K6
2
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
PN tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wil. kompetensi kebidanan di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu
3 Kerja dalam kurun waktu tertentu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3 pasca Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3 pasca persalinan sesuai standar DIBAGI
KF1 persalinan sesuai standar Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
4
KF Lengkap
5
Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali yaitu 1 kaspsul segera
Vit A Nifas yaitu 1 kaspsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama DIBAGI Jumlah sasaran
6 pemberian kapsul pertama ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Perdarahan
10
Abortus
11
Prekeklamsia/Eklamsia
12
Tuberculosis
14
Malaria
15
Jantung
16
DM
17
Lain-lain
19
Lahir Hidup
20
Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada (jumlah neonatus yangmendapat layanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu
KN1 usia 6 jam - 48 jam setelah lahir di suatu wil. Kerja pada kurun waktu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI jumlah seluruh sasaran lahir hidup di suatu
21 tertentu wilayah kerja dalam 1 tahun)
22
Asfiksia
24
Tetanus neonatorum
26
Kelainan kongenital
27
Balita
30
Jumlah balita sakit yang datang berobat ke Puskesmas dilayani dengan pendekatan MTBS dalam
Jumlah balita sakit yang datang berobat ke Puskesmas dilayani dengan
Balita dilayani MTBS kurun waktu 1 tahun DIBAGI jumlah balita sakit yang datang berobat ke Puskesmas dalam kurun
pendekatan MTBS dalam kurun waktu 1 tahun
35 waktu 1 tahun
Lansia (umur > 60 tahun) yang dibina / yang mendapat pelayanan Jumlah Lansia yang dibina / yang mendapat pelayanan (umur > 60 tahun) DIBAGI Jumlah sasaran
Lansia Yang Dilayani kesehatan / diskreening kesehatannya di wilayah kerja Puskesmas Lansia (umur > 60 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
38 minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun
Lansia Risiko Tinggi (umur > 70 tahun) yang dibina / yang mendapat Jumlah Lansia Risti yang dibina / yang mendapat pelayanan (umur > 70 tahun) DIBAGI Jumlah
Lansia Yang Dilayani pelayanan kesehatan / diskreening kesehatannya di wilayah kerja sasaran Lansia (umur > 70 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Puskesmas minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun
40
Jumlah lanjut usia yang masih mampu melakukan kegiatan hidup Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian A DIBAGI Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan
Lansia Mandiri A sehari-hari tanpa bantuan sama sekali dari orang lain : mandiri (Skor pelayanan
ADL : 20)
41
Jumlah lanjut usia yang sama sekali tidak mampu melakukan kegiatan Jumlah Lansia dengan tingkat kemandirian C DIBAGI Jumlah Lansia yang dibina / mendapatkan
Lansia Mandiri C sehari-hari, sehinga sangat tergantung : Ketergantungan Berat (skor pelayanan
ADL : 5-8) atau Ketergantungan Total (skor ADL : 0 – 4)
43
Jumlah absolut pasangan catin yang sudah mendaftarkan pernikahan di KUA/Lembaga agama
Pasangan calon pengantin laki-laki dan perempuan yang akan lain/PTSP di wilayah kerja Puskesmas
Pasangan Catin terdaftar di KUA dan Lembaga Agama Lain
melangsungkan pernikahan dan sudah mendaftarkan pernikahan di
44 KUA/Lembaga agama lain/PTSP di wilayah kerja Puskesmas
Calon pengantin individu (catin laki-laki dan catin perempuan) yang Jumlah absolut catin individu (laki-laki/perempuan) yang mendapatkan pelayanan kespro catin di
Catin Dilayani Kespro mendapatkan pelayanan kespro catin (KIE kespro catin dan fasyankes
pemeriksaan kesehatan minimal pemeriksaan Hb dan status gizi) di / Jumlah pasangan catin yang sudah mendaftarkan pernikahan di KUA/Lembaga agama lain/PTSP x
45 fasyankes 100%
Catin Perempuan Dengan Anemia Calon pengantin perempuan yang mengalami Anemia (Hb < 12 mg/dL)
Jumlah absolut catin perempuan yang mengalami Anemia
46 / Jumlah catin perempuan terdaftar di KUA/Lembaga agama lain/PTSP x 100%
PUS
Pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang sah yang Jumlah absolut pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang sah yang istrinya berusia
48 istrinya berusia antara 15-49 tahun antara 15-49 tahun
PUS yang istrinya memenuhi minimal salah satu kriteria "4 Terlalu": (1) Jumlah absolut PUS yang istrinya memenuhi minimal salah satu kriteria "4 Terlalu"
PUS 4T berusia < 20 tahun, (2) berusia > 35 tahun, (3) telah memiliki anak
49 hidup ≥ 3 orang, atau (4) usia anak terakhir < 2 tahun
