Anda di halaman 1dari 24

No Nama Indikator

1 Persentase Ibu Hamil risiko tinggi


Nama Indikator
Ibu hamil yang memiliki faktor risiko tinggi antara lain:
1. Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Mempunyai 3 anak atau lebih
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan
berat badan < 9 kg selama masa kehamilan atau IMT < 18,5
5. Obesitas atau IMT > 25
6. Anemia dengan Hemoglobin < 11 g/dl
7. TB kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
8. Riwayat Hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini
9. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati,
psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Melitus, hipertiroid, dll), autoimun (Sistemik Lupus
Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
10. Sedang mengidap penyakit menular seperti TB Paru, Malaria, Infeksi Menular Seksual, HIV, dll
11. Ibu dan suami sama-sama mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit Hemofilia atau
Talasemia
12. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa,
ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital
13. Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksi
vakum/forceps
14. Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan paska persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post
partum (post partum blues)
15. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital
16. Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit, monster
17. Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin besar
18. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32
minggu
Definisi Operasional Cara Perhitungan
Jumlah absolut ibu hamil dengan Jumlah ibu hamil dengan kehamilan berisiko
kehamilan berisiko tinggi tinggi / Jumlah ibu hamil x 100%
No Nama Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan
Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di
K1 oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah
1 tertentu kerja pada waktu tertentu

K6
2

Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
PN tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wil. kompetensi kebidanan di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu
3 Kerja dalam kurun waktu tertentu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu

Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3 pasca Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3 pasca persalinan sesuai standar DIBAGI
KF1 persalinan sesuai standar Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
4

KF Lengkap
5

Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali yaitu 1 kaspsul segera
Vit A Nifas yaitu 1 kaspsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama DIBAGI Jumlah sasaran
6 pemberian kapsul pertama ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu

Anemia ( < 11 gram/ml) TM1


7

Anemia ( < 11 gram/ml) TM3


8

Kurang energi Kronis


9

Perdarahan
10

Abortus
11

Prekeklamsia/Eklamsia
12

Jumlah Komplikasi pada ibu hamil,


Infeksi
13 bersalin dan nifas
Jumlah Komplikasi pada ibu hamil,
bersalin dan nifas

Tuberculosis
14

Malaria
15

Jantung
16

DM
17

Konfirmasi Positif Covid 19


18

Lain-lain
19

Lahir Hidup
20

Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada (jumlah neonatus yangmendapat layanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu
KN1 usia 6 jam - 48 jam setelah lahir di suatu wil. Kerja pada kurun waktu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI jumlah seluruh sasaran lahir hidup di suatu
21 tertentu wilayah kerja dalam 1 tahun)

Cakupan neonatus dengan komplikasi/gangguan kesehatan yang


ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wil. Kerja pada kurun
(jumlah neonatus dengan komplikasi/gangguan kesehatan yang ditangani tenaga kesehatan yang
waktu tertentu.
Neonatus Komplikasi kompeten di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI 15% dari jumlah seluruh
Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap
sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun)
kasus komplikasi neonatus yang pelaporannya dihitung 1x pada masa
neonatal. Kasus komplikasi yang ditangani asalh seluruh kasus yang
ditangani tanpa melihat hasilnnya hidup atau mati

22

BBLR ( < 2500 gr)


23

Asfiksia
24

Jumlah Komplikasi pada Neonatus


Infeksi
25
Jumlah Komplikasi pada Neonatus

Tetanus neonatorum
26

Kelainan kongenital
27

Konfirmasi Positif Covid 19


28

BBL yang dilakukan SHK


29

Balita
30

Balita Memiliki Buku KIA


31

Balita dengan gangguan perkembangan


32
Balita yang dipantau tahapan perkembangan sesuai usianya Balita yang dipantau tahapan perkembangan sesuai usianya menggunakan KPSP atau Buku KIA
menggunakan KPSP atau Buku KIA atau instrumen baku yang diperiksa atau instrumen baku yang diperiksa oleh guru PAUD dan kader terlatih/ terorientasi di bawah
Balita dilayani SDIDTK oleh guru PAUD dan kader terlatih/ terorientasi di bawah supervisi supervisi tenaga kesehatan dalam kurun waktu 1 tahun DIBAGI jumlah sasaran balita di wilayah
33 tenaga kesehatan dalam kurun waktu 1 tahun kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun

Kunjungan Balita Sakit


34

Jumlah balita sakit yang datang berobat ke Puskesmas dilayani dengan pendekatan MTBS dalam
Jumlah balita sakit yang datang berobat ke Puskesmas dilayani dengan
Balita dilayani MTBS kurun waktu 1 tahun DIBAGI jumlah balita sakit yang datang berobat ke Puskesmas dalam kurun
pendekatan MTBS dalam kurun waktu 1 tahun
35 waktu 1 tahun

Keluarga Balita mengikuti Kelas Ibu Balita


36

Lansia (umur > 60 tahun) yang dibina / yang mendapat pelayanan Jumlah Lansia yang dibina / yang mendapat pelayanan (umur > 60 tahun) DIBAGI Jumlah sasaran
Lansia Yang Dilayani kesehatan / diskreening kesehatannya di wilayah kerja Puskesmas Lansia (umur > 60 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
38 minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun
Lansia Risiko Tinggi (umur > 70 tahun) yang dibina / yang mendapat Jumlah Lansia Risti yang dibina / yang mendapat pelayanan (umur > 70 tahun) DIBAGI Jumlah
Lansia Yang Dilayani pelayanan kesehatan / diskreening kesehatannya di wilayah kerja sasaran Lansia (umur > 70 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Puskesmas minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun
40

Jumlah lanjut usia yang masih mampu melakukan kegiatan hidup Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian A DIBAGI Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan
Lansia Mandiri A sehari-hari tanpa bantuan sama sekali dari orang lain : mandiri (Skor pelayanan
ADL : 20)
41

Jumlah Lansia dengan adanya gangguan dalam melakukan sendiri,


hingga kadang-kadang perlu bantuan - Ketergantungan Ringan (skor Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian B DIBAGI Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan
Lansia Mandiri B pelayanan
ADL : 12 – 19) atau Ketergantungan Sedang (skor ADL 12-19 atau 9
– 11)
42

Jumlah lanjut usia yang sama sekali tidak mampu melakukan kegiatan Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian C DIBAGI Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan
Lansia Mandiri C sehari-hari, sehinga sangat tergantung : Ketergantungan Berat (skor pelayanan
ADL : 5-8) atau Ketergantungan Total (skor ADL : 0 – 4)
43
Jumlah absolut pasangan catin yang sudah mendaftarkan pernikahan di KUA/Lembaga agama
Pasangan calon pengantin laki-laki dan perempuan yang akan lain/PTSP di wilayah kerja Puskesmas
Pasangan Catin terdaftar di KUA dan Lembaga Agama Lain
melangsungkan pernikahan dan sudah mendaftarkan pernikahan di
44 KUA/Lembaga agama lain/PTSP di wilayah kerja Puskesmas

Calon pengantin individu (catin laki-laki dan catin perempuan) yang Jumlah absolut catin individu (laki-laki/perempuan) yang mendapatkan pelayanan kespro catin di
Catin Dilayani Kespro mendapatkan pelayanan kespro catin (KIE kespro catin dan fasyankes
pemeriksaan kesehatan minimal pemeriksaan Hb dan status gizi) di / Jumlah pasangan catin yang sudah mendaftarkan pernikahan di KUA/Lembaga agama lain/PTSP x
45 fasyankes 100%

Catin Perempuan Dengan Anemia Calon pengantin perempuan yang mengalami Anemia (Hb < 12 mg/dL)
Jumlah absolut catin perempuan yang mengalami Anemia
46 / Jumlah catin perempuan terdaftar di KUA/Lembaga agama lain/PTSP x 100%

Catin Perempuan Dengan Kekurangan Gizi


Calon pengantin perempuan yang mengalami kekurangan gizi (IMT < Jumlah absolut catin perempuan yang mengalami kekurangan gizi
47 18,5 dan/atau LiLA < 23,5 cm) / Jumlah catin perempuan terdaftar di KUA/Lembaga agama lain/PTSP x 100%

PUS
Pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang sah yang Jumlah absolut pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang sah yang istrinya berusia
48 istrinya berusia antara 15-49 tahun antara 15-49 tahun
PUS yang istrinya memenuhi minimal salah satu kriteria "4 Terlalu": (1) Jumlah absolut PUS yang istrinya memenuhi minimal salah satu kriteria "4 Terlalu"
PUS 4T berusia < 20 tahun, (2) berusia > 35 tahun, (3) telah memiliki anak
49 hidup ≥ 3 orang, atau (4) usia anak terakhir < 2 tahun
PUS yang istrinya mengalami salah satu dari gejala: anemia, LiLa <23,5, Jumlah absolut PUS yang istrinya mengalami salah satu dari gejala: anemia, LiLa <23,5, penyakit
49 PUS ALKI penyakit kronis, atau IMS kronis, atau IMS
Jumlah absolut PUS 4T yang sedang memakai alokon dan masih terlindungi oleh alokon
PUS yang istrinya memenuhi minimal salah satu kriteria "4 Terlalu" / Jumlah PUS 4T x 100%
yang saat ini sedang memakai alat dan obat kontrasepsi (alokon) untuk
PUS 4T Ber-KB menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan, dan masih
49 terlindungi oleh alokon
Jumlah absolut PUS ALKI yang sedang memakai alokon dan masih terlindungi oleh alokon
PUS yang istrinya mengalami salah satu dari gejala: anemia, LiLa <23,5, / Jumlah PUS ALKI x 100%
penyakit kronis, atau IMS, yang saat ini sedang memakai alat dan obat
PUS ALKI Ber-KB kontrasepsi (alokon) untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri
49 kesuburan, dan masih terlindungi oleh alokon
PUS peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon dan Jumlah absolut peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon dan masih terlindungi
masih terlindungi oleh alokon hingga saat ini untuk menjarangkan oleh alokon hingga saat ini
Peserta KB Aktif kehamilan atau mengakhiri kesuburan / Jumlah PUS x 100%

54

Kondom Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan kondom Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode kondom / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
55

Pil Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan pil Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode Pil / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
56

Suntik Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan suntik Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode Suntik / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
57

AKDR Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan AKDR Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode AKDR / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
58

Metode KB Aktif
Implan Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan implan Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode Implan / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
59

MOW Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan MOW Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode MOW / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
60

MOP Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan MOP Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode MOP / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
61

Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan MAL.

MAL MAL: Ibu yang menyusui secara eksklusif segera setelah melahirkan Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode MAL / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun selama maksimal 6
bulan dan ibu belum mendapatkan haid
62
Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan Jumlah absolut peserta KB yang mengalami gangguan kesehatan/komplikasi sebagai akibat dari
mengarah pada keadaan patologis, sebagai akibat dari proses proses tindakan/pemberian/pemasangan
tindakan/pemberian/pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan alat kontrasepsi yang digunakan
Komplikasi KB seperti: perdarahan, infeksi/abses, fluor albus bersifat patologis, / Jumlah peserta KB aktif x 100%
perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat,
perubahan HB, ekspulsi
50
Kasus terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang pada saat Jumlah absolut kasus terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang pada saat tersebut
tersebut menggunakan metode kontrasepsi menggunakan metode kontrasepsi
Kegagalan KB / Jumlah peserta KB aktif x 100%
51
Peserta KB yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat Peserta KB yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat penggunaan alat
penggunaan alat kontrasepsi tetapi tidak menimbulkan akibat yang kontrasepsi
Efek Samping KB serius / Jumlah peserta KB aktif x 100%

52
Peserta KB yang tidak melanjutkan penggunaan alokon (drop-out), Jumlah absolut peserta KB yang tidak melanjutkan penggunaan alokon (drop-out)
tidak termasuk mereka yang ganti cara / Jumlah peserta KB aktif x 100%
DropOut KB
53
Pasangan usia subur yang mulai menggunakan alat kontrasepsi segera Jumlah absolut ibu bersalin/pasangan yang mulai menggunakan alat kontrasepsi segera setelah
setelah melahirkan (0-42 hari pasca melahirkan) dengan semua melahirkan (0-42 hari pasca melahirkan) dengan semua metode modern
Peserta KB Pasca Persalinan (KBPP) metode modern / Jumlah ibu bersalin x 100%
63

Kondom Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan kondom Jumlah peserta KBPP menggunakan metode Kondom /Jumlah peserta KBPP x 100%
64

Pil Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan pil Jumlah peserta KBPP menggunakan metode Pil / Jumlah Peserta KBPP x 100%
65

Suntik Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan suntik Jumlah peserta KBPP menggunakan metode Suntik / Jumlah Peserta KBPP x 100%
66

AKDR Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan AKDR Jumlah peserta KBPP menggunakan metode AKDR / Jumlah Peserta KBPP x 100%
67
Metode KB Pasca Persalinan
(KBPP) Implan Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan implan Jumlah peserta KBPP menggunakan metode Implan / Jumlah Peserta KBPP x 100%
68

MOW Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan MOW Jumlah peserta KBPP menggunakan metode MOW / Jumlah Peserta KBPP x 100%
69

MOP Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan MOP Jumlah peserta KBPP menggunakan metode MOP / Jumlah Peserta KBPP x 100%
70

Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan MAL

MAL MAL: Ibu yang menyusui secara eksklusif segera setelah melahirkan Jumlah peserta KBPP menggunakan metode MAL / Jumlah Peserta KBPP x 100%
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun selama maksimal 6
bulan dan ibu belum mendapatkan haid
71
Pasangan usia subur yang mulai menggunakan alat kontrasepsi segera Jumlah absolut ibu pasca keguguran/pasangan yang mulai menggunakan alat kontrasepsi segera
setelah keguguran (0-14 hari pasca keguguran) dengan semua metode setelah keguguran (0-14 hari pasca keguguran) dengan semua metode modern
Peserta KB Pasca Keguguran modern / Jumlah peserta KB Pasca Keguguran x 100%
72

Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode Kondom / Jumlah peserta KB Pasca
Kondom
menggunakan kondom Keguguran x 100%
73
Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode Pil / Jumlah peserta KB Pasca
Pil
menggunakan pil Keguguran x 100%
74

Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode Suntik / Jumlah peserta KB Pasca
Suntik
menggunakan suntik Keguguran x 100%
75

Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode AKDR / Jumlah peserta KB Pasca
Metode KB Pasca Keguguran AKDR
menggunakan AKDR Keguguran x 100%
76

Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode Implan / Jumlah peserta KB Pasca
Implan
menggunakan implan Keguguran x 100%
77

Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode MOW / Jumlah peserta KB Pasca
MOW
menggunakan MOW Keguguran x 100%
78

Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode MOP / Jumlah peserta KB Pasca
MOP
menggunakan MOP Keguguran x 100%
79
Anak (laki-laki atau perempuan) usia 0-<5 tahun yang mengalami
segala bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional,
penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau
0-<5 tahun eksploitasi lain, yang berdampak/potensial terhadap kesehatan anak, Jumlah Anak (laki-laki atau perempuan) usia 0-<5 tahun yang menjadi korban kekerasan
kelangsungan hidup anak, tumbuh-kembang anak, atau martabat mendapatkan pelayanan kesehatan
anak, yang mendapat pelayanan kesehatan
80
Anak (laki-laki atau perempuan) usia 5-<18 tahun yang mengalami
segala bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional,
penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau
5-<18 tahun eksploitasi lain, yang berdampak/potensial terhadap kesehatan anak,
Perempuan dan Anak Korban kelangsungan hidup anak, tumbuh-kembang anak, atau martabat
Kekerasan mendapatkan pelayanan anak, yang mendapat pelayanan kesehatan
Jumlah Anak (laki-laki atau perempuan) usia 5-<18 tahun yang menjadi korban kekerasan
83 kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan
Perempuan usia ≥18-60 tahun yang mengalami segala bentuk tindak
kekerasan berbasis gender yang berakibat, atau mungkin berakibat,
Perempuan usia 18-59 tahun menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap
perempuan, yang mendapat pelayanan kesehatan Jumlah perempuan usia 18-59 tahun yang menjadi korban kekerasan mendapatkan pelayanan
101 kesehatan
Perempuan usia >60 tahun yang mengalami segala bentuk tindak
kekerasan berbasis gender yang berakibat, atau mungkin berakibat,
Perempuan usia >=60 tahun menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap
perempuan, yang mendapat pelayanan kesehatan
Jumlah perempuan usia >=60 tahun yang menjadi korban kekerasan mendapatkan pelayanan
102 kesehatan
Kekerasan pada anak yang mengakibatkan cedera fisik nyata ataupun
potensial terhadap anak sebagai akibat dari interaksi atau tidak adanya
Fisik interaksi yang layaknya ada dalam kendali orang tua atau orang dalam
hubungan posisi tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan
Jumlah absolut kasus kekerasan fisik pada anak usia 0-<18 tahun laki-laki dan perempuan
Kekerasan pada anak yang mengakibatkan atau sangat mungkin
mengakibatkan gangguan kesehatan atau gangguan perkembangan
fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial, antara lain berupa
pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan, mencemarkan,
Psikis mengkambinghitamkan, mengancam, menakut-nakuti,
mendiskriminasi, mengejek atau menertawakan anak, perilaku kasar
lain, penolakan, dll

Jumlah absolut kasus kekerasan psikis pada anak usia 0-<18 tahun laki-laki dan perempuan
Pelibatan anak dalam kegiatan seksual, di mana ia sendiri tidak
sepenuhnya memahami atau tidak mampu memberi persetujuan, yang
ditandai dengan adanya aktivitas seksual antara anak dengan orang
Seksual dewasa atau anak lain dengan tujuan untuk memberi kepuasan bagi
orang tersebut
Jenis Kekerasan Terhadap Anak
Jumlah absolut kasus kekerasan seksual pada anak usia 0-<18 tahun laki-laki dan perempuan
usia 0-<18 tahun Kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
tumbuh kembang anak yang bukan disebabkan oleh karena
keterbatasan sumber daya, antara lain kegagalan dalam memenuhi
Penelantaran kebutuhan kesehatan, pendidikan, perkembangan emosional, nutrisi,
rumah atau tempat bernaung, serta keadaan hidup yang aman dan
layak
Jumlah absolut kasus penelantaran pada anak usia 0-<18 tahun laki-laki dan perempuan
Kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada anak melalui serangkaian
proses perekrutan, pengangkatan, penampungan, pengiriman,
pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan
utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh
TPPO persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain
tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara,
untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tersebut
tereksploitasi
Jumlah absolut kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) pada anak usia 0-<18 tahun laki-
laki dan perempuan
Kekerasan pada perempuan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
Fisik sakit, atau luka berat Jumlah absolut kasus kekerasan fisik pada perempuan usia ≥18 tahun
Kekerasan pada perempuan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya
rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak
Psikis berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat

Jumlah absolut kasus kekerasan psikis pada perempuan usia ≥18 tahun
Setiap perbuatan kekerasan seksual, pemaksaan hubungan seksual
yang dilakukan terhadap perempuan dalam lingkup rumah tangga,
maupun pemaksaan hubungan seksual terhadap perempuan dalam
Seksual lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial
dan/atau tujuan tertentu
Jumlah absolut kasus kekerasan seksual pada perempuan usia ≥18 tahun
Tindakan tidak memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepada perempuan dalam lingkup rumah tangga, padahal menurut
hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian
Jenis Kekerasan Terhadap ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepadanya, dan/atau tindakan yang mengakibatkan perempuan
Perempuan Penelantaran bergantung secara ekonomi dengan cara membatasi dan atau
melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah
sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut

Jumlah absolut kasus penelantaran pada perempuan usia ≥18 tahun


Perempuan

Kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada perempuan melalui


serangkaian proses perekrutan, pengangkatan, penampungan,
pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan
ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan,
pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga
TPPO memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas
orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun
antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang
tersebut tereksploitasi

Jumlah absolut kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) pada perempuan usia ≥18 tahun

Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di suatu wil. Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu 1
Melaksanakan P4K Kerja dalam kurun waktu 1 tahun tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
104

Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1
Penjaringan Kelas 1 peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas dalam SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah
105 kurun waktu 1 tahun ajaran. Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu

Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 7
Penjaringan Kelas 7 peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB di wilayah kerja puskesmas SMP/MTs/SMPLB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah
106 dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu

Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 7
Penjaringan Kelas 10 peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
107

Penjaringan Kelas 1,7 dan 10


108
Puskesmas yang mempunyai tenaga terlatih atau terorientasi PP-KtP Jumlah absolut Puskesmas yang mampu tatalaksana PP-KtP/A
PUSKESMAS MELAKSANAKAN atau PP KtA atau PP KtP/A dan memberikan pelayanan bagi korban / Jumlah Puskesmas x 100%
PP-KtP/A KtPA
109
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan KB dengan metode cara Jumlah absolut Puskesmas yang melaksanakan pelayanan KB
modern (AKDR/ pil/ suntik/ kondom/MAL/ implan/ vasektomi) / Jumlah Puskesmas x 100%
Pelayanan KB
109

Membina Posyandu Remaja


110

Membina bayi/anak/remaja terlantar di rumah


singgah/panti/LKSA/LPKS
111

Membina Lapas/Rutan/Lembaga Anak/LPKA/LPAS


112

Pel. Neo Esensial


113
Jumlah SD/MI
114

Jumlah SD/MI yg dijaring Cakupan sekolah (SD/MI/SDLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan Cakupan sekolah (SD/MI/SDLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 1
bagi Peserta Didik kelas 1 dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah
115 waktu 1 tahun ajaran. (SD/MI/SDLB) di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu

Jumlah SMP/MTs
116

Jumlah SMP/MTs yg dijaring Cakupan sekolah (SMP/MTs/SMPLB ) yang dilakukan penjaringan Cakupan sekolah (SMP/MTs/SMPLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik
kesehatan bagi Peserta Didik kelas 7 dalam wilayah kerja puskesmas kelas 7 dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah
117 dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. (SMP/MTs/SMPLB) di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu

Jumlah SMA/SMK/MA
118

Jumlah SMA/SMK/MA yg dijaring Cakupan sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB ) yang dilakukan penjaringan Cakupan sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan bagi Peserta
kesehatan bagi Peserta Didik kelas 10 dalam wilayah kerja puskesmas Didik kelas 10 dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah
119 dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. Sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB) di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
PENJARINGAN SEKOLAH
Jumlah peserta didik SD/MI
120

Jumlah peserta didik SD/MI yg dijaring Cakupan peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB yang mendapatkan Cakupan peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB yang mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah peserta didik kelas 1
121 1 tahun ajaran. SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas

Jumlah peserta didik SMP/MTs


122

Jumlah peserta didik SMP/MTs yg dijaring Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan penjaringan kesehatan di
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah peserta didik kelas 7
123 1 tahun ajaran. SMP/MTs/SMPLB di wilayah kerja puskesmas

Jumlah peserta didik SMA/SMK/MA


124

Jumlah peserta didik SMA/SMK/MA yg dijaring


Cakupan peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB yang Cakupan peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB yang mendapatkan penjaringan kesehatan
mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah peserta didik kelas
125 dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas
Cakupan pemeriksaan berkala pada anak sekolah selain kls 1,7 dan 10
126

Posyandu Remaja
127

Posyandu Lansia Posyandu yang melayani kesehatan Lansia Jumlah Posyadu Lansia DIBAGI Jumlah Posyandu di wilayah kerja
128

Posyandu Lansia Aktif/Kelompok Lansia


129

Rumah Sakit yang mempunyai pelayanan bagi geriatri dengan konsep


RS Memiliki Poli Geriatri Jumlah absolut RS yang memiliki Poliklinik Khusus Geriatri DIBAGI Jumlah RS di Kab/Kota
pelayanan dengan tim terpadu (interdisiplin)
130
RS yang memiliki unit pelayanan kesehatan yang terpadu 1 pintu/one
stop services (Pusat Pelayanan Terpadu/Pusat Krisis Terpadu) bagi
RS Memiliki PPT-PKT perempuan dan anak korban kekerasan Jumlah absolut RS/RSUD/RS Bhayangkara yang memiliki PPT/PKT di kab/kota
131
RS yang mempunyai tenaga terlatih atau terorientasi PP-KtPA atau
mempunya spesialis forensik dan memberikan pelayanan kesehatan
RS Melaksanakan PP- KtPA bagi perempuan dan anak korban kekerasan, termasuk yang memiliki
PPT/PKT Jumlah absolut RS/RSUD/RS Bhayangkara yang memberikan pelayanan kesehatan bagi perempuan
132 dan anak korban kekerasan di kab/kota termasuk yang memiliki PPT/PKT

Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan aborsi atas indikasi Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan atau Dinas
kedaruratan medis dan atau kehamilan akibat perkosaan Kesehatan untuk menyelenggarakan aborsi atas indikasi kedaruratan Jumlah absolut Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Kemenkes/Dinkes untuk menyelenggarakan
133 medis dan kehamilan akibat perkosaan pelayanan aborsi atas indikasi kedaruratan medis dan atau kehamilan akibat perkosaan

Kabupaten Kota mempunyai minimal 4 puskesmas melaksanakan PP KtPA


Jumlah Kabupaten Kota mempunyai minimal 4 puskesmas
134 melaksanakan PP KtPA Jumlah absolut Kabupaten Kota yang mempunyai minimal 4 puskesmas melaksanakan PP KtPA

kabupaten/kota yang melaksanakan SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital)


135
Jumlah catin perempuan terdaftar di KUA = jumlah
Pasangan Catin terdaftar di KUA dan Lembaga Agama Lain
No Nama Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan

1. Kunjungan antenatal adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan


antenatal (K4) sesuai standar yang ada di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
2. Antenatal (K4) sesuai standar adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sebanyak 4 kali selama periode kehamilan (K4) dengan ketentuan :
• Satu kali pada trimester pertama
• Satu kali pada trimester kedua
• Dua kali pada trimester ketiga
pelayanan antenatal 4 kali dilakukan sesuai standar kualitas melalui 10 T antara lain :
Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai 1) pengukuran berat badan dan tinggi badan; Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar di
1 2) pengukuran tekanan darah; suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh ibu hamil
standar (K4) 3) pengukuran lingkar lengan atas (LiLA); yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama dikali 100%
4) pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5) penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
6) pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
7) pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet;
8) tes laboratorium;
9) tatalaksana/penanganan kasus; dan
10) temu wicara (konseling)

1. Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


adalah Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh penolong
persalinan oleh tim minimal 2 (dua) orang terdiri dari :
- Dokter dan bidan atau
- 2 orang bidan, atau
- Bidan dan perawat Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh 2. Fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar adalah Puskesmas, jejaring dan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi jumlah
2 jaringannya serta Rumah Sakit sesuai standar persalinan antara lain : sasaran ibu bersalin yang ada di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu,
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar. a. Standar persalinan normal mengacu pada Asuhan Persalinan Normal (APN) dikali 100%
b. Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
3. Pada Kurun waktu tertentu adalah kurun waktu pelaporan (1 bulan, 3 bulan, 1
tahun)
i. Kunjungan Neonatal adalah bayi baru lahir usia 0 - 28 hari yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada
6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3 – hari ke 7, dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28
setelah lahir di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
ii. Pelayanan neonatal esensial sesuai standar meliputi :
a. Standar kuantitas adalah kunjungan minimal 3 kali selama periode neonatal,
dengan ketentuan :
Jumlah bayi baru lahir usia 0 - 28 hari yang mendapatkan pelayanan sesuai
• Kunjungan neonatal 1 (KN 1) : 6-48 Jam
standar paling
• Kunjungan neonatal 2 (KN 2) : 3-7 hari
Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan • Kunjungan neonatal 3 (KN 3) : 8-28 hari sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari
3 b. Standar kualitas adalah : ke 3 – hari ke 7, dan 1 kali pada hari ke 8 – hari ke 28 setelah lahir
sesuai standar (KN Lengkap). dibandingkan jumlah seluruh bayi baru lahir usia 0-28 hari di suatu wilayah
a) Pelayanan neonatal esensial setelah lahir (6 jam-28 hari), meliputi :
pada kurun waktu tertentu, dikali 100%
• konseling perawatan bayi baru lahir dan asi Ekslusif
• memeriksa kesehatan dengan pendekatan MTBM
• Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasyankes atau belum nedapatkan
injeksi vitamin K1
• Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia <24 jam yang lahir tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan
• Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi

Balita (0-59 bulan) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya yaitu balita Jumlah balita yang di pantau pertumbuhan dan perkembangan nya dibagi
yang ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu tahun, diukur panjang badan atau tinggi Jumlah seluruh balita di wilayah Puskesmas X 100%
4 Jumlah balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangan badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun dan dipantau perkembangan sedikitnya (sasaran balita dapat menggunakan estimasi pemerintah daerah yang
2 kali dalam satu tahun. Pemantauan perkembangan menggunakan ceklis Buku KIA disahkan Kepala Dinas)
atau KPSP atau instrument baku lainnya

Rumah Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi dan


Rumah Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi dan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal yang memiliki tenaga dengan
Jumlah RS mampu melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi kegawatdaruratan maternal dan neonatal yang memiliki tenaga dengan kemampuan kemampuan serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk
5 serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pelayanan
memberikan pelayanan pertolongan kegawatdaruratan obstetrik dan
dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pertolongan kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal komprehensif dalam 24 jam
sehari dan 7 hari seminggu, masuk dihitung memenuhi kriterianeonatal komprehensif dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, masuk
dihitung memenuhi kriteria dibagi 1 RS x 100%

6 Jumlah Puskesmas Dengan Tempat Tidur

puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan


puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan kegawatdaruratan
Jumlah puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan maternal dan neonatal pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh puskesmas kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu tertentu dibagi
7 dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan kegawatdaruratan maternal
jumlah seluruh puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu yang
dan neonatal pada kurun waktu yang sama
sama dibagi puskesmas dengan tempat tidur x 100
8 Jumlah penyelenggaraan kajian audit maternal perinatal

Puskesmas yang menyelenggarakan kelas ibu hamil di minimal 50%


Jumlah puskesmas yang menyelenggarakan kelas ibu hamil di minimal Puskesmas yang menyelenggarakan kelas ibu hamil di minimal 50% desa/kelurahan desa/kelurahan di wilayahnya pada kurun waktu tertentu dibagi Jumlah
9 di wilayahnya pada kurun waktu tertentu seluruh puskesmas yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu yang
50% desa/kelurahan sama x 100

Puskesmas melaksanakan kelas ibu balita di 50% desa/ kelurahan yaitu tenaga
Jumlah puskesmas melaksanakan kelas ibu balita di 50% Puskesmas melaksanakan kelas ibu balita di 50% desa/ kelurahan yaitu tenaga kesehatan mendampingi kelompok ibu/keluarga yang memiliki anak usia
10 kesehatan mendampingi kelompok ibu/keluarga yang memiliki anak usia balita untuk balita untuk mendiskusikan materi kesehatan anak dalam Buku KIA dibagi
desa/kelurahan mendiskusikan materi kesehatan anak dalam Buku KIA Jumlah seluruh puskesmas yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu
yang sama x 100

Puskesmas melaksanakan pendekatan MTBS yaitu menggunakan algoritma


Puskesmas melaksanakan pendekatan MTBS yaitu menggunakan algoritma MTBS MTBS (formulir pencatatan MTBS) untuk melayani kunjungan bayi muda dan
11 Jumlah Puskesmas melaksanakan pendekatan MTBS (formulir pencatatan MTBS) untuk melayani kunjungan bayi muda dan balita sakit balita sakit dibagi Jumlah seluruh puskesmas yang ada di wilayah tersebut
pada kurun waktu yang sama x 100

Puskesmas melaksanakan SDIDTK yaitu menindaklanjuti rujukan balita


Puskesmas melaksanakan SDIDTK yaitu menindaklanjuti rujukan balita dengan dengan kemungkinan gangguan perkembangan sebagaimana Pedoman
12 Jumlah Puskesmas melaksanakan SDIDTK kemungkinan gangguan perkembangan sebagaimana Pedoman Pelaksanaan Pelaksanaan SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar (Stimulasi/
SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar (Stimulasi/ Intervensi/Rujukan). Intervensi/Rujukan) dibagi Jumlah seluruh puskesmas yang ada di
wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama x 100

puskesmas yang memiliki menyelenggarakan layanan konseling bagi anak usia


puskesmas yang memiliki menyelenggarakan layanan konseling bagi anak usia
sekolah dan remaja (6 – 18 tahun), dan membina minimal 1 (satu) posyandu
13 Jumlah puskesmas mampu laksana PKPR sekolah dan remaja (6 – 18 tahun), dan membina minimal 1 (satu) posyandu remaja
remaja di wilayah kerja puskesmas dibagi Jumlah seluruh puskesmas yang ada
di wilayah kerja puskesmas di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama x 100

puskesmas melakukan fasilitasi kegiatan UKS/M yang diimplementasikan


Jumlah puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah ( puskesmas melakukan fasilitasi kegiatan UKS/M yang diimplementasikan dalam
dalam sekolah/madrasah meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
14 sekolah/madrasah meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat dibagi Jumlah seluruh
SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA ). pembinaan lingkungan sehat
puskesmas yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama x 100
Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan :
- konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon
pengantin dan
Jumlah puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon - skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi meliputi : Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon
15 (penentuan IMT/pemeriksaan Lingkar Lengan Atas/LiLa) dan tanda anemia
pengantin (kespro catin) dibagi Jumlah seluruh puskesmas yang ada di wilayah
pengantin (kespro catin) tersebut pada kurun waktu yang sama x 100%
(pemeriksaan konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau perawat
dan atau petugas gizi)

Jumlah puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca


Jumlah puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB pasca Jumlah Puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan Persalinan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan dengan
16 dengan metoda cara modern (AKDR/ pil/ suntik/ kondom/ MAL/ implan/ vasektomi) metoda modern (AKDR/pil/suntik/kondom/MAL/implan/vasektomi) dibagi
persalinan (KBPP) dilakukan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan Jumlah seluruh puskesmas yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu
yang sama x 100%

Puskesmas melaksanakan pembinaan pada posyandu lansia sedikitnya di 50%


Jumlah puskemas membina posyandu lansia di 50% desa di wilayah Puskesmas melaksanakan pembinaan pada posyandu lansia sedikitnya di 50% desa di
desa di wilayah kerjanya sehingga posyandu lansia buka minimal 4 kali dalam
17 wilayah kerjanya sehingga posyandu lansia buka minimal 4 kali dalam satu tahun
satu tahun pada setiap desa tersebut dibagi Jumlah seluruh puskesmas yang
kerjanya. pada setiap desa tersebut
ada di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama x 100

Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lansia yaitu:


- Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, terdapat petugas pelayanan
yang terlatih atau memahami pelayanan kesehatan lansia dan geriatri
Jumlah puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan - Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia, minimal dengan Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lansia dibagi
18 mendahulukan lansia di loket, poliklinik, laboratorium dan apotik Jumlah seluruh puskesmas yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu
santun lansia - Mengkondisikan sarana yang ada semaksimal mungkin, sehingga aman dan mudah yang sama x 100
diakses oleh lansia
- Melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup

Kabupaten kota telah mulai melaksanakan Program Perawatan Jangka


Kabupaten/Kota melaksanakan program perawatan jangka panjang Kabupaten kota telah mulai melaksanakan Program Perawatan Jangka Panjang bagi
Panjang bagi Lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan:
19 Lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan: orientasi Program
orientasi Program Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia dan panduan praktis
bagi lansia minimal di 10% puskesmas ( Ya = 1| Tidak = 0 ) Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia dan panduan praktis bagi caregiver informal bagi caregiver informal
1. Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kelas ibu hamil di minimal 50%
desa/kelurahan di wilayahnya pada kurun waktu tertentu dibagi Jumlah
1. Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru seluruh puskesmas yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu yang
lahir adalah: sama x 100
a) Seluruh Puskesmas menyelenggarakan kelas ibu hamil minimal di 50% 2. Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sebanyak 4x
desa/kelurahan. sesuai standar di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi Jumlah
b) Cakupan K4 minimal 85% ibu hamil di suatu kabupaten/kota mendapatkan seluruh ibu hamil yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama
Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan pelayanan antenatal sebanyak 4 kali pada kurun waktu tertentu. x 100
20 c) Seluruh Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan 3. Jumlah puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu tertentu. kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu tertentu dibagi
d) Kabupaten/Kota memiliki minimal 1 Rumah Sakit mampu melakukan penanganan jumlah seluruh puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
kasus rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu yang
e) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP minimal 1 kali setiap 3 sama x 100
bulan. 4. Apabila Kabupaten/Kota memiliki minimal 1 Rumah Sakit mampu
melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal yang memiliki tenaga dengan kemampuan serta
sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan
pelayanan pertolongan kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal
komprehensif dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, masuk dihitung
memenuhi kriteria
5. Apabila Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan kajian Audit
Maternal Perinatal minimal 1 kali setiap 3 bulan, masuk dihitung memenuhi
kriteria

1) Seluruh Puskesmas melaksanakan kelas ibu balita di 50% desa/ kelurahan yaitu Jumlah Kabupaten/ kota yang seluruh Puskesmas di wilayah kerjanya
tenaga kesehatan mendampingi kelompok ibu/keluarga yang memiliki anak usia melaksanakan kelas ibu balita sedikitnya di 50% desa/ kelurahan, dan
Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan Pelayanan balita untuk mendiskusikan materi kesehatan anak dalam Buku KIA
21 2) Seluruh Puskesmas melaksanakan pendekatan MTBS yaitu menggunakan
melaksanakan pendekatan MTBS pada kunjungan balita sakit, dan
Kesehatan Balita melaksanakan SDIDTK untuk menindaklanjuti rujukan balita dengan
algoritma MTBS (formulir pencatatan MTBS) untuk melayani kunjungan bayi muda kemungkinan gangguan perkembangan.
dan balita sakit
3) Seluruh Puskesmas melaksanakan SDIDTK yaitu menindaklanjuti rujukan balita
dengan kemungkinan gangguan perkembangan sebagaimana Pedoman Pelaksanaan
SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar (Stimulasi/ Intervensi/Rujukan).

1. Kriteria Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia • Jumlah Puskesmas yang mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli
Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan Pelayanan sekolah dan remaja adalah: Remaja (PKPR) dibagi 40% Jumlah seluruh Puskesmas di kab/kota dalam kurun
22 • Minimal 40% Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja waktu 1 tahun dikali 100
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja (PKPR) • Jumlah Puskesmas yang membina minimal 20% sekolah/madrasah yang ada
• Setiap Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs, di wilayah Puskesmas dalam 1 tahun dibagi jumlah seluruh Puskesmas di
SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah kerja Puskesmas. kabupaten/Kota dalam kurun waktu 1 tahun dikali 100.
1. Jumlah Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia
1. Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi adalah: reproduksi yang menyelenggarakan:
Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan Pelayanan a. Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon a. Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
23 pengantin (kespro catin) calon pengantin (kespro catin)
Kesehatan Usia Reproduksi b. Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan b. Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca
Persalinan

Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lansia adalah


meliputi:
• Seluruh puskesmas membina posyandu lansia di 50% desa di wilayah kerjanya:
Seluruh puskesmas melaksanakan pembinaan pada posyandu lansia sedikitnya di
50% desa di wilayah kerjanya sehingga posyandu lansia buka minimal 4 kali dalam
Persentase kab/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan satu tahun pada setiap desa tersebut Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut
24 usia (lansia) dibagi jumlah seluruh kabupaten/kota dikali 100% dalam kurun
lanjut usia • Minimal 50% Puskesmas yang ada di kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan waktu 1 tahun
kesehatan santun lansia yaitu:
- Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, terdapat petugas pelayanan
yang terlatih atau memahami pelayanan kesehatan lansia dan geriatri
- Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia, minimal dengan
mendahulukan lansia di loket, poliklinik, laboratorium dan apotik
- Mengkondisikan sarana yang ada semaksimal mungkin, sehingga aman dan mudah
diakses oleh lansia
- Melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup

• Kabupaten/kota mengembangkan Program Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia:


Kabupaten kota telah mulai melaksanakan Program Perawatan Jangka Panjang bagi
Lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan: orientasi Program
Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia dan panduan praktis bagi caregiver informal
No Nama Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan
Kasus kematian seorang perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan
kehamilan (termasuk hamil ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa
Kematian Ibu dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak
1 termasuk didalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian incidental

kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang disebabkan
Perdarahan karena perdarahan antepartum, inpartum maupun postpartum. Jumlah kematian ibu karena perdarahan dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
2

kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas karena hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi dan eklamsi. Jumlah kematian ibu karena hipertensi dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
3

kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang disebabkan
Infeksi karena penyakit infeksi yang langsung terkait kehamilannya. Misal : abortus sepsis, sepsis Jumlah kematian ibu karena infeksi dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
puerperalis, dsb
4

Abortus
5

kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang disebabkan Jumlah kematian ibu karena gangguan darah dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
Penyebab Kematian Ibu Gangguan Darah karena penyakit terkait gangguan darah . Misal : ITP, Thalasemia, leukemia, dsb
6

kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang disebabkan
Gangguan Metabolik Jumlah kematian ibu karena gangguan metabolik dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
karena penyakit gangguan metabolik. Misal : penyakit diabetes melitus, penyakit jantung, dsb.
7

Jantung
8

COVID19
9

kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang bukan
Lain2 disebabkan karena perdarahan, hipertensi, infeksi kehamilan, gangguan darah, dan gangguan Jumlah kematian ibu karena lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
metabolik . Misal : malaria, meningitis, tuberkulosis, dsb.
10

Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28minggu, tanpa jumlah kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-
Lahir Mati menunjukkan tanda-tanda kehidupan tanda kehidupan per 1000 kelahiran hidup
11

0-6 hari Kematian Neonatal dini: kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama kehidupannya jumlah kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama kehidupannya per 100 kelahiran hidup
12

Kematian Neonatal 7-28 hari Kematian Neonatal Lanjut : Kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari kehidupannya jumlah kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari kehidupannya per 1000 kelahiran hidup
13

Kematian Neonatal: kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0-28 hari kehidupannya jumlah kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0 - 28 hari kehidupannya per 1000 kelahiran
0-28 hari hidup
14
Kasus kematian neonatal diakibatkan oleh prematuritas/BBLR ( BBLR adalah bayi yang lahir
BBLR dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.) Prematur Jumlah kematian neonatal karena prematuritas/BBL dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
adalah: semua kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. (Manajemen BBLR)
15

Kasus kematian neonatal yang mengalami gangguan berat pernafasan selama proses
Asfiksia persalinan dan kelahiran. (AMP 2015) Jumlah kematian neonatal karena asfiksia dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
16

Kasus kematian neonatal yang diakibatkan masuknya bakteri Clostridium tetani ke dalam tubuh
Tetanus Neonatrum bayi melalui praktik persalinan yang tidak higienis, seperti memotong tali pusar dengan alat- Jumlah kematian neonatal karena tetanus dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
alat yang tidak steril.
17

Kasus kematian neonatal akibat sindrom klinik penyakit sistemik disertai infeksi bakteri, infeksi
Penyebab Kematian Neonatal Infeksi Jumlah kematian neonatal karena sepsis dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
jamur dan infeksi virus. (modul TOT Gadar)
18

kasus kematian neonatal yang diakibatkan kelainan yang terlihat pada saat lahir, bukan akibat
Kelainan Kongenital proses persalinan. Kelainan kongenital bisa herediter, dapat dikenali saat lahir. Misalnya atreis Jumlah kematian neonatal karena kelainan kongenital dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali
100%
ani, anensefali.
19

COVID19
20

kasus kematian neonatal yang tidak dapat diklasifikasikan ke penyebab kematian neonatal
Lain2 Jumlah kematian neonatal karena penyebab lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
diatas.
21

Kematian Post Neo (29 hari sampai dengan 11 bulan) kematian bayi yang terjadi pada masa 28 hari - 1 tahun kehidupannya
22

Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh pneumonia (dengan gejala batuk, nyeri tenggorok,
Pneumonia demam dan sesak nafas yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut) Surveilans Jumlah kematian pos-neo karena pneumonia dibagi jumlah seluruh kematian post-neo dikali 100%
Kesehatan Anak, 2014
23

Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh diare (buang air besar cair lebih dari 3 kali dalam
Diare sehari) Surveilans Kesehatan Anak, 2014 Jumlah kematian pos-neo karena diare dibagi jumlah seluruh kematian post-neo dikali 100%
24

Kelainan kongenital jantung


25

Meningitis
26
Penyebab Kematian Bayi

Kelainan kongenital lainnya


27

Demam Berdarah
28

Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh kelainan saraf (penyakit akibat oleh peradangan
Penyakit saraf susunan saraf seperti yang ditandai dengan gejala demam, kesadaran menurun, kaku kuduk, Jumlah kematian pos-neo karena kelainan saraf dibagi jumlah seluruh kematian post-neo dikali 100%
dan kejang dan muntah, contoh meningitis, encephalitis, dll ) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
29
kasus kematian post-neo yang tidak dapat diklasifikasikan ke penyebab kematian post-neo
Lain2 Jumlah kematian pos-neo karena penyebab lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian post-neo dikali 100%
diatas.
30

Kematian Bayi 0-11 Bulan kematian bayi yang terjadi pada masa 1 tahun kehidupannya
31

Kematian Anak Balita 1 sd 4 tahun kematian bayi yang terjadi pada masa 1 - 5 tahun kehidupannya
32

Kasus kematian bayi/balita diakibatkan oleh diare (buang air besar cair lebih dari 3 kali dalam
Diare Jumlah kematian bayi/balita karena diare dibagi jumlah seluruh kematian bayi/balita dikali 100%
sehari) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
33

Kasus kematian balita yang diakibatkan oleh penyakit demam berdarah yang biasanya ditandai
dengan : demam, tanda-tanda perdarahan (bercak kemerahan pada kulit, perdarahan gusi, dll), Jumlah kematian bayi/balita karena demam berdarah dengue dibagi jumlah seluruh kematian bayi/balita
Demam berdarah dan atau adanya tanda-tanda syok (kesadaran menurun, penurunan tekanan darah, dll). dikali 100%
Surveilans Kesehatan Anak, 2014
34

Kasus kematian bayi/balita diakibatkan oleh pneumonia (dengan gejala batuk, nyeri tenggorok,
Pneumonia demam dan sesak nafas yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut) Surveilans Jumlah kematian bayi/balita karena pneumonia dibagi jumlah seluruh kematian bayi/balita dikali 100%
Kesehatan Anak, 2014
35

Kel Kongenital jantung


36

Penyebab Kematian Anak Balita


Kecelakaan lalin
37

Penyakit Sistem Saraf


38

Tenggelam
39

Infeksi Parasit
40

kasus kematian bayi/balita yang tidak dapat diklasifikasikan ke penyebab kematian bayi/balita Jumlah kematian bayi/balita karena penyebab lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian bayi/balita dikali
Lain lain diatas. 100%
41

Anda mungkin juga menyukai