenis obat dimulai dari ABC investasi yaitu
dilakukan pada akhir periode dengan melihat saldo obat yang memerlukan biaya terbanyak, sedang
akhir persediaan. atau rendah. Sedangkan anlaisis ABC indeks kritis
adalah evaluasi untuk tingkat kritis penggunaan
Pada laporan keuangan yang telah jadi hanya yang berpengaruh terhadap peresepan dan
terlihat persediaan akhir keseluruhan saja, jadi pemakaian obat. Berdasarkan analisis yang telah
untuk melihat apa saja detail persediaan yang dilakukan peneliti juga merekomendasikan adanya
masuk dalam laporan keunagan dilihat pada catatan pengendalian persediaan seperti yang dilakukan
atas laporan keuangan. Lebih jelas lagi apa saja oleh (Kencana, 2016) yaitu menggunakan
macam – macam persediaan yang masuk ke perhitungan Safety Stock, Economic Order
laporan keuangan dapat dilihat melalui lampiran – Quantity (EOQ), Dan Reorder Point (ROP).
lampiran yang telah dibukukan. Pencatatan untuk
persediaan obat – obatan dicatat di akhir periode RSU dr. H. Koesnadi harus mencatat
yaitu jurnal penyesuian sebagai berikut : pembelian persediaan obat secara kredit dengan
jurnal sebagai berikut :
Persediaan obat – obatan xxx
Persediaan bahan obat – obatan xxx
Beban persediaan obat – obatan xxx Hutang dagang xxx
Bagian Penerimaan Obat Bagian Gudang

Aktivitas ini dimulai dengan adanya Bagian gudang dimulai dari adanya
distributor yang datang ke instalasi farmasi untuk penerimaan barang dagang yang diterima, dari
mengantar pesanan obat. Pada aktivitas ini, yang bagian penerimaan barang dari distributor dan pada
berhak menerima persediaan barang dari distributor saat perhitungan fisik persediaan obat. Bagian
adalah apoteker, bagian logistik dan bagian gudang. gudang menyimpan barang sesuai dengan abjad
Pihak yang berwenang akan melakukan dan jenisnya di rak persediaan obat. Bagian gudang
pemeriksaan barang, no batch, jumlah barang, menuliskan jumlah pertambahan persediaan obat
tanggal expired, dan kualitas barang yang diterima pada kartu stok yang tersedia. Jika terdapat
dari distributor. Kemudian, membuat laporan daftar permintaan obat dari unit pelayanan, maka bagian
manual sebagai tanda bukti pihak yang menerima gudang akan menginput pengurangan persediaan
barang dari distributor untuk meminimalisir adanya terlebih dahulu pada sistem informasi manajemen
pencurian barang persediaan. Setelah menerima rumah sakit. Setelah itu, mengambil sesuai jenis
obat barang diletakkan di gudang farmasi dan obat dan jumlah obat yang diminta oleh unit
disimpan sesuai dengan standar yaitu Peraturan pelayanan farmasi. Setelah mengambil obat, obat
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 akan diserahkan kepada bagian pengiriman obat
Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian untuk di kirim kepada unit pelayanan farmasi. Pada
dirumah sakit. saat perhitungan fisik, kartu persediaan fisik yang
diterima dari hasil stock opname akan di cek
Bagian Penjualan kembali di bagian gudang. Setelah itu, bagian
gudang akan menginformasikan kepada pimpinan
Pembayaran obat yang dilakukan pasien terdiri dari
bahwa terdapat obat yang expired. Dengan adanya
dua macam yaitu pasien umum dan pasien yang
persetujuan dari pimpinan dan pemerintah daerah
menggunakan asuransi kesehatan. Pasien umum
bagian gudang akan melakukan pemusnahan obat
akan langsung membayar tagihan total di kasir,
yang dinilai expired.
setelah pembayaran dilakukan pasien akan
mendapatkan nota. Kemudian nota tersebut dibawa Bagian Akuntansi
ke apotek untuk menerima obat.
Bagian akuntansi melakukan pencatatan terhadap
Pencatatan penjualan obat secara tunai transaksi yang terjadi pada aktivitas pembelian dari
dicatat dengan jurnal sebagai berikut : distributor dan mencatat harga pokok persediaan
barang yang dibeli di kartu persediaan. bagian
a. Mencatat penjulan
akuntansi melakukan pencatatan penjualan
Kas xxx
terhadap aktivitas penjualan dari pelayanan
Penjualan xxx
instalasi farmasi. Bagian akuntansi perlu membuat
b. Mencatat HPP jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal
HPP xxx penerimaan kas dan jurnal umum. Bagian akuntansi
Persediaan bahan obat – obatan xxx perlu melakukan kontrol terhadap kartu persediaan
barang dagang untuk mencatat berkurangnya harga
Berikut pencatatan jurnal yang dilakukan oleh pokok persediaan obat yang dijual.
pihak rumah sakit saat dana BPJS sebelum
dilakukan pencairan dan setelah dilakukan Pencatatan jurnal penyesuaian yang
pencairan. dilakukan oleh RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
kurang tepat, maka jurnal penyesuaian yang benar
a.Sebelum dilakukan pencairan dicatat sebagai menurut sistem pencatatan akuntansi yaitu :
piutang
Piutang jasa layanan BPJS xxx a. Metode pencatatan perpetual
Pendapatan jasa layanan BPJS xxx Tidak ada jurnal penyesuaian karena pencatatan
persediaannya di setiap transaksi telah dicatat
b. Setelah dilakukan pencairan diakui sebagai sehingga tidak memerlukan ayat jurnal
pendapatan penyesuaian. Namun jika ada selisih saat
Pendapatan jasa layanan BPJS xxx perhitungan fisik persediaan maka hanya
Kas xxx diperlukan jurnal koreksi untuk pembetulan saat
ada salah catat untuk mengurangi atau menambah untuk mengirimkan barang ke unit pelayanan
persediaan saat terjadi selisih. Jurnal koreksi saat farmasi. Untuk pengambilan obat dan penginputan
terjadi selisih persediaan yaitu : data hanya dilakukan oleh bagian gudang yang
berwenang.
Selisih Persediaan Barang xxx
Persediaan Barang xxx Bagian Perhitungan Fisik
b. Metode pencatatan periodik Bagian perhitungan fisik dilakukan oleh
Metode periodik membutuhkan dua jurnal pegawai unit pelayanan farmasi dan gudang
penyesuaian ketika menutup akun pembelian
farmasi. Di mulai dengan melihat kartu stok yang
kepada akun persediaan dan memasukkan hasil
perbedaan antara nilai persediaan akhir dari neraca terdapat pada setiap rak sesuai jenis obatnya.
saldo yang belum disesuaikan dengan hasil stock Pegawai mulai menghitung secara manual dan
opname atau perhitungan fisik. Pada akhir periode mengecek tanggal expired obat tersebut. Setelah
akuntansi, rumah sakit harus melakukan menghitung jumlah barang yang terdapat di rak
penyesuaian untuk menutup akun pembelian secara manual, lalu mengisi kartu stok. Karena
kepada akun persediaan. Berikut jurnal kartu stok pada rumah sakit sangat sederhana, maka
penyesuaiannya :
penulis mengusulkan kartu stok berisi nama
Persediaan xxx instansi, nama obat, satuan obat, tanggal expired,
Diskon Pembelian xxx tanggal stock opname, jumlah stok awal, nama
Retur Pembelian xxx pegawai yang melakukan stock opname, harga
obat, jumlah barang masuk, jumlah barang keluar,
Pembelian xxx
sisa barang dan tanda tangan. Jika terdapat
Biaya Angkut Pembelian xxx
persediaan obat yang expired, maka bagian
Jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan nilai perhitungan fisik melakukan pemindahan obat
persediaan akhir dengan hasil stock opname atau tersebut ke bagian obat khusus expired. Setelah
perhitungan fisik.pertama kita harus menghitung melakukan stock opname secara manual, jumlah
HPP terlebih dahulu dengan cara persediaan awal + sisa persediaan di input ke dalam sistem informasi
persediaan yang tersedia – persediaan akhir. manajemen rumah sakit.
Setelah hasil dari HPP diketahui maka jurnal
penyesuaiannya sebagai berikut : PENUTUP
Kesimpulan
HPP xxx 1. Pencatatan persediaan yang diterapkan oleh
Persediaan xxx RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso dilakukan
dengan terkomputerisasi. Transaksi atas
Bagian Pengiriman pembelian dan pengeluaran obat dicatat dan
direkap dalam bentuk hasil rekap mutasi
Bagian pengiriman terbagi menjadi dua persediaan. hasil dari rekap mutasi persediaan
yaitu pengiriman obat dari farmasi ke ruangan digunakan untuk membuat laporan keuangan di
pasien dan pengiriman obat dari gudang ke unit akhir periode sebagai bentuk
pelayanan farmasi. Pada pengiriman obat dari pertanggungjawaban rumah sakit. Bagian
farmasi ke ruangan pasien, petugas pengiriman akuntansi mencatat persediaan hanya diakhir
membawa nota dan obat ke ruangan pasien, di periode dengan membuat jurnal penyesuaian
dalam ruangan pasien obat diberikan kepada atas persediaan yang telah terpakai.
perawat setelah perawat menerima obat akan 2. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh
dilakukan pengecekan obat dan jumlah obat sesuai peneiliti penggunaan sistem yang diterapkan
dengan permintaan atau tidak. Jika sesuai, perawat oleh RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso perlu
akan mengisi buku serah terima obat dan adanya modifikasi untuk mencatat jurnal seperti
membubuhkan tanda tangan. Jika tidak sesuai, jurnal umum, jurnal penerimaan kas, jurnal
bagian pengiriman akan kembali ke unit pelayanan pengeluaran kas. Karena jurnal seperti itu juga
farmasi dan melakukan perbaikan pengambilan sangat penting dan merupakan bagian yang tak
obat yang sesuai. Pada pengiriman obat dari terpisahkan dari pembuatan laporan keuangan.
gudang ke unit pelayanan farmasi, petugas Sedangkan analisis untuk pembelian, penjualan,
pengiriman akan diberi perintah dari bagian gudang pendistribusian persediaan obat peneliti telah
memberikan rekomendasi dibagian untuk mendapat informasi pencatatan jurnal
pembahasan. persediaan obat.
Keterbatasan Penelitian Saran
1. membuat menu saldo awal, membuat menu 1. Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya dalam
Adanya keterbatasan waktu karena dalam masa masa wabah penyakit tidak melakukan
pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penelitian di rumah sakit dan lebih meimilih
penelitian membutuhkan waktu yang lama. objek lainnya yang lebih tepat dan aman.
2. RSU dr. H. Koesnadi tidak membuat jurnal 2. Bagi peneliti selanjutnya harus melakukan
umum, sehingga peneliti mengalami kesulitan observasi pendahuluan yang akurat agar
lembaga dapat memberikan data yang diminta

DAFTAR PUSTAKA Lulianto, D. S. C., & Sari, A. R. (2014). Analisis


Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan
Febreani, S. H., & Chalidyanto, D. (2016). Sesuai PSAK No.14 pada PT Toeng
Managing Drugs Supply in Pharmacy Makmur. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi
Logistic of Public Hospital Type B in East Unikama, 4(1), 1–10.
Java. Jurnal Administrasi Kesehatan
Moleong, L. J. (2016). Metodologi penelitian
Indonesia, 4(2), 136–145.
kualitatif.
Handayani, R. (2007). Analisis Faktor-Faktor Yang
Montazemi, A. R. (1988). Factors affecting
Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem
information satisfaction in the context of the
Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi.
small business environment. MIS Quarterly,
Jurnal Akuntansi STIE Atma Bhakti
239–256.
Surakarta.
Mujilan, A. (2016). Sistem informasi akuntansi:
Indonesia, I. A. (2018). Pernyataan Standar
Teori dan wawasan dalam dunia Elektronis.
Akuntansi Keuangan (PSAK). Jakarta:
Universitas Widya Mandala: Madiun.
Salemba Empat, 14, 1–11.
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Edisi 11.
Indrajit, R. E. (2016). Electronic government:
Jakarta: Salemba Empat.
strategi pembangunan dan pengembangan
sistem pelayanan publik berbasis teknologi
Otinur, F., Pangemanan, S. S., & Warongan, J.
digital. Andi.
(2017). Analisis Sistem Informasi Akuntansi
Dan Sistem Pengendalian Internal Persediaan
Kencana, G. G. (2016). Analisis Perencanaan dan
Barang Pada Toko Campladean Manado.
Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik di
Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi,
RSUD Cicalengka Tahun 2014. Jurnal Arsi,
12(01), 169–179.
3(1), 42–52.
https://doi.org/10.32400/gc.12.01.17202.2017
Khotimah, K., Sudrajat, D., & Raditya, D. D.
Paulus, A. (2016). Fungsi Sistem Informasi
(2013). Analis dan Perancangan Sistem
Akuntansi Atas Pengendalian Internal
Informasi Database Rekam Medis Rumah
Pendapatan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit
Sakit Umum Daerah (RSUD) Waled. Jurnal
Siloam Manado). Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Online ICT STMIK IKMI, 10, 13–20.
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
Krismiaji, D. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. 4(4).
Unit Penerbit Dan Percetakan Akademi
Prakarsa, G. (2016). ANALISIS PENGARUH
Manajemen Perusahaan YKPN: Yogyakarta.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Larasati, Innes, H. S. dan R. (2013). Analisis sistem TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA
informasi manajemen persediaan obat. 1(2), PEGAWAI PADA BIDANG SUMBER DAYA
57–67. KESEHATAN DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT. UNPAS.
R. Indonesia. (2009). Undang - Undang Republik
Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit. Jakarta Republik Indonesia.

Rizki, F., Lie, D., Jubi, & Susanti, E. (2015).


Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Obat
Untuk Mencegah Kehabisan Stok Obat Pada
RSUD dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar. Jurnal FINANCIAL, 1(2),
46–52.

Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2016). Sistem


informasi akuntansi.

Rusdah, R. (2011). Analisa dan Rancangan Sistem


Informasi Persediaan Obat pada Puskesmas
Kecamatan Kebon Jeruk. Telematika MKOM,
3(2), 51–59.

Sambiu, I. H., & Amir, Y. (2018). Sistem Informasi


Pesediaan Obat Pada Puskesmas Kalumata
Berbasis Web. Jurnal Ilmiah ILKOMINFO-
Ilmu Komputer & Informatika, 1(1).

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis:


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, dan R&D. Penerbit CV.
Alfabeta: Bandung.

Ulfa, M., & Pramudi, U. (2014). ANALISIS


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PERSEDIAAN TERHADAP
PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN
( Studi KasusPada PT. Telekomunikasi
Selular Cabang Bogor ). October.

Warren Carl, S., & Reeve, J. M. (2015). Pengantar


Akuntansi. Pengantar Akuntansi Adaptasi
Indonesia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai