PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat pesat, hal ini di tandai dengan
usahanya. Oleh karena itu perusahaan terus di tuntut untuk dapat meningkatkan
hidup satu perusahaan, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Pada dasarnya
manajemen.
yang semakin ketat. Setiap perusahaan memiliki kebutuhan akan informasi yang
perhitungan persediaan.
harus di kembangkan yang akan menjadi bagian utama dari barang jadi atau
1
produk yang telah mulai di masukan dalam proses produksi, namun belum selesai
di olah sedang persediaan barang jadi meliputi produk-produk olahan yang siap
akan di hadapkan pada resiko bahwa suatu waktu tidak dapat memenuhi
Hal ini mungkin terjadi karena tidak selamanya produk-produk tersedia pada
setiap saat yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan
selalu menyediakan bahan baku yang akan di olah untuk proses produksinya agar
modal kerja yang merupakan aktiva perusahaan yang ada pada setiap saat
butuhkan dana yang relative kecil. Sebaliknya semakin rendah atau semakin
tepat agar tidak terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku, perusahaan harus
2
Apa bila perusahaan menerapkan Sistem Akuntansi persediaan bahan baku,
memperoleh informasi yang akurat mengenai nilai dan posisi Sistem Akuntasi
waktu dan jumlah bahan baku yang harus segera di pesan untuk dapat memenuhi
Dari pembahasan di atas yang telah di bahas, maka dapat di batasi masalah
3
1.4 Perumusan Masalah
ini adalah bagaimana penerapan sistem akuntansi persediaan bahan baku yang
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini antara lain yaitu:
persediaan.
2. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan
4. Bagi pihak-pihak lain, hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi landasan
4
1.7 Sistimatika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber dan
pembahasan
BAB V. PENUTUP
5
BAB II
yang di buat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, di buat untuk menjamin
yang saling berhubungan yang di susun sesuai dengan skema yang menyeluruh,
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Prosedur
beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, untuk menjamin perlakuan yang
kesatuan dari beberapa kelompok bagian yang saling bekerja sama dalam
perusahaan tersebut.
6
2.1.2 Pengertian sistem akuntansi
pengelolaan.
mengelolah data mengenai usulan satu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk
7
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah suatu
sebagai alat pengawasan demi kelancaran aktivitas perusahaan dimasa yang akan
datang.
Suatu perusahaan membuat sistem akuntansi yang berguna untuk pihak intern
2. Untuk memperbaiki informasi yang di hasilkan oleh sistem yang sudah ada.
kebutuhan manajemen.
8
perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga pertanggung jawaban
percaya.
dengan manfaat yang di peroleh. Sistem yang sudah ada perlu dirancang
informasi.
Dari tujuan sistem akuntansi di atas, maka dapat di simpulkan bahwa tujuan
sistem akuntansi adalah untuk memberikan informasi bagi pihak intern atau
oleh sistem yang sudah ada apakah sesuai atau belum dengan sistem pengendalian
intern yang baik serta untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan pencatatan
Menurut mulyadi (2013;3) terdapat lima unsur dalam sistem akuntansi adalah
sebagai berikut:
9
1. Formulir
2. Jurnal
jurnal adalah jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan
lain-lain.
3. Buku besar
untuk meringkas data keuangan yang telah di catat sebelumnya dalam jurnal.
4. Buku pembantu
keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Sebagai
contoh buku pembantu piutang yang merinci semua data tentang debitur.
5. Laporan
Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa
dan lain-lain.
10
2.1.5 Sistem akuntansi persediaan bahan baku
sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku adalah sebuah sistem yang
dapat mengetahui aktivitas dari pembelian atau penerimaan dan penjualan barang
perusahaan dapat mengetahui jenis barang yang sedang laku di pasaran. Sistem ini
daftar bahan baku yang akan di beli maupun yang akan di olah. Selain itu apakah
persediaan bahan baku tersebut dalam kondisi yang baik dan layak untuk di olah
memproduksi barang.
yang biasanya melakukan kegiatan bisnis dengan menjual barang dagangan atau
11
Persediaan adalah salah satu unsur dalam perusahaan yang paling aktif dan
juga memiliki peran penting sebagai investasi sumber daya yang besar nilainya
sebagai aktiva yang tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha normal dalam
proses produksi atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau
perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberi jasa.
didalamnya. Persediaan pereanannya cukup besar dalam suatu usaha, maka baik
yang di miliki untuk di jual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi barang jadi
mempunyai arti yang strategis bagi perusahaan baik perusahaan dagang maupun
adalah barang yang di beli untuk di jual lagi sebagai aktivitas utama perusahaan
12
Sedangkan Stice dan Skousen (2009:571) menyebutkan kata persediaan
normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk
barang dalam proses produksi atau yang di tempatkan dalam kegiatan produksi,
kata persediaan (atau persediaan barang dagang, baik berupa usaha grosir maupun
ritel, ketika barang-barang tersebut telah di beli da nada kondisi siap untuk di jual.
untuk barang-barang yang di miliki oleh perusahaan dagang, baik berupa usaha
grosir maupun ritel. ketika barang-barang tersebut telah di beli dan ada kondisi
(Raw Materials), barang dalam proses (work in proses), dan barang jadi (finished
persediaan dapat dibagi menjadi beberapa jenis atau klasifikasi adalah sebagai
berikut:
1. Bahan baku
3. Barang jadi
6. Barang dagangan.
13
Secara garis besar, persediaan dapat di kelompokan/di golongkan diantaranya
sebagai berikut:
1. Bahan baku adalah barang-barang yang di beli untuk digunakan dalam proses
produksi. Sebagian bahan baku di ambil langsung dar sumber aslinya, namun
yang lebih sering terjadi, bahan baku di beli dari perusahaan lain yang
merupakan barang jadi dari sisi pemasok. Bahan baku terbagi atas bahan baku
langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung (direct
materials) adalah bahan yang secara fisik akan di masukan dalam barang
yang sedang di produksi, karena bahan ini digunakan secara langsung dalam
tujukan bahan pendukung yaitu bahan baku penting digunakan dalam proses
2. Barang dalam proses terdiri dari bahan-bahan yang telah di proses namun
a. Bahan baku langsung: yaitu biaya bahan baku yang secara langsung
b. Tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga kerja secara langsung dapat
3. Barang setengah jadi adalah barang yang masih memerlukan proses produksi
untuk dijadikan bahan siap pakai atau bahan jadi. Contoh barang setangah
14
jadi antara lain, benang untuk membuat kain, kain untuk membentuk pakaian,
4. Barang produksi atau barang manufaktur adalah barang yang telah di proses
dengan suatu cara. Barang jenis ini adalah lawan dari bahan mentah, dan
5. Bahan penolong adalah bahan yang di gunakan dalam proses produksi dan di
6. Barang jadi adalah barang yang selesai diproduksi dan menunggu untuk di
proses produksi ditransfer dari akun persediaan barang dalam proses kea kun
merupakan bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi bagi suatu
perushaan haruss dilihat apakah barang tersebut sebagai input atau output dari
perusahaan tersebut.
menyatakan bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi
bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value).
1. Biaya persediaan
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition).
15
2. Biaya pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak
kepada kantor pajak), dan biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan
dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos lain yang serupa
jarang terjadi, biaya pembelian yang meliputi selisih valuta asing yang timbul
secara langsung dalam perolehan persediaan yang ditagih dalam valuta asing,
Mata Uang Asing. Selisih valuta asing tersebut terbatas pada yang
ditimbulkan dari devaluasi atau depresiasi suatu mata uang yang cukup besar
membawa dampak pada hutang yang tidak dapat diselesaikan dan timbul dari
tersebut tidak dimanfaatkan maka selisih kurs yang timbul akibat devaluasi
3. Biaya konversi
dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variabel
yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan
menjadi barang jadi. Biaya overhead produksi tetap adalah biaya produksi tak
16
langsung yang relatif konstan, tanpa memperhatikan volume produksi yang
produksi variabel adalah biaya yang berubah secara langsung, atau hampir
Pembebanan biaya overhead produksi tetap pada setiap unit produk tidak
kapasitas pabrik. Biaya overhead yang tidak teralokasi diakui sebagai beban
pada, periode terjadinya. Dalam periode produksi luar biasa tinggi, biaya
pada unit produk atas dasar penggunaan fasilitas produksi yang sebenarnya.
4. Biaya lain-lain
tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap
17
biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam
a. Jumlah pemborosan bahan, upah, atau biaya produksi lainnya yang tidak
normal
d. Biaya penjualan.
tenaga penyelia, dan overhead yang diatribusikan. Upah dan biaya lainnya
termasuk sebagai biaya persediaan, tapi diakui sebagai beban pada periode
terjadinya .
pemanfaatan kapasitas. Biaya standar ditelaah secara berkala dan, bila perlu,
direvisi sesuai dengan kondisi terakhir. Metode eceran sering kali digunakan
18
yang berubah dengan cepat, dan memiliki margin yang tidak jauh berbeda
7. Rumus Biaya
Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti dengan
barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang serta jasa yang
perlakuan yang sesuai bagi barang yang dipisahkan untuk proyek khusus,
khusus biaya tidak tepat bagi sejumlah besar barang homogen yang dapat
periode berjalan. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 19,
method), atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP atau LIF0). Formula
19
MPKP/FIF0 mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli
akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam
persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dengan rumus
rata-rata tertimbang dari barang serupa pada awa! periode dan biaya barang
barang yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih
dahulu, sehingga yang termasuk dalam persediaan akhir adalah yang dibeli
sebagai berikut: bahan baku adalah barang-barang yang di beli untuk digunakan
berikut. Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk
adalah bahan mentah yang belum di olah, yang akan di olah menjadi barang jadi
sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan. Dari defenisi di atas
dapat di jelaskan bahwa bahan baku adalah barang yang di gunakan untuk
20
2.1.10 Pengertian persediaan bahan baku
bahan baku merupakan aktiva berwujud yang digunakan dalam proses produksi
atau pemberian jasa yang diperoleh dari sumber-sumber ataupun dibeli dari
1. Metode perpetual
2. Metode periodic
untuk mengetahui berapa harga pokok barang dagangan yang terjual (cost of
21
Dalam metode pencatatn periodic, harga atas barang dagangan yang di jual
biaya-biaya masuk
nilai persediaan akhir yang akan di cantumkan dalam neraca. Pada akhir periode
masih ada untuk dilaporkan di neraca sebagai asset dan dalam persediaan yang
terjual salama periode tersebut untuk dilaporkan laba rugi sebagai beban “harga
pokok penjualan”
perusahaan dagang). Dalam semua kasus FIFO, pesediaan dan harga pokok
penjualan akan sama pada akhir bulan terlepas dari apakah yang dipakai
22
2. Metode LIFO (last in first out)
maka akan di asumsikan bahwa biaya dari total kuatitas yang terjual atau
dikeluarkan selama satu bulan berasal dari pembelian yang paling akhir.
3. Metode Rata-Rata
tersedia untuk dijual adalah homogeny (sejenis), pada metode ini harga
perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga
bahwa nilai persediaan akhir merupakan himpunan harga pokok rata-rata dari
persediaan itu sendiri, sehingga baik nilai persediaan maupun harga pokok
barang yang di jual selalu akan mempunyai bagian yang sama terhadap harga
persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama
suatu periode.
1. Identifikasi khusus
harus sama dengan arus biaya, untuk itu perlu disiapkan tiap-tiap jenis barang
23
harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang-barang yang di jual
apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang
terakhir.
Dalam metode ini barang-barang yang di pakai untuk produksi atau dijual
kuantitasnya.
5. Persediaan besi/minimum
Persediaan minimum (besi) ini di anggap sebagai suatu elemen yang selalu
tetap, sehiingga di nilai dengan harga pokok yang tetap. Harga pokok untuk
24
dimana harga pokok itu nilainya rendah. pada akhir periode jumblah barang
yang ada digudang dihitung jumlah persediaan besi dinilai dengan harga
pokok yang tetap sedangkan selisi antara jumlah barang yang ada dengan
persediaan besi dinilai dengan harga pada saat tersebut (bisa dengan metode
terjadi. Biaya standar ini di tentukan dimuka, yaitu sebelum proses produksi
di mulai, untuk bahan baku, upah langsung, dan biaya produksi tidak
terjadi dengan biaya standarnya, perbedaan itu akan di catat sebagai selisi,
karena persediaan barang dinilia dengan biaya standar maka dalam harga
ditetapkan akan terus di gunakan apabila tidak ada perubahan harga maupun
metode produksi, apabila ternyata ada perubahan maka biaya standar harus
yang di beli berbeda-beda maka metode ini tidak menghasilkan harga pokok
25
8. Harga beli terakhir (Latest Purchase Price)
Dalam hal ini persediaan barang yang ada pada akhir periode di nilai dengan
Metode ini dipakai untuk mengalokasikan biaya bersama (joint cost) kepada
Dalam metode ini harga pokok produk yang di hasilkan oleh perusahaan
hanya di bebani dengan biaya produksi yang variable yaitu bahan baku, upah
langsung dan biaya produksi tidak langsung variable. Biaya produksi tidak
langsung yang tetap akan di bebankan sebagai biaya dalam periode yang
bersangkutan dan tidak di tunda dalam persediaan. Metode ini berguna bagi
menjadi biaya variable dan tetap. Karena yang di masukan dalam perhitungan
dalam harga pokok produksi hanya biaya-biaya yang variable, metode ini
tidak di terima sebagai prinsif akuntansi yang lazim. Oleh karena itu jika di
26
gunakan metode biaya variable maka pada akhir periode harus di adakan
cara di lakukan untuk menerapkan sistem akuntansi persediaan bahan baku yang
sesuai dengan PSAK No.14. Penelitian serupa di lakukan oleh Mudrichah Juli
2005. Dengan judul Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada Pt.Sinar
Lendoh Terang Ambarawa, di kota Semarang. Ada pun persamaan dari penelitian
terdahulu dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan sistem
No.14, perbedaan penelitian ini adalah terletak pada lokasi dan data yang di teliti
ini yang akan menghasilkan informasi serta hasil penelitian yang berbeda sesuai
bergerak di bidang perikanan yang memproduksi ikan loins dan ikan kaleng,
sudah terlebih dahulu terjun di bidang ini. Karena pihak perusahaan dengan usaha
berkualitas serta memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga dapat bersaing di
27
Bahan baku adalah bahan mentah yang belum di olah, yang akan di olah
menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan. Persediaan adalah
keinginan para konsumen. Jika itu terjadi itu bukan hanya berakibat buruk ke
pihak internal perusahaan saja tapi pihak eksternal perusahaan pun akan mendapat
dapatkan.
yang semakin ketat. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan
akuntansi persediaan bahan baku adalah sebuah sistem yang memproses data dan
Untuk itu penerapan persediaan sangat penting karena perusahaan harus dapat
kebutuhan bagi kelancaran kegiatan dalam jumlah dan mutu yang tepat serta
28
PT.CARVINNA TRIJAYA MAKMUR
SISTEM AKUNTANSI
PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PENERAPAN
TEORI PRAKTEK
29
BAB III
METODE PENELITIAN
akurat dan lengkap dari objek/subjek yang di teliti, kemudian di analisis untuk
melihat penerapan sistem akuntansi persediaan bahan baku apakah sudah sesuai
Jenis data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
Kualitatif yang merupakan data yang di sajikan secara deskriptif atau berbentuk
Trijaya Makmur
30
Sumber data yang di gunakan dalam penulisan yaitu:
2. Data Sekunder, yaitu data yang di peroleh dari kepustakaan yang ada
Ada beberapa metode atau teknik dalam pegumpulan data yang di lakukan
a. Penelitian Lapangan
2. Metode wawancara
Makmur.
3. Dokumentasi
peroleh dari tulisan ilmiah yang ada, maupun buku, literature yang di
31
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang
perusahaan berdiri selama 6 tahun yakni sejak tahun 2011 hingga tahun 2016.
2. Sample adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi. Dalam penelitian
Variable dapat dikatakan sebagai suatu hal yang menjadi objek pengamatan
penelitian atau sering pula di katakan sebagai factor-faktor yang berperan dalam
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Parameter Skala
Sistem Sistem akuntansi persediaan PSAK No 14: Rasio
Akuntansi bahan baku merupakan sebuah 1. Pendefinisian
Persediaan sistem yang memelihara catatan 2. Pengukuran
Bahan persediaan dan memberitahu 3. Pengakuan
Baku manajer apabila jenis barang 4. Pengungkapan
tertentu memerlukan penambahan
Sumber: Data diolah
32
3.7 Metode Analisis
dalam hal ini penelitian dilakukan untuk mengetahui Penerapan sistem akuntansi
persediaan bahan baku yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK
Teknis analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis
Tabel 3.2
Kualifikasi Sistem Akuntansi
NO Kelas Internal Keterangan
1 84% - 100% Sangat Baik
2 63% - 83% Baik
3 42% - 62% Cukup Baik
4 21% - 41% Kurang Baik
5 0 - 20% Tidak Baik
Sumber: Data diolah
33
BAB IV
PT. Carvinna Trijaya Makmur adalah badan usaha milik swasta (BUMS)
yang bergerak di bidang perikanan. Yang menjadi produk utama di perusahaan ini
yaitu ikan kaleng. PT. Carvinna Trijaya Makmur mulai beroperasi pada tanggal 5
kurang lebih 500 karyawan tetap. Perusahaan ini melakukan aktifitas kerja dengan
sift pagi pada pukul 07.00 wita sampai dengan selesai produksi. PT. Carvinna
Trijaya Makmur cukup berkembang sampai saat ini karena mampunya perusahaan
ini bersaing di dunia pasar (Ekspor-Impor) dengan perusahaan lain yang lebih
dulu bergerak di bidang perikanan seperti PT. Sinar Purefood Internasional dan
lain-lain.
PT. Carvinna Trijaya Makmur berlokasi cukup jauh dari pusat kota, karena
mendapatkan bahan baku (ikan), dan bisa membantu masyarakat disekitar lokasi
mendapatkan keuntungan baik untuk pihak perusahaan itu sendiri maupun pihak
pelanggan (konsumen).
34
4.1.2 Struktur organisasi
pengeluaran isi perut ikan kemudian di masak ke dalam tabung coker (retor)
35
dengan suhu 65ºC - 70ºC, setelah selesai pemasakan kemudian ikan di bersihkan
dengan pisau skin untuk pemisahan kulit, kepala, tulang, dan dagging coklet.
Setelah selasai pembersihan ikan di belah menjadi 4 bagian. proses akhirnya ikan
yang telah selesai di vacuum kemudian di bungkus kembali dengan karung atau
polybag. Selain itu PT. Carvinna Trijaya Makmur juga memproduksi ikan kaleng
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Produk-produk Ikan Kaleng
Jenis produk Bentuk produk Code produk Tins
36
Tabel 4.2
Produk-produk Ikan Loins
Jenis produk Bentuk produk Code produk QTY
SJ SIN 3B 17024B
SJ SIN 3C 17016B
YF SIN 3B 1709B
YF SIN 3B 17024
1. Managing Director
perusahaan
37
2. Manager Keuangan/ADM
penggunaan uang
administrasi.
3. Casier
maupun tidak.
4. Manager Pemasaran
tentukan.
38
d. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk
tentukan.
pasar.
tentukan.
optimal.
5. Manager Personalia
departemen.
bagian.
39
6. Manager Produksi
a. Merencanakan dan mengatur jadwal produksi ikan kaleng dan ikan loins
7. Supervisor
8. Quality Control
produksi.
40
4.1.5 Sistem akuntansi persediaan bahan baku
Sistem akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Carvinna Trijaya Makmur
1. Pencatatan Persediaan
persediaan atau metode perpetual. Metode ini di pakai karena pada akhir
fisik. Dalam metode ini setiap terjadi mutasi persediaan baik itu pembelian
maupun pemakaian, oleh bagian gudang akan di catat dalam buku gudang.
Bagian gudang bertanggung jawab atas barang yang ada di gudang, keluar
gunakan adalah metode FIFO (First In First Out) atau barang yang masuk
41
4.2 Pembahasan
serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di dokumentasikan
secara tertulis yang membuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci dan
implementasikan dengan baik dan konsisten oleh pelaku. Implementasi SOP yang
baik akan menunjukan Konsisten hasil kerja, hasil produk dan proses pelayanan
Pengecekan suhu dilakukan untuk menjaga suatu kualitas ikan yang suhu
pusat ikan yaitu tidak lebih dari 5 ºC agar tidak terjadi peningkatan kadar
histamin. Pada umumnya bahan baku (ikan) yang di terima adalah ikan yang
Pembekuan ikan yang di lakukan dengan cara ikan di masukan ke dalam ABF
3. THAWING
4. BUTCHERING
Proses pembersihan ikan dengan cara memotong atau membelah perut ikan
42
5. PRECOOKING
6. MISTING
7. SKINNING
Proses pembuangan kulit ikan yang di lakukan dengan cara menyisir kulit
8. LOINING
9. PENIMBANGAN
hasilkan.
10. PACKING
vacum yang telah di berikan code sesuai kategori produk yang di hasilkan.
11. PEMVACUMAN
Produk yang telah di bungkus rapi dengan plastic vacuum tersebut kemudian
dalam kondisi hampa udara sehingga plastic melekat dengan kuat karena
43
12. AIR BLAST FREEZER (ABF)
Produk yang telah di kemas ke dalam plastic vacuum itu di susun dengan rapi
13. POLYBAG
Loin yang sudah beku dari air blast freezer kemudian di bungkus kembali
44
Untuk menjawab tujuan penelitian ini antara lain yaitu ingin mengetahui
bagaimana penerapan sistem akuntansi persediaan bahan baku yang sesuai dengan
Tabel 4.3
Penilaian Penerapan Sistem Akuntansi
No PSAK No 14 PT. Carvinna Trijaya Sesuai Tidak
Revisi 2008 Makmur
1 Persediaan adalah aktiva: Persediaan merupakan aset x
tersedia untuk dijual dalam PT. Carvinna Trijaya
kegiatan usaha biasa atau Makmur yang berupa
dalam proses produksi bahan baku dalam proses
untuk penjualan tersebut produksi
atau dalam bentuk bahan
atau perlengkapan dalam
proses produksi atau
pemberian jasa
2 Persediaan harus diukur Pengukuran persediaan x
berdasarkan biaya atau pada PT. Carvinna Trijaya
nilai realisasi neto, mana Makmur, hanya
yang lebih rendah. didasarkan pada biaya
yang dikeluarkan
perusahaan
3 Biaya persediaan harus Biaya persediaan pada PT. x
meliputi semua biaya Carvinna Trijaya Makmur
pembelian, biaya konversi, meliputi semua biaya yang
dan biaya lain yang timbul dikeluarkan perusahaan
sampai persediaan berada sampai persediaan siap
dalam kondisi dan lokasi digunakan
saat ini.
45
4 Biaya persediaan dihitung Dalam hal perhitungan x
dengan menggunakan biaya persediaan, PT.
rumus biaya Masuk Carvinna Trijaya Makmur
Pertama Keluar Pertama menggunakan rumus biaya
(MPKP) atau rata-rata Masuk Pertama Keluar
tertimbang. Pertama (MPKP)
5 Entitas menggunakan PT. Carvinna Trijaya x
rumus biaya yang sama Makmur menggunakan
terhadap semua persediaan rumus biaya yang sama
yang memiliki sifat yang terhadap semua persediaan
sama. yang memiliki sifat yang
sama.
6 Jika persediaan dijual, Jika persediaan PT. x
nilai tercatat persediaan Carvinna Trijaya Makmur
diakui sebagai beban pada dijual, nilai tercatat
periode diakuinya persediaan diakui sebagai
pendapatan atas penjualan beban pokok penjualan
tersebut.
7 Setiap penurunan nilai PT. Carvinna Trijaya x
persediaan di bawah biaya Makmur
menjadi nilai realisasi neto memperhitungkan nilai
dan seluruh kerugian persediaan dibawah biaya
persediaan harus diakui menjadi beban pada
sebagai beban pada periode terjadinya
periode terjadinya kerugian
penurunan atau kerugian
tersebut
8 Setiap pemulihan kembali PT. Carvinna Trijaya x
penurunan nilai persediaan Makmur
karena peningkatan memperhitungkan
kembali nilai realisasi pemulihan kembali
neto, harus diakui sebagai penurunan dan diakui
46
pengurangan terhadap sebagai pengurangan
jumlah beban persediaan terhadap jumlah beban
pada periode terjadinya persediaan pada periode
pemulihan tersebut. terjadinya pemulihan
tersebut.
9 Mengungkapkan kebijakan PT. Carvinna Trijaya x
akuntansi yang digunakan Makmur mengungkapkan
dalam pengukuran kebijakan akuntansi yang
persediaan, termasuk digunakan dalam
rumus biaya yang pengukuran persediaan,
digunakan. termasuk rumus biaya
yang digunakan.
10 Mengungkapkan total PT. Carvinna Trijaya x
jumlah tercatat persediaan Makmur mengungkapkan
dan jumlah nilai tercatat total jumlah tercatat
menurut klasifikasi yang persediaan dan jumlah
sesuai bagi entitas. nilai tercatat
11 Mengungkapkan jumlah PT. Carvinna Trijaya x
tercatat persediaan yang Makmur mengungkapkan
dicatat dengan nilai wajar jumlah tercatat persediaan
dikurangi biaya untuk yang dicatat dengan nilai
menjual. wajar dikurangi biaya
12 Mengungkapkan jumlah PT. Carvinna Trijaya x
persediaan yang diakui Makmur mengungkapkan
sebagai beban selama jumlah persediaan yang
periode berjalan. diakui sebagai beban
selama periode berjalan.
13 Mengungkapkan setiap PT. Carvinna Trijaya x
penurunan nilai yang Makmur mengungkapkan
diakui sebagai pengurang setiap penurunan nilai
jumlah persediaan yang yang diakui sebagai
diakui sebagai beban pengurang jumlah
47
dalam periode berjalan. persediaan yang diakui
sebagai beban dalam
periode berjalan.
48
BAB V
5.1 Kesimpulan
keuangan (PSAK) Nomor 14 Revisi 2008. Pendapat ini didukung lewat skor
5.2 Saran
49
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi (2013) Sistem Akuntansi Edisi Tiga. Jakarta, Penerbit : Salemba Empat
Nugroho Widjajanto (2009) Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta,
Penerbit:Erlangga
Stice dan Skousen (2009) Akuntansi Intermediate Edisi Keenam Belas. Jakarta,
Penerbit : Salemba Empat
Suharli, Michell (2006) Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu
50
Lampiran I: Produk Perusahaan
51