PUS yang istrinya mengalami salah satu dari gejala: anemia, LiLa <23,5, Jumlah absolut PUS yang istrinya mengalami salah satu dari gejala: anemia, LiLa <23,5, penyakit
49 PUS ALKI penyakit kronis, atau IMS kronis, atau IMS
Jumlah absolut PUS 4T yang sedang memakai alokon dan masih terlindungi oleh alokon
PUS yang istrinya memenuhi minimal salah satu kriteria "4 Terlalu" / Jumlah PUS 4T x 100%
yang saat ini sedang memakai alat dan obat kontrasepsi (alokon) untuk
PUS 4T Ber-KB menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan, dan masih
49 terlindungi oleh alokon
Jumlah absolut PUS ALKI yang sedang memakai alokon dan masih terlindungi oleh alokon
PUS yang istrinya mengalami salah satu dari gejala: anemia, LiLa <23,5, / Jumlah PUS ALKI x 100%
penyakit kronis, atau IMS, yang saat ini sedang memakai alat dan obat
PUS ALKI Ber-KB kontrasepsi (alokon) untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri
49 kesuburan, dan masih terlindungi oleh alokon
PUS peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon dan Jumlah absolut peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon dan masih terlindungi
masih terlindungi oleh alokon hingga saat ini untuk menjarangkan oleh alokon hingga saat ini
Peserta KB Aktif kehamilan atau mengakhiri kesuburan / Jumlah PUS x 100%
54
Kondom Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan kondom Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode kondom / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
55
Pil Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan pil Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode Pil / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
56
Suntik Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan suntik Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode Suntik / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
57
AKDR Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan AKDR Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode AKDR / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
58
Metode KB Aktif
Implan Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan implan Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode Implan / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
59
MOW Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan MOW Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode MOW / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
60
MOP Peserta KB aktif yang metode kontrasepsinya menggunakan MOP Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode MOP / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
61
MAL MAL: Ibu yang menyusui secara eksklusif segera setelah melahirkan Jumlah peserta KB Aktif menggunakan metode MAL / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun selama maksimal 6
bulan dan ibu belum mendapatkan haid
62
Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan Jumlah absolut peserta KB yang mengalami gangguan kesehatan/komplikasi sebagai akibat dari
mengarah pada keadaan patologis, sebagai akibat dari proses proses tindakan/pemberian/pemasangan
tindakan/pemberian/pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan alat kontrasepsi yang digunakan
Komplikasi KB seperti: perdarahan, infeksi/abses, fluor albus bersifat patologis, / Jumlah peserta KB aktif x 100%
perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat,
perubahan HB, ekspulsi
50
Kasus terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang pada saat Jumlah absolut kasus terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang pada saat tersebut
tersebut menggunakan metode kontrasepsi menggunakan metode kontrasepsi
Kegagalan KB / Jumlah peserta KB aktif x 100%
51
Peserta KB yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat Peserta KB yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat penggunaan alat
penggunaan alat kontrasepsi tetapi tidak menimbulkan akibat yang kontrasepsi
Efek Samping KB serius / Jumlah peserta KB aktif x 100%
52
Peserta KB yang tidak melanjutkan penggunaan alokon (drop-out), Jumlah absolut peserta KB yang tidak melanjutkan penggunaan alokon (drop-out)
tidak termasuk mereka yang ganti cara / Jumlah peserta KB aktif x 100%
DropOut KB
53
Pasangan usia subur yang mulai menggunakan alat kontrasepsi segera Jumlah absolut ibu bersalin/pasangan yang mulai menggunakan alat kontrasepsi segera setelah
setelah melahirkan (0-42 hari pasca melahirkan) dengan semua melahirkan (0-42 hari pasca melahirkan) dengan semua metode modern
Peserta KB Pasca Persalinan (KBPP) metode modern / Jumlah ibu bersalin x 100%
63
Kondom Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan kondom Jumlah peserta KBPP menggunakan metode Kondom /Jumlah peserta KBPP x 100%
64
Pil Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan pil Jumlah peserta KBPP menggunakan metode Pil / Jumlah Peserta KBPP x 100%
65
Suntik Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan suntik Jumlah peserta KBPP menggunakan metode Suntik / Jumlah Peserta KBPP x 100%
66
AKDR Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan AKDR Jumlah peserta KBPP menggunakan metode AKDR / Jumlah Peserta KBPP x 100%
67
Metode KB Pasca Persalinan
(KBPP) Implan Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan implan Jumlah peserta KBPP menggunakan metode Implan / Jumlah Peserta KBPP x 100%
68
MOW Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan MOW Jumlah peserta KBPP menggunakan metode MOW / Jumlah Peserta KBPP x 100%
69
MOP Peserta KBPP yang metode kontrasepsinya menggunakan MOP Jumlah peserta KBPP menggunakan metode MOP / Jumlah Peserta KBPP x 100%
70
MAL MAL: Ibu yang menyusui secara eksklusif segera setelah melahirkan Jumlah peserta KBPP menggunakan metode MAL / Jumlah Peserta KBPP x 100%
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun selama maksimal 6
bulan dan ibu belum mendapatkan haid
71
Pasangan usia subur yang mulai menggunakan alat kontrasepsi segera Jumlah absolut ibu pasca keguguran/pasangan yang mulai menggunakan alat kontrasepsi segera
setelah keguguran (0-14 hari pasca keguguran) dengan semua metode setelah keguguran (0-14 hari pasca keguguran) dengan semua metode modern
Peserta KB Pasca Keguguran modern / Jumlah peserta KB Pasca Keguguran x 100%
72
Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode Kondom / Jumlah peserta KB Pasca
Kondom
menggunakan kondom Keguguran x 100%
73
Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode Pil / Jumlah peserta KB Pasca
Pil
menggunakan pil Keguguran x 100%
74
Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode Suntik / Jumlah peserta KB Pasca
Suntik
menggunakan suntik Keguguran x 100%
75
Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode AKDR / Jumlah peserta KB Pasca
Metode KB Pasca Keguguran AKDR
menggunakan AKDR Keguguran x 100%
76
Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode Implan / Jumlah peserta KB Pasca
Implan
menggunakan implan Keguguran x 100%
77
Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode MOW / Jumlah peserta KB Pasca
MOW
menggunakan MOW Keguguran x 100%
78
Peserta KB Pasca Keguguran yang metode kontrasepsinya Jumlah peserta KB Pasca Keguguran menggunakan metode MOP / Jumlah peserta KB Pasca
MOP
menggunakan MOP Keguguran x 100%
79
Anak (laki-laki atau perempuan) usia 0-<5 tahun yang mengalami
segala bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional,
penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau
0-<5 tahun eksploitasi lain, yang berdampak/potensial terhadap kesehatan anak, Jumlah Anak (laki-laki atau perempuan) usia 0-<5 tahun yang menjadi korban kekerasan
kelangsungan hidup anak, tumbuh-kembang anak, atau martabat mendapatkan pelayanan kesehatan
anak, yang mendapat pelayanan kesehatan
80
Anak (laki-laki atau perempuan) usia 5-<18 tahun yang mengalami
segala bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional,
penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau
5-<18 tahun eksploitasi lain, yang berdampak/potensial terhadap kesehatan anak,
Perempuan dan Anak Korban kelangsungan hidup anak, tumbuh-kembang anak, atau martabat
Kekerasan mendapatkan pelayanan anak, yang mendapat pelayanan kesehatan
Jumlah Anak (laki-laki atau perempuan) usia 5-<18 tahun yang menjadi korban kekerasan
83 kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan
Perempuan usia ≥18-60 tahun yang mengalami segala bentuk tindak
kekerasan berbasis gender yang berakibat, atau mungkin berakibat,
Perempuan usia 18-59 tahun menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap
perempuan, yang mendapat pelayanan kesehatan Jumlah perempuan usia 18-59 tahun yang menjadi korban kekerasan mendapatkan pelayanan
101 kesehatan
Perempuan usia >60 tahun yang mengalami segala bentuk tindak
kekerasan berbasis gender yang berakibat, atau mungkin berakibat,
Perempuan usia >=60 tahun menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap
perempuan, yang mendapat pelayanan kesehatan
Jumlah perempuan usia >=60 tahun yang menjadi korban kekerasan mendapatkan pelayanan
102 kesehatan
Kekerasan pada anak yang mengakibatkan cedera fisik nyata ataupun
potensial terhadap anak sebagai akibat dari interaksi atau tidak adanya
Fisik interaksi yang layaknya ada dalam kendali orang tua atau orang dalam
hubungan posisi tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan
Jumlah absolut kasus kekerasan fisik pada anak usia 0-<18 tahun laki-laki dan perempuan
Kekerasan pada anak yang mengakibatkan atau sangat mungkin
mengakibatkan gangguan kesehatan atau gangguan perkembangan
fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial, antara lain berupa
pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan, mencemarkan,
Psikis mengkambinghitamkan, mengancam, menakut-nakuti,
mendiskriminasi, mengejek atau menertawakan anak, perilaku kasar
lain, penolakan, dll
Jumlah absolut kasus kekerasan psikis pada anak usia 0-<18 tahun laki-laki dan perempuan
Pelibatan anak dalam kegiatan seksual, di mana ia sendiri tidak
sepenuhnya memahami atau tidak mampu memberi persetujuan, yang
ditandai dengan adanya aktivitas seksual antara anak dengan orang
Seksual dewasa atau anak lain dengan tujuan untuk memberi kepuasan bagi
orang tersebut
Jenis Kekerasan Terhadap Anak
Jumlah absolut kasus kekerasan seksual pada anak usia 0-<18 tahun laki-laki dan perempuan
usia 0-<18 tahun Kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
tumbuh kembang anak yang bukan disebabkan oleh karena
keterbatasan sumber daya, antara lain kegagalan dalam memenuhi
Penelantaran kebutuhan kesehatan, pendidikan, perkembangan emosional, nutrisi,
rumah atau tempat bernaung, serta keadaan hidup yang aman dan
layak
Jumlah absolut kasus penelantaran pada anak usia 0-<18 tahun laki-laki dan perempuan
Kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada anak melalui serangkaian
proses perekrutan, pengangkatan, penampungan, pengiriman,
pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan
utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh
TPPO persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain
tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara,
untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tersebut
tereksploitasi
Jumlah absolut kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) pada anak usia 0-<18 tahun laki-
laki dan perempuan
Kekerasan pada perempuan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
Fisik sakit, atau luka berat Jumlah absolut kasus kekerasan fisik pada perempuan usia ≥18 tahun
Kekerasan pada perempuan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya
rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak
Psikis berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat
Jumlah absolut kasus kekerasan psikis pada perempuan usia ≥18 tahun
Setiap perbuatan kekerasan seksual, pemaksaan hubungan seksual
yang dilakukan terhadap perempuan dalam lingkup rumah tangga,
maupun pemaksaan hubungan seksual terhadap perempuan dalam
Seksual lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial
dan/atau tujuan tertentu
Jumlah absolut kasus kekerasan seksual pada perempuan usia ≥18 tahun
Tindakan tidak memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepada perempuan dalam lingkup rumah tangga, padahal menurut
hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian
Jenis Kekerasan Terhadap ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepadanya, dan/atau tindakan yang mengakibatkan perempuan
Perempuan Penelantaran bergantung secara ekonomi dengan cara membatasi dan atau
melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah
sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut
Jumlah absolut kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) pada perempuan usia ≥18 tahun
Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di suatu wil. Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu 1
Melaksanakan P4K Kerja dalam kurun waktu 1 tahun tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
104
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1
Penjaringan Kelas 1 peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas dalam SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah
105 kurun waktu 1 tahun ajaran. Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 7
Penjaringan Kelas 7 peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB di wilayah kerja puskesmas SMP/MTs/SMPLB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah
106 dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 7
Penjaringan Kelas 10 peserta didik kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
107
Jumlah SD/MI yg dijaring Cakupan sekolah (SD/MI/SDLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan Cakupan sekolah (SD/MI/SDLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik kelas 1
