Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Tingkat Pendidikan, Penghasilan, dan Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak UMKM Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan


(Studi Empiris Pelaku UMKM Di Kabupaten Badung)
BAB I
1. Fenomena Gap
Permasalahan tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi permasalahan yang terus-
menerus terjadi dalam bidang perpajakan khususnya para pelaku UMKM. Pertumbuhan
jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Banyak pengusaha yang tergolong dalam UMKM belum memiliki NPWP. Kenaikan
jumlah UMKM yang signifikan di Kabupaten Badung dan juga diiringi dengan kenaikan
jumlah UMKM terdaftar di KPP Pratama Badung. Tetapi peningkatan jumlah UMKM yang
terdaftar di KPP tidak sebanding dengan jumlah peningkatan UMKM di Kabupaten Buleleng
untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, menurut sumber nusabali.com menyatakan
bahwa “hal ini dikarenakan masih banyaknya UMKM yang tidak menyusun pembukuan
laporan keuangan secara terperinci dan masih menggunakan perhitungan akuntansi secara
sederhana. Hal ini juga yang membuat faktor melemahnya tingkat kepatuhan wajib pajak
khususnya UMKM.

2. Research Gap
Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2014) menunjukan hasil bahwa tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, karena semakin tinggi tingkat
pendidikan, maka semakin meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Jika tingkat pendidikan
masyarakat rendah, kesadaran untuk membayar pajak tersebut juga akan lebih rendah
dibandingkan mereka yang berpendidikan tinggi. Penghasilan wajib pajak sebagai objek
pajak dalam pajak penghasilan sangat tekait dengan besarnya pajak terutang. Di samping itu
tingkat penghasilan juga akan memenuhi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
pajak terkait erat dengan besarnya penghasilan, maka salah satu hal dipertimbangkan dalam
pemungutan pajak adalah penghasilan pajak. Tarif merupakan salah satu faktor yang diduga
paling erat kaitannya atau berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Pada saat
tarif rendah, maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Ananda,2015).

3. Teori Gap
Menurut Yusro dan Kiswanto (2014), upaya yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan penerimaan pajak yaitu dengan kegiatan ekstensifikasi. Kegiatan
ekstensifikasi yang berkaitan dengan target penerimaan (extra effort) yaitu penambahan
jumlah wajib pajak. Dengan adanya perluasan wajib pajak diharapkan dapat menambah
penerimaan pajak. Selain dengan diadakannya kegiatan ekstensifikasi adapun kegiatan
insentifikasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menambah jumlah penerimaan dari
wajib pajak yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak. Kegiatan ini dimulai dari melakukan
pembinaan, sosialisasi peraturan terkait pajak, pengawasan sekaligus melakukan
pemeriksaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam
melakukan kewajiban perpajakannya.Namun kecepatan pertumbuhan penerimaan pajak
belum mencapai hasil yang seperti diharapkan. Hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya
tax ratio Indonesia. Faktor yang menyebabkan rendahnya tax ratio adalah rendahnya
pendapatan per kapita, tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah, wajib pajak dalam
melaporkan peredaran usaha dan penghasilannya sebagian besar belum dilakukan secara
transaparan.

BAB II
1. Landasan Teori
a. Pajak
Pengertian pajak dikemukakan oleh oleh Dr. N.J. Feldmann, Pajak adalah prestasi yang

dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang

ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan

untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. Pajak dikemukaan oleh Prof. Dr. P.J.A.

Andriani, dalam buku R.Santoso Brotodihardjo, Pajak adalah iuran kepada negara (yang

dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan

yang gunanya adalah membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan

tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

b. Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2011:135), wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi

pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pungutan pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan


perpajakan. Wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu wajib pajak yang melakukan

kegiatan usaha di bidang perdagangan grosir atau eceran barang-barang konsumsi

melalui tempat usaha/gerai yang tersebar di beberapa lokasi, tidak termasuk perdagangan

kendaraan bermotor dan restaurant.

c. Tingkat Pendidikan

Definisi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun

2013 yaitu sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.

d. Tingkat Penghasilan

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) sebagaimana dikutip dalam Ernawati (2014)

menyatakan bahwa masyarakat tidak akan menemui kesulitan dalam memenuhi

kewajiban membayar pajaknya kalau nilai yang harus dibayar itu masih di bawah

penghasilan yang sebenarnya mereka peroleh secara rutin. Faktor penghasilan

merupakan hal yang sangat fundamental dalam hal melaksanakan kewajiban. Karenanya

tingkat penghasilan seseorang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang tersebut

memiliki kesadaran dan kepatuhan akan ketentuan hukum dan kewajibannya.

e. Tarif Pajak

Menurut Rismawati Sudirman dan Anton Amirudidin tarif pajak ialah ketentuan

presentase (%) atau jumlah (rupiah) pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak sesuai

dengan dasar pajak atau objek pajak. Menurut Dwi Sunar Prasetyo tarif pajak adalah

dalam pemungutan pajak harus ditetapkan terlebih dahulu jenis tarif yang dipergunakan,

karena tarif ini berhubungan erat dengan fungsi pajak, yaitu fungsi buget dan fungsi

mengatur.
2. Jurnal

a. Nadwatul Khiroh (2017), Pengaruh Sanksi, Sosialisasi dan Pendapatan Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Di Desa

Gandaria.

b. Tri Wahyuningsih (2016), Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Tarif Pajak, Mekanismen

Pembayaran Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

UMKM Bidang Mebel di Surakarta.

c. Agung Julianto (2016), Pengaruh Tarif, Sosialisasi Serta Pemahaman Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kota Semarang.

3. Hasil penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian watul Khiroh menunjukkan bahwa secara parsial variabel sanksi dan

pendapatan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan

sedangkan variabel sosialisasi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak bumi dan bangunan. Hasil penelitian Tri Wahyuningsih menunjukkan

bahwa variabel pemahaman wajib pajak, tarif pajak, mekanisme pembayaran pajak, dan

kesadaran wajib pajak berpengaruh positif signifkan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM

bidang mebel di Surakarta. Hasil penelitian Agung Julianto menunjukkan bahwa tarif pajak

memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM, sosialisasi tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM karena memiliki nilai signifikansi, dan

pemahaman perpajakan juga tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak karena

memiliki nilai signifikan.

Anda mungkin juga menyukai