Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS BENTUK DAN PEMBUATAN

GAMBUS LUNIK / GAMBUS BALAK DI TANGGAMUS

Nama : Anas Nurhada Npm : 1813045006

PRODI PENDIDIKAN MUSIK

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

20211.
BAB 1

1. Pendahuluan dan Latar Belakang Masalah

Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang menjadi bagian dari
Provinsi Lampung, Indonesia. Ibukota Kabupaten Tanggamus terletak di Kota Agung.
Kabupaten yang memiliki luas 4.654,98 km persegi dengan kepadatan penduduk sekitar
124 jiwa / km persegi ini mulai diresmikan pada tanggal 21 Maret 1997, berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1997. Sejarah Kabupaten Tanggamus Lampung, Kantor
Bupati Tanggamus Sejak Mulai Terbentuk Sejarah Kabupaten Tanggamus Lampung
Masa Kolonial Belanda Sejarah terbentuknya Kabupaten Tanggamus diawali dengan
kedatangan Kolonial Belanda. Kota Agung merupakan wilayah Kabupaten Tanggamus
yang pertama kali dimasuki pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1889.

Kota Agung yang kini merupakan ibukota dari Kabupaten Tanggamus merupakan
sebuah wilayah pemerintahan kecil yang sudah sangat berkembang. Pemerintahan
dipimpin oleh seorang yang disebut sebagai controller.

Pemerintahan controller dilaksanakan berdasarkan sistem adat yang terdiri dari 5


marga, yaitu: Talangpadang, Benawang, Belungun, Pematangsawah, dan Ngarip. Kelima
marga tersebut masing-masing dikepalai oleh seorang pesirah yang membawahi beberapa
desa. Selanjutnya, di tahun 1944 berdirilah sebuah sistem pemerintahan berbentuk
Kecamatan dan Kewedanan. Bentuk pemerintahan ini kemudian dilanjutkan dengan
sistem pemerintahan Negeri. Dengan terbentuknya sistem pemerintahan Negeri, maka
sistem pemerintahan Kota Agung yang selama ini berdasarkan adat atau marga pun
dihapus pada tahun 1953.

Pada masa sistem pemerintahan Kewedanan, Kota Agung mengoordinasikan


bagian wilayah Kecamatan. Keempat wilayah tersebut meliputi Kecamatan Kota Agung,
Kecamatan Wonosobo, Kecamatan Cukuhbalak, dan Kecamatan Talang Padang. Pasca
kemerdekaan Republik Indonesia, Kabupaten Tanggamus Lampung kembali mengalami
perubahan. Sejarah Kabupaten Tanggamus Lampung di zaman kemerdekaan ini diawali
dengan dihapuskannya sistem pemerintahan Kewedanan. Sistem pemerintahan ini pada
akhirnya hanya berlangsung sampai tahun 1964.

Setelah itu, sistem pemerintahan Kota Agung yang berbentuk Negeri pun turut
dihapuskan. Sistem ini pun hanya berlangsung sampai tahun 1971. Perubahan sistem
pemerintahan di Kabupaten Tanggamus selanjutnya yaitu persiapan pembentukan Bupati
Lampung Selatan untuk Kota Agung, yang berkedudukan di Kota Agung. Hal ini juga
sekaligus sebagai tindakan untuk mengatasi rentang kendali di wilayah tersebut.
Persiapan ini kemudian dilaksanakan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Dalam
Negeri (kepmendagri) Nomor 114 pada tanggal 30 Juni 1979. Dengan dikeluarkannya
kepmendagri tersebut, maka wilayah Kota Agung terbagi menjadi 10 Kecamatan dan 7
perwakilan Kecamatan, yang terdiri dari 300 desa, 3 kelurahan, dan 4 desa persiapan.
Resmi Sebagai Kabupaten Di Lampung Hingga tahun 1985, seiring dengan
tumbangnya era kepemimpinan Orde Baru, Kabupaten Tanggamus terus melakukan
perjuangan untuk memperoleh otonomi daerahnya. Semangat untuk menjadikan
wilayahnya mandiri ini ditandai dengan semangat perjuangan masyarakat Tanggamus
untuk menjadikan Tanggamus sebagai Kabupaten yang definitif. Perjuangan tanpa lelah
masyarakat Tanggamus itu pun berbuah manis. Akhirnya Kabupaten Tanggamus
terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1997, yang kemudian
diundangkan pada tanggal 3 Januari 1997.

Sedangkan peresmian Tanggamus menjadi Kabupaten dilakukan pada tanggal 21


Maret 1997. Hal ini sekaligus menjadikan Tanggamus sebagai satu dari 10 Kabupaten di
Provinsi Lampung. Kini Kabupaten Tanggamus merupakan kabupaten yang memiliki 20
kecamatan antara lain, Kec.air naningan, Kec.Bandar negri semuong, Kec.bulok,
Kec.Cukuh balak, Kec.Gisting, Kec.Gunung alip, Kec.Kelumbayan, Kec.Kelumbayan
barat, Kec.Kotaagung, Kec.Kotaagung barat, Kec.Kotaagung Timur, Kec.Limau,
Kec.Pematang sawah, Kec.Pugung, Kec.Pulau Panggung, Kec.Semaka, Kec.Sumberejo,
Kec.Talang padang, Kec.Ulu Belu, Kec.Wonosobo.

Dan Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu daerah di Provinsi Lampung


yang memiliki begitu banyak wisata bahari. Hal ini dikarenakan letaknya yang tepat
berhadapan langsung dengan teluk besar yang ada di Lampung. Bahkan ketika Anda
berkunjung ke Tanggamus ini Anda dapat bertemu langsung dengan lumba-lumba yang
hidup di alam bebas.Beberapa Nama Tempat wisata yang ada di kabupaten Tanggamus
yang sudah banyak di ketahui oleh banyak orang, antara lain 1. Teluk kiluan 2. Pantai
gigi hiu 3. Air terjun lamuran 4. Gunung tanggamus 5. Pantai sumil 6. Pantai terbaya 7.
Pantai pihabung 8. Pantai batu balai 9. Air terjun way lalaan 10. Curug jarum lebuay 11.
Bendungan batu tegi 12. Kawah belerang bukit pagar alam 13. Air terjun lembah pelangi
14. Danau hijau 15. Pantau muara indah 16. Dam margo tirto 17. Pantai karang putih 18.
Pemandian way bekhak 19. Curup way panas 20. Wisata mak kunyana Dan masih banyak
lagi tempat wisata yang belum tertulis di atas.

Tanggamus juga memiliki beberapa makanan khas yang dapat Anda jadikan
sebagai oleh-oleh. Makanan ini biasanya tahan sampai 3 hari maupun 1 bulan. Anda
dapat membelinya di toko oleh-oleh, toko frozen food, ataupun di warung-warung pinggir
jalan. Oleh-oleh khas Tanggamus dalam bentuk makanan dibandrol dengan harga yang
sangat terjangkau. Beberapa oleh-oleh yang ada di kab.Tanggamus 1. Otak-otak khas
kotaagung 2. Iwan 3. Kopi ulu belu 4. Kain tapis 5. Batik tanggamus 6. Sarung
tanggamus 7. Sale pisang8. Bekasem 9. Keripik pisang 10. Gantungan kunci Dan masih
banyak yang lainnya.

Kabupaten Tanggamus juga memiliki kesenian daerah yang mana kesenian


daerah di tanggamus sudah lumayan sangat berkembang dan terjaga kelestariannya dan
untuk upaya pelestarian di kabupaten tanggamus sendiri pemda sudah berkali-kali
mengadakan lomba/festival yang bertujuan agar kesenian ini tidak hilang dan tetap
lestari, untuk upaya pelestarian kabupaten tanggamus juga ada acara tahunan / ivent
tahunan di bidang seni budaya, seperti festival teluk semaka, Tanggamus ekspo, Pangan
balak, dan lainnya. Ada beberapa Kesenian tradisi di daerah kabupaten tanggamus yang
biasa di pertunjukan antara lain ada tarian, musik, peccak khakot, nyambai,orkes, buharak
dan masih banyak yang lainnya. Awal mula kesenian ini ditampilkan di acara-acara adat,
seperti nikahan penymbutan tokoh adat,penyambutan Raja, namun lama kelamaan seiring
perkembangan zaman kesenian ini mulai di tampilkan di gedung-gedung di hotel-hotel
besar, bahkan sampai di tampilkan di luar negri.

Untuk perkembangan gambus didaerah kabupaten tanggamus saat sudah mulai


ramai, karna sebelumnya kesenian ini sempat redup dan sempat hampir hilang, namun
semenjak ada tokoh yang membuat instrument gambus dengan bentuk dan ukiran yang
menarik, anak-anak remaja dan bahkan orang dewasa tertarik dengan adanya gambus
tersebut, dan banya sekali peminat yang ingin membeli gambus tersebut, sampai dari luar
daerah pun ingin memilikinya karna bentuk dan motif nya sangat berfariasi dan juga
kualitas suaa yang di hasilkan banyak di sukai masyarakat. dan juga sekarang setelah di
bentuknya komunitas pentas (penggiat tanggamus seni) yang di mana isinya anak-anak
remaja yang hoby di seni di bidang music yaitu gambus dan tarik suara membuat
masyarakat menjadi sadar bahwasannya ada hal penting yang memang harus dijaga, dan
kemudian komunitas pentas ini juga sudah banyak memberikan hal-hal positif di bidang
seni budaya dan bahkan Setelah adanya komunitas pentas ini penggiat tanggamus seni
banyak yang membuat grup atau komunitas seni di luar Tanggamus, Karena kegiatan
yang di lakukan pentas sangat positif membuat lomba, menjadi wadah para seniman
muda, tempat belajar dan sharing tentang seni dan budaya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan gambus di kab Tanggamus ?

2. Bagaimana bentuk gambus ?

3. Bagaimana proses pembuatan ?

4. Fungsi ?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

penelitian ini bertujuan supaya mengetahui bentuk gambus dan pembuatan gambus
lunik/gambus anak buha lampung, dan semoga penelitian ini menjadi kan masyarakat
lampung tertarik dan berminat untuk belajar membuat gambus agar kedepannya banyak
yang memproduksi gambus.

D. Urgensi penelitian

Banyak yang belum mengetahui organology bagian-bagian gambus, tidak megerti


tahapan pembuatan gambus, dan juga kurang tertariknya masyarakat dalam membuat alat
music. dapat memberikan pemahaman tentang bentuk dan tahap pembuatan gambus,
sehingga masyarakat dapat membuatnya, dan bisa di perjual belikan sehinga bisa menjadi
sumber usaha, juga dengan begitu kesenian gambus ini tidak akan hilang, Penelitian
Kurangnya referensi tentang pembuatan gambus lunik/gambus anak buha lampung di
karnakan belum banyak yang me riset tentang bentuk dan pembuatan alat music gambus
lunik/gambus anak buha lampung

E. Tinjawan pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Gambus

wawancara secara langsung

pengalaman sebagai pelaku seni

G. landasan teori

Teori yang dipakai untuk menganalisis Allan P. Merriam sebagai alat untuk membedah dalam
aspek fungsi kesenian ini

H. Metode penelitian

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif, dengan pendekatan observasi dan studi fenomena . Salah satu sifat dalam penelitian
kualitatif yaitu data memiliki kandungan yang kaya dan kompleks. Objek Penelitian sebagai
langkah awal dalam penelitian ini, penulis menentukan objek yaitu bentuk dan pembuatan
gambus anak buha lampung, menganalisis bagaimana pembuatan dan pemasaran , Data pada
penelitian ini memiliki sumber yakni sumber utama yang didapatkan dari hasil wawancara
melalui beberapa narasumber Teknik Pengumpulan data yang digunakan penulis yakni,
observasi,, wawancara, dam pendokumentasian

I. KERANGKA PENULISAN

Bab I: Pembahasan pendahuluan dan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan kerangka penulisan.

Bab II: pembahasan tentang sejarah gambus Sumatra, bentuk gambus, proses pembuatan
gambus, fungsi gambus

Ban III : Penutup


BAB 11

1. Sejarah gambus Sumatra

alat musik gambus awalnya dikenal oleh masyarakat Melayu yang berdiam di
wilayah pesisir pantai, bersama dengan masuknya para pedagang dari daerah Timur
Tengah pada abad ke 7 hingga abad ke 15-an.Selain datang untuk berdagang, mereka juga
berdakwah memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat setempat. Di samping itu,
para pedagang juga membawa peralatan musik, diantaranya yaitu Gambus.Sehingga
masuknya para pedagang dari Timur Tengah di daerah Riau, meninggalkan pengaruh
dalam bidang budaya dan kesenian.
Dengan begitu, kesenian gambus serta tari zapin mulai berkembang di masyarakat
Melayu Riau khususnya di Pulau Bengkalis, Pulau Penyengat, dan Siak Sri
Indrapura.Masyarakat Melayu Riau mulanya, memainkan Gambus secara tunggal dalam
mengiringi lagu-lagu yang dinyanyikan sendiri oleh si pemain Gambus dengan syair-syair
Islami sebagai hiburan di dalam rumah dan menyanyikan syair-syair bertema asmara atau
kehidupan sehari-hari sebagai hiburan di atas perahu saat nelayan sedang memancing
maupun menyusuri sungai.Sebagai hiburan pribadi, Gambus Melayu biasanya bermain
secara spontan tanpa dipersiapkan atau dirancang dahulu sesuai dengan kondisi, situasi,
dan perasaan yang tercipta dari si pemain Gambus.Penyajian Gambus yang berada di
dalam rumah, selain sebagai sarana hiburan secara individu juga sebagai pendekatan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun kini, fungsi alat musik Gambus lebih sering dimainkan untuk mengiringi
tarian Zapin yang diiringi juga dengan beberapa alat musik lainnya, seperti
marawis.Pergeseran nilai spiritual dan kebersamaan dalam masyarakat Melayu di Riau
inilah yang menyebabkan perubahan pandangan masyarakat terhadap kesenian Gambus
dan Zapin.Musik Gambus semakin berkembang sejak berpindah alih fungsi sebagai
pengiring Zapin di pentas. Sehingga, lagu yang mulanya bernuansa Islami berubah
menjadi lagu-lagu yang lebih sekuler.Akan tetapi, walaupun musik Gambus dalam tari
zapin berkembang, mereka tetap tidak mengubah aturan awal dalam tradisi yang sudah
hidup pada masyarakat Melayu Riau.Untuk tari zapin tradisi, pemain musik Gambus
biasanya akan membawakan syair nuansa Islami pada acara khitanan, khatam al-quran,
cukur rambut, dan acara malam berinai calon pengantin wanita. Sedangkan, untuk tari
zapin kreasi pemain akan lebih membawakan syair-syair sekuler pada acara yang sifatnya
tidak sakral, seperti acara menerima tamu, acara resepsi pernikahan, dan acara perayaan
lainnya.

2. Bentuk gambus gista

Gambus memiliki berbagai macam sekali bentuk ada yang besar dan ada yang
kecil, kalau di lampung biasanya di kenal dengan gambus lunik/kecil dan gambus
balak/besar, gambus balak/gambus besar biasa nya memiliki senar 6 senar 1,2,3 senar
nylon dan senar 4,5,6 senar bas, dan untuk gambus lunik/gambus kecil biasanya
menggunakan 4 senar, senar 1,2,3,4 itu senar nylon/senar nangsi.
a. Gambus balak/gambus besar

Bagai balak Memiliki tabung yang condong besar seperti cermin cekung gunanya
sebagai tabung untuk bunyi atau suara yang di hasilkan, dan bi bagian stang nya tidak
memiliki fred serta panjang stang gambus hanya berukuran sejengkal orang dewasa,
dibagian kepala gambus berbentuk seperti bulan setengah dan memiliki lubang untuk
mamasukan putaran untuk memasang senar,

Nada pada gambus balak

Senar 1 C
Senar 2 G
Senar 3 D
Senar 4 A
Senar 5 F
Senar 6 C

Ini adalah steman untuk gambus balak/gambus besar tidak jauh berbeda dengan
gambus oud arab

a. Gambus lunik/gambus kecil


Gambus unik memiliki bentuk yang kecil tabungnya tidak besar dan di bagian kepala nya
seperti perahu kalau di lihat dari samping gambus lunik ini seperti seekor buaya maka
dari itu gambus ini di namakan gambus anak buha yang aryi nya buha itu buaya, untuk
akustik organologi gambus ini memiliki tabung yang tidak teralu besar hanya
menggunakan 4 senar di bagian stangnya tidak panjang seperti gitar tetapi pendek dan
juga tidak memiliki fret atau pembatas antara jarak nada satu ke nada lain,

Nada pada gambus lunik

Senar 1 C
Senar 2 G
Senar 3 D
Senar 4 A / LOS

Tidak jauh beda dengan gambus balak/gambus besar hanya saya di gambus lunik ini
terdapat pengurangan senar, karakter suara atau bunyi dari gambus lunik ini berbeda
dengan gambus balak gambus lunik karakter suaranya tinggi, dan pola permainan antara
gambus lunik dan gambus balak juga berbeda hanya saja yang sama adalah rute nada nya
atau pola nada yang di mainkan
3. Pembuatan gambus

Setiap orang ketika membuat sesuatu atau berkarya itu tidak bias di buru-butu untuk
selesai dan tidak bias juga di kejar-kejar, jadi untuk proses pembuatan gambus ini
memakan waktu satu bulan untuk menunggu kayunya benar-benar kering dan
menggunakan waktu 15 hari untuk membuatnya jadi untuk proses pembuatan gambus
lumayan lama memakan waktu kurang lebih 45 hari dalam embuat satu gambus
apabila menggunakannya dengan alat manual. Jadi dalam proses pembuatan gambus
tidak dapat di butu-butru agar kualiatas nya bagus dan suara yang di hasdilkan juga
dapat enak untuk di dengar

a. Bahan inti pembuatan gambus


pembuatan gambus ini menggunakan kayu pohon yang tidak banyak memiliki
serat nya, serta kayu yang ringan dan mudah di bentuk, kayu adalah bahan inti
dari pada pembuatan gambus untuk kayu yang berukuran besar akan dip roses
menjadi gambus balak/gambus besar, apabila ukuran kayu tidak terlalu besar
maka kayu itu di proses dan di jadikan gambus lunik/gambus kecil

b. Proses pemahatan
kayu merupakan proses yang rumit di dalam pembuatan gambus karna ember es
ini kayu utuh di pahat menjadi bentuk gambus, putaran gambus, stang gambus,
kepala gambus,penutup gambus dan dip roses ini memakan waktu yang lama,
maka dari itu mungkin menyebabkan tidak banyak pengrajin gambus, karna dalam
pembuatannya harus teliti dan membutuhkan waktu yang lama,

c. Penghalusan
Di tahap ini tidak memakan waktu yang lama karna di tahap ini hanya
menghaluskan bagiab pahatan yang terlihat kasar

d. Pengecatan
Di tahapan ini adalah tahap pemberian warna dasar agar nanti apabila ingin
memberi warna yang lain dapat maksimal, setelah pengecetan dasar lalu di jemur
beberapa hari dan menunggu kering

e. Finising
Di tahapan ini adalah pemberian warna terakhir, setiap pembuatan gambus di
bagian ini lah para pengrajin gambus berkreasi menentukan warna yang di
inginkannya, jadi setiap pengrajin gambus memiliki cirri bentuk suara yang
berbeda karna di situlah tempat pengrajin mengeluarkan ide ide individualisnya
serna memasangkan senar

4. Fungsi Gambus
a. Alat musk tradisional lampung ini (GAMBUS)
Alat music gambus ini memiliki fungsi sebagai sarana hiburan pengiting tari-tarian,
mengiringi sastra daerah lampung contohnya, bubandung, hahiwang, segata dan lain-
lain, dan dapat mengiri lagu-lagu lampung seperti contohnya lagu yang tunggal dan
grup, lagu tunggal seperti gambus tunggal yang biasa di mainkan olah alm ARIFIN
M, HILAHAMBALA, EDI PULAMPAS, TARWIS TUMBAI, MUNZIRI B dan lain-
lain, dan untuk yang grup berbentuk orkes lampung seperti grup-grup orkes Gema
penyimbang, penggiat tanggamus seni, titiyan muakhi, mianak muakhi, pukhaga
skuad,
Alat music gambus ini juga berfungsi sebagai yang mengjhasilkan uang apabila
seorang yang memiliki keahlian dalam bermain musk gambus dia biasanya di
tampilkan di hadapan orang banyak, dan pada saat pemain gambus itu main gambus
biasa ada yang memberikannya uang, nah dari situ bisa di sebut dapat mengjhasilkan
uang. Dan juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi sesame antar seniman atau
penggiat
BAB III

PENUTUP KESIMPULAN

Gambus merupakan alat music tradisional lampung yang harus di jaga kelestariannya dan
alat musik gambus ini awalnya dikenal oleh masyarakat Melayu yang berdiam di wilayah
pesisir pantai, bersama dengan masuknya para pedagang dari daerah Timur Tengah pada
abad ke 7 hingga abad ke 15-dari hasil wawancara yang membahas tentang gambus
sangat di sayangkan apabila alat musin tradisional ini punah untuk itu maka masyarakat
harus tau bentuk,pembuatan agar kelestariannya tetap terjaga,

Semoga penelitian ini dapat memotivasi anak-anak muda agar dapat tertarik dalam
membuat gambus lampung, agar gambus lampung terus dan tetap lestari, dengan di
laksanakan penelitian bentuk dan pembuatan gambus lunik/ Gambus anak buha lampung
ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lampung yang memiliki minat atau upaya
pelestarian dan keinginan dalam hal pembuatan gambus lampung supaya gambus
lunik/gambus anak buha tidak punah di makan jaman

Budayawan Tanggamus Jenis kelamin : laki-laki

Nama : Surip Gista

Alamat : gisting Pekerjaan : pengrajin gambus dan gitar

Jenis kelamin : laki-lak

Judul penelitian : Bentuk dan pembuatan Gambus Lunik/Gambu balak lampung di di kab,
Tanggamus

Nama peneliti : Anas Nurhada (Npm 1813045006)

Objek penelitian Budayawan Tanggamus, Pelaku/Pengrajin Gambus

Waktu pekaksanaan Mulai : Bulan Desember Tahun2020

Berakhir : Bulan Mei Tahun 2021

Lokasi penelitian kabupaten Tanggamus

Anda mungkin juga menyukai