Anda di halaman 1dari 7

SUKU BANGSA DAERAH LAMPUNG

Suku Lampung  atau yang biasa disebut dalam bahasa Lampung Api:  , terj. har. Jamma Lappung adalah
suku bangsa yang berasal dari Provinsi Lampung yang berada pada bagian ujung selatan pulau Sumatra. Pada awal
mulanya, suku Lampung berdiam di tengkuk Gunung Pesagi.[2] Selain di Provinsi Lampung, suku Lampung juga sebagian
tersebar di provinsi Sumatra Selatan bagian selatan dan tengah seperti daerah Martapura, Muaradua di daerah Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan, sebagian kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, sebagian Ogan Komering Ilir, sekitar danau
Ranau di dekat perbatasan Lampung dan provinsi Sumatra Selatan, sebagian didaerah Merpas Nasal Kaur, Kabupaten
Kaur di sebelah selatan Bengkulu, serta juga terdapat di daerah Desa Cikoneng, Kabupaten Serang yang disebut
sebagai suku Lampung Cikoneng, serta di pesisir barat Banten dan Kota Cilegon. Tidak hanya tersebar di kota Bandar
Lampung, suku Lampung juga tersebar di wilayah-wilayah perkotaan besar lainnya seperti wilayah Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Kota Palembang, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Karawang, Kota
Bengkulu dan Kota Bandung

Siger (Lampung: , sigoʁ, sigokh) adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna
emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger dibuat dari lempengan tembaga,
kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warna emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku
Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya.

SEJARAH:
Sebagaimana asal-usul masyarakat Suku Bangsa Indonesia yang lain. Suku Bangsa Lampung merupakan bagian dari
bangsa Austronesia yang leluhurnya diperkirakan berasal dari kepulauan Formosa yang bermigrasi ke Kepulauan Filipina,
Sumatra Bagian Pesisir Utara, Sulawesi, Kalimantan dan kemudian berakhir di Selatan Sumatera. Dalam studi bahasa
yang pernah dilakukan, Etnis Lampung memiliki akar kesamaan bahasa dengan masyarakat tradisional Puyuma di
kepulauan FormosaBeberapa catatan sejarah dari Tiongkok menuliskan, bahwa pada abad ke VII masyarakat telah
membicarakan suatu wilayah didaerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan yang disebut To-Lang Po-
Hwang, To berarti orang dan Lang-Po-Hwang adalah Lampung. Menunjukan bukti bahwa telah datang kenegeri
Tiongkok, utusan dari masyarakat lemah Lampung pada abad ke VII. Dalam kronik Taiping Huanyu Ji yang ditulis oleh
Yue-Shi dari abad ke X, lebih jelas lagi disebutkan nama-nama negeri di kawasan Nan-hai (Laut Selatan), antara lain dua
buah negeri yang disebutkan berurutan: To-lang dan Po-hwang. Negeri To-lang hanya disebut satu kali. Tetapi negeri
Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini telah mengirim utusan ke negeri Tiongkok pada tahun 442, 449, 451,
459, 464 dan 466.Prof. Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris, 1918, hal. 477,
berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama: To-lang-po-hwang, lalu negeri itu dilokasikan Ferrand di
daerah Tulangbawang, Lampung. Prof. Dr. Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka, dalam bukunya Riwajat Indonesia
I,Jajasan Pembangunan, Djakarta, 1952, hal. 25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan Tulangbawang, meskipun
anggapan itu semata-mata karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Tiongkok.
ADAT ISTIADAT:
Masyarakat Adat Lampung terdiri atas dua sistem Pemerintahan Adat yakni Masyarakat Komunitas Adat Budaya
Lampung Saibatin (Peminggir/Pesisir) dan Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun/Pedalaman).
Dengan penjelasan sebagai berikut:

Masyarakat Komunitas Adat dan Budaya Lampung Saibatin


Masyarakat Komunitas Adat Budaya Saibatin dari dahulu hingga saat ini dinamakan Masyarakat Adat
Lampung Peminggir (Pesisir). Karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan
dan barat lampung. Beberapa kepaksian serta kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan
adat Saibatin antara lain: Bandar Lima Way Lima, Bandar Enom Semaka, untuk di Kerajaan Adat
Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong, Kepaksian Nyerupa, Paksi Buay Belunguh, Paksi Buay
Bejalan Diway, Marga dari pada empat Kepaksian tersebut adalah Marga Ulu Krui, Marga Way Sindi,
Marga Tenumbang, Marga Pugung Tampak, Marga Pugung Malaya, Marga Pidada, Marga Pasakh
Krui, Marga Ngakhas, Marga Ngambukh, Marga La'ai, Marga Bengkunat, Marga Belimbing, Marga
Bandakh, Marga Pulau Pisang, Pembesar Adat Jamma Balak Suku Marga Kabupaten Tanggamus,
Pembesar Adat Jamma Balak Suku Marga Kabupaten Pringsewu, Pesumbaian 17 Pesawaran,
Saibatin Marga Way Handak Lampung Selatan, Marga Balak, Marga Lunik, Marga Bumi
Waras, Melinting Tiyuh Pitu, Marga Lima Way Handak, Enom Belas Marga Krui, Pitu Kepuhyangan
Komering, Telu Marga Ranau dan Cikoneng Pak Pekon

Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun)


Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang atau yang sering kali juga dinamakan
Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Pepadun berdiam didaerah pedalaman Lampung. Beberapa
kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan budaya Penyimbang antara lain : Abung Siwo
Mego, Mego Pak Tulangbawang, Pubian Telu Suku, Buway Lima Way Kanan dan Bunga Mayang
Sungkay, Marga melinting peminggir, Marga teluk peminggir, Marga pemanggilan peminggir, Marga
rebang semendo

PEDOMAN HIDUP SUKU LAMPUNG PESISIR(Saibatin):

 Tujuh Pedoman Hidup Suku Bangsa Lampung:

1.Berani menghadapi tantangan:mak nyerai ki mak karai,mak nyedor ki mak bador

2.Teguh pendirian:ratong banjir mak kisir,ratong barak mak kirak

3.Tekun dalam meraih cita-cita:asal:asal mak lesa tilah ya pegai,asal mak jera tilah ya kelai

4.Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama:pak huma pak sapu,pak jelma
pak semapu.sepuluh pandai sebelas ngulih-ngulih<sepuluh tawai sebelas milih-pilih

5.Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan:wat andah wat padah,repa ulah
riya ulih

6.Mengutamakan persatuan dan kekomapakan:dang langkang dang nyapang,mari pekon mak


ranggang,dang punggah dang lucah,mari pekon mak belas

7.Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah:wayni dang rubok,iwani dapok


FALSAFAH HIDUP SUKU LAMPUNG PEDALAMAN(PEDAPUN):
 Falsafah Hidup Suku Bangsa Lampung termaktub dalam ajaran Piil
Pesenggiri, yaitu:

1.Pesenggiri,mengandung ajaran:tidak mudah menyerah,tidak mengenal takut dan pantang


mundur dalam menghadapi tantangan yang dating didalam kehidupan.keberian adalah merupakan
bagian dari harga diri

2.Juluk-adok,mengandung ajaran:Selalu menggunakan nama-nama panggilan yang baik


terhadap diri sendiri maupun orang lain.panggilan yang baik bukan saja membuat orang lain
terhormat,tetapi juga menunjukkan diri yang terhormat

3.Nemuy-Nyimah Nemuy-Nyimah, mengandung ajaran: Senang berkunjung dan dikunjungi dengan


sikap yang ramah dan pemurah. Berkunjung dan dikunjungi bagian dari sikap saling menghormati.

4. Nengah-Nyappur, mengandung ajaran: Selalu bergaul ditengah masyarakat. Memperluas


hubungan persahabatan dan kekeluargaan dengan semua orang

5. Sakay-Sambayan, mengandung ajaran: Senang tolong-menolong dan bergotong-royong dalam


hubungan persaudaraan dan kekeluargaan. Sehingga persoalan bersama dapat diselesaikan pula
secara bersama-sama.

BAHASA LAMPUNG:
Bahasa Lampung, adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Bangsa Lampung yang
berada di Provinsi Lampung, selatan Sumatera Selatan, selatan Bengkulu dan pantai
barat Banten. Berdasarkan pemetaan bahasa. Bahasa Lampung memiliki Dua Sub-Dialek yaitu
Sub-Dialek A dan Sub-Dialek O yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sub-Dialek A (api) dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain: Sekala


Brak, Bandar Enom Semaka, Bandar Lima Way Lima, Melinting Tiyuh Pitu, Saibatin Marga Ulu
Krui, Saibatin Marga Way Sindi, Marga Tenumbang, Marga Pugung Tampak, Marga Pugung
Malaya, Marga Pidada, Marga Pasakh Krui, Marga Ngakhas, Marga Ngambukh, Marga La'ai,
Marga Bengkunat, Marga Belimbing, Marga Bandakh, Marga Pulau Pisang, Pembesar Adat
Jamma Balak Saibatin Suku Marga Kabupaten Tanggamus, Pembesar Adat Jamma Balak
Saibatin Suku Marga Kabupaten Pringsewu, Pesumbaian 17 Pesawaran, Saibatin Marga Way
Handak Lampung Selatan, Marga Balak, Marga Lunik, Marga Bumi Waras, Marga Lima Way
Handak, Enom Belas Marga Krui, Pitu Kepuhyangan Komering, Telu Marga Ranau, Cikoneng
Pak Pekon, Pubian Telu Suku, Buway Lima Way Kanan dan Bunga Mayang Sungkay

Sementara Sub-Dialek O (nyow) dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara


lain : Abung Siwo Mego dan Mego Pak Tulangbawang Marga melinting peminggir, Marga teluk
peminggir, Marga pemanggilan peminggir, Marga rebang semendo.

MARGA LAMPUNG:
 Masyarakat Lampung terdiri atas 4 Kepaksian dan 83 kemargaan yang terhimpun dalam
kemargaan dan kebuwayan, tersebut antara lain:
Bandar Lima Way Lima
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

 Marga Seputih
 Marga Sebadak
 Marga Selimau
 Marga Sepekhtiwi/Sepertiwi
 Marga Sekelumbayan
Marga Teluk Peminggir
Terdiri atas beberapa marga antara lain

 Teluk Betung
 Sabu Menunggu
 Retai
 Punduh
 Pugung
 Pubian (Nuwat)
Marga Pemanggilan Peminggir
Terdiri atas beberapa marga antara lain

 Badak
 Putih
 Limau
 Kelumbaian
 Pertiwi
 Putih Doh
 Talang Padang Pesisir (Gunung Alif)
 Buay Belunguh
 Bunawang
 Way Ngarip Semang
 Pematang Sawah
Marga Abung (Federasi Abung Siwo Migo)
Terdiri atas beberapa marga antara lain

 Marga Selawai Kunang


 Buay Nyunyai
 Subing (Lebuan)
 Sukadana
 Unyi Way Seputih
 Subing
 Buay Buliuk
 Buay Nyerupa
 Anak Tuha
 Buay Unyi
Marga Rebang Semendo
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

 Rebang Pugung
 Rebang Seputih dan Kasui
Masyarakat /Marga Jelma D oya (Federasi Buay Lima Way Kanan)
Terdiri atas beberapa Buay/marga antara lain:

 Buay Bungamayang
 Buay Berdatu
 Buay Semenguk
 Buay Pemuka Pengiran Udik
 Way Tuba
 Buay Bahuga
 Buay Pemuka Pengiran
 Buay Berasakti
 Buay Pemuka Pengiran Ilir
 Buay Pemuka Bangsa Raja
Masyarakat Marga Melinting
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

 Jabung
 Melinting
 Sekampung
Masyarakat Marga Tulang Bawang (Federasi Mego Pak Tulang
Bawang)
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

 Mesuji Lampung
 Buay Bulan Udik
 Tegamoan
 Suai Umpu
 Buay Bulan Ilir
 Aji
Kepaksian Pernong Sekala Brak
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

 Marga Buay Kenyangan


 Marga Suoh
 Marga Way Sindi
 Marga La'ai
 Marga Bandakh
 Marga Pedada
 Marga Ulu Krui/Gunung Kemala
 Marga Way Napal
 Marga Tenumbang
 Marga Bengkunat
Paksi Buay Belunguh
Terdiri atas beberapa marga antara lain:

 Marga Way Tenong


 Marga Ngambur
 Marga Ngaras
 Marga Belimbing
Paksi Buay Bejalan Diway
Terdiri atas beberapa marga antara lain:
 Marga Pugung Penengahan
 Marga Pugung Malaya
 Marga Pugung Tampak
 Marga Pulau Pisang
Kepaksian Nyerupa
 Marga Liwa
 Marga Sukau
 Pasar Krui. Catetan : Marga Pasar Krui berdiri sendiri di bawah kemargaan Bengkulu.

TOKOH LAMPUNG:
 ABURIZAL BAKRIE
Ir. H. Aburizal Bakrie, yang juga akrab dipanggil Bakrie, Ical, atau ARB (lahir 15 November
1946), adalah pengusaha Indonesia yang pernah menjabat Ketua Umum Partai Golkar sejak 9
Oktober 2009.

 EDWARD SYAH PERNONG


Brigjen Pol. (Purn.) Drs. Edward Syah Pernong, S.H., M.H. (lahir 27 Januari 1958) adalah seorang
perwira tinggi Polri yang sejak 31 Desember 2015 dimutasi sebagai Pati Yanma Kapolri (dalam rangka
pension
 BAGIR MANAN
Prof. Dr. H. Bagir Manan, SH, MCL. (lahir 6 Oktober 1941) adalah Ketua Dewan Pers Indonesia, yang
sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia periode 2001—
2008.[1] Menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Bandung (UNISBA) periode 1985—1986 dan 2000
—2001. Ia juga merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Tata Negara Universitas
Padjadjaran (Unpad) Bandung.
Pada Februari 2010, Bagir terpilih sebagai ketua Dewan Pers Indonesia periode 2010–2013.
[2]
 Selanjutnya pada 3 April 2013, melalui rapat pleno sembilan anggota Dewan Pers periode 2013–2016
di Jakarta, secara aklamasi memilih Bagir Manan kembali menjadi ketua, ia didampingi Margiono
sebagai wakil ketua.

 ERICK THOHIR
H. Erick Thohir, B.A., M.B.A. (lahir 30 Mei 1970) adalah pengusaha dan filantropis Indonesia. Ia kini
menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia ke-9 Kabinet Indonesia Maju yang
dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Oktober 2019. Sejak 23 Januari 2021, Erick ditetapkan
sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2021 – 2024.
Sebelum menjadi menteri, Erick Thohir merupakan seorang pengusaha dan pendiri Mahaka
Group yang merupakan perusahaan induk dari perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media
dan entertainment.
Berbagai unit usaha Mahaka seperti di bidang penyiaran (PT Mahaka Radio Integra Tbk), stasiun
televisi (Jak TV), media luar ruang (Mahaka Advertising), media cetak (Harian Republika, Golf Digest),
pemesanan dan penjualan tiket digital (Rajakarcis.com), dan berbagai perusahaan lainnya yang
bergerak di bisnis olahraga dan hiburan

Anda mungkin juga menyukai