Anda di halaman 1dari 8

INFORMASI HUSUS

Lapangan Toram
Jl. Toram Ujung No.3, RT.9/RW.10,
Tegal Alur, Kalideres,
Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11820

 Kelurahan Tegal Alur memiliki luas 496,69 Ha


 Penduduk 17.982 KK
 Pria 19.404
 Wanita 17.655
 Jumlah Jiwa 37.059 Jiwa
 Kepadatan 69 jiwa/Ha
 70% warga asli pribumi, 30% pendatang baru
 RW yang terdapat di Kelurahan ini sebanyak 15 RW
 RT yang terdapat di Kelurahan ini sebanyak 152 RT
 Pekerjaan bervariasi, mulai dari pedagang, anggota kepolisian, PNS, pegawai
kantor, ibu rumah tangga, guru, dsb.

Fasilitas yang ada: Sekolah dasar


Posyandu
Kantor secretariat RW mencakup balai warga
Aktivitas rutin : Pembersihan jentik
Siskamling
Penyuluhan warga
Resepsi pernikahan
Gambar 1. Tata Guna Lahan Kelurahan Tegal Alur
Sumber: RDTR DKI Jakarta 2014-2030

Gambar 2. Peta Lapangan Toram radius 1 km


Sumber: Google Earth

Gambar 3. PKL di Jl. Raya Menceng sudah digusur dan menjadi pelebaran jalan
Sumber: Dokumen Pribadi
ANALISIS

HASIL WAWANCARA

1. “Saya tinggal di kampong sini (sebelah lapangan Toram). Ya, sering. Saya ngangon bebek
saya kesini tiap sore sama pagi. Ya sendiri, toh saya tinggal dekat banget sama lapangan,
kadang-kadang anak saya gantian yang ngangon, terus cucu juga suka main disini. Saya
bukan asli sini, saya dari Purbalingga, waktu saya pindah Jakarta uda begini. Ya, sering
ngumpul-ngumpul ngopi bareng di pondok itu (menunjuk pondok kecil di pinggir
lapangan). – Waryo (56)

2. “Sering. Main sama temen-temen. Main sama bebek sama kambing. Suka nyari cacing
tuh disitu buat mancing.” – Dimas (6)

3. “Saya tinggal ujung sana, deket dari sini. Sering lewat sini soalnya saya kerja di seberang
pasar sana jaga counter pulsa. Pendapatnya yaa jorok sih ya suka bau juga banyak
sampah, terus kalo malem gelap lagi jadi agak serem juga. Pengennya sih kalo bisa ya
dirapiin gitu, kalo bisa jadi tempat futsal enak juga sih hehe.” – Imam (24), Jl. Toram I

4. “Saya tau tuh ada lapangan ga kepake. Sayang ya, padahal dulu pas kecil anak saya suka
main disana main bola, layangan gitu. Ini dulu hidup banget disini padahal. Penting sih,
soalnnya disini uda padet banget sama rumah-rumah semua. Kalo harapan, pengen sih
ada tempat buat ngumpul-ngumpul gitu biar akrab sama tetangga. Dulu sebelum saya
pindah sini, saya kenal tuh sama semua tetangga saya. Sekarang boro-boro deh. Aktif,
saya suka berpartisipasi soalnya. Masalah disini banjir, sama ga bisa senam saya. Ga ada
tempatnya.” – Darmawati (53), Jl. Toram Ujung

5. “Ini dulunya lapangan bola, rame banget semua anak RW 10 ngumpul disini. Kalo 17an
juga ngumpulnya disini. CUma sejak beberapa tahun belakangan kan banjir terus jadinya
sekarang Cuma jadi resapan aja. Aktivitas warga mah banyak banget Cuma jadi kurang
maksimal aja soalnya harus pake gedung RW . Kalo dulu kan semua ngumpulnya disini.
Pengen sih ada lagi tempat sosialisasi kaya dulu. Lagi nunggu Ahok aja bikin ini jadi
RPTRA.” – Marna (61), warung sebelah Lapangan Toram

6. “Ga tau, saya jarang ke jalan toram situ. Ya penting sih biar adem kan banyak pohon.
Tapi misalnya ada kayanya juga ga kesana. Panas. Lagian kan pulang sekolah sekarang
uda sore.”– Siti (18), Jl. Miranda

7. “Tau. Tapi mau ngapain kesana, toh ga ada apa-apa. Cuma genangan air doang sama
sampah. Ya kalo bisa itu dijadiin taman jogging kan jadi keren. Apalagi umur saya uda
segini kan perlu olahraga tapi ga ada tempatnya. Mau lari di gang sini juga ga aman
banyak motor. Jaman sekarang kayanya uda pada sibuk urusan masing-masing. Pada
chat-chatan. Ga ada kumpul-kumpul warga gitu uda ga ada. Paling kalo mau ya ke
rumah tetangga aja.” – Harjo (59), Jl. Taman Toram 10

8. “Gatau sih. Saya jarang maen ke daerah sana. Saya tinggal di belakang sana. Saya
seharian jaga toko jadi uda ga ada waktu buat santai-santai ke taman gitu. Palingan
Minggu doang saya ga kerja. Saya tinggalnya mah di Cengkareng. Saya jadinya gatau
banyak tentang daerah Toram. Cuma tau sekitar sini aja.” – Hadi (44), Jl. Raya Menceng

9. “Tau, dulu itu lapangan bola kayanya. Sekarang sih taunya ga keurus gitu. Saya tapi
jarang juga ke daerah sana, ga ada urusan. Dulu saya pernah ikutan 17an disana. Mau-
mau aja sih kalo disana bagus, adem, bisa ngumpul-ngumpul kalo sore-sore gitu kan
enak. Sekarang mah ya uda ada whatsapp jadi ya ngerumpinya di hape deh. Kalo
lapangan itu disulap jadi kaya Kalijodo atau Taman Jomblo gitu seru tuh saya pasti sering
kesana foto-foto.” – Hana (41), Jl. Musi

10. “Ga tau. Tapi kalo ada ya bagus dong jadi ada RTH. Sayang ya, harusnya itu bisa diolah
jadi apa kek gitu taman jogging atau apa gitu. Kan lumayan daerah sini jadi ada
“destinasi hiburan”. Disini mana ada ruang hijau, rumah semua gini numpuk-numpuk.
Tinggal Ahok liat aja disini pasti langsung digusur-gusurin. Disini banyak usia produktif
gitu sih cuma lapangan kerja disini ya gitu kurang memadai dan kurang layak juga.” –
Niko (30), Jl. Bahagia

HASIL PENGAMATAN LAPANGAN

 Saluran air tidak layak dan tidak berfungsi dengan baik


 Lapngan berisi genangan air, rumput liar, dan sampah
 Warga bersosialisasi di depan rumah
 Kurang pohon besar
 Warga tidak memiliki penghijauan di dalam rumah
 70% warga asli, 30% pendatang baru
 Terdapat cukup banyak vandalism
 Anak-anak bermain di jalanan
 Banyak aktifitas rutin
 Akses melalui Jl. Raya Menceng dan Jl. Toram Ujung
Gambar 3. Warga tidak memiliki penghijauan dalam rumah
Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 4. Kondisi eksisting Lapangan Toram


Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5. Banyaknya aksi vandalism di RW.10


Sumber: Dokumen Pribadi
SINTESIS

Gambar 6. Titik Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di Jakarta


Sumber: Google Maps

Permasalahan utama Jakarta, khususnya Jakarta Barat adalah semakin menipisnya ruang
terbuka hijau yang digunakan untuk fungsi industri, pergudangan, dan pemukiman.

Daerah Jakarta Barat, di kecamatan Kalideres akhir-akhir ini sering menjadi pembicaraan
di berita terkait masalah semakin padatnya pemukiman yang tidak terkendali dan
menjadi daerah yang memiliki kasus penyakit pernapasan tertinggi se-Jakarta.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi JDKI Jakarta, Kalideres memiliki 2.078 kasus
infeksi akut pada pernapasan atas, sumber pencemaran udara mayoritas berasal dari
industry, rumah tangga, dan transportasi. Menurut Direktur Eksekutif KPBB Ahmad
Safrudin, daerah Kalideres semakin meningkat pertumbuhan industry dan
pemukimannya, apalagi sepeda motor.

Permasalahan pemukiman yang meningkat di kecamatan ini salah satunya adalah Tegal
Alur. Tegal Alur merupakan akses utama pergudangan dan bandara sehingga Jl. Raya
Menceng menjadi sangat ramai.

Di tengah padatnya Tegal Alur, terdapat sebuah lapangan hijau yang cukup luas namun
tidak terawatt dan saat ini hanya berfungsi sebagai penyelamat warga RW.10 saat banjir
karena air akan turun ke lapangan tersebut dan menjadi seperti danau.

 Urban Acupuncture dapat diterapkan disini karena RW.10 Tegal Alur ini masih
sangat aktif dalam kegiatan masyarakat dan berperan besar di Tegal Alur
 Melihat kondisi RPTRA yang tersebar di seluruh Jakarta, Kalideres merupakan
daerah yang belum banyak memiliki RPTRA
 Diharapkan dengan dimaksimalkan lahan hijau Lapangan Toram dapat memicu titik-
titik daerah lain untuk lebih merasakan pentingnya penghijauan dan kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sekecil apapun lahan untuk
penghijauan
 Sebaiknya lahan sekecil apapun dapat dimanfaatkan untuk penghijauan, tidak harus
selalu mengandalkan lapangan besar atau hutan kota.

PROSES HEALING
 Menyadarkan masyarakat akan pentingnya penghijauan
 Mengajarkan masyarakat dalam memaksimalkan setiap kesempatan untuk
penghijauan
 Penghijauan yang cukup dapat mencegah dan mengurangi resiko terkenanya
penyakit gangguan pernapasan yang saat ini sedang terus meningkat serta dapat
mengurangi penyebarannya
 Mengurangi polusi udara di lingkungan rumah

RANGKUMAN

 Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa warga RW 10 sangat


menjaga solidaritas, aktif bersosialisasi, dan banyak aktifitas rutin
 Keluhannya berupa sering banjir karena got suka mampet
 Tidak memiliki tempat pembuangan sampah sementara karena truk sampah utama
sering telat dating
 70% warga asli Tegal Alur, 30% pendatang baru yang hanya sewa sementara
 RW 10 dianggap menjadi panutan dalam aksi penghijauan untuk wilayah Kalideres
 Lapangan Toram hanya berfungsi sebagai resapan banjir saja dan tempat
penampungan sampah sementara

KESIMPULAN
 Warga membutuhkan ruang terbuka hijau yang dapat berfungsi sebagai area
resapan banjir
 Warga membutuhkan wadah untuk berkumpul dan melakukan kegiatan bersama
 Perlunya bimbingan dan pengajaran dalam menerapkan penghijauan di lahan
sempit
 Warga membutuhkan area ramah anak dan sanggar kreatifitas untuk anak dan
remaja
 Perlunya upaya mencegah penyakit pernapasan
KONSEP DASAR DESAIN
 RPTRA
 Communal space yang dikelola ibu-ibu PKK
 Pelatihan dan pengajaran tentang urban farming/vertical farm
 Creative hub
 Irigasi buatan dan penampungan air

Anda mungkin juga menyukai