Anda di halaman 1dari 70

A-Z Mencapai Persalinan

yang Aman dan Sehat

dr. Beeleonie, B.Med.Sc , Sp.OG, KFER

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan


Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi

#BidanHebat
Webinar ini diselenggarakan oleh:
Powered by

Asisten digital untuk praktik bidan mandiri Anda.


#BidanHebat

Aplikasi Bidanku solusinya!


Antenatal Care (ANC)
Komponen
Pemeriksaan
Kehamilan (ANC)
Pemeriksaan Laboratorium
cakupan masih rendah.
- SDKI 2017

#BidanHebat
#BidanHebat
Standar Pelayanan Antenatal

10 T

#BidanHebat
Standar Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal terpadu


adalah pelayanan antenatal setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa
konsepsi hingga sebelum mulainya proses persalinan yang
komprehensif dan berkualitas dan diberikan kepada seluruh
ibu hamil.

Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif


dan berkualitas sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan
persalinan dengan pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan
bayi yang sehat dan berkualitas.

#BidanHebat
Keterpaduan Program

● Terlaksananya pelayanan antenatal terpadu, ● Terlaksananya pemantauan tumbuh


termasuk konseling, dan gizi ibu hamil, kembang janin.
konseling KB dan pemberian ASI.
● Deteksi secara dini kelainan/ penyakit/
● Terlaksananya dukungan emosi dan psikososial gangguan yang diderita ibu hamil.
sesuai dengan keadaan ibu hamil pada setiap
● Dilaksanakannya tatalaksana terhadap
kontak dengan tenaga kesehatan yang memiliki
kelainan/ penyakit/ gangguan pada ibu
kompetensi klinis/kebidanan dan interpersonal
hamil sedini mungkin atau rujukan kasus
yang baik.
ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
● Setiap ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan dengan sistem rujukan yang ada.
antenatal terpadu minimal 6 kali selama masa
kehamilan.

#BidanHebat
Indikator Antenatal Terpadu

Kunjungan Pertama (K1)


Kunjungan pertama (K1) adalah kontak pertama ibu hamil
dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan dan
interpersonal yang baik, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar.

Kontak pertama harus K1 murni adalah kontak pertama ibu


dilakukan sedini mungkin pada hamil dengan tenaga kesehatan pada
trimester pertama, sebaiknya kurun waktu trimester 1 kehamilan.
sebelum minggu ke 8. Kontak K1 akses adalah kontak pertama ibu
pertama dapat dibagi menjadi hamil dengan tenaga kesehatan pada
K1 murni dan K1 akses. usia kehamilan berapapun.

#BidanHebat
Indikator Antenatal Terpadu
Kunjungan Keempat (K4)
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis / kebidanan untuk mendapatkan pelayanan antenatal
terpadu dan komprehensif sesuai standar selama kehamilannya minimal
4 kali.

Dengan distribusi waktu:


● 1 kali pada trimester pertama
(0-12 minggu) Kunjungan antenatal
● 1 kali pada trimester kedua bisa lebih dari 4 kali
(>12 minggu -24 minggu) sesuai kebutuhan (jika
● 2 kali pada trimester ketiga ada keluhan, penyakit
(>24 minggu sampai dengan kelahiran) atau gangguan

#BidanHebat
Indikator Antenatal Terpadu Kunjungan antenatal bisa lebih
dari 6 (enam) kali sesuai
kebutuhan dan jika ada
Kunjungan Keenam (K6) keluhan, penyakit atau
gangguan kehamilan. Jika
K6 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memiliki kehamilan sudah mencapai 40
kompetensi klinis/kebidanan untuk mendapatkan pelayanan antenatal minggu, maka harus dirujuk
terpadu dan komprehensif sesuai standar selama kehamilannya untuk diputuskan terminasi
kehamilannya.
minimal 6 kali selama kehamilannya.

Dengan distribusi waktu:


● 2 kali pada trimester pertama
(0-12 minggu) Ibu hamil harus kontak
● 1 kali pada trimester kedua dengan dokter minimal 2 x
(>12 minggu -24 minggu) 1 x di trimester 1
● 3 kali pada trimester ketiga 1 x di trimester 3.
(>24 minggu sampai dengan kelahiran)

#BidanHebat
Indikator Antenatal Terpadu
Pemeriksaan dokter pada ibu hamil dilakukan saat :

1. Kunjungan 1 di trimester 1 (satu) dengan usia kehamilan kurang


dari 12 minggu atau dari kontak pertama. Dokter melakukan skrining
kemungkinan adanya faktor risiko kehamilan atau penyakit penyerta pada
ibu hamil termasuk didalamnya pemeriksaan Ultrasonografi (USG).

Apabila saat K1 ibu hamil datang ke bidan, maka bidan tetap melakukan
ANC sesuai standar, kemudian merujuk ke dokter.

2. Kunjungan 5 di trimester 3. Dokter melakukan perencanaan


persalinan, skrining faktor risiko persalinan termasuk pemeriksaan
Ultrasonografi (USG) dan rujukan terencana bila diperlukan.

#BidanHebat
Pelayanan Antenatal Terpadu Dengan Imunisasi

Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status


imunisasi TT ibu hamil, apabila diperlukan, diberikan imunisasi
pada saat pelayanan antenatal.

Tujuan:
● Untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir

● Melengkapi status imunisasi TT

#BidanHebat
Kala I Persalinan

Inisiasi Persalinan dan


Pengenalan Awal
Penyulit atau Komplikasi
Tujuan:
● Memahami batasan persalinan
● Menjelaskan batasan kala I
● Mengenali tanda-tanda inpartu
● Mengetahui langkah esensial anamnesis
● Mengenali fase-fase dalam kala I
● Memberikan Asuhan Sayang Ibu pada kala I
● Menggunakan Partograf
● Mengambil tindakan tepat waktu dan sasaran
Persalinan Normal
Proses pengeluaran buah kehamilan cukup
bulan (bayi, plasenta dan selaput ketuban)
presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari
rahim ibu, melalui jalan lahir, dengan tenaga ibu
sendiri.

#BidanHebat
Kala I Persalinan
Dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi yang
teratur, adekuat, dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap.

#BidanHebat
Fase Kala I Persalinan

Fase Laten Fase Aktif


● Dimulai dari awal ● Kontraksi diatas 3 kali
kontraksi hingga dalam 10 menit
pembukaan mendekati
4 cm ● Lamanya 40 detik atau lebih

● Kontraksi mulai teratur ● Pembukaan 4 cm


tetapi lamanya masih hingga lengkap
diantara 20-30 detik ● Penurunan bagian
terbawah janin

#BidanHebat
Persiapan
● Ruang bersalin dan asuhan bayi
baru lahir
● Perlengkapan, bahan dan obat
esensial
● Rujukan (bila diperlukan)
● Asuhan Sayang Ibu dalam Kala I
● Upaya Pencegahan Infeksi yang
diperlukan

#BidanHebat
Asuhan Sayang Ibu
● Memberi dukungan emosional
● Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu
● Cukup asupan cairan dan nutrisi
● Keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk
ke kamar kecil
● Penerapan prinsip Pencegahan Infeksi
yang sesuai
Yang Tidak Dianjurkan
● Kateterisasi rutin
● Periksa dalam berulang kali (tanpa indikasi yang jelas)
● Melakukan lavament rutin
● Mengharuskan ibu pada posisi tertentu dan membatasi
mobilisasi
● Memberikan informasi yang tidak akurat atau berlawanan
dengan kenyataan

#BidanHebat
Mengosongkan Kantung Kemih
•Memfasilitasi kemajuan persalinan
•Memberi rasa nyaman bagi ibu
•Mengganggu proses kontraksi
•Penyulit pada distosia bahu
•Bila dilakukan sendiri, dapat mencegah terjadinya
infeksi akibat trauma atau iritasi

#BidanHebat
Anamnesis
● Identifikasi klien
● Gravida, Para, Abortus, Anak Hidup
● HPHT
● Taksiran Persalinan
● Riwayat Penyakit (sebelum dan selama kehamilan) termasuk
alergi
● Riwayat Persalinan

#BidanHebat
Periksa Abdomen
● Tinggi fundus uteri
● Menentukan presentasi dan letak
● Menentukan penurunan bagian terbawah janin
● Memantau denyut jantung janin
● Menilai kontraksi uterus

#BidanHebat
Periksa Dalam
● Tentukan konsistensi dan pendataran serviks
(termasuk kondisi jalan lahir)
● Mengukur besarnya pembukaan
● Menilai selaput ketuban
● Menentukan presentasi dan seberapa jauh
bagian terbawah telah melalui jalan lahir
● Menentukan denominator

#BidanHebat
Riwayat yang Harus Diperhatikan
● Pernah bedah Sesar
● Riwayat perdarahan berulang
● Prematuritas atau tidak cukup bulan
● Ketuban pecah dini
● Pewarnaan mekonium cairan ketuban
● Infeksi ante atau intrapartum
● Hipertensi
● Dwarfism atau TB dibawah 140 cm

#BidanHebat
Riwayat
● Gawat janin
● Primipara dengan bagian terbawah masih tinggi
● Malpresentasi atau malposisi
● Tali pusat menumbung
● K.U jelek atau syok
● Inersia uteri atau fase laten memanjang
● Partus lama atau kasep

#BidanHebat
Partograf
Instrumen untuk memantau kemajuan
persalinan, data untuk membuat keputusan
klinik dan dokumentasi asuhan persalinan
yang diberikan oleh seorang penolong
persalinan

#BidanHebat
Kala II Persalinan

Proses Pengeluaran Buah


Kehamilan Sebagai Hasil
Pengenalan Proses dan
Penatalaksanaan Kala
Pembukaan
Tujuan
● Batasan dan diagnosis kala II
● Persiapan proses pengeluaran buah kehamilan
● Amniotomi dan indikasinya (termasuk risiko)
● Posisi dan cara meneran
● Menilai kemajuan kala II
● Memantau dan menilai kondisi ibu dan janin pada kala II
● Perasat melahirkan kepala, bahu, dan tubuh
● Mengenali penyulit dan komplikasi kala II
● Kemungkinan melakukan rujukan

#BidanHebat
Gejala dan Tanda Kala II
● Ada rasa ingin meneran saat kontraksi
● Ada dorongan pada rektum atau vagina
● Perineum terlihat menonjol
● Vulva dan sfinkter ani membuka
● Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

#BidanHebat
Diagnosis
● Telah terjadi pembukaan
lengkap
● Tampak bagian kepala
janin melalui
bukaan introitus vagina

#BidanHebat
Persiapan Menolong Persalinan
● Sarung tangan dan barier protektif lainnya
● Tempat bersalin
● Peralatan dan bahan yang diperlukan
● Tempat meletakkan dan lingkungan yang nyaman bagi bayi
● Penyiapan ibu dan keluarganya (Asuhan Sayang Ibu, bersihkan
perineum dan lipat paha, kosongkan kandung kemih, amniotomi,
dan menjelaskan peran suami/pendamping)

#BidanHebat
Penatalaksanaan Kala II
● Setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran apabila
timbul dorongan spontan untuk melakukan hal itu
● Beristirahat diantara kontraksi
● Berikan posisi yang nyaman bagi ibu
● Pantau kondisi janin
● Bila ingin meneran tapi pembukaan belum lengkap, anjurkan
bernafas cepat/biasa, atur posisi agar nyaman, upayakan tidak
meneran hingga pembukaan lengkap

#BidanHebat
Perhatikan!
● Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak ingin meneran,
anjurkan untuk mobilisasi atau mengubah-ubah posisi hingga
timbul dorongan untuk meneran
● Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran setelah 60
menit dari sejak pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran saat
kontraksi puncak (beri asupan yang cukup)
● Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih belum terjadi,
rujuk ibu ke fasilitas rujukan.

#BidanHebat
Pemantauan Penatalaksanaan Kala II
● Nadi ibu setiap 30 menit
● Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
● DJJ setelah meneran atau kontraksi
● Penurunan kepala (palpasi luar) setiap 30 menit atau jika ada
indikasi, lakukan periksa dalam setiap 60 menit
● Kondisi selaput ketuban dan warna cairan ketuban
● Kemungkinan adanya presentasi majemuk
● Putaran paksi luar (setelah lahirnya kepala bayi)
● Pencatatan hasil pemeriksaan dan intervensi

#BidanHebat
Episiotomi
● Tidak dilakukan secara rutin
● Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya salah, terjadi peningkatan
jumlah perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4 dan kejadian
hematoma
● Menyebabkan nyeri pascapersalinan
● Meningkatkan risiko infeksi

#BidanHebat
Episiotomi untuk mempercepat persalinan,
dilakukan pada kondisi berikut:
● Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus diselesaikan
dengan bantuan alat (ekstraksi cunam atau vakum)
● Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan sungsang)
● Adanya parut yang menghambat proses pengeluaran bayi

#BidanHebat
Pada Saat Pengeluaran, Perhatikan:
● Posisi ibu saat melahirkan bayi
● Cegah terjadinya laserasi atau trauma
● Proses melahirkan kepala
● Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi
● Proses melahirkan bahu
● Proses melahirkan tubuh bayi
● Mengusap muka, mengeringkan dan rangsangan taktil pada bayi
● Memotong tali pusat

#BidanHebat
Melahirkan Bahu Depan dan Belakang

#BidanHebat
Melahirkan Bahu,
Tubuh, dan
Tungkai

#BidanHebat
Gejala dan Distosia Bahu
● “Turtle Sign”
kepala terdorong keluar tetapi
kembali ke dalam vagina setelah
kontraksi atau ibu berhenti
meneran
● Tidak terjadi putaran paksi luar
apabila kepala telah lahir
● Kepala tetap pada posisinya
(dalam vagina) walau ibu meneran
sekuat mungkin

#BidanHebat
Kondisi yang Harus Diatasi Sebelum
Menatalaksana Kala II
● Syok ● Penurunan kepala terhenti
● Dehidrasi ● Adanya gejala dan tanda
distosia bahu
● Infeksi
● Pewarnaan mekonium pada
● Pre-eklampsia/Eklampsia cairan ketuban
● Inersia Uteri ● Kehamilan ganda / kembar
● Gawat janin ● Tali pusat menumbung atau
lilitan tali pusat

#BidanHebat
Jenis-Jenis
Episiotomi

#BidanHebat
Kala III dan IV

Pengeluaran Plasenta,
Pemantauan Kondisi Ibu
dan Kemungkinan
Komplikasi
Pascapersalinan
Tujuan
● Identifikasi kala III dan IV
● Tanda-tanda pelepasan plasenta
● Manajemen aktif kala III
● Memelihara kontraksi uterus melalui rangsangan taktil pada
korpus uteri
● Permasalahan dan penatalaksanaan Atonia Uteri
● Permasalahan laserasi perineum dan penatalaksanaannya
● Kompresi bimanual dan aorta
● Menentukan jumlah perdarahan dan pemantauan pascapersalinan

#BidanHebat
Batasan
● Kala III
Masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya
proses pengeluaran plasenta
● Kala IV
Masa setelah plasenta lahir hingga
2 jam setelah itu

#BidanHebat
Fisiologi Kala III

Tempat implantasi plasenta


mengalami pengerutan akibat
pengosongan kavum uteri dan
kontraksi lanjutan, sehingga plasenta
dilepaskan dari perlekatannya dan
pengumpulan darah pada ruang
utero-plasenter akan mendorong
plasenta keluar.

#BidanHebat
Tanda-Tanda Lepasnya Plasenta
● Terjadi perubahan bentuk uterus dan
tinggi fundus uteri
● Tali pusat memanjang atau terjulur keluar
melalui vagina/vulva
● Adanya semburan darah secara tiba-tiba

#BidanHebat
Perdarahan Pada Atonia Uteri
● Ujung pembuluh darah di tempat implantasi akan terbuka
sesaat setelah plasenta dilepaskan
● Sekitar 350-500 ml darah per menit akan keluar melalui ujung
pembuluh darah tersebut
● Penghentian perdarahan dari bekas tempat implantasi plasenta
hanya dapat terjadi jika anyaman miometrium menjepit
pembuluh darah yang berjalan diantara anyaman tsb.
● Atonia atau hipotonia membuat mekanisme penjepitan
tersebut gagal berfungsi

#BidanHebat
Atonia Uteri berkaitan dengan:
● Kapasitas uterus jauh lebih besar dari normal
(polihidramnion, hamil kembar, makrosomia)
● Kala I atau II yang memanjang
● Partus presipitatus
● Induksi atau akselerasi persalinan
● Infeksi intrapartum
● Grande multipara
● Penggunaan tokolitik
(mis. MgSO4) atau narkose (mis. Ether)

#BidanHebat
Ingat!!
● Sekitar 60% dari perdarahan
pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa
risiko yang dapat dikenali sebelumnya
● Senantiasa siap untuk menghadapi atonia
uteri/perdarahan pascapersalinan
● Manajemen aktif kala III merupakan upaya
profilaksis komplikasi perdarahan

#BidanHebat
Manajemen Aktif Kala III
● Mengupayakan kontraksi yang adekuat dari
uterus dan mempersingkat waktu kala III
● Mengurangi jumlah kehilangan darah
● Menurunkan angka kejadian retensio plasenta

#BidanHebat
3 Langkah Utama Manajemen Aktif Kala III
● Pemberian oksitosin/uterotonika sesegera mungkin
● Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
● Masase fundus setelah plasenta lahir (rangsangan
taktil pada dinding uterus atau fundus uteri)

#BidanHebat
Penegangan Tali Pusat Terkendali
● Berdiri disamping ibu
● Pindahkan jepitan semula tali pusat ke titik 5-20 cm dari vulva
dan pegang klem penjepit tsb
● Letakkan telapak tangan (alas dengan kain) yang lain, pada
segmen bawah rahim atau dinding uterus di suprasimfisis
● Pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali pusat sambil tekan
uterus ke dorsokranial
● Ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum dapat dilahirkan
(jangan lakukan pemaksaan)

#BidanHebat
Perhatikan!
● Bila setelah 15 menit berlalu ternyata plasenta
belum lahir, berikan Oksitosin 10 IU dosis kedua
● Kosongkan kandung kemih bila penuh
● Lakukan PTT ulangan
● Bila waktu 30 menit telah terlampaui (jangan
mencoba cara lain untuk melahirkan plasenta
walaupun tidak terjadi perdarahan) segera rujuk ibu
ke fasilitas kesehatan rujukan.

#BidanHebat
Rangsangan Taktil Pada Dinding Uterus
● Minta ibu untuk meletakkan telapak tangannya
pada dinding uterus
● Instruksikan untuk mengusap dinding uterus
dengan gerakan sirkuler
● Beritahukan bahwa mungkin timbul rasa kencang
atau tidak nyaman
● Uterus yang mengencang menunjukkan respons
adekuat terhadap rangsangan
● Teruskan rangsangan taktil, bila uterus masih
belum berkontraksi

#BidanHebat
Bila 15 detik rangsangan taktil telah usai dan uterus
tetap tidak berkontraksi, maka lakukan:
● Kompresi Bimanual Internal
● Kompresi Bimanual Eksternal
● Kompresi Aorta Abdominalis

#BidanHebat
Kompresi
Bimanual
Internal

#BidanHebat
Kompresi
Bimanual
Eksternal

#BidanHebat
Kompresi Aorta
Abdominalis

#BidanHebat
Manual
Plasenta

#BidanHebat
Robekan
Seviks

#BidanHebat
Tampon
Utero-Vaginal

#BidanHebat
Asuhan Kala IV
● Lanjutkan rangsangan taktil pada dinding uterus
● Evaluasi hasilnya dengan mengukur kekenyalan dinding
dan tinggi fundus uteri
● Lakukan perkiraan kehilangan darah
● Periksa perineum dan jalan lahir
● Nilai keadaan umum ibu
● Dokumentasikan asuhan dan temuan pada kala IV di
halaman belakang partograf

#BidanHebat
Memperkirakan Jumlah Pendarahan
● Belum ada metode yang akurat
● Meletakkan penampung darah di bawah bokong ibu, selain
tidak nyaman juga tidak menjamin pengukuran yang tepat
● Pengukuran dengan gelas ukur dapat terganggu dengan
tambahan cairan lain atau jumlah yang hilang akibat
material penyerap (kain, kasa, pakaian, dsb.)

#BidanHebat
Estimasi Simtomatik
● Bila perdarahan menyebabkan terjadinya
perubahan tanda vital (hipotensi) maka
jumlah darah yang keluar telah mencapai
1,000 - 1,200 ml
● Bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah
perdarahan telah mencapai 2,000 – 2,500 ml

#BidanHebat
Pemantauan Kala IV
● Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua
● Nilai kontraksi uterus dan jumlah perdarahan
● Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil, menilai kontraksi uterus dan estimasi
perdarahan
● Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI
● Berikan asuhan esensial BBL

#BidanHebat
Ingat!
● Jangan tinggalkan ibu dalam 2 jam pertama
pascapersalinan
● Pastikan tanda vital dalam batas normal
● Berikan asuhan esensial BBL, termasuk pemberian ASI
dalam 1 jam pertama
● Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan rangsangan
taktil uterus dan menilai kontraksi atau perdarahan
● Pastikan ibu dan keluarganya mengetahui tanda-tanda
bahaya atau komplikasi berat

#BidanHebat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai