Anda di halaman 1dari 16

Suku Lampung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Etnis Lampung yang biasa disebut


(Ulun Lampung, Orang Lampung) secara
tradisional geografis adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan sebagian
provinsi Sumatera Selatan bagian selatan dan tengah yang menempati daerah Martapura,
Muaradua di Komering Ulu, Kayu Agung, Tanjung Raja di Komering Ilir, Merpas di sebelah
selatan Bengkulu serta Cikoneng di pantai barat Banten.

Pengantin dari suku Lampung. Kedua Mempelai merupakan Pengantin dari Suku Lampung
MargaSungkai Bungamayang. Siger adalah Mahkota Wanita Pengantin Suku Lampung yang sangat
umum digunakan.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Asal usul

2 Adat-istiadat
o

2.1 Masyarakat adat Lampung Saibatin

2.2 Masyarakat adat Lampung Pepadun

3 Falsafah Hidup Ulun Lampung

4 Bahasa Lampung

5 Aksara Lampung

6 Marga di Lampung

7 Sastra

8 Tokoh Tokoh Suku Lampung

9 Referensi

10 Pranala luar

11 Lihat pula

Asal usul[sunting | sunting sumber]


Asal-usul ulun Lampung (orang Lampung) erat kaitannya dengan istilah Lampung sendiri. Pada
abad ke VII orang di negeri Cina sudah membicarakan suatu wilayah didaerah Selatan (Namphang)
dimana terdapat kerajaan yang disebut Tolang Pohwang, To berarti orang dan Lang Pohwang
adalah Lampung. nama Tolang, Pohwang berarti orang Lampung atau utusan dari Lampung
yang datang dari negeri Cina sampai abad ke 7.Terdapat bukti kuat bahwa Lampung merupakan
bagian dari Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan menguasai sebagian wilayah Asia
Tenggara termasuk Lampung dan berjaya hingga abad ke-11.
Dalam kronik Tai-ping-huan-yu-chi dari abad kelima Masehi, disebutkan nama-nama negeri di
kawasan Nan-hai (Laut Selatan), antara lain dua buah negeri yang disebutkan berurutan: Tolang dan Po-hwang. Negeri To-lang hanya disebut satu kali, tetapi negeri Po-hwang cukup banyak
disebut, sebab negeri ini mengirimkan utusan ke negeri Cina tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan
466. Prof. Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris, 1918,
hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama: To-lang-po-hwang, lalu
negeri itu dilokasikan Ferrand di daerah Tulangbawang, Lampung.
Prof. Purbatjaraka, dalam bukunya Riwajat Indonesia I,Jajasan Pembangunan, Djakarta, 1952, hal.
25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan Tulangbawang, meskipun diingatkannya bahwa
anggapan itu semata-mata karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Cina.

Adat-istiadat[sunting | sunting sumber]


Masyarakat adat Lampung Saibatin[sunting | sunting sumber]
Masyarakat Adat Lampung Saibatin mendiami wilayah adat: Labuhan Maringgai, Pugung, Jabung,
Way Jepara, Kalianda, Raja Basa, Teluk Betung, Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Lima, Talang
Padang, Kota Agung, Semaka, Suoh, Sekincau, Batu Brak, Belalau, Liwa, Pesisir Krui, Ranau,
Martapura, Muara Dua, Kayu Agung, empat kota ini ada di Provinsi Sumatera Selatan, Cikoneng di
Pantai Banten dan bahkan Merpas di Selatan Bengkulu. Masyarakat Adat Saibatin seringkali juga
dinamakan Lampung Pesisir karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan
dan barat lampung, masing masing terdiri dari:

Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat)

Bandar Enom Semaka (Tanggamus)

Bandar Lima Way Lima (Pesawaran)

Melinting Tiyuh Pitu (Lampung Timur)

Marga Lima Way Handak (Lampung Selatan)

Pitu Kepuhyangan Komering (Provinsi Sumatera Selatan)

Telu Marga Ranau (Provinsi Sumatera Selatan)

Enom Belas Marga Krui (Pesisir Barat)

Cikoneng Pak Pekon (Provinsi Banten)

Masyarakat adat Lampung Pepadun[sunting | sunting sumber]


Masyarakat beradat Pepadun/Pedalaman terdiri dari:

Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai,
Nyerupa). Masyarakat Abung mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana,
Labuhan Maringgai, Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi.

Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan).
Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala, Mesuji, Panaragan,
dan Wiralaga.

Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau
Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi). Masyarakat Pubian mendiami
delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang
Ratu, Gedungtataan, dan Pugung.

WayKanan Buway Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima
keturunan Raja Tijang Jungur). Masyarakat Way Kanan mendiami wilayah adat: Negeri Besar,
Pakuan Ratu, Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan Kasui.

Sungkay Bunga Mayang (Semenguk, Harrayap, Liwa, Selembasi, Indor Gajah, Perja,
Debintang)Masyarakat Sungkay Bunga Mayang menempati wilayah adat: Sungkay, Bunga
Mayang, Ketapang dan Negara Ratu.

Falsafah Hidup Ulun Lampung[sunting | sunting sumber]


Falsafah Hidup Ulun Lampung termaktub dalam kitab Kuntara Raja Niti, yaitu:

Piil-Pusanggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri)

Juluk-Adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya)

Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu)

Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis)

Sakai-Sambaian (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya)

Sifat-sifat di atas dilambangkan dengan lima kembang penghias sigor pada lambang Provinsi
Lampung.
Sifat-sifat orang Lampung tersebut juga diungkapkan dalam adi-adi (pantun):
Tandani ulun Lampung, wat piil-pusanggiri
Mulia heno sehitung, wat liom ghega dighi
Juluk-adok gham pegung, nemui-nyimah muaghi
Nengah-nyampugh mak ngungkung, sakai-Sambaian gawi.

Bahasa Lampung[sunting | sunting sumber]


Artikel Lengkap di Bahasa Lampung
Bahasa Lampung, adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung di Provinsi
Lampung, selatan palembang dan pantai barat Banten.
Bahasa ini termasuk cabang Sundik, dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia barat dan dengan ini
masih dekat berkerabat dengan bahasa Melayu , dan sebagainya.
Berdasarkan peta bahasa, Bahasa Lampung memiliki dua subdilek. Pertama, dialek A (api) yang
dipakai oleh ulun Sekala Brak, Melinting Maringgai, Darah Putih Rajabasa, Balau Telukbetung,
Semaka Kota Agung, Pesisir Krui, Ranau, Komering dan Daya (yang beradat Lampung Saibatin),
serta Way Kanan, Sungkai, dan Pubian (yang beradat Lampung Pepadun). Kedua, subdialek O
(nyo) yang dipakai oleh ulun Abung dan Tulangbawang (yang beradat Lampung Pepadun).
Dr Van Royen mengklasifikasikan Bahasa Lampung dalam Dua Sub Dialek, yaitu Dialek Belalau
atau Dialek Api dan Dialek Abung atau Nyow.

Aksara Lampung[sunting | sunting sumber]


Artikel Lengkap di Aksara Lampung
Aksara lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki
hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata
yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di
baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris
depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama
tersendiri.
Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung
memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis.
Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga
terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan
dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.
Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno
jauh lebih kompleks. Sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal

sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari
penyempurnaan tersebut.

Marga di Lampung

Marga di Lampung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.


Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari sumber yang
terpercaya.
Tag ini diberikan pada Desember 2013

Lampung mengenal marga-marga yang mulanya bersifat geneologis-territorial. Tapi, tahun 1928,
pemerintah Belanda menetapkan perubahan marga-marga geneologi-teritorial menjadi margamarga teritorial-genealogis, dengan penentuan batas-batas daerah masing-masing.
Setiap marga dipimpin oleh seorang kepala marga atas dasar pemilihan oleh dan dari punyimbangpunyimbang yang bersangkutan. Demikian pula, kepala-kepala kampung ditetapkan berdasarkan
hasil pemilihan oleh dan dari para punyimbang.
Di seluruh keresidenan Lampung, terdapat marga-marga teritorial sebagai berikut:

N Nama
o. Marga

Kecamat
an
Berada
sekaran
t
g

Berbahasa(Dialek)

Peming
Labuhan
Melintin
gir
1.
Maringg
A (api)
g
Melinti
ai
ng

2. Jabung

3.

Jabung

Sekamp
idem
ung

4. Ratu

Dataran
Ratu

idem

idem

idem

idem

Peming
gir
idem
Darah
Putih

5. Dataran idem

idem

idem

Raja
Raja
6. Basa
Basa
(Pesisir)

Peming
idem
gir

7.

Ketibun Way
idem
g
Ketibung

8.

Peming
Telukbet Telukbet
gir
idem
ung
ung
Teluk

idem

Sabu
Padangce
9. Manang
idem
rmin
a

idem

1
Ratai
0.

idem

idem

idem

1
Punduh
1.

idem

idem

idem

1
Pedada
2.

idem

idem

idem

1
Badak
3.

Peming
gir
Cukuhba Peman
idem
lak
ggilan
(Semak
a)

1 Putih

idem

idem

idem

4. Doh

1 Limau
5. Doh

idem

idem

idem

1 Kelumb
idem
6. ayan

idem

idem

1
Pertiwi
7.

idem

idem

idem

1
Limau
8.

Talangpa
idem
dang

idem

1 Gunung
idem
9. alip

2
Putih
0.

idem

idem

Kedondo
idem
ng

idem

2
Kotaagu
Beluguh
1.
ng

idem

idem

2 Benawa
idem
2. ng

idem

idem

2 Pematan
idem
3. g Sawah

idem

idem

2 Ngarip Wonosob idem


4. Semuon o
g

idem

2 Buay Abu Pepa O


2 Bua Kotab Pepa O
5. Koen ng dun (ny 6. y
umi dun (ny
ang Kun
ow)
Nun
ou)
ang
yai

(Abu
ng)

2 Buay
7. Unyi

Gunungs
idem
ugih

idem

2 Buay
7. Subing

Terbangg
idem
i

idem

2 Buay
8. Nuban

Sukadan
idem
a

idem

2 Buay
Terbangg
idem
9. Beliyuk i

idem

3 BuayNy Gunungs
idem
0. erupa
ugih

idem

3
Selagai
1.

Abung
Barat

idem

idem

3 Anak
2. Tuha

Padangra
idem
tu

idem

3 Sukadan Sukadan
idem
3. a
a

idem

Labuan
Maringg idem
ai

idem

Seputihb idem

idem

3 Subing
4. Labuan

3 Unyi
5. Way

Seputih

anyak

3 Gedong Sukadan
idem
6. wani
a

idem

Buay
3
Bolan
7.
Udik

Karta
(Tulangb
awang
Udik)

3 Buay
8. Bolan

Menggal
idem
a

idem

Buay
Tulangba
3
Tegamo wang
idem
9.
an
Tengah

idem

4 Buay
0. Aji

Tulangba
wang
idem
Tengah

idem

4 Buay
1. Umpu

Tulangba
wang
idem
Tengah

idem

Buay
4 Pemuka Negeri
3. Bangsa Besar
Raja

Pepadu
n
idem
(Megou
-pak)

Pepadu
A (api)
n

Buay
4 Pemuka Pakuonra
idem
4. Pangera tu
n Ilir

idem

Buay
4 Pemuka Pakuonra
idem
5. Pangera tu
n Udik

idem

Buay
Belamba
4 Pemuka
ngan
idem
6. Pangera
Umpu
n Tuha

idem

Bahuga
(Bumiag idem
ung)

idem

Buay
Belamba
4
Semeng ngan
idem
8.
uk
Umpu

idem

Buay
4
Baradat
9.
u

idem

4 Buay
7. Bahuga

Baradatu idem

Pepadu
5 Bungam Negarara n
idem
0. ayang
tu
(Sungk
ai)

5
Balau
1.

Kedaton

idem

idem

5 Merak2. Batin

Natar

idem

idem

5
Pugung
3.

Pagelara
idem
n

idem

5 Pubian
4. (Nuat)

Padangra
idem
tu

idem

5 Teginen Teginene
idem
5. eng
ng

idem

5 Way
6. Semah

Gedongt
idem
ataan

idem

5 Rebang
7. Pugung

Talangpa Semen
dang
de

Sumatera
Selatan

5 Rebang
8. Kasui

Kasui

idem

idem

5 Rebang
9. Seputih

Tanjungr
idem
aya

idem

6 Way
0. Tube

Bahuga

Ogan

idem

6
Mesuji
1.

Wiralaga

Pegaga
idem
n

Buay
6
Belungu Belalau
2.
h

Peming
gir
A (api)
(Belala
u)

Buay
6
Kenyan Batubrak idem
3.
gan

idem

6 Kembah
Batubrak idem
4. ang

idem

6
Sukau
5.

Sukau

idem

idem

6
Liwa
6.

Balik
Bukit
Liwa

idem

idem

6
Suoh
7.

Suoh

idem

idem

6 Way
8. Sindi

Karya
Penggaw idem
a

idem

6
La'ai
9.

Karya
Penggaw idem
a

idem

7
Bandar
0.

Karya
Penggaw idem
a

idem

7
Pedada
1.

Pesisir
Tengah

idem

idem

7 Ulu
2. Krui

Pesisir
Tengah

idem

idem

7 Pasar
3. Krui

Pesisir
Tengah

idem

idem

7 Way
4. Napal

Pesisir
Selatan

idem

idem

7 Tenumb Pesisir
5. ang
Selatan

idem

idem

7 Ngambu Bengkun
idem
6. r
at

idem

7
Ngaras
7.

Bengkun
idem
at

idem

7 Bengku Bengkun
idem
8. nat
at

idem

7 Belimbi Bengkun
idem
9. ng
at

idem

Pugung
8
Pesisir
Penenga
0.
Utara
han

idem

idem

8 Pugung
1. Melaya

idem

idem

8 Pugung Pesisir
2. Tampak- Utara

idem

idem

8 Pulau
3. Pisang

idem

idem

Lemong

Pesisir
Utara

8 Way
4. Tenong

Way
Tenong

Semen
do

Sumatera
Selatan

Susunan marga-marga territorial yang berdasarkan keturunan kerabat tersebut, pada masa
kekuasaan Jepang sampai masa kemerdekaan pada tahun 1952 dihapus dan dijadikan bentuk
pemerintahan negeri. Sejak tahun 1970, nampak susunan negeri sebagai persiapan persiapan
pemerintahan daerah tingkat III tidak lagi diaktifkan, sehingga sekarang kecamatan langsung
mengurus pekon-pekon/kampung/desa sebagai bawahannya.

Sastra[sunting | sunting sumber]


Artikel Lengkap di Sastra Lampung

Tokoh Tokoh Suku Lampung[sunting | sunting sumber]


Negarawan dan Politisi:

Alamsjah Ratoe Perwiranegara

Aburizal Bakrie

Ryamizard Ryacudu

Alzier Dianis Tabranie

Bagir Manan

Tursandi Alwi

Siti Nurbaya

Edward Syah Pernong

Praktisi dan Profesional:

Henry Yosodiningrat

Andi Arief

Julian Aldrin Pasha

Seniman dan Budayawan:

Anshori Djausal

Hila Hambala

Andi Ahmad Sampurna Jaya

Firman Al Hakim (Gitaris Terbaik Lampung)

Iwan Nudaya Djafar

Akademisi dan Tokoh Pendidikan:

A. Effendi Sanusi

Irfan Anshori

Hilman Hadikusuma

Wahyu Dani

Wartawan dan Jurnalis:

Bambang Eka Wijaya

Isbedy Stiawan ZS

Oyos Saroso HN

Udo Z. Karzi

Pahlawan Pejuang Kemerdekaan:

Radin Inten II [Keratuan Darah Putih]

Pangeran Abdul Malik [Krui]

Pangeran Siagul Agul [Krui]

Batin Mangunang [Semaka]

Djafar Husein

Anda mungkin juga menyukai