Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH DIBANGUNNYA WADUK BENDO PONOROGO

ROYAN EKA YAHYA


32
XII MIPA 2
Waduk Bendo, Sawoo,Ponorogo adalah megaproyek dari pemerintah kabupaten Ponorogo
untuk mewujudkan suatu bendungan guna menambah daya wisata khususnya di daerah Sawoo
kabupaten Ponorogo.

Waduk Bendo sebenarnya merupakan perkampungan biasa yang didiami oleh sekitar 89 KK
yang kemudian disulap pada tahun 2015 lalu oleh pemerintah menjadi salah satu bendungan air
terbesar di Jawa Timur. Terletak di sebelah timur Kota Reog, sekitar 10km dari pusat kota
Ponorogo. Waduk Bendo diprediksi akan menjadi salah satu objek wisata menarik sekaligus
penangkal kekeringan di kawasan itu.

Pada saat kunjungan pertama kali saya ke Waduk Bendo, kawasan tersebut masih dalam tahap
pembangunan. Hanya pegawai proyek dan orang-orang tertentu saja yang boleh masuk ke
kawasan waduk. Akan tetapi, meskipun masih dalam tahap pembangunan nyatanya tuah dari
keberadaannya telah cukup memberikan banyak rezeki bagi warga sekitar.

Sepanjang jalan yang saya lalui menuju kawasan Waduk Bendo, telah banyak berdiri warung-
warung tradisional yang sengaja didirikan oleh masyarakat. Warung-warung tersebut persis
berdiri di samping lereng dari area pembangunan waduk, sehingga ketika para pengunjung
singgah, mereka dapat melihat pemandangan langsung area waduk atau lebih tepatnya area
pembangunan waduk. Disaat pergi kesana saya mampir ke sebuah warung dan setelah saya
tanya ternyata pemilik warung tersebut adalah orang pribumi yang mengetahui tentang kisah
mitos dari Bendo tersebut. Pak Edy namanya, beliau berkata bahwa waduk Bendo ini sudah
direncanakan dibangun sejak era Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Presiden Soekarno.

Pada waktu kunjungan pertama saya dulu waktu masih duduk di bangku SMP saya sering pergi
ke tempat itu ya sekedar untuk melepas penat dan melihat proyek pembangunan di tempat itu.
Saat saya mampir ke warung saya tak sengaja bertemu dengan orang asli bendo juga pemilik
warung yang tahu tentang cerita cerita terdahulu tentang waduk bendo ini. Pak Edi namanya.

Saya : sebenarnya sejak kapan waduk ini ada rencana dibangun pak?
Pak edi: sudah lama mas, dari zaman mbah saya dulupun katanya sudah akan dibangun.
Sampai Dulu itu ya namanya orang desa juga sempat dibohongi sama pak kepala desa
Saya : kok bisa dihongi kenapa ya pak?
Pak edi: ya mas katanya kalau mau waduk ini dibangun warga harus urun padi hasil panen
baru Waduk ini akan bisa dibangun. Tambah pak edi.

Cerita dari Pak Edi mengenai pembangunan Waduk Bendo yang telah turun-temurun tersebut
memang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Namun ditambah dengan penuturan dari beberapa
warga lain, yang juga sempat saya temui juga menuturkan hal yang sama, bahwa waduk ini telah
cukup lama direncanakan. Bahkan dari beberapa warga lain percaya jika sebenarnya dahulu
Presiden Soekarno sempat akan berkunjung ke kawasan Bendo untuk meninjau, meskipun
nyatanya kunjungan tersebut belum sempat tercapai sampai ajal menjemput beliau.

Makam Kuno dan Pertapaan


Secara geografis, dukuh Bendo yang akan dijadikan waduk merupakan daerah perbukitan yang
tengahnya dialiri oleh aliran sungai. Perbukitan yang mengelilingi daerah Bendo tersebut oleh
warga sekitar disebut Gunung Bayang Kaki, sedangkan aliran sungai yang mengalir merupakan
anak sungai dari Kali Madiun.

Menurut penuturan Pak Edi, di Gunung Bayang Kaki tersebut terdapat tiga makam keramat
yang konon dipercaya merupakan leluhur warga Dukuh Bendo. Makam tersebut dahulunya
sering dikunjungi oleh para peziarah dan pertapa yang menginginkan kekayaan dalam waktu
singkat, atau dalam kata lain pesugihan. Peziarah dan pertapa yang ingin mencari pesugihan
tersebut diharuskan mendaki perbukitan dengan lereng curam tanpa bekal dan penerangan
selama tiga hari.

Saya : kalau disini mitos yang terkenal apa ya pak?


Pak edi: di gunung itu mas, gunung bhayangkaki kalau orang menyebut. Katanya
Sering dijadikan tempat bertapa untuk meminta pesugihan
Saya : sampai sekarang masih ada yang melakukan hal seperti itu pak?
Pak edi: sudah tidak ada mas, sekarang sudah banyak orang percaya bahwa itu hal musyrik.
Dulu makam itu katanya makam orang dukuh bendo, ada tiga orang yang lari terus
Menetap disini dan keturunannya jadi warga bendo yang tinggal dibawah itu.

Kini aktivitas mencari pesugihan tersebut perlahan mulai hilang bahkan mungkin sudah
musnah, tak ada lagi warga atau masyarakat yang datang mendaki bukit untuk mengunjungi
makam meminta pesugihan.
Keindahan Alam yang masih Asri dan Alami

Meskipun masih tidak dapat dipastikan apakah pembangunan waduk Bendo akan berjalan
lancar dan tanpa menciderai keasrian alam sekitarnya, namun tak dapat disangkal bahwa alam
Bendo yang saya kunjungi saat itu masih asri. Sepanjang kanan dan kiri jalan masih ditumbuhi
hutan-hutan muda yang terdiri dari pohon-pohon jati maupun tanaman-tanaman liar semak
belukar. Binatang seperti monyet, burung kicau, dan beberapa binatang lainnya pun juga masih
sempat saya dengar suaranya.

Keasrian dan kealamian Bendo tentunya akan menjadi nilai tambah jika dapat dipertahankan
dengan baik di tengah pembangunan waduk. Akan sangat disayangkan apabila nantinya,
keasrian dan kealamian alam sekitar Bendo menjadi hilang setelah pembangunan datang. Tidak
hanya flora dan fauna yang hidup di dalamnya yang akan mendapatkan kerugian, namun
perlahan juga masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Keadaan jalan menuju waduk bendo saat ini. 25/11/2018


Saya sering pada hari minggu khususnya pergi untuk bersepeda menuju waduk bendo. Tak
hanya saya, disana sangat banyak para pesepeda lain yang kesana. Ya dengan maksud untuk
berolahraga, bertemu dan saling sapa dengan teman, juga untuk beli sarapan sambil menikmati
indahnya dan asrinya alam sekitar waduk tersebut.Orang yang masih pertama kali datang kesini
pasti akan bertanya tentang kemana warga yang mendiami desa Bendo tinggal setelah nanti
daerah itu ditenggelamkan. Ya, para warga telah dibuatkan sebuah perumahan tepat sekitar 2km
dari waduk oleh pemerintah. Para warga diberikan perumahan yang sebenarnya tak begitu luas
namun bentuknya seperti perumahan yang da di kota. Ini merupakan suatu hal yang menarik
bagi pengunjung yang nantinya datang kesini.

Para warga sebenarnya selalu mendemo pemerintah agar proses pembangunan Waduk ini cepat
selesai. Hal ini bersangkutan agar masyarakat bisa memanfaatkan tempat wisata sebagai ladang
usaha bagi para warga. Rencananya Waduk bendo ini akan rampung pada tahun 2019
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai