Anda di halaman 1dari 19

BAB 2

Industri Perikanan
dalam Perekonomian
Nasional

2.1 Pengantar
Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah salah
satunya Sumberdaya Perikanan. Produksi perikanan tidak hanya
berasal dari laut akan tetapi juga perikanan pesisir, darat, danau,
waduk, dan sungai atau yang disebut perairan umum. Letak
georafis Indonesia menjadi pengaruh terhadap keragaman jenis
organisme laut yang hidup sehingga memberikan dampak positif
bagi kemajuan perekonomian Indonesia.Awalnya orientasi
pembangunan masa orde baru pembangunan mengarah pada
wilayah daratan. Mengingat potensi Sumberdaya perikanan yang
tinggi pada tahun 1999 Presiden Abdurrahman Wahid membuat
Keputusan Presiden dengan No. 355/M/1999 tanggal 26 Oktober
1999 yang mengangkat Ir. Sarwono Kusumaatmaja sebagai
Menteri Eksplorasi Laut. Kemudian ditindaklanjuti pembentukan
Departemen Eksplorasi Laut (DEL). Usulan DPR dan
pertimbangan berbagai pihak maka pada bulan Desember 1999
DEL menjadi Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan
berdasarkan Keppres No.147/ 1999 tanggal 1 Desember 1999
dengan Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan berdasarkan
Kepres No.145/1999 tanggal 1 Desember 1999.Perkembangan
selanjutnya terjadi perubahan susunan kabinet setelah sidang
tahunan MPR tahun 2000 sehingga terjadi perubahan
nomenklatur DELP menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan
(DKP) dengan Keppres No.165/ 2000 tanggal 23 November 2000.
Kemudian terjadi perubahan kembali pada tahun 2009 sesuai
dengan Peraturan Presiden No.47/ 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara maka DKP menjadi
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Subsektor perikanan mempunyai perbedaan dengan empat
sektor lain dalam sektor pertanian. Subsektor tanaman pangan
dan pertanian dalam pemenuhan kebutuhan kecenderungan
melakukan impor. Lain halnya subsektor kehutanan dan
peternakan mempunyaikecenderung memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri. Sedangkan
subsektor perikanan memenuhi kebutuhan konsumen dalam
negeri dan memperhatikan komoditas eksporsehinggasubsektor
perikanan memberikan devisa negara non migas bagi Negara
Indonesia.

Masa yang akan datang Pemerintah Indonesia perlu


mempertimbangkan peranan industri perikanan. Industri
perikanan mempunyai peluang pengembangan dalam pemenuhan
kebutuhan konsumsi ikan dalam negeridan memenuhi kebutuhan
eksporikan. Hal ini dipengaruhi olehpertambahan jumlah
penduduk yang berdampak terhadap peningkatan konsumsi ikan
dalam negeri dan kebutuhan konsumsi ikanluar negeri.

2.2 Potensi Perikanan dan Peluang Industri Perikanan


Wilayah Indonesia dalam peta dunia merupakan wilayah
kepulauan. Berdasarkan data KKP (2011), sebagai Negara
kepulauan Indonesia memiliki sebanyak 13.466 pulau yang telah
diidentifikasi dan sebanyak 1.659 pulau yang berpenduduk
sehingga mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Posisi
Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak diantara dua benua
dan dua samudera, dua benua yakni: Benua Asia dengan Benua
Australia, Sedangkan dua samudera terdiri dari: Samudra Hindia
dan Samudera Pasifik. Luas daratan Indonesia sebesar
1.910.931,32 km°, dengan jumlah pulau sebanyak 17.504
sedangkan luas laut Indonesia sebesar 3.544.743,9 Km' yang

16 Manajemen Industri Perikanan


dan Organisasi Kementerian Negara maka DKP menjadi
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Subsektor perikanan mempunyai perbedaan dengan empat
sektor lain dalam sektor pertanian. Subsektor tanaman pangan
dan pertanian dalam pemenuhan kebutuhan kecenderungan
melakukan impor. Lain halnya subsektor kehutanan dan
peternakan mempunyaikecenderung memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri. Sedangkan
subsektor perikanan memenuhi kebutuhan konsumen dalam
negeri dan memperhatikan komoditas eksporsehinggasubsektor
perikanan memberikan devisa negara non migas bagi Negara
Indonesia.

Masa yang akan datang Pemerintah Indonesia perlu


mempertimbangkan peranan industri perikanan. Industri
perikanan mempunyai peluang pengembangan dalam pemenuhan
kebutuhan konsumsi ikan dalam negeridan memenuhi kebutuhan
eksporikan. Hal ini dipengaruhi olehpertambahan jumlah
penduduk yang berdampak terhadap peningkatan konsumsi ikan
dalam negeri dan kebutuhan konsumsi ikanluar negeri.