bagi Peserta Didik kelas 1 dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah
115 waktu 1 tahun ajaran. (SD/MI/SDLB) di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Jumlah SMP/MTs
116
Jumlah SMP/MTs yg dijaring Cakupan sekolah (SMP/MTs/SMPLB ) yang dilakukan penjaringan Cakupan sekolah (SMP/MTs/SMPLB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan bagi Peserta Didik
kesehatan bagi Peserta Didik kelas 7 dalam wilayah kerja puskesmas kelas 7 dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Sekolah
117 dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. (SMP/MTs/SMPLB) di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Jumlah SMA/SMK/MA
118
Jumlah SMA/SMK/MA yg dijaring Cakupan sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB ) yang dilakukan penjaringan Cakupan sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB ) yang dilakukan penjaringan kesehatan bagi Peserta
kesehatan bagi Peserta Didik kelas 10 dalam wilayah kerja puskesmas Didik kelas 10 dalam wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah
119 dalam kurun waktu 1 tahun ajaran. Sekolah (SMA/SMK/MA/SMALB) di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
PENJARINGAN SEKOLAH
Jumlah peserta didik SD/MI
120
Jumlah peserta didik SD/MI yg dijaring Cakupan peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB yang mendapatkan Cakupan peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB yang mendapatkan penjaringan kesehatan di wilayah
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah peserta didik kelas 1
121 1 tahun ajaran. SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas
Jumlah peserta didik SMP/MTs yg dijaring Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan Cakupan peserta didik kelas 7 SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan penjaringan kesehatan di
penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah peserta didik kelas 7
123 1 tahun ajaran. SMP/MTs/SMPLB di wilayah kerja puskesmas
Posyandu Remaja
127
Posyandu Lansia Posyandu yang melayani kesehatan Lansia Jumlah Posyadu Lansia DIBAGI Jumlah Posyandu di wilayah kerja
128
Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan aborsi atas indikasi Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan atau Dinas
kedaruratan medis dan atau kehamilan akibat perkosaan Kesehatan untuk menyelenggarakan aborsi atas indikasi kedaruratan Jumlah absolut Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Kemenkes/Dinkes untuk menyelenggarakan
133 medis dan kehamilan akibat perkosaan pelayanan aborsi atas indikasi kedaruratan medis dan atau kehamilan akibat perkosaan
Balita (0-59 bulan) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya yaitu balita Jumlah balita yang di pantau pertumbuhan dan perkembangan nya dibagi
yang ditimbang sedikitnya 8 kali dalam satu tahun, diukur panjang badan atau tinggi Jumlah seluruh balita di wilayah Puskesmas X 100%
4 Jumlah balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangan badannya sedikitnya 2 kali dalam satu tahun dan dipantau perkembangan sedikitnya (sasaran balita dapat menggunakan estimasi pemerintah daerah yang
2 kali dalam satu tahun. Pemantauan perkembangan menggunakan ceklis Buku KIA disahkan Kepala Dinas)
atau KPSP atau instrument baku lainnya
Puskesmas melaksanakan kelas ibu balita di 50% desa/ kelurahan yaitu tenaga
Jumlah puskesmas melaksanakan kelas ibu balita di 50% Puskesmas melaksanakan kelas ibu balita di 50% desa/ kelurahan yaitu tenaga kesehatan mendampingi kelompok ibu/keluarga yang memiliki anak usia
10 kesehatan mendampingi kelompok ibu/keluarga yang memiliki anak usia balita untuk balita untuk mendiskusikan materi kesehatan anak dalam Buku KIA dibagi
desa/kelurahan mendiskusikan materi kesehatan anak dalam Buku KIA Jumlah seluruh puskesmas yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu
yang sama x 100
1) Seluruh Puskesmas melaksanakan kelas ibu balita di 50% desa/ kelurahan yaitu Jumlah Kabupaten/ kota yang seluruh Puskesmas di wilayah kerjanya
tenaga kesehatan mendampingi kelompok ibu/keluarga yang memiliki anak usia melaksanakan kelas ibu balita sedikitnya di 50% desa/ kelurahan, dan
Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan Pelayanan balita untuk mendiskusikan materi kesehatan anak dalam Buku KIA
21 2) Seluruh Puskesmas melaksanakan pendekatan MTBS yaitu menggunakan
melaksanakan pendekatan MTBS pada kunjungan balita sakit, dan
Kesehatan Balita melaksanakan SDIDTK untuk menindaklanjuti rujukan balita dengan
algoritma MTBS (formulir pencatatan MTBS) untuk melayani kunjungan bayi muda kemungkinan gangguan perkembangan.
dan balita sakit
3) Seluruh Puskesmas melaksanakan SDIDTK yaitu menindaklanjuti rujukan balita
dengan kemungkinan gangguan perkembangan sebagaimana Pedoman Pelaksanaan
SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar (Stimulasi/ Intervensi/Rujukan).
1. Kriteria Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia • Jumlah Puskesmas yang mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli
Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan Pelayanan sekolah dan remaja adalah: Remaja (PKPR) dibagi 40% Jumlah seluruh Puskesmas di kab/kota dalam kurun
22 • Minimal 40% Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja waktu 1 tahun dikali 100
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja (PKPR) • Jumlah Puskesmas yang membina minimal 20% sekolah/madrasah yang ada
• Setiap Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs, di wilayah Puskesmas dalam 1 tahun dibagi jumlah seluruh Puskesmas di
SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah kerja Puskesmas. kabupaten/Kota dalam kurun waktu 1 tahun dikali 100.
1. Jumlah Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia
1. Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi adalah: reproduksi yang menyelenggarakan:
Jumlah Kabupaten/Kota yang Menyelenggarakan Pelayanan a. Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon a. Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
23 pengantin (kespro catin) calon pengantin (kespro catin)
Kesehatan Usia Reproduksi b. Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan b. Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca
Persalinan
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang disebabkan
Perdarahan karena perdarahan antepartum, inpartum maupun postpartum. Jumlah kematian ibu karena perdarahan dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
2
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas karena hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi dan eklamsi. Jumlah kematian ibu karena hipertensi dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
3
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang disebabkan
Infeksi karena penyakit infeksi yang langsung terkait kehamilannya. Misal : abortus sepsis, sepsis Jumlah kematian ibu karena infeksi dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
puerperalis, dsb
4
Abortus
5
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang disebabkan Jumlah kematian ibu karena gangguan darah dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
Penyebab Kematian Ibu Gangguan Darah karena penyakit terkait gangguan darah . Misal : ITP, Thalasemia, leukemia, dsb
6
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang disebabkan
Gangguan Metabolik Jumlah kematian ibu karena gangguan metabolik dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
karena penyakit gangguan metabolik. Misal : penyakit diabetes melitus, penyakit jantung, dsb.
7
Jantung
8
COVID19
9
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang bukan
Lain2 disebabkan karena perdarahan, hipertensi, infeksi kehamilan, gangguan darah, dan gangguan Jumlah kematian ibu karena lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali 100%
metabolik . Misal : malaria, meningitis, tuberkulosis, dsb.
10
Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28minggu, tanpa jumlah kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-
Lahir Mati menunjukkan tanda-tanda kehidupan tanda kehidupan per 1000 kelahiran hidup
11
0-6 hari Kematian Neonatal dini: kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama kehidupannya jumlah kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama kehidupannya per 100 kelahiran hidup
12
Kematian Neonatal 7-28 hari Kematian Neonatal Lanjut : Kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari kehidupannya jumlah kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari kehidupannya per 1000 kelahiran hidup
13
Kematian Neonatal: kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0-28 hari kehidupannya jumlah kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0 - 28 hari kehidupannya per 1000 kelahiran
0-28 hari hidup
14
Kasus kematian neonatal diakibatkan oleh prematuritas/BBLR ( BBLR adalah bayi yang lahir
BBLR dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.) Prematur Jumlah kematian neonatal karena prematuritas/BBL dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
adalah: semua kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. (Manajemen BBLR)
15
Kasus kematian neonatal yang mengalami gangguan berat pernafasan selama proses
Asfiksia persalinan dan kelahiran. (AMP 2015) Jumlah kematian neonatal karena asfiksia dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
16
Kasus kematian neonatal yang diakibatkan masuknya bakteri Clostridium tetani ke dalam tubuh
Tetanus Neonatrum bayi melalui praktik persalinan yang tidak higienis, seperti memotong tali pusar dengan alat- Jumlah kematian neonatal karena tetanus dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
alat yang tidak steril.
17
Kasus kematian neonatal akibat sindrom klinik penyakit sistemik disertai infeksi bakteri, infeksi
Penyebab Kematian Neonatal Infeksi Jumlah kematian neonatal karena sepsis dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
jamur dan infeksi virus. (modul TOT Gadar)
18
kasus kematian neonatal yang diakibatkan kelainan yang terlihat pada saat lahir, bukan akibat
Kelainan Kongenital proses persalinan. Kelainan kongenital bisa herediter, dapat dikenali saat lahir. Misalnya atreis Jumlah kematian neonatal karena kelainan kongenital dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali
100%
ani, anensefali.
19
COVID19
20
kasus kematian neonatal yang tidak dapat diklasifikasikan ke penyebab kematian neonatal
Lain2 Jumlah kematian neonatal karena penyebab lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian neonatal dikali 100%
diatas.
21
Kematian Post Neo (29 hari sampai dengan 11 bulan) kematian bayi yang terjadi pada masa 28 hari - 1 tahun kehidupannya
22
Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh pneumonia (dengan gejala batuk, nyeri tenggorok,
Pneumonia demam dan sesak nafas yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut) Surveilans Jumlah kematian pos-neo karena pneumonia dibagi jumlah seluruh kematian post-neo dikali 100%
Kesehatan Anak, 2014
23
Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh diare (buang air besar cair lebih dari 3 kali dalam
Diare sehari) Surveilans Kesehatan Anak, 2014 Jumlah kematian pos-neo karena diare dibagi jumlah seluruh kematian post-neo dikali 100%
24
Meningitis
26
Penyebab Kematian Bayi
Demam Berdarah
28
Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh kelainan saraf (penyakit akibat oleh peradangan
Penyakit saraf susunan saraf seperti yang ditandai dengan gejala demam, kesadaran menurun, kaku kuduk, Jumlah kematian pos-neo karena kelainan saraf dibagi jumlah seluruh kematian post-neo dikali 100%
dan kejang dan muntah, contoh meningitis, encephalitis, dll ) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
29
kasus kematian post-neo yang tidak dapat diklasifikasikan ke penyebab kematian post-neo
Lain2 Jumlah kematian pos-neo karena penyebab lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian post-neo dikali 100%
diatas.
30
Kematian Bayi 0-11 Bulan kematian bayi yang terjadi pada masa 1 tahun kehidupannya
31
Kematian Anak Balita 1 sd 4 tahun kematian bayi yang terjadi pada masa 1 - 5 tahun kehidupannya
32
Kasus kematian bayi/balita diakibatkan oleh diare (buang air besar cair lebih dari 3 kali dalam
Diare Jumlah kematian bayi/balita karena diare dibagi jumlah seluruh kematian bayi/balita dikali 100%
sehari) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
33
Kasus kematian balita yang diakibatkan oleh penyakit demam berdarah yang biasanya ditandai
dengan : demam, tanda-tanda perdarahan (bercak kemerahan pada kulit, perdarahan gusi, dll), Jumlah kematian bayi/balita karena demam berdarah dengue dibagi jumlah seluruh kematian bayi/balita
Demam berdarah dan atau adanya tanda-tanda syok (kesadaran menurun, penurunan tekanan darah, dll). dikali 100%
Surveilans Kesehatan Anak, 2014
34
Kasus kematian bayi/balita diakibatkan oleh pneumonia (dengan gejala batuk, nyeri tenggorok,
Pneumonia demam dan sesak nafas yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut) Surveilans Jumlah kematian bayi/balita karena pneumonia dibagi jumlah seluruh kematian bayi/balita dikali 100%
Kesehatan Anak, 2014
35
Tenggelam
39
Infeksi Parasit
40
kasus kematian bayi/balita yang tidak dapat diklasifikasikan ke penyebab kematian bayi/balita Jumlah kematian bayi/balita karena penyebab lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian bayi/balita dikali
Lain lain diatas. 100%
41