Anda di halaman 1dari 2

Agus Bei, Si “Gila” Pejuang Hutan Mangrove

Agus Bei merupakan salah satu dari 21 nama yang mendapatkan penghargaan Local Heroes Award
yang diadakan oleh Tribun Network dan Tribun Insitute dan menerima Piala Kaplataru yang
diserahkan langsung oleh Presiden Jokowi. Penghargaan ini ia dapatkan merupakan hasil kerja
kerasnya dalam mengembangkan kawasan Mangrove di Balikpapan, Kalimantan Timur selama 17
tahun. Akhirnya, kawasan yang ia kembangkan diresmikan sebagai Mangrove Center Graha Indah
oleh Pemerintah Kota Balikpapan.

Agus Bei lahir pada 28 September 1968 di Balikpapan Utara, Kalimantan Timur. Sebelum menjadi
pengelola kawasan Mangrove, ia adalah seorang kontraktor pekerjaan konstruksi dan listrik. Pada
tahun 2001, ia mulai bergelut dalam pelestarian hutan Mangrove di Balikpapan. Berawal saat dia
berpindah ke Perumahan Graha Indah yang berhadapan langsung ke Teluk Somber. Agus memilih
rumah yang berhadapan dengan hutan Mangrove Somber seluas 250 hektar. Namun pada tahun
2000, sekitar 150 hektar hutan Mangrove ditebang untuk area pertambakan ikan. Agus mengaku
suasana di lingkungan perumahannya mendadak panas dan kerap banjir akibat air pasang Teluk
Somber. Berawal dari situ, Agus menyadari bahwa hutan Mangrove menjadi benteng
perumahan warga dari bencana.

Sekitar tahun 1997, saat awal pindah ke Graha Indah, kawasan jalan di depan rumah Agus
merupakan kawasan terbuka. Kawasan Graha Indah dibangun sebagiannya di ujung rawa-rawa
pasang surut. Tak jauh dari perumahan adalah Sungai Somber yang sepanjang alirannya tumbuh
pohon-pohon mangrove. Namun banyak pohon yang dibabat oleh berbagai perusahaan.Suatu hari
daerah Graha Indah diterpa angin dan hujan yang sangat lebat banyak atap atap rumah yang
terbawa angin, banyak orang yang pindah dan menjual rumah mereka. Tetapi agus berkata bahwa
dia tidak bisa pindah karena tempat ini adalah tempat tinggalnya, dia pun melihat hutan mangrove
di kawasan tempat tinggalnya, dan dia tau dari internet bahwa bakau bisa menahan air pasang dan
angin kencang. Mulai dari menanam di depan rumah nya dan semakin banyak. Warga sekitar
menganggapnya sebagai orang gila karena setelah kehilangan pekerjaannya, dia menghabiskan
uang untuk menanami pohon bakau. Tetapi dia tidak mempedulikan perkataan warga dan tetap
melakukan yang duanggapnya baik.
Sampai tahun 2015 warga graha indah sudah menanam 20.000 pohon bakau, tetapi ada lagi orang
yang tidak bertanggung jawab menggusur beberapa lahan bakau. Tetapi sekarang kawasa hutan
bakau tersebut sudah diawasi TNI.

Sekarang kawasan bakau sudah menjadi tempat wisata banyak orang yang berkunjung setiap
pekannya. Rata-rata pengunjung yang datang adalah 200 wisatawan dengan 25 persen adalah
wisatawan dari luar negeri. Dengan adanya kawasan bakau ini juga, perekonomian warga sekitar
juga meningkat karena warga memanfaatkan kesempatan dengan membuka warung di sekitar.

Agus Bei seorang sederhana yang berani memulai sesuatu hingga dianggap gila, namun berhasil
mempertahankan dan mengembangkan hutan bakau. Hasil usahanya itu memberi dampak positif
bagi warga sekitar mulai dari dampak lingkungan hingga peluang kerja. Agus Bei membuktikan
bahwa dengan perjuangan, kita mendapatkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai