Anda di halaman 1dari 5

STORYBOARD 1

Judul : Menghitung Tingkat Keseragaman Sprinkler

SCENE BOARD/ GAMBAR DURASI NASKAH/ NARASI


1 Gerbang PT. AA Perawang 15”
2 Plank nama PT AA di kawasan gerbang 15”
3 Bagian depan Gedung R&D, Nampak 10”
mereknya
4 Hamparan tanaman yang akan disiram 30”
(longshoot/ dari jarak jauh)
5 Hamparan tanaman (jarak dekat/ close up) 10”
6 Seorang staf menghidupkan tombol 10”
sprinkle, sehingga sprinkle beroparasi
7 Seluruh sprinkle sedang beroperasi, 15”
menyiram tanaman. Gambart di ambil dari
jarak agak jauh agar seluruhnya nampak.
Kamera tak boleh goyang
8 Sebuah kepala sprinkle diambil close up. 10”
Posisinya di tengah bidang gambar
9 Hamparan bingkai besi tempat meletakkan 10”
botol-botol
10 Penggaris (close up) 7”
11 Timbangan (close up) 7”
12 Meteran (close up) 7”
13 Beberapa botol (close up) 7”
14 Seorang staf menata botol di atas bingkai 15”
besi dengan jarak 50 cm
15 Semua sprinkle menyala, dan menyirami 50”
semua botol. Gambar diambil dari jauh,
agar semua botol terlihat
16 Sebuah botol yang sedang menampung air 10”
sprinkle (close up)
STORYBOARD 2

Judul : Teknik Sampling dan Analisis Pupuk

SCENE BOARD/ GAMBAR DURASI NASKAH/ NARASI


1 Tampilan utuh bagian luar bangunan 15”
gudang pupuk
2 Tampilan tumoukan pupuk di gudang 15”
3 Seorang karyawan pengambil sampel, 20”
dengan membawa alat berjalan masuk
gudang menuju karung pupuk.
Tampakkan wajah si karyawan saat masuk
gudang
4 Pengambilan sampel pupuk di tiga titik, 30”
tiap titik disyuting 10”
Karyawan menghomogenkan sampel 10”
pupuk yang diambil
5 Sampel pupuk yang telah homogen 10”
dimasukkan ke kantong dan ditutup rapat,
diberi label
6 Label disyut dari jarak dekat (close up) 10”
7 Tampilan bagian luar bangunan 10”
laboratorium.
8 Suasana dalam laboratorium 10”
9 Penerimaan sampel pupuk dan pemberian 15”
oleh laboran
10 Penggilingan sampel pupuk, diambil dari 20”
jauh, dan dari dekat (close up): masing-
masing 10”
11 Penyaringan sampel 10”
12 Homogenisasi sampel yang sudah digiling 15”
13 Penimbangan
14 Destruksi
15 Diektraksi
16 Homogenisasi
17 Analisis kadar air (dijelaskan oleh laboran 80”
dengan narasi laboran)
18 Analisis kimia sampel pupuk di 60”
laboratorium (dengan narasi laboran)
19 Gambar suasana laboratorium dengan 60”
latar belakang peralatan lab (bukan close
up)

Pengarah Produksi Video,

Ir. Ridar Hendri, M.Si


NARASI 1.
Teknik Sampling dan Analisis Pupuk

Pupuk, adalah salah satu faktor penting dalam mempercepat pertumbuhan


tanaman industri. Karena itu, pupuk yang akan digunakan, harus benar-benar
berkualitas.

Untuk mendapatkan pupuk berkualitas, dan terhindar dari praktek pemalsuan,


harus dilakukan kontrol secara ketat, bahkan sejak dari pupuk itu dipasok.
Apalagi, jika dipasok dalam jumlah besar.

Karena itu, sebelum pupuk digunakan, harus dianalisis terlebih dahulu di


laboratorium. Tujuannya, adalah untuk memastikan, bahwa pupuk tersebut,
benar-benar berkualitas.

Ada tiga langkah yang harus kita lakukan untuk menganalis kualitas pupuk.
Langkah pertama, mengambil sampel pupuk yang ada di gudang penyimpanan.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada 10 titik tumpukan karung
pupuk. Semua sampel ditampung pada sebuah kantong. Jumlah sampel pupuk
per titik, sekitar 200 gram.

Sampel pupuk kemudian dihomogenkan. Proses homogenisasi, dilakukan


dengan menggoyang-goyang kantong sampel sebanyak 10 kali. Setelah itu,
sampel diambil sekitar 1.500 gram, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik,
dan segera ditutup dengan rapat.

Selanjutnya, kantong plastik sampel diberi label sebagai penanda. Pada label,
dicantumkan jenis pupuk, nomor kendaraan pengangkut pupuk, tanggal pupuk
diterima, lokasi gudang penyimpanan, data surat jalan, dan jumlah tonase
pupuk. Kemudian, sampel dikirim ke Ar and Di, Soil Lab atau R & D, Soil Lab.

Langkah kedua, adalah mempersiapkan analisis sampel pupuk. Sampel yang


diterima, kemudian diverifikasi oleh petugas Soil Lab. Lalu, dibersihkan dari
kotoran yang mungkin menyertai. Setelah itu, kembali dilakukan proses
homogenisasi.

Selanjutnya, sebagian sampel pupuk digiling sampai halus, sedangkan sisanya


disimpan. Sampel pupuk yang sudah digiling, kemudian disaring. Lalu, hasil
saringan, dimasukkan ke dalam kantong plastik, untuk kembali dihomogenkan.
Tujuan homogenisasi adalah agar sampel pupuk, tercampur secara merata.

Setelah itu, sampel pupuk ditimbang, dan didestruksi dengan asam kuat. Sampel
hasil destruksi, kemudian diekstraksi, lalu dilakukan proses homogenisasi.
Langkah terakhir, adalah menganalisis sampel pupuk. Analisis sampel diawali
dengan menganalisis kadar air asli dan koreksi. Dilanjutkan dengan analisis
unsur kimia, seperti kalium, fosfor, nitrogen dan sebagainya, sesuai kebutuhan.

Pupuk berkualitas, mempercepat pertumbuhan tanaman industri!

NARASI 2.

Menghitung Tingkat Keseragaman Sprinkler

Menyiram tanaman industri dalam hamparan yang luas, tidak efektif jika
dilakukan secara manual. Untuk itu, kita membutuhkan sprinkler, yaitu alat
yang berguna untuk menyemprotkan air secara otomatis, sehingga tanaman
dapat tumbuh subur.

Namun, pemasangan sprinkler dalam system irigasi di lahan yang luas, harus
dilakukan sedemikian rupa. Sehingga, semprotan air dari alat ini dapat
menyebar secara merata ke tanaman.

Nah, untuk memastikan semprotan air dari sprinkler bisa merata, dapat
dilakukan dengan cara menghitung tingkat keseragaman semprotan sprinkler.
Bagaimana caranya?

Untuk mengukur koefisien keseragaman, kita harus mengamati sprinkler, yang


jumlahnya, minimal 10 persen dari seluruh system sprinkler yang kita gunakan.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk itu, sangat sederhana, yaitu meteran atau
pengaris, timbangan digital kecil, dan beberapa gelas botol untuk menampung
air. Dalam video tutorial ini, kita menggunakan 77 gelas botol.

Langkah pertama yang kita lakukan, adalah menimbang gelas botol kosong
untuk mengetahui beratnya. Selanjutnya, botol-botol tersebut diberi nomor, dan
diletakkan dalam suatu grid, dengan jarak tertentu. Disini kita memakai jarak 50
centimeter.

Langkah berikutnya adalah menyalakan sprinkler. Seprotan air sprinkler akan


ditampung oleh botol-botol itu. Setelah operasi sprinkler selesai, botol-botol itu
kita timbang kembali, untuk mengukur banyaknya air yang tertampung di dalam
masing-masing gelas botol. Disini kita harus melakukan dua kali aplikasi
seprotan air sprinkler. Mengapa? Karena pada satu kali aplikasi sprinkler, air
yang tertampung masih sangat sedikit.
Selanjutnya gelas-gelas botol kita timbang untuk mengukur volume air yang
tertampung di dalam masing-masing botol. Data yang kita peroleh, kita
masukkan ke dalam tabel berikut.

Nomor botol, menunjukkan jumlah botol yang kita gunakan untuk mengukur
koefisien keseragaman. Hasil tampungan adalah volume air yang tertampung
selama masa aplikasi sprinkler. Dan nilai mutlak, Xi dikurang Xbar, dimana Xi
adalah nilai masing-masing pengamatan, dan Xbar merupakan nilai rata-rata
dari pengamatan.

Setelah itu, data-data tersebut kita masukkan ke dalam rumus berikut. Gunanya,
untuk menentukan seberapa besar koefisien keseragaman dari sistem irigasi
kita. Pada rumus ini, CU adalah koefisien keseragaman, Xbar adalah nilai rata-
rata dari pengamatan, n adalah total jumlah pengamatan, dan Xi adalah nilai
masing-masing pengamatan.

Nah, dari perhitungan dengan rumus ini, diperoleh koefisien keseragaman


sprinkler sebesar 89,3 persen. Ini berarti sistem irigasi yang kita gunakan sudah
bagus. Sebab, nilainya jauh di atas angka standar ideal koefisien keseragaman
sprinkler, sebesar 85 persen.

Nah, begitulah cara mengukur koefisien keseragaman sprinkler, untuk menguji


apakah sistem irigasi yang kita gunakan sudah baik atau belum. Tentunya,
makin baik sistem irigasi yang kita gunakan, akan semakin efisien pula kita
dalam memanfaatkan air.

Anda mungkin juga menyukai