Anda di halaman 1dari 5

Nama : Intan Nursyahidah

NIM : 4180180020

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

IMUNISASI

1. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah tindakan memasukkan vaksin BCG yang bertujuan untuk
memberikan kekebalan tubuh terhadap kuman Mycobacterium tuberculosis dengan cara
menghambat penyebaran kuman.

Alat dan bahan:


1. Spuit tuberculin dengan jarum ukuran 25-27 panjang 10 mm
2. Vial vaksin BCG kering dan gergaji ampul
3. Pelarut vaksin
4. Kapas lembap (basahi air matang)
5. Sarung tangan bersih

Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan bersih
3. Jelaskan prosedur kepada orang tua bayi tindakan imunisasi yang akan dilakukan
4. Buka ampul vaksin BCG kering
5. Larutkan vaksin dengan pelarut vaksin yang tersedia kurang lebih 4 cc
6. Isi spuit dengan vaksin sebanyak 0,05 mL yang sudah dilarutkan
7. Atur posisi dan bersihkan lengan (daerah yang akan diinjeksi, yaitu ⅓ bagian lengan
atas) dengan kapas yang telah dibasahi
8. Tegangkan daerah yang akan diinjeksi
9. Lakukan injeksi dengan memasukkan jarum pada sudur 10-15o (intracutan)
10. Tarik spuit setelah vaksin habis dan jangan melakukan masase
11. Usap bekas injeksi dengan kapas bersih jika ada darah yang keluar
12. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
13. Catat respon yang terjadi, vaksin dikatakan berhasil jika benjolan di kulit, tampak
pucat dan pori-pori jelas

2. Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah tindakan imunisasi dengan membrikan vaksin polio (dalam
bentuk oral) atau dikenal dengan sebutan oral polio vaccine (OPV) yang bertujuan untuk
memberi kekebalan dari penyakit poliomielitis, dapat diberikan empat kali dengan
interval 4-6 minggu.

Alat dan bahan


1. Vaksin polio dan termos es/flakon berisi vaksin folio
2. Pipet plastic

Prosedur
1. Cuci tangan
2. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilaksanakan
3. Ambil vaksin polio dalam termos es
4. Atur posisi bayi dalam posisi telentang di atas pangkuan ibunya dan pegang dengan
erat
5. Teteskan vaksin ke mulut sesuai jumlah dosis yang diprogramkan atau yang
dianjurkan, yakni 2 tetes.
6. Cuci tangan
7. Catat reaksi yang terjadi

3. Imunisasi DPT/DT
Imunisasi ini dilakukan dengan memberikan vaksin DPT (Dipteri Pertusis Tetanus)/DT
(dipteri tetanus) pada anak yang bertujuan untuk memberi kekebalan dari kuman penyakit
difteri, pertusis, dan tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya
dengan interval 4-6 minggu (kurang lebih 3 kali), selanjutnya ulangan pertama satu tahun
dan ulangan berikutnya tiga tahun sekali sampai usia 8 tahun.
Alat dan bahan
1. Spuit disposibel 2,5 cc dan jarumnya
2. Vaksin DPT dan pelarutnya dalam termos es
3. Kapas alcohol
4. Sarung tangan
5. Kartu KIA

Prosedur:
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan
4. Atur posisi bayi, bayi dipangu ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga
kepala bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan kanan bayi melingkar
ke belakang tubuh ibu dan tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat.
5. Lakukan desinfeksi ⅓ area tengah pada bagian luar yang akan diinjeksi dengan kapas
alcohol
6. Regangkan daerah yang akan diinjeksi
7. Lakukan injeksi denan memasukkan jarum ke intramuscular di daerah femur
8. Lepas sarung tangan
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi yang terjadi

4. Imuniasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis B ke dalam
tubuh yang bertujuan untuk memberi kekebalan dari penyakit hepatitis. Pada ibu yang
menderita hepatitis B dengan HbsAg negatif, imunisasi dapat diberikan kepada anak
sesuai dosis yang ada, kemudian dilanjutkan pada usia 1-2 bulan dan yang ketiga
pada usia 6 bulan. Apabila HbsAg ibu positif, vaksin dapat diberikan dalam waktu 12
jam setelah bayi lahir kemudian suntikan kedua pada usia 1-2 bulan dan ketiga.
Imunisasi ulangan dapat diberikan 5 tahun kemudian.
Alat dan bahan
1. Spuit disposable 2,5 cc dan jarumnya
2. Vaksin hepatitis dan pelarutnya dalam temos es
3. Kapas alkohol dalam tempatnya
4. Sarung tangan bersih

Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil vaksin hepatitis menggunakan spuit sesuai program, yakni 0,5 mL.
5. Atur posisi bayi, bayi dipangu ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi,
menyangga kepala bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan
kanan bayi melingkar ke belakang tubuh ibu dan tangan kanan ibu memegang
kaki bayi dengan kuat.
6. Lakukan desinfeksi ⅓ area tengah pada bagian luar yang akan diinjeksi
dengan kapas alcohol
7. Regangkan daerah yang akan diinjeksi
8. Lakukan injeksi denan memasukkan jarum ke intramuscular di daerah femur
9. Lepas sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Catat reaksi yang terjadi

5. Imunisasi campak
Imunisasi campak adalah tindakan memberikan vaksin campak pada anak yang
bertujuan membentuk kekebelan terhadap penyakit campak yang diberikan pada
usia 9 bulan secara subkutan, kemudian diulang dalam interval 6 bulan lebih
setelah suntikan pertama.

Alat dan bahan


1. Spuit disposibel 2,5 cc dan jarumnya
2. Vaksin campak dan pelarutnya dalam termos es
3. Kapas alcohol dalam tempatnya
4. Sarung tangan
5. Kartu KIA

Prosedur
6. Cuci tangan
7. Gunakan sarung tangan
8. Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan
9. Ambil vaksin campak menggunakan spuit sesuai program/anjuran (+ 0,5 mL)
10. Atur posisi bayi dipangku ibunya, lengan kanan bayi dijepit di ketiak ibunya.
Ibu menopang kepala bayi, tangan kiri ibu memegang tangan kiri bayi)
11. Lakukan desinfeksi ⅓ bagian lengan kanan atas
12. Regangkan daerah yang akan diinjeksi
13. Lakukan injeksi dengan jarum pada sudut 45 0C.
14. Setelah vaksin habis, tarik spuit sambil menekan lokasi penyuntikan dengan
kapas
15. Lepaskan sarung tangan
16. Cuci tangan
17. Catat reaksi yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai