Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

“ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI MINI MARKET DEWI
BTN SWETA GEGERUNG INDAH“

Oleh :
MONIKA SHANTY ISTA PURTA
A1C018101

JURUSAN AKUNTANS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini, perusahaan kini sudah berkembang dengan sangat pesat.
Sehingga dengan kondisi yang seperti ini perusahaan didorong untuk memperluas
usahanya guna menguasai pangsa pasar. Tentu dengan adanya hal tersebut dapat
menciptakan kondisi persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Tujuan utama
didirikannya sebuah perusahaan, yaitu untuk mendapatkan laba (keuntungan) yang
maksimal dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup dari usahanya tersebut.
Sistem informasi akuntansi merupakan suatu kumpulan struktur dan prosedur
berbasis teknologi informasi yang bekerja bersama, dengan tujuan untuk mengubah
data-data keuangan menjadi informasi keuangan. Perkembangan teknologi juga
mendorong perkembangan terhadap sistem informasi akuntansi. Pada zaman dahulu
pancatatan dalam sistem informasi akuntansi masih dilakukan secara manual, namun
saat ini proses pencatatannya sudah dilakukan dengan terkomputerisasi. Agar
tercapainya tujuan utama perusahaan, yakni mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya secara efektif dan efisien, maka harus adanya sistem informasi akuntansi di
dalamnya. Oleh karena itu, penggunaan sistem informasi akuntansi ini merupakan suatu
hal yang penting dalam setiap kegiatan operasional perusahaan. Sistem ini berguna
untuk memproses data menjadi sebuah informasi. Sehingga nantinya informasi ini
mampu digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh pihak pengambil
keputusan.
Dari berbagai jenis perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan
manufaktur tentu terdapat persediaan di dalamnya. Pada perusahaan dagang, persediaan
merupakan unsur yang paling aktif. Perusahaan harus mampu menyediakan barangnya
ketika dibutuhkan oleh konsumen. Sehingga perusahaan akan mendapatkan kesempatan
dalam menerima keuntungan dari hasil penjualannya. Oleh karena itu, pengelolaan
dalam hal persediaan barang dagangan oleh perusahaan dengan cara yang tepat dan
sesuai, sangatlah berguna untuk menjawab adanya permintaan pasar.
Dengan adanya sistem informasi akuntansi persediaan barang dagang, tentunya
berguna agar persediaan di sebuah perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Yang
di mana pengendalian persediaan akan membantu perusahaan mencegah adanya
kesalahan yang terjadi dalam menangani jumlah persediaan barang dagangan yang ada.
Jika perusahaan sudah tepat dalam melakukan pencatatn dan perhitungan
persediaannya, maka akan mempermudah dalam proses pembuatan laporan
keuangannya. Oleh karena itu, adanya sistem informasi akuntansi sangatlah penting
dalam melakukan pencatatan dan penilaian terhadap persediaan barang dagang di suatu
perusahaan.
Baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, dengan adanya sistem informasi
akuntansi persediaan barang dagang sangatlah penting jika terdapat di dalam
perusahaannya. Khususnya perusahaan kecil seperti minimarket sekali pun, terdapat
sistem informasi akuntansi persediaan barang dagang di dalamnya. Minimarket sebagai
sebuah usaha yang menjual barang kebutuhan konsumen tidak terlepas dari adanya
kejadian seperti kehabisan persediaan yang diperlukan oleh konsumen pada berbagai
jenis produk tertentu, stok barang yang sudah megalami kekurangan, belum lagi terkait
dengan persediaan yang telah kadaluwarsa. Setidaknya dengan adanya sistem informasi
akuntansi persediaan barang dagang mampu meminimalisir segala permasalahan yang
terjadi terkait dengan persediaan barang dagang.
Minimarket Dewi yang berada di BTN Sweta Gegerung Indah merupakan sebuah
usaha yang bergerak dalam usaha dagang. Minimarket Dewi merupakan sebuah
minimarket yang sudah cukup lama berdiri. Tentunya di Minimarket Dewi memiliki
kapasitas persediaannya sendiri. Begitu pula dengan sistem informasi akuntansi
persediaan barang dagang
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis ingin melakukan
suatu penelitian kembali terkait dengan penerapan sistem informasi akuntansi pada
perusahaan dagang, sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang di
Minimarket Dewi BTN Sweta Gegerung Indah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana penerapan sistem informasi
akuntansi persediaan barang dagang di Minimarket Dewi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu: Untuk
mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi persediaan barang dagang
di Minimarket Dewi

1.4 Manfaat Penelitian


a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan penulis
mengenai sistem informasi akuntansi persediaan.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini mampu dijadikan sebagai pemikiran kepada perusahaan mengenai
sistem dan prosedur yang digunakan dalam melakukan penjualan.
c. Bagi Universitas
Penelitian ini mampu dijadikan sebagai tambahan referensi dan literatur pada
perpustakaan yang dapat digunakan sebagai kajian untuk penelitian yang sejenis.
d. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan mampu mamberikan tambahan pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca mengenai sistem informasi akuntansi persediaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Sistem
a. Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Gordon B. Davis, sistem diartikan terdiri
dari beberapa bagian yang mana bagian-bagian tersebut saling berhubungan
satu dengan yang lain yang beroperasi bersama dalam mencapai tujuan atau
sasaran.
Menurut W. Gerald Cole, sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema
yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama
dari perusahaan.
Menurut Murdick, R.G, sistem adalah seperangkat dari berbagai
elemen yang mana membentuk suatu kumpulan dari beberapa
prosedur/berbagai bagan pengolahan dalam mencari tujuan bersama dengan
menggunakan cara mengoperasikan data dan juga barang untuk memperoleh
suatu informasi, energi dan juga barang.
Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli yang telah dipaparkan
sebelumnya, dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan komponen yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik ataupun sifat-sifat tertentu, yaitu :
1. Komponen sistem, sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi yang dapat berupa suatu subsistem atau bagian dari sistem
dan saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Setiap subsistem
mempunyai sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi-fungsi
tertentu yang mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan sistem, merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan
sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan sistem, merupakan apapun yang ada di luar yang
mempengaruhi operasi sistem, yang bersifat dapat menguntungkan dan
merugikan.
4. Penghubung sistem, merupakan media yang menghubungkan antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya.
5. Masukan sistem (input), merupakan energi yang dimasukkan ke dalam
sistem. Energi ini dapat berupa perawatan dan masukan sinyal
maintenance input. Maintenance input adalah energy yang dimasukkan
agar sistem tersebut dapat beroperasi.
6. Keluaran sistem (output), merupakan energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
7. Pengolahan sistem (process), berguna untuk merubah masukan (input)
menjadi keluaran (output).
8. Sasaran sistem, sistem dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau
tujuannya. Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi
sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan
sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan sistem.
c. Klasifikasi Sistem
1. Sistem abstrak, merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide
yang tidak tampak secara fisik.
2. Sistem fisik, merupakan sistem yang keberadaannya dapat dilihat secara
fisik dan nyata.
3. Sistem alamiah, merupakan sistem yang terbentuk melalui prose salami.
4. Sistem buatan, merupakan sistem yang dirancang dan dibangun oleh
manusia yang melibatkan interaksi dengan mesin.
5. Sistem tertentu, merupakan sistem yang cara beroperasinya sudah dapat
diprediksi, interaksi-interaksi di dalamnya dapat dideteksi dengan pasti
dan outputnya dapat diramalkan.
6. Sistem tak tertentu, merupakan sistem yang outputnya tidak dapat
diprediksi dengan pasti karena mengandung unsure probabilitas.
7. Sistem tertutup, merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan
dunia luar dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya (bekerja
secara otomatis).
8. Sistem terbuka, merupakan sistem yang mempunyai hubungan dengan
dunia luar dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini
menerima masukan dan menghasilkan output untuk subsistem yang lain.
2.1.2 Informasi
a. Pengertian Informasi
Jogiyanto (2005) mendefinisikan informasi adalah suatu hasil dari
pengolahan suatu data dalam bentuk yang lainnya agar lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimanya, dimana sebuah informasi menggambarkan
suatu kejadian-kejadian yang nyata dan digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Menurut Wikipedia, informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi)
atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna
yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat
direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicapai sebagai tanda-tanda, atau
sebagai sinyal berdasarkan gelombang informasi adalah jenis acara yang
mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis.
b. Ciri-Ciri Informasi
Informasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut, antara lain :
a. Benar atau salah, dalam hal ini informasi berhubungan dengan
kebenaran atau kesalahan terhadap kenyataan.
b. Baru, informasi harus benar-benar baru bagi si penerima.
c. Tambahan, informasi dapat pemperbarui atau memberikan perubahan
terhadap informasi yang telah ada.
d. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap
informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
e. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada
sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.
c. Kualitas Informasi
Menurut Romney (2009) menyebutkan bahwa informasi dapat dinilai
kualitasnya berdasarkan beberapa aspek diantaranya yaitu :
1. Relevan, informasi yang relevan atau dapat dikatakan sesuai dengan
lapangan akan mengurangi tingkat ketidakpastian dan dapat berguna
bagi pengguna informasi dalam pengambilan keputusan, membuat
prediksi atau mengkonfirmasikan dan mengkoreksi ekspektasi
sebelumnya.
2. Andal, informasi dapat dikatakan andal jika informasi tersebut terbebas
dari kesalahan atau bias dan secara akurat dapat mendeskripsikan suatu
kejadian.
3. Lengkap, informasi dikatakan lengkap jika tidak menghilangkan aspek-
aspek penting dari suatu kejadian atau peristiwa yang menjadi dasar dari
aktivitas yang diukur oleh informasi tersebut.
4. Tepat waktu, informasi dapat dikatakan tepat waktu jika disajikan atau
diberikan pada saat untuk digunakan sebagai landasan pengambilan
keputusan oleh pengambil keputusan.
5. Dapat dipahami, informasi yang baik adalah informasi yang disajikan
dengan format yang dapat dimengerti oleh para penggunanya.
6. Dapat diverifikasi, informasi dapat diselidiki kebenarannya dapat
diartikan jika ada beberapa orang yang secara independen dan kompeten
menguji suatu informasi maka akan ditemukan hasil yang sama.
2.1.3 Akuntansi
a. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi menurut American Institute of Certified Public
Accounting (AICPA), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan beberapa cara tertentu dalam ukuran moneter,
transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keyangan,
termasuk menafsirkan hasil-hasilnya, dan meringkas dengan cara tertentu
dalam ukuran fiskal, pertukaran dan kesempatan yang ada pada umumnya
bersifat moneter dan dalam menguraikan hasil.
Menurut American Accounting Associaton (AAA), akuntansi
merupakan proses pengidentifikasian, pengukur, dan melaporkan informasi
ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian-penilaian, keputusan yang
jelas dan tegas bagi semua yang menggunakan informasi tersebut.
Menurut Jusuf (2001: 4), akuntansi adalah suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
b. Tujuan Akuntansi
Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat
agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak
berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik.
Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah
pembukuan.
2.1.4 Sistem Informasi
a. Pengertian Sistem Informasi
Pengertian sistem informasi menurut Alter (1992), sistem informasi
adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi
informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi.
Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990), sistem informasi adalah
suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan
komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun,
menyimpan, dan mengelola sata serta menyediakan informasi keluaran
kepada para pemakai.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi
informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi
informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.
b. Ciri-Ciri Sistem Informasi
Ciri-ciri sistem informasi yaitu sebagai berikut :
1. Satu kesatuan : adanya satu kesatuan organisasi.
2. Bagian-bagian : adanya manajemen, karyawan, pemangku kepentingan
(stakeholders) lainnya, gedung, kantor, sub sistem komputer (perangkat
keras, perangkat lunak, perangkat jaringan, sumber daya manusia, basis
data dan informasi).
3. Terjalin erat : tercermin dalam bentuk hubungan, interaksi, prosedur
kerja antar sesama manajemen, karyawan dan subsistem komputer yang
diatur dalam bentuk berbagai prosedur dan instruksi kerja.
4. Mencapai tujuan : yaitu menghasilkan informasi yang berkualitas bagi
manajemen dan pemangku kepentingan lainnya.
c. Jenis-Jenis Sistem Informasi
1. Sistem Informasi Manajemen
2. Sistem Informasi Akuntansi
3. Sistem Informasi Keuangan
4. Sistem Informasi Manufaktur
5. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
6. Sistem Informasi Pemasaran
7. Sistem informasi Eksekutif
d. Komponen Fisik Sistem Informasi
Sistem informasi memiliki komponen-komponen fisik, diantaranya sebagai
berikut :
1. Perangkat keras komputer : CPU, storage, perangkat input/output,
terminal untuk interaksi, media komunikasi data.
2. Perangkat lunak komputer : perangkat lunak sistem (sistem informasi
dan utility-nya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman),
perangkat lunak aplikasi, dll.
3. Basis data : penyimpanan data pada media penyimpanan komputer.
4. Prosedur : langkah-langkah penggunaan sistem.
5. Personil : untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi :
 Clerical personel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data
dan melakukan inquiry = operator);
 First level manager, untuk mengelola pemrosesan data didukung
dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control
dan pengambilan keputusan level menegah ke bawah.
 Staff specialist, digunakan untuk analisis perencanaan dan
pelaporan.
 Management, untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus,
analisis khusus, laporan khusus, pendukung identifikasi masalah dan
peluang.
2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Steven A. Moscow, sistem informasi akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah,
menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan
untuk pengambilan keputusan pihak luar (seperti kantor pajak, kreditur,
pemerintah) dan pihak dalam (manajer dan karyawan).
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006; 3), sistem informasi akuntansi
merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam
informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat
keputusan.
b. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Unsur-unsur sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia
Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk dapat
berfungsi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat, data, bahan
pendukung, sumber manusia dan dana.
2. Peralatan
Peralatan merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan
dalam mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian kalkulasi
atau perhitungan dan kerapihan bentuk informasi.
3. Formulir
Formulir merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi yang terjadi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen.
4. Catatan
Catatan terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut :
a) Jurnal
Merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan
data yang lainnya.
b) Buku Besar
Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas
data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.
c) Prosedur
Prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk
menjalankan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan.
d) Laporan
Hasil akhir dari system informasi akuntansi adalah laporan
keuangan dan laporan manajemen.
c. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan atau manfaat sistem informasi akuntansi menurut Diana, 2011: 5,
yaitu :
1. Mengamankan aktivitas perusahaan sehari-hari.
2. Mendukung proses pengambilan keputusan.
3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi tanggung
jawabnya kepada pihak eksternal.
4. Mengumpulkan dan memasukkan data transaksi ke dalam sistem
informasi akuntansi.
5. Mengolah data transaksi.
6. Menyimpan data untuk tujuan di masa mendatang.
7. Memberi pemakai atau pemberi keputusan (manajemen) informasi yang
mereka perlukan.
8. Mengontrol semua proses yang terjadi.
d. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan oleh organisasi , sumber daya yang dipengaruhi oleh
aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai
aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak
luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal tersebut.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan.
e. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Susanto (2008: 207), komponen sistem informasi akuntansi, yaitu :
1. Perangkat keras (hardware)
2. Perangkat lunak (software)
3. Manusia (brainware)
4. Prosedur (procedure)
5. Basis data (database)
6. Teknologi jaringan komunikasi (communication network technology)
2.1.6 Persediaan Barang Dagang
a. Pengertian Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang merupakan sumber daya yang penting bagi
kelangsungan hidup suatu perusahaan dagang. disamping merupakan asset
yang dinilainya paling besar dibandingkan aktiva lancer dalam perusahaan .
juga merupakan sumber pendapatan utama dalam perusahaan dagang.
Persediaan adalah pos harta yang ditahan untuk dijual dalam kegiatan
usaha yang biasa atau barang yang akan digunakan atau dikomunikasi dalam
produksi barang yang akan dijual.
Dapat disimpulakan, persediaan merupakan salah satu aktiva penting
yang dimiliki oleh suatu perusahaan dimana aktiva yang dimiliki tersebut
dimaksudkan untuk dijual dalam melaksanakan kegiatan normal perusahaan
serta untuk mengantisifasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik
karena adanya permintaan maupun ada masalah laiinya.
b. Jenis-Jenis Persediaan
Ada beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut :
1. Persediaan Bahan Mentah
Persediaan bahan mentah adalah persediaan bahan yang masih belum
memuat elemen-elemen biaya dalam bahan tersebut.
2. Persediaan Komponen-Komponen Rakitan
Persediaan komponen-komponen rakitan ini sangat mudah dijumpai di
industri elektronik dan otomotif.
3. Persediaan Bahan Pembantu atau Persediaan Bahan Penolong
Persediaan bahan penolong ini merupakan katalisator dari produksi
bahan tersebut. Jadi bahan tersebut bukan merupakan bagian atau
komponen barang jadi namun bahan tersebut sangat diperlukan dalam
produksi.
4. Persediaan dalam Proses
Persediaan dalam proses atau biasa disebut persediaan setengah jadi
merupakan persediaan yang merupakan keluaran dari tiap-tiap proses,
namun masih belum sempurna dan masih harus dilakukan pengolahan
lagi.
5. Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi adalah barang yang sudah tidak memerlukan
pengolahan lagi. Tinggal di pasarkan dan siap dijual, yang berarti bahan
semua unsur biaya produksi sudah melekat di barang tersebut.
Adapun unluk perusahaan dagang hanya ada satu jenis
persediaan, yaitu persediaan barang dagangan. Dan Kategori barang
dapat dikatakan sebagai persediaan adalah jika barang-barang tersebut
masih ada tersimpan dalam gudang sampai tanggal ncraca atau barang-
barang yang belum laku terjual. Muiyadi (20 1 3 : 553 ).
c. Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagang
Sistem pencatatan persediaan terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Sistem Pencatatan Periodik
Sistem pencatatan periodik dilakukan dengan menghitung jumlah
persediaan di akhir suatu periode untuk melakukan pembukuannya.
Sistem ini sangat sederhana bagi perusahaan kecil yang memiliki SDM
terbatas dalam hal ketelitian. Karena sistem ini hanya mewajibkan
akuntan mencatat penjualan yang sama dengan bukti transaksi.
Jika perusahaan menggunakan sistem persediaan periodic, hanya
pendapatan yang dicatat setiap kali penjualan dilakukan, tidak ada jurnal
yang dibuat pada akhir periode akuntansi, perhitungan fisik dilakukan
untuk menentukan biaya atau harga pokok persediaan dan harga pokok
penjualan. Metode perhitungan biaya persediaan pada sistem persediaan
periodik yaitu :
a. Metode First-In, First Out (FIFO)
Dalam metode ini perusahaan hanya menghitung jumlah pembelian
barang selama satu periode akuntansi. Pada akhir periode akuntansi
perusahaan melakukan fisik untuk mengetahui berapa jumlah barang
yang dijual dalam menentukan harga pokok metode ini memulainya
dari persediaan yang pertama kali dibeli atau sesuai dengan urutan
tanggal pembelian barang.
b. Metode Last-In, First Out (LIFO)
Perusahaan hanya menghitung jumlah pembelian barang selama satu
periode akuntansi, pada akhir periode akuntansi perusahaan
melakukan perhitungan fisik untuk mengetahui berapa jumlah
barang terjual. Dalam menentukan harga pokok metode ini
memulainya dari persediaan yang terakhir kali dibeli atau kebalikan
dari metode FIFO.
c. Metode Biaya Rata-Rata
Metode biaya rata-rata kadang-kadang dinamankan dengan metode
biaya rata-rata tertimbang. Apabila metode ini digunakan, biaya-
biaya dibandingkan terhadap pendapatan sesuai dengan rata-rata per
unit harga pokok penjualan, biaya rata-rata tertimbang per unit yang
sama digunakan dalam menentukan biaya persediaan barang dagang
pada akhir periode.
2. Sistem Pencatatan Perpetual
Pencatatan perpetual merupakan sistem pencatatan yang dicatat
langsung saat transaksi tersebut berlangsung, semua akun langsung
dapat diketahui pada saat transaksi berlangsung. Sistem pencatatan ini
lebih rumit dibandingkan dengan sistem pencatatan periodik, karena
akuntan wajib memasukkan jurnal harga pokok.
Dengan sistem perpetual, penjual mengetahui jumlah dari barang
yang terjual dan jumlah yang seharusnya masih ada dalam persediaan.
Perusahaan juga mengetahui jumlah persediaan yang ada setiap waktu.
Dengan membandingkan catatan persediaan terhadap hasil perhitungan
fisik akan memungkinkan perusahaan untuk menelusuri perbedaan
dalam total persediaan. Oleh karena itu, walaupun sistem persediaan
perpetual digunakan, perhitungan fisik barang seharusnya tetap
dilakukan paling tidak satu tahun sekali guna memastikan saldo yang
tercatat dalam pembukuan.
Metode perhitungan biaya persediaan pada sistem persediaan perpetual
yaitu :
a. Metode First-In, First Out (FIFO)
Jika sebuah perusahaan menggunakan metode FIFO dalam sistem
persediaan perpetual, maka biaya dari unit yang dijual merupakan
biaya pembelian paling awal. Pada saat perusahaan melakukan
penjualan barang, maka barang yang dijual adalah barang yang lebih
dulu dibeli sesuai dengan tanggal pembelian.
b. Metode Last-In, Fisrt-Out (LIFO)
Jika perusahaan menggunakan metode LIFO dalam sistem
persediaan perpetual, maka biaya dari unit yang dijual merupakan
biaya pembelian paling akhir. Pada saat melakukan penjualan
barang, maka barang yang dijual adalah barang yang terakhir masuk
ke gudang atau barang yang terakhir dibeli.
c. Metode Biaya Rata-Rata
Apabila metode biaya rata-rata digunakan dalam sistem persediaan
perpetual, biaya rata-rata per unit untuk masing-masing barang
dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Biaya per unit kemudian
digunakan untuk menentukan harga pokok setiap penjualan sampai
pembelian berikutnya dilakukan dan rata-rata baru dihitung.
Perhitungan biaya persediaan penting untuk tujuan pelaporan keuangan,
tetapi sangat kritis untuk membuat keputusan mengenai produksi,
penetapan harga dan strategi.
a. Diskon
Diskon yang berhubungan erat dengan pembelian persediaan
seharusnya diperlakukan sebagai pengurang biaya persediaan.
Diskon dagang adalah perbedaan sistem harga catalog dengan harga
yang dikenakan pada pembeli. Biaya diidentifikasikan sebagai harga
dalam daftar dikurangi diskon dagang. Tidak ada pencatatan yang
dibuat untuk diskon dagang dan pembelian dicatat pada harga bersih.
b. Retur dan Potongan Pembelian
Penyesuaian terhadap biaya faktur juga dibuat ketika barang dagang
rusak atau memiliki kualitas yang lebih rendah daripada yang
dipesan, kadang-kadang barang dagangan secara fisik dikembalikan
kepada pemasok. Hal ini yang menyebabkan terjadinya retur
pembelian.
Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan
membukukan hasil perhitungan fisik persediaan adalah :
1. Kartu Perhitungan Fisik
Kartu ini digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik
persediaan. Dalam perhitungannya, setiap jenis persediaan dihitung
perhitungan fisik persediaan dibagi menjadi 3 bagian, yang tiap
bagian dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan cara
menyobeknya pada waktu proses perhitungan fisik persediaan
dilaksanakan. Bagian ketiga kartu perhitungan fisik disediakan untuk
merekam data hasil perhitungan oleh perhitungan pertama. Bagian
kedua digunakan untuk merekam data hasil perhitungan yang
dilakukan oleh penghitung kedua. Bagian pertama kartu digunakan
untuk memberi tanda jenis persediaan yang telah dihitung dengan
cara menggantungkan bagian kartu tersebut pada tempat
penyimpanan barang yang bersangkutan. Data yang direkam dalam
bagian kartu kedua kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar
hasil perhitungan fisik setelah data dalam bagian kedua diperiksa
kecocokannya dengan data yang dicatat dalam bagian ketiga kartu.
2. Daftar Hasil Perhitungan Fisik
Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam
dalam bagian ke-2 kartu perhitungan fisik. Data yang disalin dari
bagian ke-2 kartu perhitungan fisik kedalam daftar ini adalah nomor
kartu perhitungan fisik, nomor kode persediaan, nama persediaan,
kuantitas dan satuan. Dokumen ini diisi dengan harga pokok per
satuan dan harga pokok total tiap jenis kartu persediaan oleh
penghitung fisik dan diotorisasi. Daftar ini digunakan untuk meminta
pertanggungjawaban dari bagian gudang mengenai pelaksanaan
fungsi penyimpanan barang gudang dan pertanggungjawaban kartu
persediaan mengenai keandalan penyelenggaraan catatan akuntansi
persediaan. Berdasarkan informasi yang tercantum dalam kolom
harga pokok total pada daftar hasil perhitungan fisik dilakukan
adjustmen terhadap kuantitas dan saldo harga pokok yang dicatat
dalam kartu persediaan yang bersangkutan.
3. Bukti Memorial
Merupakan dokumen sumber yang digunakan utnuk melakukan
adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil perhitungan
fisik ke dalam jurnal umum. Data yang digunakan sebagai dasar
perhitungan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang
bersangkutan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem perhitungan fisik
persediaan yaitu :
1. Kartu persediaan, digunakan untuk mencatat adjustment terhadap
data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan oleh bagian
persediaan, berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.
2. Kartu gudang, untuk mencatat adjustment terhadap data persediaan
yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh
bagian gudang berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.
3. Jurnal umum, digunakan untuk mencatat jurnal adjustment rekening
persediaan dengan saldo menurut perhitungan fisik.
d. Fungsi Persediaan Barang Dagamg
Menurut Syamsuddin (2010 : 281) . menerangkan bahwa ada tiga fungsi dari
persediaan perusahaan yaitu :

1. Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara internal dan
ekstrenal sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan
tanpa tergantung pada supplier. Persediaan barag jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari langganan .
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi niiktuasi permintaan yang
tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuation Stock.

2. Fungsi Fconomis Lot Sizing


Persediaan berfungs untu mengurangi biaya-biaya per unit saat produksi
dan membeli sumber daya-sumber daya. Persediaan ini perlu
mempertimbangkan penghemalan-penghematan (potongan pembelian.
biaya pengangkutan lebih murah dan sebagainya ) karena perusahaan
melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar . dibandingkan
dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa
giidang, investasi, resiko kerusakan).

3. Fungsi Antisipasi
Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi perusahaan yang sering
menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriiuan dan permintaan
akan barang-barang. Persediaan ini penting agar kelanearan proses
produksi tidak terganggu.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa fungsi persediaan dapat
meningkatkan persediaan perusahaan. Mulai dari kepuasan para pelanggan
sampai memperkirakan atau meramalkan masa depan berdasarkan
pengalaman atau data-data masa lalu.
2.1.7 Minimarket
a. Pengertian Minimarket
Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam "toko kelontong"
atau yang menjual segala macam barang dan makanan, perbedaan nya disini
biasanya minimarket menerapkan sebuah sistem mesin kasir point of sale
untuk penjualannya, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah
supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan
sistem swalayan, di mana pembeli mengambil sendiri barang yang ia
butuhkan dari rak-rak minimarket dan membayarnya di meja mesin kasir.
Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang. Sebuah minimarket
jam bukanya juga lain dari sebuah supermarket, minimarket circle K jam
bukanya hingga 24 jam. Hal paling penting dalam usaha minimarkat adalah
pemilihan rak minimarket yang tepat.
b. Contoh Minimarket yang Ada di Indonesia
Minimarket yang ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret,
Ceriamart, Startmart, Circle K, COCOMart, dan banyak minimarket yang
dikelola individu perorangan lainnya.

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang dapat dijadikan dasar atau referensi yang berhubungan
dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Nama, Tahun,
No Hasil Penelitian
Judul Penelitian
1 Rano Asoka, (2016), Analisis Sistem pencatatan persediaan yang diterapkan
Penerapan Sistem Informasi oleh Minimarket di Sekayu adalah sistem
Akuntansi Persediaan Barang perpetual, keuntungan dengan sistem ini, yaitu
Dagangan pada Usaha perusahaan bisa mengetahui jumlah persediaan
Minimarket di Kota Sekayu setiap waktu. Dalam penyimpanan
persediaannya sudah terdapat gudang dan area
lainnya, yang aksesnya dibatasi pada karyawan
yang berwenang saja. Minimarket di Sekayu
tidak menggunakan tenaga keamanan melainkan
hanya menggunakan gembok saja. Dalam
pengawasan persediaannya masih sangat
sederhana, yaitu hanya menugaskan beberapa
karyawan saja.
2 Riyan Darmawan, (2018), Metode pencatatan persediaan barang yang
Analisis Sistem Informasi digunakan, yaitu metode fisik. Metode
Akuntansi Persediaan Barang penilaiannya, yaitu menggunakan metode FIFO.
Dagang di Minimarket Niky Prosedur penjualan tunai oleh Minimarket Niky
Swalayan Tulungagung Swalayan sudah dapat dikatakan baik dan sesuai
dengan teori Hall. Untuk prosedur pembelian
masih kurang sesuai dengan teori Mulyadi,
begitupun dengan sistem pengendalian
internalnya juga masih kurang sesuai dengan
teori Mulyadi, karena masih belum terdapatnya
kartu perhitungan fisik yang bernomor urut
tercetak, perhitungan fisik hanya dilakukan
sekali, masih terjadi perangkapan pada bagian
gudang terkait panitia perhitungan fisik.
Dokumentasi yang digunakan pada proses
penjualan dan pembelian sudah dikatakan baik
dan sesuai dengan teorinya. Mengenai bagan alir
dalam sistem informasi akuntansi persediaan
barangnya masih kurang sesuai karena masih
terdapat perangkapan tugas dari manajer.
3 Widya Mandasari, (2016), Sistem informasi persediaan pada PT. Maksindo
Analisis Sistem Informasi Palembang masih sederhana dan cukup baik.
Akuntansi Persediaan pada Tidak ada job description yang jelas, satu orang
PT.Maksindo Palembang bisa merangkap banyak bagian yang dilakukan.
Bagian teknisi merangkap menjadi bagian
gudang. Tidak adanya informasi yang akurat
mengenai jumlah mesin yang dijual oleh cabang
perusahaan sehingga memakan waktu dalam
proses mendapatkan informasinya. Harus adanya
pengendalian persediaan yang jelas sehingga
dapat meminimalkan terjadinya kekurangan
persediaan, oleh karenanya perlu menerapkan
safety stock, EOQ, dan ROP.
4 Yuli Puspitasari, (2015), Penerapan sistem pengendalian intern persediaan
Analisis Sistem Pengendalian pada Minimarket Marina Palembang belum
Intern Persediaan Barang cukup baik karena belum adanya fungsi gudang
Dagangan pada Mini Market dan terdapat rangkap tugas antara fungsi
Marina Palembang administrasi maupun pramuniaga. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya kecurangan dan
kesalahan dalam pencatatan. Sistem otorisasi dan
prosedur pencatatannya belum cukup baik,
karena barang keluar masuk tanpa ada otorisasi
oleh pihak berwenang. Praktek yang sehatnya
juga belum cukup baik. Perhitungan fisik
persediaan dilakukan hanya dua bulan sekali
sehingga dapat terjadinya kehilangan persediaan.
Karyawan yang cakap dan kompeten telah
diterapkan dengan baik, karena telah dilakukan
training sebelumnya.

2.3 Kerangka Konseptual


Berdasarkan dengan berbagai teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disusun
kerangka konseptual pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Minimarket Dewi

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi


Persediaan Barang Dagang

Efektif Tidak Efektif

Saran
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Sugiyono (2009: 53-55), jenis penelitian dilihat dari tingkat eksplanasi, yaitu :
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitiana terhadap keberadaan variabel mandiri, baik
hanya pada suatu variabel atau lebih.
2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau
berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.
3. Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau
berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.

Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dilakukan dengan
jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Saryono (2010),
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif. Sehingga peneliti ingin menggali informasi, memahami
pendapat informan, dan menganalisis mengenai sistem informasi akuntansi persediaan
barang dagangan.

3.2 Lokasi Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta jalan
dan kotanya. Lokasi penelitian tersebut merupakan tempat penelitian yang
diharapkan mampu memberikan informasi yang peneliti butuhkan dalam penelitian
yang diangkat. Adapun penelitian ini berlokasi di sebuah minimarket yang bernama
Minimarket Dewi, tepatnya berada di Jalan Kenari, BTN Sweta Gegerung Indah,
Kota Mataram.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data kualitatif yang bersumber dari
data primer dan data sekunder :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dengan
melakukan penelitian dan wawancara dengan pihak yang terkait dalam penelitian.
Data ini berupa hasil wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan
berupa literatur, dokumen-dokumen, buku-buku serta bahan tulisan yang
berhubungan dengan materi yang dibahas dalam penelitian. Studi kepustakaan ini
bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat
menunjang data yang dikumpulkan dan pengelolaannya lebih lanjut dalam
penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kedua sumber data tersebut, yaitu
data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini data primer diperoleh melalui
wawancara secara langsung kepada pihak yang terkait di Minimarket Dewi.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang ada, serta catatan
atau dokumen yang didapat di Minimarket Dewi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Beberapa teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini, yaitu :
a. Wawancara
Menurut Sugiyono, wawancara merupakan suatu teknik data yang dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan dengan cara tatap muka
atau secara langsung maupun dengan menggunakan jaringan telepon. Dalam
penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur yang di mana wawancara
dilakukan tidak formal. Adapun narasumber dalam penelitian ini, yaitu pendiri
sekaligus sebagai pemilik dari Minimarket Dewi.
b. Observasi
Menurut Sugiyono, observasi dalam arti sempit adalah suatu proses penelitian
dengan mengamati situasi serta kondisi dari bahan pengamatan. Teknik observasi
seperti ini sangat cocok digunakan untuk melakukan penelitian mengenai proses
pembelajaran, sikap dan perilaku, dan lainnya. Dalam penelitian ini, penulis
mengamati suasana di Minimarket Dewi dan mengamati tempat penyimpanan
persediaannya.
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015: 329), dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto yang didapatkan pada saat
melakukan penelitian di Minimarket Dewi.
d. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan objek penelitian yang
bersumber dari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian dan
penunjang atas dasar teori yang digunakan dalam permasalahan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data menurut Sugiyono (2014) adalah proses menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
analisis data yang bersifat deskriptif kualitatif.
1. Reduksi Data
Reduksi data dalam penelitian ini, yaitu secara menganalisis, mencatat,
mengevaluasi, menafsirkan data mengenai penerapan sistem informasi akuntansi
persediaan barang dagang di Minimarket Dewi.
2. Penyajian Data
Dengan mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian ini. dalam penelitian
ini data disajikan dalam bentuk naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Semua data yang terkait dengan penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan oleh
penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Ilham, Mughnifar. 2020. ”Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli Terlengkap”.
https://www.materi.carageo.com/pengertian-wawancara-menurut-para-ahli/ (diakses 24
Oktober 2020)
Zakky. 2020. “Pengertian Observasi Menurut Para Ahli dan Secara Umum (Terlengkap)”.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-observasi/#:~:text=Menurut%20Nawawi
%20dan%20Martini,dan%20sesuai%20kaidah%20yang%20berlaku. (diakses 24
Oktober 2020)
Pustakademik. 2017. Metode Penelitian. http://pustakademik.blogspot.com/2017/09/metode-
penelitian.html?m=1. (diakses 24 Oktober 2020)
Amri, Muhammad. 2015. “Perbedaan Istilah Minimarket, Supermarket, dan Hypermarket”.
http://inovapos.com/perbedaan-istilah-minimarket-supermarket-dan-hypermarket/.
(diakses 26 Oktober 2020)
Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Indrayati. 2015. Sistem Informasi Akuntansi: Teori dan Konsep Desain SIA. Malang: Aditya
Media Publishing,
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Asoka, Rano. 2016. Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang
Dagangan pada Usaha Minimarket di Kota Sekayu. Jurnal manajemen, 4: 53-66.
Riyan, Darmawan. 2018. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang di
Minimarket Niky Swalayan Tulungagung. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Nusantara PGRI, Kediri.
Widya, Mandasari. 2016. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan pada PT.
Maksindo Palembang. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah, Palembang.
Laila, Rahmadhani Matondang. 2018. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada
Supermarket (Studi Kasus Suzuya Supermarket di Katamso Medan). Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan.
Catur Pamungkas Merinda Hadi Saputri. 2013. Sistem Informasi Akuntansi Pada Mini
Market Omi-Giti Mart. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”, Jawa Timur.
Yuli, Puspitasari. 2015. Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan
pada Mini Market Marina Palembang. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Muhammadyah Palembang, Palembang.

Anda mungkin juga menyukai