Dalam bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana masyarakat Talang
Anau. Seperti letak geografis Nagari Talang Anau, sistem sosial, adat, agama, dan
bahasa. Informasi dalam bab 2 ini 85% adalah hasil penelitian selama berada di
Nagari Talang Anau. Berikut penjelasan dan pembahasan tentang bab gambaran
Peta 1 :
Peta Nagari Talang Anau (dokumentasi pribadi dari kantor wali nagari Talang Anau)
Talang Anau adalah salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Gunuang
Kota terletak di bagian timur wilayah Sumatera Barat. Menurut data sensus Badan
17
Limapuluh kota berjunlah 361.597 jiwa yang terdiri atas 179.174 laki-laki dan
Sumatera Barat memiliki nama atau istilah sendiri untuk meyebut desa dan
dusunnya, yaitu : Nagari (desa), jorong (dusun). Nagari didalamnya terdiri dari
kurangnya 1 masjid, rumah gadang, rumah adat, sawah ladang, dan tepian. Istilah itu
Nagari, yaitu Nagari Pandam Gadang, Nagari Koto Tinggi, dan Nagari Talang Anau.
Nagari Talang Anau berada di daerah dataran tinggi atau daerah darek Kecamatan
Gunuang Omeh. Desa ini dikelilingi hutan-hutan gunung dan jurang-jurang. Daerah
Talang Anau adalah daerah ujung Sumatera Barat dan berada di pelosok. Itulah yang
membuat lokasi ini sulit dijangkau dengan kendaran roda empat maupun roda dua.
Jika dilalui dengan berjalan kaki akan memakan waktu yang sangat lama.
Nagari Talang Anau memiliki 3 jorong , yaitu jorong Talang Anau, jorong
Simpang Padang dan jorong Luak Begak. Talempong Batu yang dimaksud disini
ialah berada di jorong Talang Anau. Luas Nagari Talang Anau adalah 1854 Ha, di
3
Payakumbuh, Akabiluru, Luak, Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari, Harau, Guguak,
Mungka, Suliki, Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Kapur IX, Pangkalan Koto Baru.
18
Luak Begak 815 Ha.4 Nagari Talang Anau memiliki penduduk sekitar 2400 jiwa dan
548 KK, 1114 jiwa diantaranya adalah penduduk di Jorong Talang Anau5.
laki
beternak dan sebagian kecil pegawai negeri sipil (PNS) dan wiraswasta seperti jualan
harian, kedai kopi dll. Masyarakat Talang Anau bertani dan beternak memanfaatkan
lahan sekitar desa, baik lahan sendiri maupun bekerja untuk mengurus lahan milik
orang lain. Lahan tersebut ditanami padi, jagung dan tumbuhan lainnya, juga hewan-
Masyarakat Talang Anau juga bermain Talempong Batu, Talempong Pacik, dan
4
Informasi ini didapat dari kantor wali nagari Talang Anau (kantor lurah).
5
Informasi ini didapat dari kantor wali nagari Talang Anau (kantor lurah).
19
dilakukan setiap hari seperti beternak, bertani dan wiraswasta, pekerjaan ini
dilakukan jika ada acara ataupun permintaan dari pengunjung yang ingin melihat dan
mendengarnya.
Menurut hasil wawancara dengan bapak Ril Afrizal, mayoritas penduduk Talang
Anau bekerja sebagai petani, sedangkan PNS (pegawai negeri sipil) sangatlah
Tabel 2 :
Pekerjaan Jumlah
PNS 3%
Petani 92%
Wiraswasta 5%
keturunan ibu (matrilineal), dan sistem kekerabatan matrilinear ini adalah salah satu
identitas masyarakat Minangkabau. Ini juga ditulis oleh Umar Yunus dalam bukunya
Dalam sistem matrilineal ini, kaum ibu di sebut Bundo Kanduang. Bundo
20
di perlukan dalam suatu nagari untuk memimpin seluruh perempuan beserta anak
cucu yang ada didalam suatu kaum/nagari.6 Dalam hal ini, di Minangkabau kaum
perempuan (ibu) memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada laki-laki. Tetapi laki-laki
perempuan memiliki hak sepenuhnya dalam hal pewarisan. Jadi harta waris dan harta
pusaka 100% jatuh kepada perempuan, walaupun laki-laki yang menjadi pemimpin
Kemudian kelompok kekerabatan yang lebih besar lagi ialah perkumpulan dari
beberapa suku atau kaum dalam sebuah wadah yang dinamakan Niniak Mamak.
Niniak mamak ini adalah perkumpulan para lelaki yang dituakan dari keluarga ibu.
Nagari. Ini dikarenakan niniak mamak adalah orang-orang yang dituakan di sebuah
Nagari. Niniak mamak dipilih oleh masayarakat di Nagari setempat dengan beberapa
syarat, seperti : suku, kepiawan dalam bersosial, pintar, jujur, tegas dan lurus, dan
memanggil Mamak. Mamak dalam arti harfiahnya adalah saudara laki-laki dari ibu.
Sebutan mamak ini juga berlaku pada lelaki dewasa (lebih tua). Misal, disebuah
Nagari akan diakan acara adat prosesi lamaran. Dahulu prosesi lamaran dilakukan
oleh wanita, tetapi dalam hukum Islam, laki-laki yang harus melamar perempuan.
6
Informasi ini didapat dari buku “Tambo Alam Minangkabau” (ibrahim Dt. Sanggono Dirajo 2009).
7
Mamak (seorang laki-laki dewasa, saudara laki-laki dari ibu)
21
dilanjutkan sesuai adat atau mengikuti dari hukum Islam. Karena tugas dari niniak
mamak secara umum ialah manaruik alua nan luruih (menuruti alur yang lurus),
manampuah labuah nan pasa (menempuh jalan yang sudah di sepakati), mamaliharo
(memelihara anak kemanakan). Untuk itu setiap Nagari harus memiliki niniak
Demikian juga Nagari Talang Anau yang memiliki niniak mamak sebagai sarana
Berikut nama-nama niniak mamak di Nagari Talang Anau dan pembagian suku-
sukunya :
22
Pangulu
Bosa
Rajo
Marajo
23
Muncak
Kayo
Tompan
Marindo Cancang
Panjang
24
Rangkayo Bosa
Bosa
Sumber : Kantor Wali Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Keterangan Tabel :
Ka = Kepala
Dt = Datuak
3. Suduk Nan Sambilan : Paga Cancang, Pisang, Tanjung, Koto, Piliang, Guci,
25
Talang Anau juga dianut oleh keempat suku tersebut. Dahulu masyarakat Nagari
sudah mengikuti aturan sistem pemerintahan pusat Indonesia. Begitu juga dengan
Nagari Talang Anau, mengikuti sistem pemerintahan pusat karena Talang Anau
termasuk kedalam provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari Talang Anau memiliki
Wali Nagari untuk mengurusi pemerintahan, masyarakat, dan Nagari Talang Anau.
Wali Nagari dalam bahasa Indonesia adalah kelurahan. Saat ini Nagari Talang Anau
di pimpin oleh Y.Dt.Asa dirajo. Beliau menjabat sebagai wali nagari baru berjalan
lebih kurang 1 tahun. Sistem pemerintahan yang diterapkan di Nagari Talang Anau
pusat.
Kemudian selain wali nagari, Talang Anau juga memiliki organisasi badan
Anau, dan untuk membuat masyarakat terus bersatu dan damai dalam membuat
Nagari Talang Anau menjadi daerah yang lebih maju lagi. Berikut daftar susunan
8
Sistem penulisan BodiCaniago dan KotoPiliang sudah baku seperti itu (tidak di spasi)
9
Bodicaniago (sistem demokratis) & Kotopiliang (sistem aristokratis)
1010
Buah Paruik : Kumpulan orang sekaum.
26
Wali Nagari :
Y.Dt.Asa dirajo
Kaur Kaur
pemerintahan : pembangunan :
Nofria Eliza Aspel Musli
Kaur
Administrassi :
Desi Vebrima
Ningsih
27
Ketua :
Mahmedi Setiadi
Wakil Ketua :
Deswandi Putra
Sekretaris :
Yusmida Putri
Sumber : Kantor Wali Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
2.3.3.1 Adat
guru”, maksudnya ialah alam memiliki makna yang mendalam dengan segala bentuk,
sifat, serta segala yang terjadi di dalamnya, merupakan sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai pedoman, ajaran, dan guru. Konsep inilah yang dijadikan landasan adat di
sampai sekarang dengan semboyan adat “Adaik Basandi Syara’ Syara’ Basandi
Adat Minangkabau terbagi atas 4 jenis, yaitu : 1. Adat nan sabana adat (adat
yang sebenarnya adat) merupakan adat asli Minangkabau yang kekal dan tidak dapat
diubah. Contoh : silsilah keturunan menurut garis keturunan ibu (matrilineal), dan
pemilik harta pusaka sepenuhnya adalah hak perempuan, laki-laki tidak memiliki
sedikitpun hak atas harta waris; 2. Adat nan diadatkan (adat yang
28
diundangkan dalam tatanan adat Minangkabau dari zaman dulu melalui sebuah
pengkajian dan penelitian yang amat dalam dan sempurna oleh para nenek moyang
orang Minangkabau. Adat ini dapat diperbarui sesuai perkembangan zaman dan
kesepakatan bersama. Contoh : acara Tabuik11 di Pariaman, acara adat itu hanya ada
tersebut; 3. Adat nan Taradat (adat yang teradat) adat ini mengatur tatanan hidup
bermasyarakat dalam suatu Nagari dan interaksi antara satu suku dan suku lainnya
dalam nagari itu yang disesuaikan dengan kultur di daerah itu sendiri.
Adat ini disesuaikan dengan perkembangan zaman memakai etika-etika dasar adat
dan melamar laki-laki tersebut, tetapi sekarang adat itu sudah mulai jarang dilakukan,
hanya beberapa daerah saja yang masih melakukannya; 4. Adat istiadat, adat ini
acara pinang meminang, pesta perkawinan dll, disetiap daerah ada saja
perbedaannya. Kedua adat yang terakhir ini disebut “Adaik nan babuhua sintak”
(adat yang tidak diikat mati) dan inilah yang di namakan ”Istiadat”, karena ia tidak
diikat mati maka ia boleh dirubah kapan saja diperlukan melalui kesepakatan
bersama dalam musyawarah niniak mamak. Contoh : adat yang bersifat sosial dan
11
Acara adat untuk membuang sial atau bala, yang disimbolkan dengan1 buah tabuik yang dibuat
besar dan tinggi, kemudian di arak-arak sampai ke laut dengan di iringi musik Gandang Tabuik.
29
tersebut, dan menjadi pedoman bagi masyarakat Talang Anau dalam berkehidupan di
Nagari tersebut. Filosofi adat Minangkabau juga menjadi pegangan yang kuat dan
dan alam memang menjadi guru yang dapat mengajarkan nilai-nilai kehidupan bagi
manusia.
2.3.3.2 Agama
Seluruh masyarakat Nagari Talang Anau (Jorong Talang Anau, Jorong Luak
Begak, Jorong Simp Padang) menganut agama Islam, yaitu berpedoman pada Al-
Quran dan Hadist. Itu berarti 100% masyarakat Minangkabau di Nagari Talang Anau
adalah beragama islam. Seperti yang ada pada adat Minangkabau, “Adaik Basandi
Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah” (adat berlandaskan islam, islam berlandaskan Al-
Walaupun adat tetap berjalan, tetapi masyarakat Talang Anau tetap menghubungkan
Islam masuk ke Minangkabau sekitar abad ke-13 dan dianut oleh masyarakat
mendakidari pesisir barat ke daerah darek (darat). Jadi islam masuk ke Minangkabau
dibawa oleh para pedagang-pedagang dari Arab. Pada saat itu adat dan agama masih
12
Informasi ini didpat dari Syamsul Bahri Koto (kakek penulis) niniak mamak di Ampalu, Pariaman.
30
agama islam semakin kuat dianut oleh masyarakat Minangkabau, sehingga apapun
yang berhubungan dengan adat haruslah dikaitkan dengan ajaran agama islam.
Pepatah ini sangat berhubungan dengan adanya kata Adat bersandi syara’, syara’
bersandi Kitabullah. Maka dari itu agama islam tetap yang menjadi acuan dalam
Kemistisan yang ada pada Talempong Batu dahulu dipercaya hingga sampai
diluruskan atas saran dari penyuluh agama di Talang Anau dan hasil musyawarah
masyarakat Talang Anau yang dilakukan bersama-sama mengenai hal kemistisan dan
kepercayaan pada Talempong Batu pada tahun 1970an, bahwa tempat Talempong
Batu boleh dijadikan temapat berdoa saja, tetapi hanya pada Allah lah meminta
segala sesuatunya. 14 Walaupun begitu masih ada masyarakat yang sangat percaya
kejadian aneh pada Talempong Batu, seperti di mimpikan tentang Talempong Batu.
Tetapi itu adalah warga yang kelahirannya di atas tahun 70an, seperti yang sudah
dijelskan diatas bahwa pada tahun 70an sudah diluruskan mengenai kemistisan
Talempong Batu. Warga yang kelahirannya tahun 80an kebawah sudah tidak percaya
dengan hal-hal magis yang ada pada Talempong batu, walaupun begitu mereka tetap
mempercayai cerita kemagisan Talempong Batu pada jaman dahulu. Maka dari itu
masyarakat Talang Anau hanya menjaga kelestarian Talempong Batu, bukan percaya
kepada Talempong Batu tersebut, semua ritual yang dikerjakan masyarakat hanyalah
13
Agama tetap yang menjadi acuan utama dalam menjalani kehidupan.
14
Informasi ini didapat dari Bapak Ali Nasrul (59 thn) seorang penyuluh agama di Nagari Talang
Anau.
31
Minangkabau atau juga sering disebut bahasa Urang Awak. Bahasa Minang dipakai
Anau); Emas : Ameh Omeh (dialek Talang Anau). Logat dan pengucapan bahasa
dari masyarakat Talang Anau sudang berbeda dengan masyarakat di kota Padangnya.
Perbedaan inilah yang membuat penulis kesulitan dalam berkomunikasi dengan para
jika dengan sesama Urang Awak. 15 Apalagi di daerah pedesaan, sangat sulit bagi
2.5 Kesenian
saluang, rabah, Talempong Pacik, Talempong Rea, dan Talempong Batu. Grup
kesenian tersebut tidak permanen dan tidak memiliki struktur kepengurusan, karena
grup kesenian ini digunakan hanya pada saat tertentu saja. Contoh, 1). Randai
ditampilkan pada saat acara perkawinan masyarakat Talang Anau, atau acara-acara
masyarakat lainnya di Jorong Talang Anau; 2). Talempong Pacik digunakan pada
bersamaan dengan saluang, rabah, maupun sarunai untuk memainkan lagu-lagu pop
Minangkabau yang menjadi hiburan pada saat acara adat, pemerintahan ataupun jika
15
Urang awak (suku Minangkabau).
32
acara hiburan, acara pemerintahan, adat Bayan Kaulan (memenuhi nazar), atau
bahkan menjadi sarana komunikasi bagi warga Talang Anau; 5). Grup tari di bentuk
jika ada masyarakat yang membuat acara dan meminta hiburan tarian, disitulah baru
di bentuk, jadi grup tari di Talang Anau tidak memiliki struktur tetap yang
mengorganisirnya.
33