Sarana
1 Jumlah Posyandu Lansia / Posbindu Lansia Posyandu yang melayani kesehatan Lansia
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan Cakupan puskesmas yang melaksanakan pelayanan Neonatal
6 Esensial sesuai standar di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
Neonatal Esensial sesuai standar
waktu 1 tahun
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu Cakupan puskesmas yang di wil. Kerjanya melaksanakan kelas ibu
12 balita balita dalam kurun waktu 1 tahun
Kegiatan Program
Jumlah Balita yang memiliki dan menggunakan balita yang mengaku memiliki buku KIA, dipilah antara yang dapat
25 buku KIA menunjukkan buku KIA (fisik) dan yang tidak bisa menunjukkan.
Puskesmas yang melaksnakan kegiatan kesehatan Cakupan Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan
36
remaja peduli remaja di satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah Kelompok Lansia / Posyandu Lansia yang Jumlah Posyandu Lansia / Posbindu Lansia yang frekuensi
37
Aktif pertemuannya minimal 4 kali dalam 1 tahun
KB
Pelayanan Keluarga
Berencana Kasus terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang pada saat
tersebut menggunakan metode kontrasepsi (Depkes, 2005:15)
50 Kegagalan
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai AKDR hingga
saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri
56 AKDR kesuburan.
Peserta KB Aktif
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai implan hingga
saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri
57 Implan kesuburan.
Jumlah absolut puskesmas PKRT di kab/kota DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Jumlah absolut puskesmas yang membina bayi/ balita/ anak usia sekolah/ remaja
terlantar di panti/LKSA DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Jumlah absolut puskesmas yang memberikan layanan kesehatan kepada balita sakit
sesuai standar (MTBS) DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Jumlah absolut puskesmas yang di wil. Kerjanya melaksanakan kelas ibu balita DIBAGI
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga
kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu
hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu hamil yang pertama kali saat trimester 1 kehamilan mendapat pelayanan
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
DIBAGI Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4x dengan distribusi waktu 1x pada trimester 1, 1x pada trimester ke 2, 2x
pada trimester ke 3 di suatu wil, kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah
sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
CARA PERHITUNGAN
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wil.
Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di luar fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wil.
Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3 pasca persalinan sesuai
standar DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan pelayanan kepada ibu pada hari ke 4 - 28 pasca persalinan sesuai standar
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin
sesuai standar paling sedikit 3x dengan distribusi waktu 6 jam - hari ke 3 (KF1), hari ke 4
- hari ke 28 (KF2), dan hari ke 29 - 42 (KF3) setelah bersalin di suatu wil. kerja pada
kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada
waktu tertentu
Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali yaitu 1 kaspsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
(jumlah neonatus yangmendapat layanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI jumlah seluruh sasaran bayi di
suatu wilayah kerja dalam 1 tahun)
balita yang mengaku memiliki buku KIA, dipilah antara yang dapat menunjukkan buku
KIA (fisik) dan yang tidak bisa menunjukkan DIBAGI Jumlah sasaran balita di suatu
wilayah kerja dalam 1 tahun
Cakupan puskesmas yang minimal 50% desa / kelurahan di wil. Kerjanya melaksanakan
kelas ibu dalam kurun waktu 1 tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja
dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di suatu wil. Kerja dalam kurun
waktu 1 tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1
SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI
Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 7
SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam
waktu tertentu
CARA PERHITUNGAN
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 60 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah Lansia Risti yang dibina / yang mendapat pelayanan (umur ≥ 70 tahun)
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 70 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 60 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) yang telah mendapat pelayanan
kesehatan reproduksi calon pengantin, dibagi jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan
perempuan) yang terdaftar di KUA/lembaga agama lain di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun, dikali 100%.
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) dengan anemia (berdasarkan
pemeriksaan klinis dan/atau laboratorium), dibagi jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan
perempuan) yang mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali 100%.
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) dengan kekurangan gizi (Indeks Massa
Tubuh/IMT <18,5 atau Lingkar Lengan Atas/LiLA <23,5 cm), dibagi jumlah calon pengantin
(terpilah laki-laki dan perempuan) yang mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon
pengantin di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali 100%.
Persentase PUS dengan “4T” yang menjadi peserta KB terhadap seluruh PUS dengan
“4T” di wilayah kerja tertentu.
= Jumlah PUS “4T” ber-KB / Jumlah PUS dengan “4T”
x 100%
= Jumlah peserta KB yang mengalami efek samping / Jumlah peserta KB aktif x 100%
Persentase peserta kondom aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta Kondom Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta KB pil aktif terhadap total Peserta KB AKtif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta KB Pil Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta KB suntik aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah
kerja tertentu.
= Jumlah peserta KB Suntik Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta AKDR aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta AKDR Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta implan aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta Kondom Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase perempuan di-MOW terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah Perempuan di-MOW / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase laki-laki di-MOP terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah Laki-laki di-MOP / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
CARA PERHITUNGAN
Persentase peserta KB aktif terhadap total PUS, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah Peserta KB Aktif / Jumlah PUS x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Suntik / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan AKDR / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan implan / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menjalani MOW / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan yang suaminya menjalani MOP / Jumlah Peserta KBPP x
100%
= Jumlah ibu paska persalinan ber KB / Jumlah sasaran ibu bersalin x 100%
No INDIKATOR
1 Kematian Ibu
2 Perdarahan
3 Hipertensi
4 Infeksi
6 Gangguan Metabolik
7 Lain2
8 Lahir Mati
9 0-6 hari
11 0-28 hari
12 BBLR
13 Asfiksia
14 Tetanus
Penyebab Kematian Neonatal
15 Sepsis
16 Kelainan Kongenital
17 Lain2
18 Kematian Post-Neo
19 Pneumonia
20 Diare
21 Saluran Cerna
23 Kelainan Saraf
24 Malaria
25 Lain2
26 Kematian Bayi
27 Kematian Balita
28 Diare
29 Pneumonia
30 Malaria
32 Demam
33 Difteri
34 Lain2
35 Kab/Kota Melaksanakan AMP
DEFINISI OPERASIONAL
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena perdarahan antepartum, inpartum maupun postpartum.
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas
karena hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi dan eklamsi.
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit infeksi yang langsung terkait kehamilannya. Misal
: abortus sepsis, sepsis puerperalis, dsb
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit terkait gangguan darah . Misal : ITP, Thalasemia,
leukemia, dsb
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit gangguan metabolik. Misal : penyakit diabetes
melitus, penyakit jantung, dsb.
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
bukan disebabkan karena perdarahan, hipertensi, infeksi kehamilan, gangguan
darah, dan gangguan metabolik . Misal : malaria, meningitis, tuberkulosis, dsb.
Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28minggu,
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Kematian Neonatal dini: kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama
kehidupannya
Kematian Neonatal Lanjut : Kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari
kehidupannya
Kematian Neonatal: kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0-28 hari
kehidupannya
Kasus kematian neonatal akibat sindrom klinik penyakit sistemik disertai infeksi
bakteri, infeksi jamur dan infeksi virus. (modul TOT Gadar)
kasus kematian neonatal yang diakibatkan kelainan yang terlihat pada saat
lahir, bukan akibat proses persalinan. Kelainan kongenital bisa herediter, dapat
dikenali saat lahir. Misalnya atreis ani, anensefali.
Jumlah kematian ibu karena perdarahan dibagi jumlah seluruh kematian ibu
dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena hipertensi dibagi jumlah seluruh kematian ibu
dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena infeksi dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali
100%
Jumlah kematian ibu karena gangguan darah dibagi jumlah seluruh kematian
ibu dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali
100%
jumlah kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan per 1000 kelahiran hidup
jumlah kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama kehidupannya per 100
kelahiran hidup
jumlah kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari kehidupannya per
1000 kelahiran hidup
jumlah kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0 - 28 hari
kehidupannya per 1000 kelahiran hidup
Jumlah kematian neonatal karena prematuritas/BBL dibagi jumlah seluruh
kematian neonatal dikali 100%