BAB I
PEMAHAMAN BISNIS PARIWISATA
A. Pengertian Hotel
Hotel adalah seluruh atau sebagian bangunan yang digunakan untuk pelayanan kamar,
makanan dan minuman serta rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial. Menurut
hukum, pengertian hotel adalah penginapan yang diwajibkan memenuhi aturan yang
berlaku dalam menawarkan penginapan, makanan dan perlindungan atas barang
bawaan pada tamunya. Secara fisik, hotel adalah sebuah bangunan yang terdiri atas
beberapa ruangan yang digunakan oleh tamu untuk beberapa saat serta menyediakan
jasa serta fasilitas yang dibutuhkan oleh tamunya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hotel
adalah bangunan yang didirikan dengan tujuan komersial dan diwajibkan memenuhi
aturan yang berlaku dalam menawarkan dan menyediakan jasa penginapan (pelayanan
kamar), fasilitas (makanan, minuman dan rekreasi) serta perlindungan atas barang
bawaan tamunya.
2. Hotel melati
Hotel melati adalah hotel dengan nuansa modern dan mendasarkan diri pada
unsur komersial. Pengunjung yang datang ke hotel ini sudah memiliki kelas
tertentu sehingga nuansa kemewahan yang khas sudah tampak pada hotel ini.
Hotel ini sudah memerlukan pengelolaan secara profesional dan berada dalam
lokasi yang cukup strategis. Secara fisik, hotel ini memiliki jumlah kamar antara 50
sampai 100 kamar.
3. Hotel bintang
Hotel bintang adalah hotel dengan nuansa modern, komersial dan berusaha
bersaing dengan hotel eksekutif. Hotel ini menawarkan kamar hunian yang luas
dengan berbagai fasilitas dan dekorasi yang sangat nyaman. Profesionalisme serta
karyawan yang cukup terlatih dan cakap sudah dibutuhkan dalam mengelola hotel
ini. Hotel bintang dapat dioperasikan sebagai condominium/condotel (sebuah
gedung dengan beberapa ruangan yang disewakan untuk dapat digunakan seperti
milik sendiri).
4. Hotel eksekutif
Hotel eksekutif adalah hotel bernuansa kemewahan (mendekati kemewahan)
dengan dekorasi kenyamanan yang menjanjikan. Hotel ini memerlukan
pengelolaan yang profesional dan karyawan yang terlatih. Hotel ini disebut dengan
hotel kelas satu atau hotel superior.
5. Hotel mewah
Hotel mewah adalah hotel yang sudah menunjukkan unsur strandar kemewahan
tertentu, baik dari segi kemewahan maupun kenyamanan. Tingkat kebersihan dan
efisiensi tinggi, staf terlatih khusus, kompeten dan sopan dengan makanan dan
minuman yang berkualitas khusus pula. Tarif hotel mewah adalah tarif khusus
(tergantung pasar, lokasi dan tipe akomodasi yang disediakan).
4
BAB II
SIKLUS PENGENDALIAN BIAYA HOTEL
Gambar 2.1
5
Accounts Receivable
Seksi:
Pencatatan Penerimaan
Drug Store
Pendapatan
Restaurant and Bar Cashier
Income Audit
General Cashier
Seksi:
Accounting Office
Pengolahan Data Menjadi Book Keeper Department
Laporan Keuangan
General Cashier
Payroll Master
Accounts Payable
Daily Store
Credit Department
General Store
Seksi:
Pencatatan Pengeluaran Purchasing
Purchasing
Biaya Department
Receiving
Food Control
Beverage Control
Store Department
Material&Supplies Control
Property Control
6
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Departemen Akuntansi Hotel Berdasarkan Accounting Department
Chief Accountant
Control
Manager
Manager
Account
Beverage Controller
Account Payable
Property Controller
Material&Supplies
General Cashier
Income Audit
Food Controller
Receivable
Controller
Night Audit
FO Cashier
FB Cashier
Receiving
Buyer Store Keeper Clerk Clerk
7
Gambar 2.3
Struktur Organisasi Departemen Akuntansi Hotel Berdasarkan
Cost Control Deparment
Cost Controller
Biaya yang dikeluarkan sampai bahan baku menjadi barang jadi, disebut unexpired
product cost, sampai barang tersebut terjual. Selama belum terjual, bukan
merupakan biaya tetapi merupakan kekayaan atau aktiva. Pada saat barang
8
terjual, maka menjadi expired cost, yang disebut juga harga pokok penjualan
makanan dan minuman (cost of food and beverage sold).
Apabila dinyatakan dalam gambar, maka akan nampak sebagai berikut:
Setiap departemen yang memerlukan bahan baku melalui gudang, harus menulis
bukti permintaan barang (storeroom requisition). Di atas bukti permintaan barang
tersebut harus dituliskan jenis, ukuran dan jumlah barang yang dibutuhkan,
kemudian department head yang bersangkutan harus membubuhkan tanda tangan
pada kolom yang telah tersedia dan selanjutnya dikirimkan ke bagian gudang.
Bagian gudang akan menyiapkan dan menyerahkan barang tersebut atas dasar
bukti permintaan barang. Di dalam bukti permintaan barang, petugas gudang dan
petugas yang ditunjuk untuk mengambil barang oleh departemen pemesan barang,
sama-sama membubuhkan tanda tangan pada kolom yang telah ditentukan.
Selanjutnya petugas gudang mencatat (memposting) bukti pengambilan barang
tadi ke dalam kartu barang (bincard/cardex).
Apabila dinyatakan dalam gambar, akan nampak sebagai berikut:
Storeroom Bincard/
Requisition Cardex
Definisi istilah:
BAB III
PERSEDIAAN BARANG HOTEL
11
A. Persediaan (Inventory)
Hotel adalah jenis usaha jasa yang unik, karena memiliki persediaan. Persediaan
barang hotel, umumnya diselenggarakan untuk mendukung kelancaran operasional
hotel. Telah dijelaskan bahwa hotel adalah seluruh atau sebagian bangunan yang
digunakan untuk pelayanan kamar, makanan dan minuman serta rekreasi yang dikelola
dengan tujuan komersial.Persediaan barang hotel mempunyai peranan penting dan
selalu mendapat perhatian manajemen hotel.
Persediaan barang hotel merupakan barang-barang berupa makanan, minuman,
material supplies dan barang-barang lain yang dimiliki oleh hotel, yang tersedia untuk
diolah, dijual maupun untuk membantu kelancaran operasional hotel sehari-hari.
Besar kecilnya persediaan tergantung pada fasilitas yang dimiliki, jumlah kamar dan
tingkat turnovernya. Persediaan ini mempunyai arti khusus, karena turut menentukan
besar kecilnya laba/rugi perusahaan, memperlihatkan lancar tidaknya usaha,
menentukan besar kecilnya tingkat likuiditas dan lain sebagainya. Untuk memudahkan
penyusunan laporan cost reconsiliation, maka persediaan barang hotel dibuatkan suatu
rekening tersendiri yang disebut dengan rekening “inventory”. Rekening inventory ini
berfungsi untuk menampung semua barang yang ada dalam gudang.
B. Gudang (Storeroom)
Gudang adalah tempat penyimpanan barang-barang, baik untuk barang persediaan
maupun untuk barang modal (capital expenditure), seperti peralatan mekanik/elektrik.
yang lain adalah sering terjadi kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan,
sehingga harga pokok penjualan dan laba juga akan salah.
2. Metode perpetual atau metode continues
Menurut metode ini setiap terjadi pembelian dan mengeluaran barang selalu
dicatat, sehingga pada saat itu pula nilai inventorynya dapat diketahui. Dalam
suatu hotel, setiap terjadi pembelian barang maupun pengeluaran barang akan
dicatat ke dalam kartu persediaan, yang disebut dengan bincard/cardex. Dengan
demikian, maka dengan mudah dapat diketahui cost dari barang-barang yang
dikeluarkan, dengan kata lain dapat diketahui cost of goods sold setiap saat.
Dalam metode ini tidak diperlukan pembuatan adjustment untuk menentukan
besarnya harga pokok penjualan.
Kelemahan metode perpetual:
Metode perpetual menitikberatkan pada pencatatan pembelian dan pengeluaran
barang, sehingga nilai inventory yang dihitung hanya semata-mata berdasarkan
atas catatan saja, tanpa melihat jumlah barang yang sebenarnya.
restaurant dan bar. Sedangkan untuk barang-barang yang disimpan di gudang (di daily
store maupun di general store), inventorisasinya dapat dilakukan oleh petugas
pengendalian biaya setiap akhir periode. Selama diadakan inventorisasi di gudang,
harus diusahakan agar semua kegiatan keluar masuknya barang dihentikan sampai
perhitungan selesai dilakukan. Agar kegiatan operasional hotel tidak terganggu,
petugas pengendalian biaya harus memberitahukan sebelumnya bahwa akan diadakan
inventorisasi dan disarankan untuk merequest terlebih dahulu barang-barang yang
diperlukan selama berlangsungnya inventorisasi.
Penetapan jumlah satuan barang dihitung dengan cara membandingkan jumlah barang
yang tercantum di bincard dengan di cardex, di mana jumlah keduanya harus sama,
kemudian baru dicocokkan dengan jumlah barang yang ada. Untuk barang-barang yang
ada di restaurant dan bar, pencatatannya menggunakan formulir daftar persediaan
(inventory sheets). Hasil dari seluruh inventorisasi akhir bulan akan dicatat langsung ke
formulir cost reconciliation sebagai closing inventory.
Store room inventory (buku biru) disiapkan oleh petugas pengendalian biaya, yang
memuat beberapa hal berikut:
1. Jenis barang (articles)
2. Jumlah barang (quantity)
3. Harga per unit barang (price)
4. Jumlah nilai barang per unit (amount).
BAB IV
SISTEM LAPORAN PENGENDALIAN BIAYA
15
C. Jenis-jenis Laporan
1. General food/beverages cost
Untuk menghitung harga pokok makanan dan minuman yang dijual setiap hari.
Petugas pengendalian biaya harus memposting semua storeroom requisition
food/beverage dalam cardex, mempricing seluruh transfer-transfer dari atau ke
departemen outlet, mengkredit bahan makanan/minuman yang digunakan untuk
keperluan lain yang tidak untuk dijual dan ditambah dengan bahan
makanan/minuman yang ditransfer dari seksi lain.
Berikut ini merupakan pengurang untuk menghitung harga pokok makanan yang
dijual:
a. EDR (Employees Dining Room)
EDR adalah suatu departemen yang meminta barang di gudang untuk makanan
dan minuman karyawan sehingga sejumlah storeroom requisition ini merupakan
pengurangan dari biaya makanan dan minuman.
16
b. Steward sales
Steward sales adalah fasilitas khusus bagi karyawan untuk membeli barang-
barang yang dijual di hotel pada harga pokok.
c. A & P (Advertisement and Promotion)
d. Food to bar
e. Bar juice
f. Write off
g. A & G (Administration and General)
h. M & E (Music and entertainment)
Berikut merupakan penambah untuk menghitung harga pokok makanan yang
dijual:
a. Beverages for cooking
b. Transfer dari bar (unit lain)
Berikut merupakan pengurang untuk menghitung harga pokok minuman yang
dijual:
a. EDR (Employees Dining Room)
b. Steward sales
c. A & P (Advertisement and Promotion)
d. A & G (Administration and General)
e. Beverages for cooking
f. Transfer ke unit lain
Berikut merupakan penambah untuk menghitung harga pokok minuman yang
dijual:
a. Bar juice
b. Food to bar
2. Daily food/beverages cost
Flash cost adalah alat control untuk mengetahui kondisi penjualan yang biasanya
dinyatakan dengan persentase (%). Untuk menghitung cost ratio
makanan/minuman yang terjual setiap hari, petugas pengendalian biaya harus
menghitung beberapa rasio berikut:
3. Cost reconsiliation
Setiap akhir bulan petugas pengendalian biaya mengadakan inventorisasi, baik
terhadap sisa barang yang ada di gudang maupun sisa barang yang ada di
department outlet, misalnya coffee shop, kemudian dicatat ke dalam formulir cost
reconciliation untuk setiap jenis barang, yakni: makanan, minuman dan material
dan bahan lainnya.
- Restaurant : Rp.
………………………...
- Kitchen : Rp.
………………………...
Rp.
………………………...
Purchase Rp.
………………………...
Total available Rp.
………………………...
Closing inventory - Store : Rp.
room ………………………...
- Restaurant : Rp.
………………………...
- Kitchen : Rp.
………………………...
(Rp.
……………………….)
Total consumption Rp.
………………………...
Add:
- Beverage for Rp. ………………………...
cooking
- Transfer dari bar Rp. ………………………...
Rp.
………………………...
Gross Cost Rp.
………………………...
Less :
- EDR Rp. ………………………...
- Steward sales Rp. ………………………...
-A&P Rp. ………………………...
- Food to bar Rp. ………………………...
- Bar juice Rp. ………………………...
- Write off Rp. ………………………...
-A&G Rp. ………………………...
-M&E Rp. ………………………...
(Rp.
……………………….)
Nett Cost of Food Sold Rp.
………………………...
19