Anda di halaman 1dari 17

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT NAGARI TALANG ANAU

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana masyarakat Talang

Anau. Seperti letak geografis Nagari Talang Anau, sistem sosial, adat, agama, dan

bahasa. Informasi dalam bab 2 ini 85% adalah hasil penelitian selama berada di

Nagari Talang Anau. Berikut penjelasan dan pembahasan tentang bab gambaran

umum masyarakat Nagari Talang Anau.

2.1 Letak Geografis Nagari Talang Anau

Peta 1 :

Jorong Luak Begak

Jorong Talang Anau Peta Kab. Limapuluh Kota


Jorong Simpang
Padang

Peta Nagari Talang Anau (dokumentasi pribadi dari kantor wali nagari Talang Anau)

Talang Anau adalah salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Gunuang

Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Limapuluh

Kota terletak di bagian timur wilayah Sumatera Barat. Menurut data sensus Badan

17

Universitas Sumatera Utara


Pusat Statistik Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2013, masyarakat kabupaten

Limapuluh kota berjunlah 361.597 jiwa yang terdiri atas 179.174 laki-laki dan

182.423 perempuan. Kabupaten Limapuluh Kota memiliki 13 kecamatan3, termasuk

kecamatan Gunuang Omeh yang terdapat Nagari Talang Anau di dalamnya.

Kabupaten Limapuluh kota terletak antara batasan-batasan wilayah, yaitu :

 Sebelah Utara, Provinsi Riau

 Sebelah Selatan, Kabupaten tanah datar dan Kabupaten Sijunjung

 Sebelah Barat, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman

 Sebelah Timur, Provinsi Riau

Sumatera Barat memiliki nama atau istilah sendiri untuk meyebut desa dan

dusunnya, yaitu : Nagari (desa), jorong (dusun). Nagari didalamnya terdiri dari

jorong-jorong yang wilayahnya lebih kecil. Nagari harus memiliki sekurang-

kurangnya 1 masjid, rumah gadang, rumah adat, sawah ladang, dan tepian. Istilah itu

juga dipakai dalam masyarakat di Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh,

Kabupaten Limapuluh kota, Sumatera Barat. Kecamatan Gunuang Omeh memiliki 3

Nagari, yaitu Nagari Pandam Gadang, Nagari Koto Tinggi, dan Nagari Talang Anau.

Nagari Talang Anau berada di daerah dataran tinggi atau daerah darek Kecamatan

Gunuang Omeh. Desa ini dikelilingi hutan-hutan gunung dan jurang-jurang. Daerah

Talang Anau adalah daerah ujung Sumatera Barat dan berada di pelosok. Itulah yang

membuat lokasi ini sulit dijangkau dengan kendaran roda empat maupun roda dua.

Jika dilalui dengan berjalan kaki akan memakan waktu yang sangat lama.

Nagari Talang Anau memiliki 3 jorong , yaitu jorong Talang Anau, jorong

Simpang Padang dan jorong Luak Begak. Talempong Batu yang dimaksud disini

ialah berada di jorong Talang Anau. Luas Nagari Talang Anau adalah 1854 Ha, di

3
Payakumbuh, Akabiluru, Luak, Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari, Harau, Guguak,
Mungka, Suliki, Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Kapur IX, Pangkalan Koto Baru.

18

Universitas Sumatera Utara


antaranya Jorong Talang Anau 683 Ha; Jorong Simp Padang 356 Ha; dan Jorong

Luak Begak 815 Ha.4 Nagari Talang Anau memiliki penduduk sekitar 2400 jiwa dan

548 KK, 1114 jiwa diantaranya adalah penduduk di Jorong Talang Anau5.

Tabel.1 penduduk Nagari Talang Anau:

Nama Jorong Jumlah KK Jumlah Perempuan Jumlah Laki-

laki

258 KK 484 630


Jorong Talang Anau

148 KK 254 466


Jorong Simp. Padang

142 KK 253 402


Jorong Luak Begak

548 KK 991 1.498


Jumlah

2.2 Mata Pencahariaan Penduduk Talang Anau

Mata pencaharian penduduk Nagari Talang Anau, mayoritas adalah bertani,

beternak dan sebagian kecil pegawai negeri sipil (PNS) dan wiraswasta seperti jualan

harian, kedai kopi dll. Masyarakat Talang Anau bertani dan beternak memanfaatkan

lahan sekitar desa, baik lahan sendiri maupun bekerja untuk mengurus lahan milik

orang lain. Lahan tersebut ditanami padi, jagung dan tumbuhan lainnya, juga hewan-

hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan itik.

Masyarakat Talang Anau juga bermain Talempong Batu, Talempong Pacik, dan

Talempong Rea sebagai tambahan penghasilan. Walaupun bermain Talempong

4
Informasi ini didapat dari kantor wali nagari Talang Anau (kantor lurah).
5
Informasi ini didapat dari kantor wali nagari Talang Anau (kantor lurah).

19

Universitas Sumatera Utara


bukanlah pekerjaan utama, tetapi pekerjaan itu sangat membantu ekonomi

masyarakat Talang Anau. Bermain Talempong bukanlah pekerjaan rutinitas yang

dilakukan setiap hari seperti beternak, bertani dan wiraswasta, pekerjaan ini

dilakukan jika ada acara ataupun permintaan dari pengunjung yang ingin melihat dan

mendengarnya.

Menurut hasil wawancara dengan bapak Ril Afrizal, mayoritas penduduk Talang

Anau bekerja sebagai petani, sedangkan PNS (pegawai negeri sipil) sangatlah

sedikit, sehingga bisa dihitung dengan jari.

Berikut adalah tabek mata pencaharian masyarakat Nagari Talang Anau :

Tabel 2 :

Pekerjaan Jumlah

PNS 3%

Petani 92%

Wiraswasta 5%

2.3 Sistem Sosial

2.3.1 Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan yang dianut masyarakat Talang Anau adalah sistem

kekerabatan Minangkabau, yaitu sistem kekerabatan yang berdasarkan kepada garis

keturunan ibu (matrilineal), dan sistem kekerabatan matrilinear ini adalah salah satu

identitas masyarakat Minangkabau. Ini juga ditulis oleh Umar Yunus dalam bukunya

Manusia dan Kebudayaan Indonesia (1971).

Dalam sistem matrilineal ini, kaum ibu di sebut Bundo Kanduang. Bundo

Kanduang adalah sebutan untuk perempuan yang memimpin seluruh perempuan di

20

Universitas Sumatera Utara


sebuah nagari dan mendampingi niniak mamak dalam mengurus sebuah nagari.

Karena sistem matrilineal yang dianut Minangkabau, seorang pemimpin perempuan

di perlukan dalam suatu nagari untuk memimpin seluruh perempuan beserta anak

cucu yang ada didalam suatu kaum/nagari.6 Dalam hal ini, di Minangkabau kaum

perempuan (ibu) memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada laki-laki. Tetapi laki-laki

tetap pemimpin dalam sebuah keluarga.

Sistem matrelineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau membuat

perempuan memiliki hak sepenuhnya dalam hal pewarisan. Jadi harta waris dan harta

pusaka 100% jatuh kepada perempuan, walaupun laki-laki yang menjadi pemimpin

didalam sebuah keluarga. Laki-laki yang memimpin dalam keluarga besar

Minangkabau disebut Mamak.7

Kemudian kelompok kekerabatan yang lebih besar lagi ialah perkumpulan dari

beberapa suku atau kaum dalam sebuah wadah yang dinamakan Niniak Mamak.

Niniak mamak ini adalah perkumpulan para lelaki yang dituakan dari keluarga ibu.

Niniak mamak berfungsi sebagai wadah bermusyawarahnya masyarakat di sebuah

Nagari. Ini dikarenakan niniak mamak adalah orang-orang yang dituakan di sebuah

Nagari. Niniak mamak dipilih oleh masayarakat di Nagari setempat dengan beberapa

syarat, seperti : suku, kepiawan dalam bersosial, pintar, jujur, tegas dan lurus, dan

fasih berbicara. Kepada niniak mamak, para kemanakannya menyebut atau

memanggil Mamak. Mamak dalam arti harfiahnya adalah saudara laki-laki dari ibu.

Sebutan mamak ini juga berlaku pada lelaki dewasa (lebih tua). Misal, disebuah

Nagari akan diakan acara adat prosesi lamaran. Dahulu prosesi lamaran dilakukan

oleh wanita, tetapi dalam hukum Islam, laki-laki yang harus melamar perempuan.
6
Informasi ini didapat dari buku “Tambo Alam Minangkabau” (ibrahim Dt. Sanggono Dirajo 2009).
7
Mamak (seorang laki-laki dewasa, saudara laki-laki dari ibu)

21

Universitas Sumatera Utara


Disini ninak mamak berperan untuk bermusyawarah menentukan apakah prosesi ini

dilanjutkan sesuai adat atau mengikuti dari hukum Islam. Karena tugas dari niniak

mamak secara umum ialah manaruik alua nan luruih (menuruti alur yang lurus),

manampuah labuah nan pasa (menempuh jalan yang sudah di sepakati), mamaliharo

harto pusako (memelihara harta pusaka), dan memelihara anak kamanakan

(memelihara anak kemanakan). Untuk itu setiap Nagari harus memiliki niniak

mamak sebagai sarana bermusyawarah masyarakat.

Demikian juga Nagari Talang Anau yang memiliki niniak mamak sebagai sarana

perkumpulan laki-laki yang dituakan untuk bermusyawarah dalam memecahkan

masalah-masalah adat, agama, dll yang ada di Nagari Talang Anau.

Berikut nama-nama niniak mamak di Nagari Talang Anau dan pembagian suku-

sukunya :

“Daftar nama-nama Niniak Mamak Nagari Talang Anau, Kecamatan

Gunuang Omeh, Sumatera Barat”

Suduk Nan Limo

No Nama/Gelar Pangkat Adat Suku Alamat

1 Zulfahmi Dt. Bandaro Ka Ampe Suku Kutianyia Talang Anau

2 Masni Dt. Rajo Bangun Pangulu Andiko Kutianyia Talang Anau

3 Zulkaini Dt. Bandara Sati Pangulu Andiko Kutianyia Talang Anau

4 Dodi Dt. Sati Pangulu Andiko Kutianyia Talang Anau

5 Zulkifli Dt. Baro Pangulu Andiko Kutianyia Talang Anau

6 Rozi Dt. Godang Pangulu Andiko Kutianyia Talang Anau

22

Universitas Sumatera Utara


7 Deswandi Dt. Rajo Pangulu Andiko Kutianyia Luak Begak

Pangulu

8 Raflis Dt. Apa Bosa Pangulu Andiko Banuampu Talang Anau

9 Rusli Dt. Junjuang Pangulu Andiko Banuampu Talang Anau

10 Maritem Dt. Pangulu Sati Pangulu Andiko Banuampu Talang Anau

11 D. Dt. Samo Pangulu Andiko Banuampu Simp Padang

12 Ali Akmal Dt. Mantiko Pangulu Andiko Banuampu Simp Padang

Bosa

13 Yeprizal Dt. Mantiko Pangulu Andiko Banuampu Luak Begak

14 Amri Dt. Koruk Pangulu Andiko Banuampu Luak Begak

15 Dedi Dt. Sondi Marajo Pangulu Andiko Banuampu Luak Begak

16 MS. Dt. Rangkai Kayo Pangulu Andiko Jambak Luak Begak

17 Dt. Cangang Pangulu Andiko Banuampu Talang Anau

18 Safrijal Dt. Sinaro Pangulu Andiko Pitopang Luak Begak

Suduk Nan Ampek

No Nama/Gelar Pangkat Adat Suku Alamat

1 Zulfahmi Dt. Panduko Ka ampat suku Malayu Luak Begak

Rajo

2 Yarman Dt. Asa Dirajo Pangulu Andiko Malayu Luak Begak

3 Mariyunas Dt. Panduko Pangulu Andiko Malayu Luak Begak

Marajo

4 N. Dt. Bosa Marajo Pangulu Andiko Malayu Talang Anau

5 Aswen Dt. Pangulu Bosa Pangulu Andiko Malayu Talang Anau

23

Universitas Sumatera Utara


Suduk Nan Sambilan

No Nama/Gelar Pangkat Adat Suku Alamat

1 Nusril Dt. Mungguang Ka ampek suku Koto Talang Anau

2 Dt. Majoh Pangulu Andiko Koto Talang Anau

3 Welizarni Dt. Bandaro Pangulu Andiko Koto Talang Anau

Muncak

4 Aman Dt. Muncak Pangulu Andiko Koto Talang Anau

5 Lianas Dt. Rangkai Tuah Pangulu Andiko Pisang Talang Anau

6 Sariaman Dt. Rangkai Pangulu Andiko Tanjung Talang Anau

Kayo

7 Amrizal Dt. Naro Nan Pangulu Andiko Pisang Luak Begak

Tompan

8 Nasar Dt. Adua Pangulu Andiko Pisang Talang Anau

9 Markainus Dt. Bosa Pangulu Andiko Pisang Talang Anau

10 Iyas Dt. Siri Pangulu Andiko Pisang Luak Begak

11 Zarizal Hendri Dt. Pangulu Andiko Paga Luak Begak

Marindo Cancang

12 Fauzi Marjidan Dt. Pangulu Andiko Paga Luak Begak


Cancang
Payung Mas

13 Sesrimon Dt. Bandaro Pangulu Andiko Paga Luak Begak


Cancang
Nan Panjang

14 Safrizal Dt. Bosa Nan Pangulu Andiko Piliang Luak Begak

Panjang

15 Mardeni Dt. Dandani Pangulu Andiko Piliang Luak Begak

24

Universitas Sumatera Utara


16 Aidil Rasmi Dt. Pangulu Andiko Piliang Luak Begak

Rangkayo Bosa

17 Endi Dt. Bandaro Sati Pangulu Andiko Guci Talang Anau

18 Aldo Dt. Bandara Sati Pangulu Andiko Guci Talang Anau

Suduk Nan Enam

No Nama/Gelar Pangkat Adat Suku Alamat

1 Imi Dt. Perpatiah Ka Ampek Suku Caniago Talang Anau

2 Darul Husni Dt. Bandaro Pangulu Andiko Bodi Talang Anau

Bosa

3 Jalius Dt. Gindo Kali Pangulu Andiko Caniago Luak Begak

Sumber : Kantor Wali Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

Keterangan Tabel :

Ka = Kepala

Dt = Datuak

Pangulu = penghulu (pimpinan adat/orang yang dituakan)

Suduk = Pembagian bidang-bidang suku.

Berikut adalah pembagian Suduk di Nagari Talang Anau :

1. Suduk Nan Limo : Kutianyia, Banuampu, Jambak, Pitopang, Salo.

2. Suduk Nan Ampek : Malayu, Bendang, Kempang, Mandailiang.

3. Suduk Nan Sambilan : Paga Cancang, Pisang, Tanjung, Koto, Piliang, Guci,

Mandaliko, Kampai, Singkuang.

4. Suduk Nan Anam : Bodi, Caniago, Sikumbang, Simabua, Payobada.

25

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Sistem Pemerintahan

Masyarakat Minangkabau memiliki sistem pemerintahan tradisonal

Minangkabau, yaitu BodiCaniago 8 dan KotoPiliang. 9 Masyarakat Minangkabau

Talang Anau juga dianut oleh keempat suku tersebut. Dahulu masyarakat Nagari

Talang Anau juga menganut sistem pemerintahan tradisional Minangkabau

bodicaniago dan kotopiliang, yang nagari dipimpin/diatur berdasarkan tingkatan,

yaitu : 1. Suku, dipimpin oleh Mamak/penghulu suku; 2. Buah Paruik10, dipimpin

oleh penghulu kaum; 3. Kampuang, dipimpin oleh Tuo Kampuang; 4. Rumah

Gadang, dipimpin oleh Tungganai. Tetapi sekarang ini masyarakat Minangkabau

sudah mengikuti aturan sistem pemerintahan pusat Indonesia. Begitu juga dengan

Nagari Talang Anau, mengikuti sistem pemerintahan pusat karena Talang Anau

termasuk kedalam provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari Talang Anau memiliki

Wali Nagari untuk mengurusi pemerintahan, masyarakat, dan Nagari Talang Anau.

Wali Nagari dalam bahasa Indonesia adalah kelurahan. Saat ini Nagari Talang Anau

di pimpin oleh Y.Dt.Asa dirajo. Beliau menjabat sebagai wali nagari baru berjalan

lebih kurang 1 tahun. Sistem pemerintahan yang diterapkan di Nagari Talang Anau

adalah menjalankan sistem pemerintahan yang sudah ditetapkan dari pemerintahan

pusat.

Kemudian selain wali nagari, Talang Anau juga memiliki organisasi badan

permusyawaratan, organisasi badan permusyawaratan ini memililiki struktur.

Organisasi permusyawaratan ini berfungsi sebagai organisai masyarakat Talang

Anau, dan untuk membuat masyarakat terus bersatu dan damai dalam membuat

Nagari Talang Anau menjadi daerah yang lebih maju lagi. Berikut daftar susunan

8
Sistem penulisan BodiCaniago dan KotoPiliang sudah baku seperti itu (tidak di spasi)
9
Bodicaniago (sistem demokratis) & Kotopiliang (sistem aristokratis)
1010
Buah Paruik : Kumpulan orang sekaum.

26

Universitas Sumatera Utara


organisasi pemerintahan Nagari Talang Anau dan struktur organisasi badan

permusyawaratan Nagari Talang Anau :

Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari Talang Anau:

Wali Nagari :
Y.Dt.Asa dirajo

Kaur Kaur
pemerintahan : pembangunan :
Nofria Eliza Aspel Musli

Kaur
Administrassi :
Desi Vebrima
Ningsih

K.Jorong Talang K.Jorong SP K.Jorong Luak


Anau : Rino Jaya Padang : Akrida Begak :
Putra Andespa F.Dt.Payuang

27

Universitas Sumatera Utara


Struktur organisasi badan permusyawaratan Nagari Talang Anau

Ketua :
Mahmedi Setiadi

Wakil Ketua :
Deswandi Putra
Sekretaris :
Yusmida Putri

Anggota : Anggota : Anggota :


Anggota :
Yos Sudarso Adir Faleni Marsenal
Oktaviadi
Setiabudi

Sumber : Kantor Wali Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

2.3.3 Adat dan agama

2.3.3.1 Adat

Masyarakat Minangkabau memiliki filosofi yaitu “Alam takambang jadi

guru”, maksudnya ialah alam memiliki makna yang mendalam dengan segala bentuk,

sifat, serta segala yang terjadi di dalamnya, merupakan sesuatu yang dapat dijadikan

sebagai pedoman, ajaran, dan guru. Konsep inilah yang dijadikan landasan adat di

Minangkabau. Minangkabau yang terkenal dengan adatnya dari zaman dahulu

sampai sekarang dengan semboyan adat “Adaik Basandi Syara’ Syara’ Basandi

Kitabullah” (adat berlandaskan islam, islam berlandaskan AlQuran dan Hadist).

Adat Minangkabau terbagi atas 4 jenis, yaitu : 1. Adat nan sabana adat (adat

yang sebenarnya adat) merupakan adat asli Minangkabau yang kekal dan tidak dapat

diubah. Contoh : silsilah keturunan menurut garis keturunan ibu (matrilineal), dan

pemilik harta pusaka sepenuhnya adalah hak perempuan, laki-laki tidak memiliki

sedikitpun hak atas harta waris; 2. Adat nan diadatkan (adat yang

28

Universitas Sumatera Utara


diadatkan/dibiasakan), adat ini adalah sebuah aturan yang telah disepakati dan

diundangkan dalam tatanan adat Minangkabau dari zaman dulu melalui sebuah

pengkajian dan penelitian yang amat dalam dan sempurna oleh para nenek moyang

orang Minangkabau. Adat ini dapat diperbarui sesuai perkembangan zaman dan

kesepakatan bersama. Contoh : acara Tabuik11 di Pariaman, acara adat itu hanya ada

di Pariaman saja, di daerah Minangkabau lainnya tidak melaksanakan adat tabuik

tersebut; 3. Adat nan Taradat (adat yang teradat) adat ini mengatur tatanan hidup

bermasyarakat dalam suatu Nagari dan interaksi antara satu suku dan suku lainnya

dalam nagari itu yang disesuaikan dengan kultur di daerah itu sendiri.

Adat ini disesuaikan dengan perkembangan zaman memakai etika-etika dasar adat

Minangkabau namun tetap dilandasi ajaran Agama Islam. Contoh : dahulu

masyarakat Minangkabau dalam prosesi lamaran, perempuanlah yang harus datang

dan melamar laki-laki tersebut, tetapi sekarang adat itu sudah mulai jarang dilakukan,

hanya beberapa daerah saja yang masih melakukannya; 4. Adat istiadat, adat ini

adalah merupakan ragam adat dalam pelaksanaan silaturrahim, berkomunikasi,

berintegrasi, bersosialisasi dalam masyarakat suatu nagari di Minangkabau seperti

acara pinang meminang, pesta perkawinan dll, disetiap daerah ada saja

perbedaannya. Kedua adat yang terakhir ini disebut “Adaik nan babuhua sintak”

(adat yang tidak diikat mati) dan inilah yang di namakan ”Istiadat”, karena ia tidak

diikat mati maka ia boleh dirubah kapan saja diperlukan melalui kesepakatan

bersama dalam musyawarah niniak mamak. Contoh : adat yang bersifat sosial dan

kerakyatan yaitu barandai (bermain randai), di Talang Anau yaitu batalempong

(bermain Talempong Batu) pada saat acara tertentu seperti pernikahan.

11
Acara adat untuk membuang sial atau bala, yang disimbolkan dengan1 buah tabuik yang dibuat
besar dan tinggi, kemudian di arak-arak sampai ke laut dengan di iringi musik Gandang Tabuik.

29

Universitas Sumatera Utara


Masyarakat Nagari Talang Anau sangat menjaga seluruh adat Minangkabau

tersebut, dan menjadi pedoman bagi masyarakat Talang Anau dalam berkehidupan di

Nagari tersebut. Filosofi adat Minangkabau juga menjadi pegangan yang kuat dan

dipercaya masyarakat Minangkabau hingga sekarang karena sudah turun-temurun

dan alam memang menjadi guru yang dapat mengajarkan nilai-nilai kehidupan bagi

manusia.

2.3.3.2 Agama

Seluruh masyarakat Nagari Talang Anau (Jorong Talang Anau, Jorong Luak

Begak, Jorong Simp Padang) menganut agama Islam, yaitu berpedoman pada Al-

Quran dan Hadist. Itu berarti 100% masyarakat Minangkabau di Nagari Talang Anau

adalah beragama islam. Seperti yang ada pada adat Minangkabau, “Adaik Basandi

Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah” (adat berlandaskan islam, islam berlandaskan Al-

Quran dan Hadist). Maka seluruh masyarakat Minangkabau adalah muslim/islam.

Walaupun adat tetap berjalan, tetapi masyarakat Talang Anau tetap menghubungkan

segala sesuatunya dengan ajaran islam.

Islam masuk ke Minangkabau sekitar abad ke-13 dan dianut oleh masyarakat

Minangkabau pertama kali didaerah Pariaman 12 . Islam masuk ke Minangkabau

dengan jalur perdagangan, karena wilayah Minnagkabau adalah wilayah strategis

dalam hal perdagangan, kemudian untuk menyiarkan agama islam mereka

mendakidari pesisir barat ke daerah darek (darat). Jadi islam masuk ke Minangkabau

dibawa oleh para pedagang-pedagang dari Arab. Pada saat itu adat dan agama masih

terus berdampingan, hingga keluarlah pepatah yang mengatakan : Adaik menurun,

12
Informasi ini didpat dari Syamsul Bahri Koto (kakek penulis) niniak mamak di Ampalu, Pariaman.

30

Universitas Sumatera Utara


Syara’ mendaki (adat menurun, agama mendaki). 13 Pepatah ini muncul setelah

agama islam semakin kuat dianut oleh masyarakat Minangkabau, sehingga apapun

yang berhubungan dengan adat haruslah dikaitkan dengan ajaran agama islam.

Pepatah ini sangat berhubungan dengan adanya kata Adat bersandi syara’, syara’

bersandi Kitabullah. Maka dari itu agama islam tetap yang menjadi acuan dalam

melaksanakan adat istiadat.

Kemistisan yang ada pada Talempong Batu dahulu dipercaya hingga sampai

meminta/menyembah pada Talempong Batu, tetapi masyarakat Talang Anau sudah

diluruskan atas saran dari penyuluh agama di Talang Anau dan hasil musyawarah

masyarakat Talang Anau yang dilakukan bersama-sama mengenai hal kemistisan dan

kepercayaan pada Talempong Batu pada tahun 1970an, bahwa tempat Talempong

Batu boleh dijadikan temapat berdoa saja, tetapi hanya pada Allah lah meminta

segala sesuatunya. 14 Walaupun begitu masih ada masyarakat yang sangat percaya

dengan kemistisan Talempong Batu tersebut karena pernah mengalami kejadian-

kejadian aneh pada Talempong Batu, seperti di mimpikan tentang Talempong Batu.

Tetapi itu adalah warga yang kelahirannya di atas tahun 70an, seperti yang sudah

dijelskan diatas bahwa pada tahun 70an sudah diluruskan mengenai kemistisan

Talempong Batu. Warga yang kelahirannya tahun 80an kebawah sudah tidak percaya

dengan hal-hal magis yang ada pada Talempong batu, walaupun begitu mereka tetap

mempercayai cerita kemagisan Talempong Batu pada jaman dahulu. Maka dari itu

masyarakat Talang Anau hanya menjaga kelestarian Talempong Batu, bukan percaya

kepada Talempong Batu tersebut, semua ritual yang dikerjakan masyarakat hanyalah

adat istiadat/kebiasaan masyarakat yang menjaga keutuhan Talempong Batu tersebut.

13
Agama tetap yang menjadi acuan utama dalam menjalani kehidupan.
14
Informasi ini didapat dari Bapak Ali Nasrul (59 thn) seorang penyuluh agama di Nagari Talang
Anau.

31

Universitas Sumatera Utara


2.4 Bahasa

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Talang Anau adalah bahasa

Minangkabau atau juga sering disebut bahasa Urang Awak. Bahasa Minang dipakai

di seluruh daerah Sumatera Barat (kecuali Kepulauan Mentawai). Tetapi Masyarakat

Talang Anau memiliki pengucapan yang sedikit berbeda dengan bahasa

Minangkabau pada umumnya. Seperti : Pedas : Padeh Podeh (dialek Talang

Anau); Emas : Ameh Omeh (dialek Talang Anau). Logat dan pengucapan bahasa

dari masyarakat Talang Anau sudang berbeda dengan masyarakat di kota Padangnya.

Perbedaan inilah yang membuat penulis kesulitan dalam berkomunikasi dengan para

informan. Masyarakat Minangkabau sangat jarang menggunakan bahasa Indonesia

jika dengan sesama Urang Awak. 15 Apalagi di daerah pedesaan, sangat sulit bagi

mereka menggunakan bahasa Indonesia karena setiap harinya menggunakan bahasa

ibu mereka (bahasa Minangkabau/bahasa urang awak).

2.5 Kesenian

Nagari Talang Anau memiliki beberapa grup/kelompok kesenian, seperti randai,

saluang, rabah, Talempong Pacik, Talempong Rea, dan Talempong Batu. Grup

kesenian tersebut tidak permanen dan tidak memiliki struktur kepengurusan, karena

grup kesenian ini digunakan hanya pada saat tertentu saja. Contoh, 1). Randai

ditampilkan pada saat acara perkawinan masyarakat Talang Anau, atau acara-acara

masyarakat lainnya di Jorong Talang Anau; 2). Talempong Pacik digunakan pada

saat arak-arakan pengantin pesta perkawinan; 3). Talempong Rea digunakan

bersamaan dengan saluang, rabah, maupun sarunai untuk memainkan lagu-lagu pop

Minangkabau yang menjadi hiburan pada saat acara adat, pemerintahan ataupun jika

15
Urang awak (suku Minangkabau).

32

Universitas Sumatera Utara


ada pengunjung/turis yang ingin melihatnya; 4). Talempong Batu digunakan untuk

acara hiburan, acara pemerintahan, adat Bayan Kaulan (memenuhi nazar), atau

bahkan menjadi sarana komunikasi bagi warga Talang Anau; 5). Grup tari di bentuk

jika ada masyarakat yang membuat acara dan meminta hiburan tarian, disitulah baru

di bentuk, jadi grup tari di Talang Anau tidak memiliki struktur tetap yang

mengorganisirnya.

33

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai