Kompas, Senin, 3 September 2018
Kompas, Senin, 3 September 2018
Pohon trembesi tua yang besar dan kokoh menghalangai terik matahari
saat menelusuri jalan. Metro duta niaga, pondok indah, jakarta selatan, kamis
(30/8/2018). Deretan pohon mahoni tua menaungi kiri-kanan jalan. Cericit
burung di ranting phon sesekali terdengar.
Irmajanti Muliadi (72) masih ingat saat pertama kali pindah kepondok
indah pada 1977. Saat itu, pondok indah sangat sepi dan jauh dari pusat kota.
Namun, pesona lingkungan yang hijau, asri, dengan jalan dan trotoar yang
tertata, membuat irmajanti dan suami jatuh hati pada sebuah kavling di jalan
duta permai III. Meski sebelumnya dia melihat kavling di permata hijau- yang
secara geografis, kala itu, lebih dekat dengan pusat kota seperti Harmoni dan
Monas- pilihan irmajanti jatuh ke pondok indah yang lebih asri.
“Saat itu, harga tanah di pondok indah masih RP. 30,000,-/m2. Kami
juga masih bisa mencicil hingga 18 bulan, jadi ambil tanah kavling di pondok
indah,” ujar irmajanti, jumat (31/8).
Pengamat tata kota Nirwono Joga tak heran jika orang orang kaya di
Jakarta kala itu melirik Pondok Indah. Sebab, lingkungannya sangat sehat,
terlihat dari lingkungan yang hijau dan air yang bersih. Kawasan ini semakin
menjual karena kontur tanah berbukit-bukit. Nirwono menyebut kawasan itu
bisa menjadi contoh hunian ideal yang mengedepankan konsep hijau di tengah
kota.
Lapangan golf
Lapangan golf menjadi satu penanda yang membuat kawasan ini tetap
hijau, asri, dan nyaman. Lapangan seluas 54,5 hektar ada sejak tahun 1976.
Lapangan ini pernah digunakan untuk kejuaraan dunia golf tahun 1983.
Di Asian Games 2018, lapangan golf Pondok Indah dipilih jadi arena
pertandingan golf. Pengelola panen pujian dari sejumlah negara, seperti
Thailand, Bhutan, India dan Singapura. Pujian itu terkait kualitas lapangan golf.
Pajak Mahal
Dari hutan karet, Pondok Indah menjadi permukiman elite dan pusat
bisnis di Jakarta Selatan. Ini berdampak pada meningkatnya harga tanah. Jika
pada tahun 1970-an, harga tanah di pondok indah Rp. 30,000,-/m2, kini
mencapai Rp. 40,000,000,-/m2.
Irmajanti dan Stanny berharap, kawasan ini tetap menjadi pondok yang
indah. Tempat menikmati usia senja di tempat yang asri dan nyaman.