2.2 Potensi Perikanan dan Peluang Industri Perikanan


Wilayah Indonesia dalam peta dunia merupakan wilayah
kepulauan. Berdasarkan data KKP (2011), sebagai Negara
kepulauan Indonesia memiliki sebanyak 13.466 pulau yang telah
diidentifikasi dan sebanyak 1.659 pulau yang berpenduduk
sehingga mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Posisi
Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak diantara dua benua
dan dua samudera, dua benua yakni: Benua Asia dengan Benua
Australia, Sedangkan dua samudera terdiri dari: Samudra Hindia
dan Samudera Pasifik. Luas daratan Indonesia sebesar
1.910.931,32 km°, dengan jumlah pulau sebanyak 17.504
sedangkan luas laut Indonesia sebesar 3.544.743,9 Km' yang

16 Manajemen Industri Perikanan


terdiri dari luas teritorial 284.210,90 kmz luas zone ekonomi
eksklusif 2.981.211 km', dan luas laut 12 mil 279.322 km' serta
panjang garis pantai sepanjang 104.000 km.Luas perairan yang
lebih luas dari wilayah daratan menghasilkankeanekaragaman
jenis ikan yang berdampak pada kemajuan perekonomian
Indonesia.

Informasi katadata.co.id (2016) mengatakan bahwa


kesejahteraan nelayan merupakan agenda yang diutamakan oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Langkah yang dilakukan
oleh Menteri Susi, antara lain:
1. Infrastruktur: bidang penangkapan denganmengadakan
infrastruktur kapal angkut ukuran 5-30 GT dan bidang
budidaya melakukan penebaran 10 juta benih ikan. KKP
memberikan kebijakan penggantian alat tangkap yang
dianggap merusak sebagai contoh cantrang dengan alat
tangkap ramah lingkungan yang diperbolehkan pemerintah.
2. Kerdit usaha kepada masyarakat perikanan yang melebihi
target sebesar 47,70/0
3. Sejuta asuransi bagi nelayan karena banyak nelayan yang
tenggelam, rawat jalan dan cacat karena kecelakaan dengan
anggaran Rp.175 miliar.
4. Pemanfaatan 20 ribu koperasi nelayan sekitar, pendamping,
dan pemberian beasiswa bagi anak nelayan.

SUSI

Sumber:http://katadata.co.id

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 17


terdiri dari luas teritorial 284.210,90 kmz luas zone ekonomi
eksklusif 2.981.211 km', dan luas laut 12 mil 279.322 km' serta
panjang garis pantai sepanjang 104.000 km.Luas perairan yang
lebih luas dari wilayah daratan menghasilkankeanekaragaman
jenis ikan yang berdampak pada kemajuan perekonomian
Indonesia.

Informasi katadata.co.id (2016) mengatakan bahwa


kesejahteraan nelayan merupakan agenda yang diutamakan oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Langkah yang dilakukan
oleh Menteri Susi, antara lain:
1. Infrastruktur: bidang penangkapan denganmengadakan
infrastruktur kapal angkut ukuran 5-30 GT dan bidang
budidaya melakukan penebaran 10 juta benih ikan. KKP
memberikan kebijakan penggantian alat tangkap yang
dianggap merusak sebagai contoh cantrang dengan alat
tangkap ramah lingkungan yang diperbolehkan pemerintah.
2. Kerdit usaha kepada masyarakat perikanan yang melebihi
target sebesar 47,70/0
3. Sejuta asuransi bagi nelayan karena banyak nelayan yang
tenggelam, rawat jalan dan cacat karena kecelakaan dengan
anggaran Rp.175 miliar.
4. Pemanfaatan 20 ribu koperasi nelayan sekitar, pendamping,
dan pemberian beasiswa bagi anak nelayan.
GKAH
SUSI

Sumber:http://katadata.co.id

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 17


Gambarl. Kebijakan Menteri KKP
Potensi sumberdaya hasil penangkapan ikan berdasarkan
estimasi potensi dalam Kepmen KKP RI No.45/MEN/2011 cukup
besar secara kuantitas dan diversitas. Potensi lestari sumberdaya
ikan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan dari 11 WPP tahun
2011 sebesar 6,52 juta ton per tahun. Potensi sumberdaya ikan
agar mengalami keberlanjutan setidaknya memperhatikan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan (J TB) sebesar 5,22 juta ton/ tahun
atau nilai JTB diperoleh dari potensi lestari sekitar 80 %.
Pengelompokan potensi sumberdaya berdasarkan jenis ikan terdiri
dari ikan demersal, ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, udang
penaeid, lobster, cumi-cumi dan ikan karang. Potensi ikan
terbesar dari 7 kelompok sumberdaya ikan adalah ikan pelagis
kecil sedangkan dari 11 WPP yang mempunyai potensi ikan
tertinggi adalah Laut Cina Selatan.
Tabel3. Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan(dalam ribu ton/
tahun)
wP s Demersal Udang Ikan Lobster Cumi- Total
Beag ’« Karang cumi
571 27,7 147,3 I 82,4 11,4 5,0 0,4 1,9 276,0
572 164,8 315, I 6B,9 4,8 8,4 0,6 1,7 565,2
573 201,4 210,6 I 66,2 5,9 4,5 1,0 2,1 491,7
711 66,1 621,5 I 334,8 11,9 21,6 0,4 2,7 1.059,0
712 55,0 380,0 I 375,2 11,4 9,5 0,S 5,0 836,6
713 193,6 605,4 I 87,2 4,8 34,1 0,7 3,9 929,7
714 104,1 132,0 I 9,3 0 32,1 0,4 0,1 278,0
715 106,5 379.4 I 88,8 0,9 12.5 0,3 7,1 595.6
716 70,1 230,9 I 24,7 1,1 6,5 0,2 0,2 333,6
717 105,2 *^*• I 30,2 1,4 8,0 0,2 0,3 299,1
718 50,9 468,7 I 284,7 44,7 3,1 0,1 3,4 855,5
\ 1.145,4 3.645,7 I 1.452,5 9 8,3 145,3 4,8 28,3 6.520,1
Sumber: (data diolah) KKP, 2011
Pengelompokan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WP P)
Republik Indonesia terbagi menjadi 11 wilayah. WPP 571 terletak
di Selat Malaka, WPP 572 dan 573 terletak di Samudera Hindia,
WPP 711 terletak di Laut Cina Selatan, WPP 712 terletak di Laut
Jawa, WPP 713 terletak di wilayah Selat Makasar-Laut Flores,

18 Manajemen Industri Perikanan


Gambarl. Kebijakan Menteri KKP
Potensi sumberdaya hasil penangkapan ikan berdasarkan
estimasi potensi dalam Kepmen KKP RI No.45/MEN/2011 cukup
besar secara kuantitas dan diversitas. Potensi lestari sumberdaya
ikan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan dari 11 WPP tahun
2011 sebesar 6,52 juta ton per tahun. Potensi sumberdaya ikan
agar mengalami keberlanjutan setidaknya memperhatikan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,22 juta ton/ tahun
atau nilai JTB diperoleh dari potensi lestari sekitar 80 %.
Pengelompokan potensi sumberdaya berdasarkan jenis ikan terdiri
dari ikan demersal, ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, udang
penaeid, lobster, cumi-cumi dan ikan karang. Potensi ikan
terbesar dari 7 kelompok sumberdaya ikan adalah ikan pelagis
kecil sedangkan dari 11 WPP yang mempunyai potensi ikan
tertinggi adalah Laut Cina Selatan.
Tabel3. Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan(dalam ribu ton/
tahun)
wP s Demersal Udang Ikan Lobster Cumi- Total
Beag ’« Karang cumi
571 27,7 147,3 I 82,4 11,4 5,0 0,4 1,9 276,0
572 164,8 315, I 6B,9 4,8 8,4 0,6 1,7 565,2
573 201,4 210,6 I 66,2 5,9 4,5 1,0 2,1 491,7
711 66,1 621,5 I 334,8 11,9 21,6 0,4 2,7 1.059,0
712 55,0 380,0 I 375,2 11,4 9,5 0,S 5,0 836,6
713 193,6 605,4 I 87,2 4,8 34,1 0,7 3,9 929,7
714 104,1 132,0 I 9,3 0 32,1 0,4 0,1 278,0
715 106,5 379.4 I 88,8 0,9 12.5 0,3 7,1 595.6
716 70,1 230,9 I 24,7 1,1 6,5 0,2 0,2 333,6
717 105,2 *^*• I 30,2 1,4 8,0 0,2 0,3 299,1
718 50,9 468,7 I 284,7 44,7 3,1 0,1 3,4 855,5
\ 1.145,4 3.645,7 I 1.452,5 9 8,3 145,3 4,8 28,3 6.520,1
Sumber: (data diolah) KKP, 2011
Pengelompokan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WP P)
Republik Indonesia terbagi menjadi 11 wilayah. WPP 571 terletak
di Selat Malaka, WPP 572 dan 573 terletak di Samudera Hindia,
WPP 711 terletak di Laut Cina Selatan, WPP 712 terletak di Laut
Jawa, WPP 713 terletak di wilayah Selat Makasar-Laut Flores,

18 Manajemen Industri Perikanan


WPP 714 terletak di Laut Banda, WPP 715 terletak di Teluk Tomini-
Laut Seram, WP P 716 terletak di wilayah Laut Sulawesi, WPP 717
terletak di wilayah Samudera Pasifik dan yang terakhir WPP 718
terletak di wilayah Laut Arafuru — Laut Timor.

Masing-masing wilayah mempunyai potensi sumberdaya


ikan yang tinggi. Potensi ikan pada tahun 2011 pelagis besar dan
lobster yang mempunyai nilai tertinggi adalah di wilayah WPP
573. Ikan pelagis kecil yang mempunyai potensi tertinggi di
wilayah WPP 711. Lokasi WPP 712 mempunyai potensi tentinggi
ikan demersal. Udang pada WPP 718 mempunyai potensi yang
paling tinggi. Selain itu di wilayah WPP 713, ikan karang
menghasilkan potensi tertinggi. Sedangkan di wilayah WPP 715
menghasilkan potensi cumi-cumi tertinggi.Dalam Kepmen KKP RI
No.47/KEPMEN-KP/2016 mengenai estimasi potensi WPP 571
menghasilkan potensi ikan sebesar 484.414 ton dengan potensi
ikan tertinggi adalah ikan karang. Potensi ikan WPP 572 dapat
menghasilkan sebesar 1.288.601 ton dengan ikan pelagis kecil
merupakan potensi tertinggi.Ikan pelagis besar di WPP 573
menjadi potensi tertinggi dengan potensi ikan secara kesuluruhan
dalam WPP ini sebesar 929.330 ton.Sedangkan potensi ikan WPP
711 mempunyai potensi ikan sebesar 1.143.341 ton dengan jenis
ikan berpotensi tinggi adalah ikan pelagis kecil.Potensi ikan WPP
712 sebesar 981.680 ton yang menghasilkan potensi tertinggi
ialah ikan demersal.Keberadaan WPP 713 memberikan potensi
ikan sebesar 1.026.599 ton dengan jenis ikan adalah ikan pelagis
besar.Pada WPP 714 menghasilkan potensi ikan karang tertinggi
dengan nilai potensi ikan secara keseluruhan sebesar 43.069 ton.
Ikan pelagis kecil di lokasi WPP 715 menghasilkan potensi ikan
tertinggi dengan nilai potensi keseluruhan untuk wilayah ini
sebesar 631.703 ton. WPP 716 menghasilkan potensi ikanpelagis
kecil tertinggi dengan keseluruhan potensi ikan sebesar 478.765
ton. Serta WPP 717 juga menghasilkan potensi ikan tertinggi jenis

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 19


WPP 714 terletak di Laut Banda, WPP 715 terletak di Teluk Tomini-
Laut Seram, WP P 716 terletak di wilayah Laut Sulawesi, WPP 717
terletak di wilayah Samudera Pasifik dan yang terakhir WPP 718
terletak di wilayah Laut Arafuru — Laut Timor.

Masing-masing wilayah mempunyai potensi sumberdaya


ikan yang tinggi. Potensi ikan pada tahun 2011 pelagis besar dan
lobster yang mempunyai nilai tertinggi adalah di wilayah WPP
573. Ikan pelagis kecil yang mempunyai potensi tertinggi di
wilayah WPP 711. Lokasi WPP 712 mempunyai potensi tentinggi
ikan demersal. Udang pada WPP 718 mempunyai potensi yang
paling tinggi. Selain itu di wilayah WPP 713, ikan karang
menghasilkan potensi tertinggi. Sedangkan di wilayah WPP 715
menghasilkan potensi cumi-cumi tertinggi.Dalam Kepmen KKP RI
No.47/KEPMEN-KP/2016 mengenai estimasi potensi WPP 571
menghasilkan potensi ikan sebesar 484.414 ton dengan potensi
ikan tertinggi adalah ikan karang. Potensi ikan WPP 572 dapat
menghasilkan sebesar 1.288.601 ton dengan ikan pelagis kecil
merupakan potensi tertinggi.Ikan pelagis besar di WPP 573
menjadi potensi tertinggi dengan potensi ikan secara kesuluruhan
dalam WPP ini sebesar 929.330 ton.Sedangkan potensi ikan WPP
711 mempunyai potensi ikan sebesar 1.143.341 ton dengan jenis
ikan berpotensi tinggi adalah ikan pelagis kecil.Potensi ikan WPP
712 sebesar 981.680 ton yang menghasilkan potensi tertinggi
ialah ikan demersal.Keberadaan WPP 713 memberikan potensi
ikan sebesar 1.026.599 ton dengan jenis ikan adalah ikan pelagis
besar.Pada WPP 714 menghasilkan potensi ikan karang tertinggi
dengan nilai potensi ikan secara keseluruhan sebesar 43.069 ton.
Ikan pelagis kecil di lokasi WPP 715 menghasilkan potensi ikan
tertinggi dengan nilai potensi keseluruhan untuk wilayah ini
sebesar 631.703 ton. WPP 716 menghasilkan potensi ikanpelagis
kecil tertinggi dengan keseluruhan potensi ikan sebesar 478.765
ton. Serta WPP 717 juga menghasilkan potensi ikan tertinggi jenis

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 19


ikan pelagis kecil dengan total potensi ikan wilayah tersebut
sebesar 603.688 ton dan lokasi yang terakhir WPP 718
menghasilkan potensi ikan sebesar 1.992.730 ton dengan ikan
pelagis yang mempunyai potensi tertinggi.
KKP melaporkan hasil tangkapan di Indonesia tahun 2015
seperti disajikan pada Tabel 4. Rata-rata kenaikan produksi
perikanan tangkap laut mengalami kenaikan rata-rata pada tahun
2009-2014 sebesar 4,02%. Namun pada tahun 2013-2014
sebesar 4,51%. Produksi sementara pada tahun 2015 untuk
perikanan tangkap laut sebesar 6.065.060 ton sehingga melebihi
potensi lestari sebesar 5,22 juta ton akan tetapi potensi 6,52 juta
ton apabila mengacu pada estimasi tahun 2011. Sedangkan
mengacu pada tahun 2016 estimasi potensi perikanan tangkap
sebesar 9,45 juta ton per tahun sehingga potensi lestarinya 7,56
juta ton per tahun dari 80% potensi ikan laut. Pemanfaatan tahun
2015 masih 93,25% dari potensi lestari dan masih ditingkatkan
6,1%.

Tabel4. Produksi Perikanan Tangkap LautTahun 2010-2015


No Tahun Penkanan laut
(ton)
1. 2010 5.039.446
2. 2011 5.345.680
3. 2012 5.435.633
4. 2013 5.707.013
5. 2014 6.037.654
6. 2015 6.065.060
Kenai kan rata-rata 4,64
(%)/thu
Sumber:(data dioalah) KKP Dalam Angka 2015

Potensi lahan budidaya dan tingkat pemanfaatan pada tahun


2014, jenis budidaya pertama adalah potensi tambak seluas
2.964.331 Ha baru dimanfaatkan seluas 667.083 sehingga
pemanfaatannya sekitar 22,5%. Kedua adalah jenis budidaya
kolam yang mempunyai potensi seluas 541.100 Ha yang masih

20 Manajemen Industri Perikanan


ikan pelagis kecil dengan total potensi ikan wilayah tersebut
sebesar 603.688 ton dan lokasi yang terakhir WPP 718
menghasilkan potensi ikan sebesar 1.992.730 ton dengan ikan
pelagis yang mempunyai potensi tertinggi.
KKP melaporkan hasil tangkapan di Indonesia tahun 2015
seperti disajikan pada Tabel 4. Rata-rata kenaikan produksi
perikanan tangkap laut mengalami kenaikan rata-rata pada tahun
2009-2014 sebesar 4,02%. Namun pada tahun 2013-2014
sebesar 4,51%. Produksi sementara pada tahun 2015 untuk
perikanan tangkap laut sebesar 6.065.060 ton sehingga melebihi
potensi lestari sebesar 5,22 juta ton akan tetapi potensi 6,52 juta
ton apabila mengacu pada estimasi tahun 2011. Sedangkan
mengacu pada tahun 2016 estimasi potensi perikanan tangkap
sebesar 9,45 juta ton per tahun sehingga potensi lestarinya 7,56
juta ton per tahun dari 80% potensi ikan laut. Pemanfaatan tahun
2015 masih 93,25% dari potensi lestari dan masih ditingkatkan
6,1%.

Tabel4. Produksi Perikanan Tangkap LautTahun 2010-2015


No Tahun Penkanan laut
(ton)
1. 2010 5.039.446
2. 2011 5.345.680
3. 2012 5.435.633
4. 2013 5.707.013
5. 2014 6.037.654
6. 2015 6.065.060
Kenaikan rata-rata 4,64
(%)/thu
Sumber:(data dioalah) KKP Dalam Angka 2015

Potensi lahan budidaya dan tingkat pemanfaatan pada tahun


2014, jenis budidaya pertama adalah potensi tambak seluas
2.964.331 Ha baru dimanfaatkan seluas 667.083 sehingga
pemanfaatannya sekitar 22,5%. Kedua adalah jenis budidaya
kolam yang mempunyai potensi seluas 541.100 Ha yang masih

20 Manajemen Industri Perikanan


digunakan seluas 161.387 Ha atau masih 29,83%. Perairan umum
merupakan potensi yang ketiga dengan luas 158.125 Ha dan
dimanfaatkan seluas 1.707 Ha atau 1,080Zo. Sedangkan minapadi
merupakan potensi yang keempat dengan luas 1.536.289 Ha
dengan pemanfaatan 142.122 Ha atau 9,25%. Dan yang terakhir
luas potensi budiaya laut seluasl2.123.383 Ha yang masih
dimanfaatkan Seluas 281.474 Ha atau 2,32%.Maka dari itu
peluang untuk mengembangkan industri perikanan budidaya
sangat potensialsehingga dapatmeningkatkan devisa negara yang
lebih besar. Produksi budidaya secara rata-rata mulai tahun 2010-
2014 mengalami kenaikan senilai 23,44% dengan nilai total
produksi tahun 2010 sebanyak 10.074.014 ton.

Tabel5. Produksi Perikanan Budidaya


No Tahun Produksi
(ton)
1 2010 6.277.9 23
2 2011 7.928.9 62
3 2012 13.300.906
4 2013 14.359.129
5 2015 10.074.014
Sumber: (data dioalah) KKP Dalam Angka 2015
Potensi selain perikanan tangkap dan budidaya, juga
terdapat industri olahan, dan industri pemasaran ikan,
bioteknologi kelautanyang masih sangat besar untuk
dikembangkan.

2.3 Gambaran Umum Industri Perikanan


Industri perikanan telah memberikan kontribusi perekonomian di
Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin bertambah akan
meningkatkan tingkat konsumsi, salah satunya adalah konsumsi
ikan sehingga konsumsi ikan per kapita per tahun akan
meningkat. Pemerintah mengharapkan konsumsi ikan setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 angka
konsumsi ikan masyarakat sebanyak 30,48 kg/kapita/tahun

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 21


digunakan seluas 161.387 Ha atau masih 29,83%. Perairan umum
merupakan potensi yang ketiga dengan luas 158.125 Ha dan
dimanfaatkan seluas 1.707 Ha atau 1,080Zo. Sedangkan minapadi
merupakan potensi yang keempat dengan luas 1.536.289 Ha
dengan pemanfaatan 142.122 Ha atau 9,25%. Dan yang terakhir
luas potensi budiaya laut seluasl2.123.383 Ha yang masih
dimanfaatkan Seluas 281.474 Ha atau 2,32%.Maka dari itu
peluang untuk mengembangkan industri perikanan budidaya
sangat potensialsehingga dapatmeningkatkan devisa negara yang
lebih besar. Produksi budidaya secara rata-rata mulai tahun 2010-
2014 mengalami kenaikan senilai 23,44% dengan nilai total
produksi tahun 2010 sebanyak 10.074.014 ton.

Tabel5. Produksi Perikanan Budidaya


No Tahun Produksi
(ton)
1 2010 6.277.9 23
2 2011 7.928.9 62
3 2012 13.300.906
4 2013 14.359.129
5 2015 10.074.014
Sumber: (data dioalah) KKP Dalam Angka 2015
Potensi selain perikanan tangkap dan budidaya, juga
terdapat industri olahan, dan industri pemasaran ikan,
bioteknologi kelautanyang masih sangat besar untuk
dikembangkan.

2.3 Gambaran Umum Industri Perikanan


Industri perikanan telah memberikan kontribusi perekonomian di
Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin bertambah akan
meningkatkan tingkat konsumsi, salah satunya adalah konsumsi
ikan sehingga konsumsi ikan per kapita per tahun akan
meningkat. Pemerintah mengharapkan konsumsi ikan setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 angka
konsumsi ikan masyarakat sebanyak 30,48 kg/kapita/tahun

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 21


dengan penyediaan ikan untuk konsumsi sebanyak 38,39
kg/kapita/tahun. Hingga selama lima tahun masyarakat Indonesia
meningkatkan konsumsi 7,66 kg/kapita/tahun sehingga
mengkonsumsi sebanyak 38,14 kg/kapita/tahun dengan
ketersediaan ikan konsumsi sebanyak 51,80 kg/kapita/tahun.
Sepuluh jenis ikan yang banyak dikonsumsi masayarakat
Indonesia berdasarkan data KKP tahun 2013 secara berurutan
adalah tuna, tongkol, cakalang, konsumsi ikan dalam makanan
jadi, kembung, teri awet/ asin, bandeng, mujaer / nila, selar, lele,
ikan mas dan gabus. Konsumsi ikan tertinggi pertama pada tahun
2014 adalah Provinsi Maluku sebanyak S4,12 kg/kapita/tahun,
kedua adalah Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 49, 24
kg/kapita/tahun, ketigaadalah Provinsi Maluku Utara sebanyak
48,88 kg/kapita/tahun, keempat adalah Provinsi Papua Barat
sebanyak 48,16 kg/kapita/tahun dan kelima adalah Provinsi
Sulawesi Utara sebanyak 47,83 kg/kapita/tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa angka konsumsi tertinggi paling banyak di
Wilayah Indonesia Timur. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
ikan ini maka pemerintah mendorong pertumbuhan dan
perkembangan industri perikanan.
PDB perikanan mengalami laju pertumbuhan yang cepat
mulai tahun 2013 - 2014 sedangkan pada tahun 2012 mengalami
perlambatan. Secara berlawanan arah dengan PDB perikanan,
PDB Nasional dua tahun (2013-2014) mengalami perlambatan.

Gambar2. Laju Pertumbuhan Perikanan dan PDB Nasional


22 Manajemen Industri Perikanan
Persentase kontribusi sektor perikanan terhadap PDB
Nasional mulai tahun 2010-2014 mengalami peningkatan. Pada
tahun 2010 dan 2011 menghasilkan nilai persentase kontribusi
2,09%, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2012
senilai 2,14%. Selanjutya pada tahun 2013 mengalami
peningkatan senilai 2,21% dan pada tahun 2014 mengalami
peningkatan kembali senilai 2,34%. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor perikanan meningkatkan perannya terhadap pertumbuhan
ekonomi Nasional.

Negara yang potensial menjadi sasaran pasar produktif


berdasarkan nilai ekspor hasil perikanan terhadap ekspor non
migas pada tahun 2015 adalah China, Malaysia, Singapura, Italia
dan Hongkong.Komoditas ikan yang menjadi pilihan untuk
diimpor oleh Negara tujuan adalah udang dan lobster serta tuna,
tongkol dan cakalang. Kedua jenis komoditas tersebut mempunyai
rata-rata pertumbuhan volume ekspor sebesar 5,66% dan 10,7%
per tahun. Wilayah yang mendominasi kegiatan ekspor perikanan
berdasarkan volume adalah Jawa Timur, DKI Jakarta dan Maluku.
KKP setiap tahunnya menekan jumlah kasus penolakan ekspor
hasil perikanan karena berusaha memenuhi persyaratan Negara
mitra sehingga industri perikanan Indonesia semakin dapat
berkembang.

2.4 Kebijakan perikanan guna mendukung perkembangan


industri perikanan
Industri perikanan pada zaman Presiden Abdurrahman Wahid
mulai diperhatikan dengan dibentuknya Departemen Eksplorasi
Laut. Setelah terbentuknya Departemen tersebut pemerintah
membuat kebijakan atau program peningkatan produksi
sumberdaya ikan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia


Rokhmin Dahuri membuat kebijakan mengenai Pemberdayan

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 23


Ekonomi Masyarakat Pesisir (P EMP). Berikutnya Menteri
Freddy Numberi mengeluarkan Program Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir Mandiri Kelautan dan Perikanan yang diatur
dalam Keputusan Menteri No.25/MEN/2009. Ruang lingkup
pelaksanaan kegiatan adalah perikanan budidaya, tangkap,
pengolahan & pemasaran, dan pengawasan & pengendalian
sumberdaya perikanan. Program yang dilakukan adalah
pembangunan atau rehabilitasi prasarana, sarana & lingkungan,
penguatan kapasitas kelembagaan &SDM, dan pengembagan
usaha.
Menteri Fadel Muhammad pada tahun 2010 mengeluarkan
Program Minapolitan yang diatur dalam Peraturan Menteri
No.12/MEN/2010. Tujuan Program ini adalah peningkataan
produksi, produktivitas dan kualitas produk, peningkatan
pendapatan dan pengembangan kawasan minapolitan. Pada tahun
2011 Menteri Fadel Muhammad juga mengeluarkan kebijakan
PNPM KP atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Kelautan dan Perikanan yang diatur dalam Peraturan
Menteri No.41/MEN/2011 tentang pedoman pelaksanaan PNPM
KP 2011. Dua kegiatan yang diatur dalam PNPM KP tersebut,
yaitu: PUMP (Pengembangan Usaha Mina Pedesaan) dan P UGAR
(Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat). Program ini bertujuan
peningkatan kemampuan dan pendapatan masyarakat serta
kemampuan wirausaha kelautan dan perikanan. Sasaran Program
PNP M KP adalah KUB, Pokdakan, Poklasar, dan KUGAR.
Pergantian menteri kelautan dan perikanan menjadi Cicip S.
Sutarjo. Menteri ini membuat penambahan program berupa
industrialisasi kelautan dan perikanan. Program industrialisasi
diatur dalam Permen KP RI No.27/MEN/2012. Kegiatan
industrialisasi mengintergrasikan kegiatan produksi mulai hulu
hingga hilir. Tujuan industrialisasi adalah mewujudkan
percepatan dalam peningkatan pendapatan pembudidaya,

24 Manajemen Industri Perikanan


nelayan, pengolah, pemasar dan petambak garam. Ruang lingkup
industrialiasasi adalah a) tuna, tongkol, cakalang (TTC), b)
udang,
c) bandeng d) pindang, e) patin, f) rumput laut dan g) garam
rakyat.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
mengeluarkan peraturan menteri No.56/PERMEN-KP/2014
mengenai penghentian sementara perizinan usaha perikanan
tangkap,No.2/PERMEN-KP/2015 mengenai pengaturan
penangkapan lobster, kepiting dan rajungan, No.2/P ERMEN-
KP/2015 mengenai larangan alat penangkapan pukat hela dan
pukat tank, No.25/PERMEN-KP/2015 terdapat porn
memberantas IUU Fishing dengan cara penenggelaman kapal,
No.7/PERMEN-KP/2016 mengenai jalur penangkapan dan
penempatan alat tangkap, No.56/P ERMEN-KP/2016 mengenai
larangan penangakapan dan atau pengeluaran lobster, kepiting
dan rajungan dari wilayah Indonesia. Kebijakan menteri ini
dengan mengeluarkan aturan tersebut berharap ekologi
sumberdaya perikanan tangkap mengalami kebelanjutan sehingga
produksi ikan hasil tangkapan semakin meningkat dimasa yang
akan datang dan harga ikan yang diekspor mengalami
peningkatan.

Kebijakan yang telah dikeluarkan menteri Kelautan dan


Perikanan dapat meningkatkan produksi ikanuntukmemenuhi
konsumsi ikan dalam negeri maupun peningkatan ekspor ikan
serta memberikan kesempatan kerja bidang kelautan dan
perikanan.

Pemerintah di bidang perikanan mendukung dalam


kegiatan ekspor dalam rangka meningkatkan devisa, akan tetapi
produk yang tidak melanggar peraturan menteri yang telah
dikeluarkan. Sebagai contoh: lobster, udang rajungan, anak ikan
arwana dan benih ikan botia hidupyang melanggar ketentuan.
P rosedur ekspor melalui beberapa urutan proses pengurusan

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 25


dokumen, meliputi: Bank —+ Perusahaan Pengangkutan —›
Lembaga Penguji dan sertifikasi Mutu —› Bea Cukai —› Dinas
Perdagangan —+ Kementerian Perdagangan —+ Kedutaan —+
Surveyor —› Agen Ekspor.

Persiapan ekspor dan kontrak dalam kegiatan ekspor


adalah order yang diterima oleh eksportir sesuai kuantitas dan
kualitas yang diinginkan buyer. Informasi buyer telah membuka
L/C atas nama eksportirakan diperoleh dari pihak bank. E ksportir
mempersiapkan barang melalui manajer produksi dalam suatu
industri perikanan. Selanjutnya pengepakan/ pengemasan barang
diekspor (proses ini juga dilakukan pemeriksaan kode produksi
dan lain sebagainya yang dianggap perlu). Pemesanan ruang
kapal apabila barang sudah siap untuk diekspor sehingga
memperoleh shipping o rder dari maskapai pelayaran. Pengisian
formulir semua instansi yang berwenang dan melakukan
pemuatan produk ke atas kapal. Pengurusan bill of lading dan
persiapan faktur serta dokumen pengapalan lainya. Berikutnya
pengurusan consular- invoice dan penarikan wesel kepada
opening bank dan hasil akan diperoleh dari nefiofiafinp bank.
Bank ini akan mengirimkan shipping do cum ents kepada
principal Negara impor. Shipping- advice dan copy shipping do
cum ents dikirimkan ke importir oleh eksportir.
Prosedur pertama yang dilakukan dalam kegiatan ekspor
adalah eksportir dengan importir mengadakan negosiasi hingga
menghasilkan kesepakatan berupa kontrak dagang. Importir di
Negaranya membuka L/C di Opening Bank yang akan
diinformasikan kepada ekspotir melalui bank yang ada di
Indonesia yang akan dituju.Kemudian eksportir melakukan
produksi dan penyiapan barang serta menghubungi maskapai
pelayaran/ penerbangan untuk pengiriman barang. Kesiapan
eskportir mengenai jadwal pengapalan ditindaklanjuti
pendaftaran Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di Bea Cukai.

26 Manajemen Industri Perikanan


Kegiatan pemuatan barang ke kapal yang disertai dengan Surat
Keterangan Asal tCertificate of Origin). Eksportir negosiasi L/C
dengan membawa kelengkapan dokumen yang dibutuhkan oleh
receiving bank yang diteruskan kepada opening bank dan di
informasikan kepada pengimpor agar menyelesaikan kewajiban
tagihan. Setelah membayar kewajiban, maka importir mempunyai
hak untuk memperoleh barang yang telah dipesan.
Juga terdapat Permen KP RI No. 15/Men/2011
pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yang
akandimpor masuk ke Indonesia sebenarnya dimaksudkan untuk
mendukung model kebijakan perlindungan pada konsumen dan
industri perikanan yang berada di wilayah Indonesia. Sehingga
diharapkan Indonesia mampu meproduksi hasil perikanan secara
mandiri.

Pengertian Manajemen Industri Perikanan 1 27

Anda mungkin juga menyukai