Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Karakteristik Informan

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada tahun 1970, tujuan pengusaha profesional Indonesia: Ir. Ismail Sofyan, Ir.

Budi Brasali, Drs Budiman Kusika, H. Subagdja Prawata, Ir. Soekrisman, Ir. H.

Secakusuma dan Ir. Ciputra sebagai pemimpin, bekerja sama membentuk sebuh

perusahaan PT Metropolitan Development (MD). Ketujuh pendiri ini memiliki visi

yang sama akan masa depan.

Berjalannya waktu MD berkembang sangat pesat di berbagai bidang dan menjadi

pemain yang aktif dalam dinamika pertumbuhan ibukota Indonesia pada saat itu. MD

telah melahirkan banyak perusahaan besar pada masa kini, salah satunya adalah PT

Metropolitan Land Tbk (Metland). Cikal bakal Metland merupakan bagian dari kisah

sukses MD.

PT. Metropolitan Land Tbk. (Metland) dibentuk pada tanggal 16 Februari 1994

dan mulai beroprasi pada tanggal 28 Oktober 1994. Sejak berdirinya Metland fokus

pada bisnis pengembangan perumahan dan bangunan komersial. Kesuksesan Metland

hari ini tidak lain adalah karena kepuasan konsumen, produk-produk berkualitas,

manajemen yang profesional serta terjalinnya kerjasama yang baik di lingkungan anak

perusahan dan mitra bisnisnya. Sejak tahun 2004 perusahaan investasi Singapura yaitu

Reco Newtown Pte.Ltd bergabung dalam perseroan, ini merupakan fakta bahwa

meningkatnya kepercayaan diri para Stakeholder. Di Tahun yang sama Metland


memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000, sebuah pengakuan resmi atas sistem manajemen

mutu yang telah sesuai dengan standar internasional.

a. Nama Perusahaan : PT Metropolitan Land Tbk

b. Tanggal Pendirian : 16 Februari 1994

c. Alamat : Jl. Kota Taman Metropolitan No.17 B,

Cileungsi, Kec. Cileungsi, Bogor, Jawa Barat

d. Email : corpsec@metropolitanland.com

e. Telp : +6221 2808 7777

f. Fax : +6221 2808 5555

g. Web : www.metropolitanland.com

Metland Transyogi Cileungsi, Bogor adalah salah satu proyek perumahan yang

dikembangkan oleh Metland, perusahaan pengembang propeti yang telah beroperasi di

Indonesia selama bertahun-tahun. Berlokasi di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat, perumahan ini menawarkan konsep hunian modern dengan berbagai fasilitas dan

kenyamanan bagi penghuninya.

Lokasi dan Aksesibilitas, Metland Transyogi Cileungsi memiliki lokasi strategis

yang berada di dekat pusat-pusat kegiatan dan fasilitas penting di Kabupaten Bogor.

Keberadaan perumahan ini memberikan akses mudah ke jalan utama dan transportasi

publik, memudahkan penghuni untuk bergerak menuju pusat kota, pusat perbelanjaan,

sekolah, dan fasilitas umum lainnya.

Tipe Hunian, Perumahan Metland Transyogi Cileungsi menyediakan berbagai

tipe hunian yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi beragam keluarga. Tipe

hunian yang ditawarkan mungkin meliputi rumah tampak (landed houses) dengan
berbagai ukuran dan fasilitas. Setiap hunian dirancang untuk memenuhi standar

kenyamanan dan kepraktisan, dengan perhatian pada desain yang modern.

Fasilitasn dan Layanan, proyek ini kemungkinan menawarkan beragam fasilitas

dan layanan untuk kenyamanan dan kebutuhan penghuni. Fasilitas yang mungkin ada di

Metland Transyogi Cileungsi termasuk taman-taman hijau, area bermain anak, pusat

komersial, sarana olahraga, area rekreasi, dan area pertemuan. Lingkungan yang

nyaman dan teratur dapat membrtikan suasana yang baik bagi keluarga dan komunitas.

Keamanan dan kebersihan adalah prioritas penting di perumahan Metland

Transyogi Cileungsi. Pihak pengembang kemungkinan menyediakan sistem keamanan

24 jam, pagar keliling, serta manajer pengelolaan lingkungan untuk memastikan

suasana yang aman dan nyaman bagi penghuni.

Dengan mempertimbangkan perkembangan berkelanjutan dan integrasi dengan

lingkungan sekitar, Metland Transyogi Cileungsi mungkin juga menerapkan prinsip-

prinsip ramah lingkungan dalam desain dan operasionalnya.

4.1.2 Gambaran Umum Informan

Informan pertama - Ibu Wagiyah Esperanca


Ibu Wagiyah Esperanca, lahir pada tanggal 23 Maret 1980, sekarang sudah

menginjak umur 43 tahun, asal Kebumen. Wagiyah merupakan Ibu dan Istri dari

suami (alm.) Emilio Amaral yang berasal dari Timor Leste

Informan kedua – Bernatds Amaral

Bernatds atau bisa dipanggil nat, lahir pada tanggal 26 Desember 2000,

sekarang sudah menginjak umur 23 tahun. Bernardts merupakan anak pertama dari

pasangan (alm.) Emilio Amaral dan Wagiyah Esperancah


Informan ketiga - Sirilus Amaral

Sirilus Amaral atau biasa dipanggil dengan sebutan iyus, lahir pada tanggal 18

Maret 2004 dan sekarang sudah menginjak umur 19 tahun. Sirilus merupakan anak

kedua dari pasangan (alm.) Emilio Amaral dan Wagiyah Esperancah.

Informan ke-empat - Edoardo Amaral

Edoardo Amaral atau biasa dipanggil dengan dodo, lahir pada tanggal 08

Agustus 2005 dan sekarang sudah menginjak umur 18 tahun. Edoardo merupakan anak

ketiga dari pasangan (alm.) Emilio Amaral dan Wagiyah Esperancah. Edo sendiri

merupakan pelajar di SMA Widiya Kusuma sudah menginjak tahun akhir di SMA

tersebut.

Informan kelima - Bapak Irwan (Ketua RT)

Bapak Irwan sebagai ketua RT setempat, lahir pada tahun 1975 dan sudah

menginjak umur 48 tahun. Latar belakang pendidikan S1 Ekonomi Akuntansi

Informan ke-enam - Ridwan Firmansyah

Ridwan Firmansyah atau biasa dipanggil dengan awang, lahir pada tanggal - - -

dan sekarang sudah menginjak umur – tahun. Bertempat tinggal di Metland Cileungsi

Blok BC – No. - . pendidikan terakhir yang ditempuh SMA.

Informan ke-tujuh - Ahmad Nur Fajari

Ahmad Nur Fajari atau biasa dipanggil pajar, lahir pada tanggal - - - asal – dan

sekarang sudah menginjak umur – tahun. Pajar merupakan pekerja di salah satu
4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Adaptasi Interaksi Bernardts Bersaudara

Adapatasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan.

Penyesuaian berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga

dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan pribadi. Interaksi

sendiri adalah suatu proses hubungan sosial antar beberapa individu yang bersifat

alami yang individu-individu itu saling mempengaruhi satu sama lain secara

bersamaan. Dan pada penelitian ini peneliti merumuskan beberapa rumusan

penelitian, salah satunya adalah untuk memahami proses Adaptasi Interaksi keluarga

Bernatds bersaudara selaku warga pendatang (non-pribumi) yang tinggal di

kompleks perumahan Metlands Cileungsi, Bogor.

Bernatds bersaudara merupakan tiga orang anak yang berasal Timor Leste,

yang terdiri dari Bernatds Amaral, Sirilus Amaral dan Edoardo Amaral yang

merupakan ketiganya merupakan anak dari pasangan (alm.) Emilio Amaral dan

Wagiyah Esperancah. Bernatds bersaudara ini merupakan keluarga pendatang yang

mayoritas bukan merupakan penduduk asli berdarah Indonesia, yakni keluarga yang

berasal dari Negara Timor Leste, namun sejak tahun 1998 hingga sekarang mereka

sudah resmi menjadi warga negara resmi berkependudukkan Indonesia, terhitung

sejak (alm.) Emilio Amaral dan Wagiyah Esperancah resmi menikah pada tahun

tersebut 1999.

Asal muasal terbentuknya keluarga ini dan mengapa mereka bisa tinggal di

Indonesia, adalah tidak lain dan tidak bukan, di akibatkan karena pada saat itu di

Timor Leste telah terjadi invasi oleh bangsa Portugis. Dan antara tahun 1997/1998

(alm.) Emilio Amaral pada saat itu dibawa ke Indonesia oleh pihak TNI hanya
bersama 1 temannya dari total 70 orang putra Aidabaileten (Nama kampung alm.

Emilio Amaral). Hal ini berdasarkan hasil pernyataan Bernatds sebagai putra kedua

dari (alm.) Emilio Amaral.

“sekitaran tahun 98-an Srul.. soalnya pas invasi Portugal ke timor leste aja.
Bokap gua dibawa naik pesawat Hercules sama pak Prabowo. Jadi diantara
70 orang putra Aidabaileten cuma kepilih 2 orang doing, bokap gua sama
temennya”. (Bernatds, Rabu, 23/08/2023)
Selama kurang lebih 25 tahun, kehidupan Bernatds bersaudara bersama orang

tuanya tidak semerta-merta berjalan mulus. Banyak proses demi proses yang harus

mereka lalui saat menjadi warga pendatang di negeri orang. Sebagai warga pendatang

yang tinggal di Indonesia, pasti pada awal-awal saat proses menetap di suatu daerah,

tak jarang meraka kerap mendapatkan tekanan, persekusi, perlakuan atau kejadian yang

kurang mengenakan, sehingga terkadang harus berpindah dari tempat satu ke tempat

lain. Bisa dibilang, keluarga Bernatds bersaudara ini sudah melewati dan merasakan

berbagai macam pengalaman, pahit, asam manis nya kehidupan selama tinggal dan

menetap di suatu daerah sebagai warga pendatang minoritas.

“Aaa sudah pernah sih ada yang ga enaknya, pernah kejadi begitu waktu
apa ya, ga enaknya waktu itu rumah saya didatengin orang tapi tidak izin
begitu lah tidak lapor dulu sama yang punya rumahnya, langsung masuk
rumah begitu saja, ada sesuatu masalah tapi tidak dilibatkan dengan yang
punya rumah, maksudnya begitu tohh, itu yang tidak nyamanya begitu”.
(Ibu Wagiyah, Sabtu 26/08/2023)
“Pernah, ini mau jawaban jujur apa jawaban boong srul. Oke baiklah, ya
wajar ya namanya juga minoritas, dibilang jangan maen sama orang itu
terus dia itu dari sana gini-gini-gini, bawa pengaruh buruk lah, katanya.
Pandangannya begitu itu ga enak banget sih menurut gua, kemana-mana itu
ngeliat hal-hal kaya begitu itu jadi ngerasa lebih mendingan di timor leste
saja..
Kalo jawaban boong, disuruh maju duluan kalo ada ribut-ribut, ricuh,
gesekan-gesekan antar sekolah, pokonya kalo item dari timur harus maju,
ga tahu ya sudut pandang mereka kaya begitu kali, orang sana kuat-kuat.
Ga semua orang-orang timur itu kuat srul, lu cubit juga sakit srul. Yang ga
enakinn itu doang si”. (Bernatds, Sabtu 26/08/2023)
“Pernah dong hmm, contohnya itu kaya dikatain kulitnya hitam begitu
karna kan gua dari timor yang panasnya itu melebihi Jakarta lah panasnya
deket dari matahari lah, jadi suhunya tinggi. Dikatain kulitnya item
dijauhin kulitnya item katanya kotor”. (Sirilus, Rabu, 23/08/2023)

Bernatds bersaudara saat ini tinggal dan menetap di kompleks Metland Cileungsi,

Bogor sejak tahun 2015 hingga sekarang. Terhitung Bernatds bersaudara sudah tinggal

di Cileungsi kurang lebih selama 8 tahun, dan alasan mengapa kompleks Metland

Cileungsi ini dijadikan pelabuhan terkahir untuk menetap juga karena dirasa kerukunan

antar warga nya terjalin sangat baik sekali, nilai toleransi akan keberagammanya juga

dirasa cukup tinggi.

“Kalau saya pindah kesitu mencari kenyamanan, kenyamanannya karna


apa ya, mungkin karna lingkungan kurang bagus disananya aku cari yang
damai-damai saja, kalau dibekasi itu kan orangnya apasih, eee kalau
dibilang bahasa iri-iri itu apa ya, apa coba, kecemburuan sosial kah
kecemburuan apa itu namanya kalo dibilang belajarnya cemburu toh
maksudnya pendapatan segini, kalian dapat segini cemburu toh,
kecemburuan pendapat ehh kecemburuan apa sih ekonomi eehh, pastinya
ekonomi”. (Ibu Wagiyah, Sabtu 26/08/2023)
Proses adaptasi interaksi yang dilakukan Bernatds bersaudara sendiri terbilang

mudah karena warga di Metland Cileungsi sendiri cukup rukun dan saling berbaur satu

sama lain. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Sirilus dan Wagiyah selaku Ibu dan

sekaligus kepala keluarga, sepeninggal suami (alm.) Emilio Amaral.

“Kalau masalah kesulitan kayanya tidak, orang-orang metland mah baik


semua semua tergantung dari kita juga toh, kita mah disitu biasa saja baik
semua”. (Sirilus, Rabu, 23/08/2023)
“Kalo dari awal saya tinggal metland itu pertama kita saling berbaur
saling rukun, tapi kalo sekarang masih banyak pendatang baru.. pendatang
baru harus adaptasi lagi, begitu kan warga itu kan disitu ada kontrak ada
yang tetap toh, kontrak keluar datang lagi yang baru itu kan kita harus
adaptasi lagi memahami mereka.
Kalau masalah kesulitan kayanya tidak, orang-orang metland mah baik
semua semua tergantung dari kita juga toh, kita mah disitu biasa saja baik
semua”.
(Ibu Wagiyah, Sabtu 26/08/2023)
Bernatds bersaudara juga mengungkapkan meski di awal-awal menetap

mereka kerap mendapatkan tekanan dan kejadian yang kurang mengenakan. Namun

lambat laun akibat seringnya mereka melakukan interaksi dan beradaptasi dengan

lingkungan, warga sekitar sebagai warga asli pribumu. Perlahan sekat pembeda pun

memudar dan akhirnya warga pendatang dan warga pribumi pun membaur dalam

keseragama.

“Ya pasti berbaur toh, semua acara-acara selalu ikut, ada sosial-sosial kita
ikut, pokonya ikut lah, ada kegiatan juga ikut”. (Ibu Wagiyah, Sabtu
26/08/2023)
“Karna gua orangnya suka ngobrol jadi gampang banget buat berbaur
sama teman-teman masyarakat lokal disini. Sejauh ini yang gua kenal itu
baik semua. Ga ada yang terlalu memikirkan gua dari mana keturuan apa,
ras mana, apalah itu. Pokonya semuanya itu baik disini. Itu doang sril”.
(Sirilus, Rabu, 23/08/2023)
Namun meski warga pendatang dan warga pribumi selaku masyarakat

penghuni kompleks perumahan Metland Transyogi membaur dalam keseragaman.

Terkadang terdapat beberapa interaksi yang terjadi tidak terlalu intents atau

komunikasi yang terjalin hanya “seperlunya”. Hal ini serupa dengan pernyataan dari

hasil wawancara terhadap Bernatds dan adiknya Edo.

“Kalo selama di metland jarang ga terlalu aktif lah, Cuma berbaur ya


berbaur. Lebih ke nyapa. Lebih banyak aktif diluar kompleks karna
lingkunganya asik menurut gua di ya diluar metland”. (Bernatds, Sabtu
26/08/2023)
“Tentu sajaa gua berbaur kaya dengan tetangga, misalnya saling nyapa
begitu, Cuma ga kedet banget. Kalau disekolah beda lagi, disekolah gua
lebih aktif untuk berbaur karna adanya kesamaan bahasa, umur, sama joks.”
(Edo, Sabtu 26/08/2023)
Sesuai dengan definisi proses adaptasi interaksi sendiri memungkinkan warga

pendatang untuk terlibat secara lebih aktif dalam kehidupan sosial dan budaya

Indonesia. Dengan memahami norma-norma dan adat sosial masing-masing belah

pihak, toleransi dan pengertian antara bahasa dan budaya yang berbeda yang dimiliki

masing-masing, sehingga diharapkan dapat terjalin komunikasi dan interaksi yang

baik antara pendatang dan pribumi, agar terjalin hubungan yang lebih erat dan

mendalam di dalam keberagaman.

“Selalu rukun, damai, tentram, tidak ada berlawanan masalah omongan ini
ini, maunya saya sih adem adem saja damai-damai. Tidak ada perselisihan,
biasa toh ibu-ibu duduk berselisihan ngomongin ini salah jadi berantam, itu
sudah toh. Masalah kecil dibesar-besarin, kenyamanannya begitu”. (Ibu
Wagiyah, Sabtu 26/08/2023)
“Gua ga ada kesulitan sih bersosialisasi begitu karna ya gua sudah tahu
bahasa disini, logatnya kaya apa, terus bercandaanya kaya bagaimana, jadi
lebih gampang lah kaya berbaur lagi sama masyarakat sekirar, karna
sebelumnya pernah tinggal disini”. (Edo, Rabu, 23/08/2023)
“Ngga, ga pernah karna, karna gua orangnya mudah bergaul. Kaya begitu
sril”. (Sirilus, Rabu, 23/08/2023)

Dalam kesimpulannya, adaptasi interaksi bagi warga pendatang di Indonesia

bukan hanya tentang menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, tetapi juga tentang

membangun kerja sama antar budaya, inklusi sosial, dan pertumbuhan ekonomi. Proses

ini bukan tanpa tantangan, tetapi jika dijalani dengan kesabaran, saling pengertian, dan

semangat terbuka, hasil akhirnya akan menguntungkan baik bagi individu maupun

masyarakat secara keseluruhan.

Penting untuk diingat bahwa proses adaptasi interaksi adalah upaya dua arah

antara warga pendatang dan masyarakat lokal. Dengan saling pengertian, kesediaan

untuk belajar, dan semangat terbuka, proses ini dapat berjalan lebih lancar dan

menghasilkan manfaat bagi semua pihak dalam hal ini adalah Bernatds bersaudara

dengan warga pribumi penghuni kompleks Metland Transyogi, Bogor.


Ketika seseorang mulai melakukan interaksi saat beradaptasi di suatu lingkungan

dengan orang lain, dalam hal ini Bernatds bersaudara dengan warga lokal. Seseorang

akan memperoleh berbagai ide-ide atau gagasan umum mengenai apa yang terjadi, dan

telah dilalui saat dia melakukan proses adaptasi interaksi. Atau yang menurut Teori

Adaptasi oleh Judee Burgon yang disebut sebagai posisi interaksi (interaction position),

yaitu tempat atau titik awal dimana seseorang akan memulai komunikasi. Posisi

interaksi ini ditentukan oleh kombinasi dari tiga faktor yang dinamakan RED, yaitu

singkatan dari requirements (kebutuhan), expectation (harapan), dan desires

(keinginan).

a. Kebutuhan (Requirements)

Kebutuhan adalah apa yang seseorang butuhkan saat berinteraksi. Bisa

berupa kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial. Ini adalah istilah yang digunakan

dalam komunikasi untuk menggambarkan apa yang orang inginkan dalam interaksi,

seperti ingin berhubungan atau memiliki teman. Jadi, kebutuhan adalah apa yang

membuat interaksi kita menjadi lebih baik dan bermakna. Pada posisi interaksi dari

faktor kebutuhan yang dirasakan oleh Sirilus begitu berbeda saat dia berada di Timor

Leste sedangkan Edoardo yang masih berada di bangku SMA memiliki kebutuhan

yang berbeda dengan Sirilus Seperti yang diungkapkan oleh Sirilus dan Edoardo:

“Kebutuhan apa ini, berarti gua jawab yang fisik dulu. Kalo di timor
itu kebutuhannya terbatas kaya air yang keruh, bahan makanan yang
kurang lengkap, pakaian yang berbeda juga. Terus kalau disini
kebutuhan fisik ya pasti bahan makanan lengkap dong karna bisa
kesupermatket, fressmarket, pasar, minumannya juga bersih, tempat
tinggal juga nyaman. Pakaiannya nyaman banget sih. Bahannya beda
sama yang disini, lebih tebel lebih panas juga. Kalau aslinya disana
pakaian yang disana lebih tebel daripada disini.
Kalau ditimor itu kebutuhan psikologisnya jelas berbeda karna orang
timor wataknya lebih keras dan pola pikirnya berbeda. Kaya gaya
bicara dan suasana berbeda. Contohnya pemukiman warga yang
berjauhan, jalanan yang sepi kadang juga banyak binatang lalu lalang
di jalan kaya sapi, kambing, babi, ada anjing juga, uler juga masih
banyak disana, kelinci sama monyet kaya begitu banyak dijalanan itu
banyak banget dijalan. Kalau disini dari segi kebutuhan psikologisnya
ee beda banget ya kaya ngerasa aman, nyaman karna gampang
berinteraksi dan gampang banget dapet teman yang seumuran kalau
disana kan susah kaya banyaknya orang tua, om-om beda umurnya
jauh-jauh sama gua itu beda banget, jadi kaya lebih percaya diri kalau
disini itu berinteraksinya sama lawan jenis juga, karna kan gua tegas
ya, jadi lawan jenis mungkin mudah terpikat sama gua”. (Sirilus,
Rabu, 23/08/2023)
“Tentu saja kaya kebutuhan sekolah begitu, kaya pakaian seragam,
sepatu, karna gua sebelumnya ga bawa perlengkapan kebutuhan
sekolah”.(Edoardo, Rabu 23/08/2023)
Bernatds mengatakan bahwa dia membutuhkan jaringan internet untuk

melakukan berbegai tindakan interaksi yang biasa ia lakukan melalui PC (Personal

Computer) dikarnakan didaerah sebelumnya dia begitu kesulitan mendapatkan

jaringan, dengan adanya WIFI bisa membantu Bernatds melakukan beberapa

kegiatan interaksinya dan juga Bernatds merasa begitu membutuhkan kendaraan

untuk berpergian.

“Kebutuhan..?? kebutuhan utamaa, kalo benda bisa ga sih srul.


Kebutuhan maksud gua yang bersifat benda begitu, kebutuhannya
Cuma satu. Wifi srul sumpah, sinyal disana itu susah banget. Makanya
srul kebutuhan utama gua disana itu wifi. Serius itu yang paling gua
butuhin itu wifi. Oh ini srul, gua baru tahu apa, maksudnya kan gua ga
sejauh itu kan dari warung, gua baru merasakan jalan kaki ke warung
dan juga gua buat ketemu temen-temen gua yang ada di luar komplek
srul contoh kaya lu, awang, pajar, teman sekola gua lah. Jadi yang gua
butuhin motor srul khekhekhe (ketawa). Jadi kebutuhan utama gua sih
wifi sih”. (Bernatds, Sabtu 26/08/2023)
Tidak semua yang kita butuhkan bisa didapatkan dengan mudah, semua itu

perlu sabar dan memerlukan kerja keras untuk mendapatkannya, itu yang Ibu

Wagiyah rasakan sebagai pendatang baru disana.

“Haduh itu banyak sekali, apa bisa diomongin kah itu banyak sekali
kita kebutuhan di metland itu harus dicukupin tapi dengan sabar, tidak
semua orang punya toh, kita harus pelan-pelan kumpulin buat beli
sesuatu. Begitu, dengan kerja keras”. (Ibu Wagiyah, Sabtu
26/08/2023

b. Harapan (Expectation)

Harapan adalah perkiraan tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Ini seperti mengantisipasi atau meramalkan bagaimana sesuatu akan terjadi dalam

situasi tertentu. Jadi, harapan adalah cara kita meramalkan bagaimana interaksi

dengan orang lain akan terjadi. Sirilus dan Edoardo memiliki harapan untuk

mendapat banyak kenalan untuk mempermudah mendapatkan pekerjaan di tempat

baru tersebut.

“Hmm harapan gua besar banget ya, karna gua sebagai pendatang
disini yang ga kenal siapa-siapa. Gua ingin punya banyak teman, ya
salah satunya untuk memudahkan diri gua sendiri mendapatkan
pekerjaan dari teman”. (Sirilus, Rabu, 23/08/2023)
“Harapan gua, gua itu punya harapan bisa mendapatkan banyak
kenalan biar kaya mempermudah gua tinggal disini, misalnya kalau
sudah lulus ini gua misal cari kerja mungkin gua punya kenalan buat
dapetin kerja”. (Edoardo, Rabu, 23/08/2023)

Ibu Wagiyah dan Bernatds memiliki harapan yang sama yaitu mendapatkan

suasana yang rukun, damai, saling menguntungkan.

“ya apa, berarti harapan ya, harapan utama, hmmm, memulai


kehidupan baru, ya harapannya apa ya, bisa berbaur saja. Jangan
kalau ada apa-apa yang dibilang buruk keluarga gua doang, sempet
dapet tindakan diskriminasi juga sih disitu, sedikit, beberapa lah, hal-
hal yang ga seharusnya terjadi waktu itu. Saling mengayomi,
membantu, saling menguntukan satu sama lain, harapannya sih begitu,
apalagi disana sekarang sisa adek gua doang 2 orang, ya harapanya
sih begitu doang kalo gua sih”. (Bernatds, Kamis, 24/08/2023)
“Selalu rukun, damai, tentram, tidak ada berlawanan masalah
omongan ini ini, maunya saya sih adem adem saja damai-damai. Tidak
ada perselisihan, biasa toh ibu-ibu duduk berselisihan ngomongin ini
salah jadi berantam, itu sudah toh. Masalah kecil dibesar-besarin,
kenyamanannya begitu”. (Ibu Wagiyah, Sabtu, 26/08/2023)

c. Keinginan (Desires)

Keinginan adalah dorongan atau keinginan yang dimiliki oleh seseorang

untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. Ini adalah perasaan ingin

memeiliki atau mencapai sesuatu yang dianggap penting atau menyenangkan.

Keinginan bisa berupa benda, pengalaman, prestasi, atau hal lain yang diharapkan

oleh seseorang. Dalam komunikasi, keinginan bisa mempengaruhi cara seseorang

berbicara, bertindak, atau berinteraksi dengan orang lain untuk mencapai apa yang

mereka ingikan. Ada yang memiliki keinginan untuk masuk universitas ternama dan

bekerja di perusahaan besar seperti apa yang sudah Sirilus sampaikan.

“Buset dah ada dong. Keinginan khusus gua ada beberapa. Yang
pertama itu dengan merantaunya gua kesini, gua mau masuk
universitas ternama. Yang kedua itu bekerja di tempat perusahan besar
seperti unilever, PT JCT tempat papaku kerja dulu. Yang ketiga, yang
pasti mau ngebantu ekonomi keluarga”. (Sirilus, Rabu, 23/08/2023)

Keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi

karna sebelumnya pergerakan ditempat tinggal yang lama begitu sempit dan sedikit

sekali tempat yang bisa dikunjungi, Edoardo memiliki kenginan untuk mengunjungi

tempat-tempat yang ada di daerah bogor karna begitu banyak tempat yang bisa

Edoardo kunjungi.

“Punya lah, kaya kan disana tempatnya agak sempit ya kaya pelosok
begitu jadi sedikit lah yang bisa gua kunjungin paling Cuma kaya kota-
kota, sedangkan disini luas banget lu mau kemana saja juga bisa, jadi
kaya keinginan gua itu ingin mendatangin tempat-tempat yang belum
pernah gua kunjungin, kemana ya, ke puncak bogor begitu”. (Edoardo,
Rabu, 23/08/2023)
Memiliki teman yang seumuran, pembahasan yang sama merupakan

keinginan pribadi yang dirasakan oleh Bernatds karna ditempat tinggal sebelumnya

begitu jarang ditemui orang yang seumuran dengan Bernatds terkadang Bernatds

berinteraksi dengan yang lebih tua dari dia, terkadang dia juga berinteraksi dengan

orang yang jauh lebih muda dari dia.

“Keinginan khusus, lebih keinginan pribadi sih daripada keinginan


khusus ya. Kalo keinginan pribadi ingin punya teman yang sepantaran,
karna kebetulan disana juga yaa masih pada bagaimana ya, kecil-kecil
semua, jadi ga ada yang bisa diajak ngobrol. Itu tadi lebih ke pribadi
saja ga ada yang khusus”. (Bernatds, Sabtu, 26/08/2023)

Semua ibu yang ada di dunia ini mungkin memiliki keinginan yang sama

dengan Ibu Wagiyah, yaitu menginginkan keinginan semua anaknya tercapai, dan

semua anaknya menjadi orang-orang yang berhasil dimasa mendatang.

Yang dicapainya kepengennya, apa ya kepengennya anaknya semua jadi lah


semua bisa apa ya bahasanya, anak-anak saya ingin jadi orang semua
berhasil semua. (Ibu Wagiyah, Sabtu, 26/08/2023)
4.2.2. Pola Komunikasi Bernat Bersaudara

4.2.2.1. Pola Komunikasi Primer dan Pola Komunikasi Sekunder

Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses

komunikasi yang memperlihatkan kaitan antar satu komponen komunikasi

dengan komponen lainnya.

Pola komunikasi dapat dipahami sebagai cara seseorang individu atau

kelompok dalam berkomunikasi. Pola komunikasi merupakan suatu pola

hubungan yang terbentuk dari beberapa unsur yang saling berkaitan dan

melengkapi satu sama lain dan bertujuan untuk memberikan gambaran terkait

proses komunikasi yang sedang terjadi. Proses komunikasi dapat dikategorikan

pola komunikasi seperti, pola komunikasi premier, pola komunikasi sekunder,

pola komunikasi linear, pola komunikasi sirkular.

Pola komunikasi primer dan sekunder adalah dua jenis pola komunikasi

yang dapat dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan komunikasi. Pola

komunikasi primer merupakan pola komunikasi yang pertama kali terjadi antara

dua orang atau lebih, tujuan dari pola komunikasi primer adalah untuk

membangun hubungan dan saling mengenal satu sama lain. Pola komunikasi

sekunder merupakan proses komunikasi yang terjadi setelah terjalinnya

hubungan antara dua orang atau lebih, tujuan dari pola komunikasi sekunder

adalah untuk mempertahankan hubungan dan memperdalam pemahaman satu

sama lain. Pola primer yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari seperti

dalam kegiatan berkumpul dengan teman tongkrongan yang memiliki candaan

dan bahasa yang hanya dimengerti oleh mereka, pola sekunder biasa dilakukan

dalam keadaan yang lebih formal atau bertemu dengan orang baru seperti saat
berbicara dengan orang tua, tetangga, seperti yang sudah Sirilus, Edoardo,

Bernatds mengatakan hal yang hampir serupa.

“Oke gua jawab yang primer dulu ya. Gua lebih nyaman make
pola primer itu dalam keadaan kaya lagi nongkrong atau sama
keluarga juga. Jadi lebih bebas, santai. Contohnya gua sama
teman gua ini punya bahasa gaul “gelo luh” nah kaya begitu
contoh bercandanya yang cuma gua sama mereka doang yang
ngerti. Cuma gua sama mereka doang yang ngerti. Terus kalau
yang sekunder biasanya gua pakai pola ini kaya waktu kegiatan
formal atau waktu gua ketemu sama orang baru deh yang ngga
deket banget sama gua ini nah gua pakai pola ini, gua harus lebih
sopan waktu ngobrol dan pokonya itu ga sebisa mungkin
ngehindari bahasa tubuh, contohnya itu ngobrol sama guru, orang
tua teman gua, sama tetangga juga ga bisa sembarangan”.
(Sirilus, Rabu, 23/08/2023)
“Kondisi ya kaya nongkrong begitu sama teman-teman sekolah,
Mungki sama orang yang lebih tua, kaya misalnya guru lebih
sopan, orang tua, orang yang bagaimana ya yang baru dikenal,
sama tetangga juga harus lebih sopan”. (Edoardo, Rabu,
23/08/2023)
“Kalo primer, lebih ke situasi sama teman-teman saja sih, kalo
primer ya. Kalau sekunder lebih ke kaya ngehargain yang lebih tua
lah. Misalnya kalo buat primer, contoh gua ngobrol sama lu ini,
ngobrol sehari-hari kaya “nok dimana nok” kalo sekunder kaya
ngobrol ke siapa ya, kaya lu ngobrol ke nyokap gua, kaya iya nanti
ya tante, iya nanti makan tante”. (Bernatds, Kamis, 24/08/2023)

Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh orang tua, karna

orang tua jangkauan untuk berinteraksi semakin mengecil karna semua teman

semasa mudanya sudah memiliki keluarga kecil sendiri. Seperti yang dirasakan

Ibu Wagiyah,
“Yaa, kalau dengan keluarga kan kita ee kalau secara sekundernya

ya kalau secara keluarga kita kan bisa kita bahas perlahan kan

bisa, tapi kalo secara keluarga jarak jauh begitu kan melalui

internet kan bisa, handphone kan bisa, kalau secara keluarga kan

kita paling kumpul komunikasi kumpul dulu baru kita pecahin

masalah, ituu”. (Ibu Wagiyah, Sabtu, 26/08/2023)

4.2.2.2. Pola Komunikasi Linear dan Sirkular

Pola komunikasi linear adalah bentuk penyampaian pesan yang

umumnya dari satu titik awal dan diteruskan hingga mencapai titik akhir. Dalam

pola komunikasi linear, pesan hanya mengalir dalam satu arah, yaitu dari

komunikator kepada komunikan. Pola komunikasi sirkular didasarkan pada

perspektif interaksi yang menekankan bahwa komunikator dan komunikan

saling berinteraksi secara timbal balik. Dalam pola komunikasi sirkular, pesan

dapat bergerak dalam lingkaran atau melingkar antara komunikator dan

komunikan.

Perbedaan utama antara pola komunikasi linear dan sirkular adalah arah

aliran pesan dan tingkat interaksi yang terjadi antara komunikator dan

komunikan. Pola komunikasi linear hanya mengalir dalam satu arah, sedangkan

pola komunikasi sirkular melibatkan interaksi timbal balik antara komunikator

dan komunikan. Seperti apa yang dikatakan Sirilus dan Edoardo, sirilus merasa

pola linear digunakan saat kegiatan osis, paskibra. Edoardo menggunakan pola

linear dalam kegiatan sekolahnya. Ada yang merasa pola sirkular ini lebih

efektif digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

“Gua biasanya pakai pola linear untuk, kemaren ada kegiatan osis
biasanya gua pakai pola linear ini waktu kegiatan osis terus
menjelaskan presentasi, mentertibkan barisan paskibra karna dulu
kan semasa SMA gua ikut paskibra. Kalo misalkan pola sirkular ini
karna kan bagaimana ya pola sirkular ini kan kaya, banyak orang
yang ga tahu ini pola sirkular ini, yaa tukar pendapat pokonya itu
kaya ngomongin film, curhar pakai pola sirkular, gibahin orang
juga itu, biasanya gua juga gibahin lu juga itu, Kerja kelompok.
Keren sih ini skripsinya keren asrill, pa dosen pokonya asril
keren”. (Sirilus, Rabu, 23/08/2023)
“Waktu pola linear ini kaya dalam kegiatan sekolah sih kaya
presentasi didepan kelas, Kalo pola sirkular, disekolah sih gua
berargumen kalau jawaban gua itu bener, tapi teman gua ini nolak
kalau jawaban gua ini bener. Jadi gua beradu argumen buat
ngebenerin kalau dia itu salah sedangkan jawaban gua ini bener.
Menurut gua sih pola sirkular lebih efektif karna adanya
tanggapan lain, kaya misalnya gua ngomong nyampein sesuatu
orang itu juga ngejawab”. (Edoardo, Rabu, 23/08/2023)
Ada yang menggunakan pola linear dalam keadaan interaksi curhat,

mengungkapkan isi hati yang dirasakan, terkadang kita memang membutuhkan

pendengar yang benar-benar mendengarkan seperti apa yang dirasakan

Bernatds. Bernatds juga merasakan kedua pola komunikasi linear dan sirkular

ini memiliki waktunya masing-masing untuk digunakan,

“Linear apa sirkular. Komunikasi linear hmmm, dalam situasi apa


ya. Kalo lagi dengerin cerita paling, yaa cerita, cerita sehari-hari
saja kaya teman curhat, misal kaya asril curhat, “sakit hati banget
gua nok, si D sudah ada yang baru nok” sudah itu saja. Buat
sirkular ini paling waktu abis nonton anime, itu kan kebayang
bayang kan, bayang-bayang itu, apalgi ngomong sama awang, gua
pernah itu tanya ke dia, onepiece kapan tayang wang, itu luffy tiap
hari minggu kerja apa bagaimana, terus kata awang bagaimana
coba itu mah memang begitu nok, lu teh bodoh banget nok. Kalo
menurut gua kalo lu lagi denger cerita teman lu atau lu lagi males
nanggepinnya pakai saja yang linear ini, daripada apa lu harus
jawab ini itu yaudah pakai saja yang linear. Kalo sirkular apa,
lebih ke sama-sama orang yang ngerti tentang apa yang dimaksud
saja. Jadi kedua pola komunikasi ini punya waktu masing-masing
lah menurut gua pribadi”. (Bernatds, Kamis, 24/08/2023)
Ibu Wagiyah merasa pola komunikasi linear digunakan saat membagikan

suasana hatinya yang dirasa begitu sudah berat, membutuhkan pendengar yang

siap mendengarkan dengan baik supaya perasaan yang mengganjal bisa

tersalurkan, sedangkan pola komunikasi sirkular biasa digunakan untuk mencari

solusi dari suatu permasalahan yang terjadi.

“Linear, kaya semodel kalo semisal kaya lagi curhat, ibarat curhat
lah, isi hati omong begitu toh, kayanya si mamah pernah juga.
Kalo saya hanya melalui sodara kita hanya Cuma eva doang toh,
sewaktu kemarin kita disana kita komunikasi sama kaka disini.
Paling masalah begitu, ada masalah sedikit kita bisa ngadu
kesiapa, paling ngadu ke kakanya disini, paling sama anak-anak.
Sirkular, kita cari pokok pembicaraan yang bisa dipecahkan
maksudnya kita punya masalah begimana caranya kita pecahin
kita harus ngomong, solusinya begini-begini, begitu maksudnya
toh. Tapi kita cari solusi bagaimana cara permasalahan kita bisa
dipecahkan begitu. Intinya hanya bisa dipecahkan, jalan keluarnya
bagaimana. Yang langsung, yang petama itu, yang aku bilang tadi
toh, yang barusan kita omongin itu, saling memecahkan masalah
begitu”. (Ibu Wagiyah, Sabtu, 26/08/2023)

4.3. Analisis Pembahasan

Pada bagian ini, peneliti akan melakukan analisis dari hasil wawancara sesuai

dengan masalah yang ditetapkan. Dalam proses analisis, peneliti akan menjawab

bagaimana adaptasi interaksi dan pola komunikasi Bernatds Bersaudara di kompleks

Metland Transyogi, Bogor. Pembahasan teori ini, tentunya tidak lepas dari teori yang

digunakan yakni teori adaptasi interaksi dan pola komunikasi. Teori adaptasi interaksi

yang dikemukakan oleh Judee Burgoon memiliki posisi interaksi, posisi interaksi ini

ditentukan oleh kombinasi dari tiga faktor yang dinamakan RED, yang merupakan

singkatan dari requirements (kebutuhan), expectation (harapan), desires (keinginan).


Sedangkan Teori Pola Komunikasi ini dikemukakan oleh Effendy, berikut kategori pola

komunikasi antara lain, Pola Komunikasi Primer, Pola Komunikasi Sekunder, Pola

Komunikasi Linear, Pola Komunikasi Sirkular.

4.3.1. Analisis Adaptasi Interaksi Bernatds Bersaudara

Judde Burgoon menjelaskan adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi

terhadap lingkungan. Penyesuaian berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan

keadaan lingkungan. Penyesuaian berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan

keadaan lingkngan, juga dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan

keinginan pribadi. Interaksi sendiri adalah suatu proses hubungan sosial antar

beberapa individu yang bersifat alami yang individu-individu itu saling

mempengaruhi suatu sama lain secara bersamaan. Menurut Burgoon, ketika

seseorang mulai berkomunikasi dengan orang lain, seseorang memiliki ide umum

mengenai apa yang akan terjadi, yang disebut Burgoon sebagai posisi interaksi

(interaction position), yaitu tempat atau titik awal dimana seseorang akan memulai

komunikasi. Posisi interaksi ini ditentukan oleh kombinasi dari tiga faktor yang

dinamakn RED, yang merupakan singkatan dari requirements (kebutuhan),

expectation (harapan), dan desires (keinginan).

Pada penelitian ini, peneliti mengaitkan posisi interaksi Bernatds Bersaudara

yang berasal dari Timor Leste melalui posisi interaksi, Keinginan, Harapan,

Kebutuhan.

4.3.1.1. Exprectation (Harapan) Bernatds Bersaudara

Terdapat beberapa harapan yang diungkapkan oleh para responden.

Sirilus memiliki harapan besar untuk memiliki banyak teman, salah satunya

untuk memudahkan dirinya mendapatkan pekerjaan dari teman. Edoardo juga

memiliki harapan yang sama, yaitu ingin memiliki banyak kenalan untuk
mempermudah dirinya dalam mencari pekerjaan. Bernatds memiliki harapan

untuk memulai kehidupan baru dan berbaur dengan masyarakat lokal, serta

saling membantu dan mengayomi satu sama lain. Ibu Wagiyah memiliki

harapan untuk selalu rukun dan damai dalam interaksi sosial, tanpa adanya

perselisihan. Dari hasil analisis ini, dapat disimpulkan bahwa harapan dalam

interaksi sosial dapat beragam, tergantung pada kebutuhan dan tujuan

individu dalam interaksi tersebut.

4.3.1.2. Desires (Keinginan) Bernatds Bersaudara

Terdapat beberapa keinginan yang diungkapkan oleh pada responden.

Sirilus memiliki keinginan khusus untuk merantau ke kota dan masuk

universitas ternama, bekerja di perusahaan besar seperti Unilever atau bekerja

di perusahaan tempat almarhum bapaknya bekerja, serta membantu ekonomi

keluarganya. Dalam konteks adaptasi interaksi, keinginan Sirilus tersebut

dapat diartikan sebagai strategi adaptasi yang dilakukan untuk mencapai

tujuan pribadi dan profesionalnya di lingkungan baru. Strategi adaptasi ini

melibatkan upaya untuk menyesuaidan diri dengan lingkungan baru, termasuk

dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan ekonomi. Keinginan ini juga dapat

mempengaruhi pola interaksi dan komunikasi Sirilus dengan masyarakat lokal,

serta strategi adaptasi yang digunakan dalam berinteraksi dengan lingkungan

dan orang lain. Dalam hal ini, Sirilus perlu mempertimbangkan faktor-faktor

seperti norma sosial, nilai budaya, dan perbedaan bahasa dalam berinteraksi

dengan masyarakat lokal.

Edoardo menyatakan keinginanya untuk mendatangi tempat-tempat

yang belum pernah ia kunjungi, seperti Puncak Bogor. Dalam konteks adaptasi
interaksi, keinginan ini dapat dihubungkan dengan proses penyesuaian diri

pada lingkungan baru. Ketika seesorang berpindah ke lingkungan baru, seperti

tempat tinggal atau tempat kerja yang lebih luas, mereka mungkin memiliki

keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan baru tersebut dan mengalami

pengalaman yang berbeda. Keinginan ini dapat menjadi bagian dari strategi

adaptasi untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam lingkungan

baru.

Dalam penelitian yang relevan, hasil penelitian menunjukkan bahwa

pendududk pendatang cenderung memiliki sikap yang mudah beradaptasi

ketika berinteraksi dengan peduduk lokal. Hal ini menunjukkan bahwa

keinginan untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan masyarakat lokal

merupakan bagian dari proses adaptasi interaksi.

Selain itu harapan juga merupakan bentuk antisipasi terhadap perilaku

lawan bicara, baik dalam perilaku verbal maupun nonverval. Dalam konteks

adaptasi interasi, keinginan untuk mendatangi tempat-tempat baru juga dapat

mencerminkan harapan unutk membangun hubungan sosial yang lebih luas

dan memperluas jaringan kenalan.

Dengan demikian, keinginan Edoardo untuk mendatangi tempat-

tempat yang belum pernah ia kunjungi dapat diinterpretasikan sebagai bagian

dari proses adaptasi interaksi, di mana individu berusaha untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan baru dan memperluas pengalaman sosial mereka.

Bernatds menyatakan keinginannya untuk memiliki teman yang sebaya

dengannya. Keinginan ini dapat dihubungkan dengan proses adaptasi interaksi

pada lingkungan baru, di mana individu berusaha untuk membangun


hubungan sosial dan memperluas jaringan kenalan. Dalam konteks adaptasi

interaksi, keinginan untuk memiliki teman sebaya dapat menjadi strategi untuk

mempercepat proses adaptasi pada lingkungan baru.

Selain itu, keinginan individu dalam percakapan di atas juga dapat

dihubungkan dengan harapan dalam interaksi. Harapan merupakan bentuk

antisipasi terhadap perilaku lawan bicara, baik dalam perilaku verbal maupun

nonverbal. Dalam konteks adaptasi interaksi, keinginan untuk memeiliki

teman sebaya dapat mencerminkan harapan untuk membangun hubungan

sosial yang lebih luas dan memperluas jaringan kenalan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk pendatang cenderung

memiliki sikap yang mudah beradaptasi ketika berinteraksi dengan penduduk

lokal. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan untuk beradaptasi dan

berinteraksi dengan masyarakat lokal merupakan bagian dari proses adaptasi

interaksi. Oleh karena itu, keinginan individu dalam percakapan di atas dapat

diinterpretasikan sebagai bagian dari proses adaptasi interaksi, di mana

individu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan

memperluas jaringan kenalan.

Ibu Wagiyah menyatakan keinginannya agar semua anaknya berhasil

dan menjadi orang yang sukses. Keinginan ini dapat dihubungkan dengan

proses adaptasi interaksi, dimana individu berusaha mencapai tujuan pribadi

dan memenuhi harapan yang dimilikinya.

Dalam konteks adaptasi interaksi, keinginan untuk mencapai

kesuksesan dan keberhasilan dapat menjadi motivasi yang mendorong

individu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan mengembangkan


keterampilan sosial yang diperlukan. Keinginan ini juga dapat mempengaruhi

interaksi dengan orang lain, karena individu akan berusaha untuk membangun

hubungan yang saling mendukung dan memperoleh dukngan dari orang lain

dalam mencapai tujuan mereka.

Dalam konteks adaptasi interaksi, keinginan untuk mencapai

kesuksesan dan keberhasilan dapat mencerminkan harapan individu terhadap

interaksi yang positif dan mendukung dalam mencapai tujuan mereka.

Dalam analisis ini, keinginan Ibu Wagiyah untuk melihat semua

anaknya berhasil dan menjadi orang yang sukses dapat diinterpretasikan

sebagai bagian dari proses adaptasi interaksi, di mana individu berusaha untuk

mencapai tujuan pribadi dan memenuhi harapan yang dimilikinya.

4.3.1.3. Requirements (Kebutuhan) Bernatds Bersaudara

Sirilus menyatakan bahwa kebutuhan fisik meliputi air yang bersih dan

tidak keruh, bahan makanan yang lengkap, pakaian yang nyaman dan sesuai

dengan iklim. Kebutuhan psikologis yang dibutuhkan oleh Sirilus, interaksi

dengan teman sebaya, rasa aman dan nyaman dalam berinteraksi, kebutuhan

untuk berbicara dan berkomunikasi, keinginan untuk mendatangi tempat-

tempat baru. Kebutuhan adaptasi, penyesuaian dengan lingkuan baru,

berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pola pikir dan gaya bicara

yang berbeda, mencari teman seumuran untuk mempermudah adaptasi,

meningkatkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan lawan jenis.

Dalam analisis ini terlihat bahwa kebutuhan fisik dan psikologis

memainkan peran penting dalam adaptasi interaksi. Kebutuhan fisik mencakup

aspek-aspek seperti makanan, air, dan pakaian yang sesuai dengan lingkungan.
Sementara itu, kebutuhan psikologis melibatkan interaksi sosial, rasa aman,

dan keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Adaptasi juga

melibatkan penyesuaian dengan lingkungan baru dan berinteraksi dengan

orang-orang yang memiliki latar belakang dan pola pikir yang berbeda.

Edoardo mengatakan kebutuhannya untuk perlengkapan sekolah

seperti pakaian dan sepatu. Hal ini dapat dihubungkan dengan proses adaptasi

interaksi pada linglungan baru, di mana individu berusaha untuk memenuhi

kebutuhan fisik dan psikologis mereka. Kebutuhan fisik seperti pakaian dan

perlengkapan sekolah merupakan bagian dari strategi adaptasi untuk

memperoleh akses ke pendidikan dan membangun identitas sosial yang sesuai

dengan lingkungan baru dan membangun hubungan sosial yang positif dengan

orang-orang di sekitarnya.

Kebutuhan individu dapat mencakup aspek fisik, psikologis,

pendidikan, dan ekonomi. Kebutuhan ini dapat mempengaruhi interaksi

dengan orang lain dan strategi adaptasi yang digunakan oleh individu untuk

memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan individu

dapat menjadi bagian penting dari proses adaptasi interaksi pada lingkungan

baru.

Bernatds menyatakan bahwa kebutuhan utamanya adalah akses wifi.

Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan individu dalam proses adaptasi

interaksi dapat bervariasi dan tidak selalu terkait dengan kebutuhan fisik atau

psikologis. Kebutuhan individu dalam proses adaptasi interaksi dapat

mencakup kebutuhan teknologi, seperti akses ke internet, yang dapat


membantu individu untuk beradaptassi dengan lingkungan baru dan

membangun hubungan sosial yang positif.

Dalam konteks adaptasi interaksi, kebutuhan individu dapat mencakup

aspek fisik, psikologis, teknologi, dan sosial. Kebutuhan ini dapat

mempengaruhi interaksi dengan orang lain dan strategi adaptasi yang

digunakan oleh individu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu,

pemenuhan kebutuhan individu dapat menjadi bagian penting dari proses

adaptasi interaksi pada lingkungan barunya.

Ibu Wagiyah menyatakan bahwa kebutuhan mereka di Metland harus

dipenuhi dengan sabar dan kerja keras. Hal ini menjunjukkan bahwa

kebutuhan individu dalam proses adaptasi interaksi dapat mencakup kebutuhan

ekonomi dan sosial. Kebutuhan ekonomi dapat mencakup kebutuhan untuk

membeli barang-barang yang diperlukan, seperti pakaian dan perlengkapan

sekolah, sementara kebutuhan sosial dapat mencakup kebutuhan untuk

membangun hubungan sosial yang positif dengan orang-orang di sekitar

mereka.

Kebutuhan individu dapat mencakup aspek fisik, psikologis, teknologi,

ekonomi, dan sosial. Kebutuhan ini dapat mempengaruhi interaksi dengan

orang lain dan strategi adaptasi yang digunakan oleh individu untuk memenuhi

kebutuhan mereka. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan individu dapat

menjadi bagian penting dari proses adaptasi interaksi pada lingkungan baru.

4.3.2. Analisis Pola Komunikasi Bernatds Bersaudara

Pola komunikasi adalah suatu proses yang dirancang untuk mewakili

kenyataan keterpautan unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsungannya guna


memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis dalam komunikasi. Pola

komunikasi dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu pola komunikasi primer,

pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear, pola komunikasi sirkular, dan

pola komunikasi sirkular. Pola komunikasi primer adalah proses penyapaian pikiran

oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang sebagai

media maupun saluran, baik verbal maupun non verbal. Sedangkan pola komunikasi

sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan

dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang sebagai media pertama. Pola komunikasi linear adalah proses penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal, sedangkan pola

komunikasi sirkular adalah terjadinya feedback antara komunikan kepada

komunikator, begitupun sebaliknya, saling memberikan tanggapan antara

komunikator dan komunikan terhadap pesan yang disampaikan dari komunikan

terhadap komunikator.

4.3.2.1 Pola Komunikasi Primer dan Pola Komunikasi Sekunder

Sirilus menjelaskan bahwa ia lebih nyaman menggunakan pola

komunikasi primer saat nongkrong atau bersama keluarga karena lebih santai

dan bebas. Sedangkan pola komunikasi sekunder ia gunakan saat dalam

kegiatan formal atau bertemu orang baru yang tidak dekat dengannya. Hal ini

dilakukan agar ia lebih sopan dan menghindari bahasa tubuh yang tidak

pantas. Dalam hal ini, Sirilus telah melakukan adaptasi terhadap situasi dan

lingkungan yang berbeda dengan menggunakan pola komunikasi yang tepat.

Edoardo menjelaskan bahwa ia menggunakan pola komunikasi yang

berbeda-beda tergantung pada kondisi dan orang yang ia ajak berkomunikasi.


Ketika ia sedang nongkrong dengan teman-teman sebaya, Edo lebih nyaman

menggunakan pola komunikasi yang santai dan bebas. Namun, ketika Edo

berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, seperti guru, orang tua, atau

orang yang baru dikenal, Edo harus menggunakan pola komunikasi yang lebih

sopan. Hal ini menunjukkan bahwa Edoardo memahami bahwa pola

komunikasi yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi dan orang yang

ia ajak berkomunikasi. Pola komunikasi yang digunakan juga harus

menghormati norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam hasil wawancara dengan Bernatds, Edoardo, dan Sirilus Amaral,

terlihar bahwa mereka memiliki pola komunikasi yang berbeda tergantung

situasi dan orang yang mereka ajak berkomunikasi. Bernatds dan Edoardo

mengatakan bahwa mereka lebih nyaman menggunakan pola komunikasi

primer saat berkomunikasi dengan teman-teman atau orang yang sudah dekat,

sedangkan pola komunikasi sekunder digunakan saat berkomunikasi dengan

orang yang lebih tua atau baru dikenal. Sirilus juga mengatakan bahwa ia

menggunakan pola komunikasi primer saat nongkrong dengan teman-teman

atau keluarga, sedangkan pola komunikasi sekunder digunakan saat

berkomunikasi dengan orang yang tidak dekat atau dalam kegiatan formal.

Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi

seseorang dapat berbeda-beda tergantung pada situasi dan orang yang mereka

ajak berkomunikasi. Dalam keluarga, pola komunikasi dapat berbeda-beda

tergantung pada jenis keluarga dan karakteristik masing-masing anggota

keluarga.
4.3.2.2. Pola Komunikasi Linear dan Pola Komunikasi Sirkular

Sirilus menyebutkan dua jenis pola komunikasi, yaitu linear dan

sirkular. Dia menggunakan pola linear ketia dia perlu menjelaskan sesuatu

secara formal, seperti menyajikan laporan atau memberikan instruksi. Di sisi

lain, dia menggunakan pola sirkular ketika ingin bertukakr pendapat, bergosip,

atau bekerja dalam kelompok. Dia juga menyebutkan bahwa pola sirkular ini

belum banyak yang tahu. Sirilus menggunakan pola komunikasi yang berbeda

tergantung pada situasinya.

Menurut Edoardo, dia biasa mengguanakan pola komunikasi linear

dalam kegiatan sekolah, seperti saat melakukan presentasi di depan kelas.

Dalam pola komunikasi linear, Edoardo menjelaskan bahwa dia berperan

sebagai komunikator yang menyampaikan informasi secara langsung kepada

komunikan tanpa adanya tanggapan atau interaksi langsung dari komunikan.

Edoardo juga menyebutkan penggunaan pola komunikasi sirkular

dalam situasi di sekolah, terutama saat berargumen dengan temannya. Dalam

pola komunikasi sirkular, Edoardo menjelaskan bahwa dia beradu argumen

dengan temannya untuk membuktikan bahwa pendapatnya benar dan

temannya salah. Edoardo menganggap pola komunikasi sirkular lebih efektif

karena adanya tanggapan lain dan dapat digunakan untuk tukar pendapat,

ngomongin film, dan kerja kelompok.

Bernatds membedakan atar pola komunikasi linear dan pola

komunikasi sirkular. Dia menggambarkan komunikasi linear sebagai pola

komunikasi yang sederhana, langsung, dan lebih cocok digunakan dalam

situasi mendengarkan cerita atau saat curhat dengan teman. Di sisi lain,
komunikasi sirkular lebih kompleks dan cenderung melibatkan orang-orang

yang memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang dibicarakan.

Bernatds merasa bahwa linear lebih tepat digunakan saat mendengarkan cerita-

cerita sehari-hari dari teman. Contohnya, saat teman seperti asril curhat

tentang perasaanya terhadap suatu situasi atau masalah, pola komunikasi linear

cukup memadai karena memungkinkan tanggapan yang langsung dan

sederhana. Bernatds mengaitkan komunikasi sirkular dengan konteks yang

lebih spesifik atau mendalam. Misalnya, dia menyebutkan bahwa komunikasi

sirkular cocok ketika membahas topik seperti nonton anime, terutama ketika

berbicara dengan seseorang yang memiliki pemahaman yang lebih dalam

tentang subjek tersebut, seperti Awang (Ridwan Firmansyah). Pola komunikasi

sirkular memungkinkan pertukaran informasi yang lebih rinci dan kompleks.

Narasumber menekankan bahwa komunikasi sirkular lebih efektif ketika

berbicara dengan orang-orang yang memiliki pemahaman yang serupa atau

mendalam terhadap topik tertentu. Dia merujuk pada percakapannya dengan

Awang(Ridwan Firmansyah) mengenai anime sebagai contoh, dimana

pertukaran informasi yang lebih kompleks dan spesifik memerlukan

pemahaman yang mendalam. Bernatds menyatakan bahwa komunikasi linear

lebih cocok digunakan saat mendengarkan cerita teman atau saat merasa malas

merespons secara mendalam. Pola komunikasi ini dapat menghindari jawaban

rumit dan cukup efisien dalam memberikan respons yang sesuai dengan

konteks.

Bernatds menyimpulkan bahwa baik komunikasi linear maupun

komunikasi sirkular memiliki tempatnya masing-masing. Pilihan antara

keduanya tergantung pada situasi, topik, dan pemahaman pihak-pihak yang


terlibat dalam komunikasi. Bernatds membahas perbedaan antara komunikasi

linear dan sirkular serta memberikan pandangan pribadi tentang kapan dan

mengapa masing-masing pola komunikasi lebih sesuai digunakan.

Ibu Wagiyah mengaitkan komunikasi linear dengan model komunikasi

yang sederhana dan langsung. Dia menggunakan analogi “semisal kaya lagi

curhat” untuk menjelaskan konsep ini. Ia percaya bahwa dalam komunikasi

linear seperti saat berbicara dengan saudara atau teman, seseorang dapat secara

terbuka mengungkapkan isi hari atau masalah yang sedang dihadapi. Ibu

Wagiyah menggunakan komunikasi linear ketika ada kebutuhan untuk

mengutarakan perasaan atau berbicara tentang hal-hal yang bersifat pribadi

atau emosional. Dalam keluarganya, dia menyebutkan bahwa ketika ada

masalah atau kekhawatiran kecil, mereka cenderung mencari dukungan dari

saudara atau anak-anak. Pola komunikasi linear digunakan sebagai sarana

untuk saling berbagi dan mendapatkan dukungan.

Ibu Wagiyah menggambarkan penerapan komunikasi sirkular saat ada

permasalahan yang memerlukan pemecahan. Dalam konteks ini, anggota

keluarga mencoba mencari solusi bersama dengan membahas akar

permasalahan dan mencari langkah-langkah konkret untuk mengatasinya.

Penerapan komunikasi sirkular mencakup kolaborasi untuk mengatasi

hambatan dan menemukan jalan keluar yang efektif. Pendekatan komunikasi

sirkular yang dijelaskan oleh Ibu Wagiyah menekankan pentingnya mencari

solusi dan masalah. Ini berarti bahwa anggota keluarga berusaha ntuk tidak

hanya mengungkapkan masalah, tetapi juga bekerja sama dalam merumuskan

rencana yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.


Ibu Wagiyah menyimpulkan bahwa baik komunikasi linear maupun

sirkular memiliki peran penting dalam interaksi sehari-hari. Komunikasi linear

berguna untuk berbagi perasaan dan mendapatkan dukungan emosional,

sementara komunikasi sirkular lebih efektif dalam menemukan solusi untuk

permasalahan yang sedang dihadapi.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Terkait proses Adaptasi Interaksi yang dilakukan Bernatds bersaudara asal

Timor Leste yang merupakan warga pendatang yang tinggal Indonesia,

tepatnya keluarga yang menetap di kompleks perumahan Metland Transyogi,

Bogor. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses Adaptasi Interaksi ini

merupakan elemen kunci dalam membangun masyarakat yang harmonis,

toleran dan damai. Melalui Adaptasi Interaksi, warga pendatang memiliki

kesempatan untuk memahami dan berkontribusi pada budaya serta sosial

masyarakat tuan rumah dan di sisi lain, masyarakat lokal juga memiliki

tanggung jawab untuk mendukung proses ini dengan sikap terbuka, menerima,

dan saling pengertian, karena Adaptasi Interaksi bukanlah proses sepihak,

tetapi merupakan interaksi aktif antara warga pendatang dan masyarakat lokal.

Dengan cara mempelajari bahasa, memahami norma, adat, sosial, dan

menghormati nilai budaya masing-masing.

Dan dalam proses Adaptasi ini juga diperlukan tiga faktor penentu juga yakni

faktor pendukung, atau yang menurut Judee Burgon yang disebut sebagai

posisi interaksi (interaction position). Posisi interaksi ini ditentukan oleh

kombinasi dari tiga faktor yang dinamakan RED, yaitu singkatan dari

requirements (kebutuhan), expectation (harapan), dan desires (keinginan),

yang masing-masing memiliki fungsi dan manfaat sebagai jalan untuk

memulai dan melanjutkan proses adaptasi interkasi antara warga pendatang


dan warga lokal. Guna menciptakan rasa lebih aman, nyaman dan diterima

dalam lingkungan baru. Faktor ini membantu meminimalkan miskomunikasi,

menghindari konflik budaya, dan memperkaya keragaman budaya dalam suatu

wilayah.

2. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti mengenai Pola Komunikasi yang

digunakan oleh Bernatds bersaudara sebagai warga pendatang yang berasal

dari Timor Leste. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki peran yang

penting dalam proses adaptasi. Warga pendatang perlu melalui serangkaian

pengamatan, penyesuaian bahkan perubahan dalam cara berkomunikasi, baik

dalam hal bahasa, sikap ataupun perilaku. Mempelajari dan memahami

bahasa, budaya dan adat istiadat setempat dan mengapresiasi segala bentuk

budaya lokal telah terbukti dalam membantu warga pendatang menjalin

hubungan yang baik dengan masyarakat pribumi. Melalui pola komunikasi ini,

warga pendatang dapat mengatasi hambatan bahasa dan meminimalkan

potensi miskomunikasi yang bisa timbul akibat suatu perbedaan.

Dalam penelitian ini Pola Komunikasi yang merupakan unsur-unsur penting

yang dicakup guna memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis dalam

proses komunikasi, yang dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu Pola

Komunikasi Primer, Pola Komunikasi Sekunder, Pola Komunikasi Linear,

Pola Komunikasi Sirkular. Dan pola komunikasi yang paling dominan

digunakan oleh Bernatds bersaudara sebagai warga pendatang pada saat

berinteraksi dengan warga lokal adalah menggunakan Pola Komunikasi

Primer dan Pola Komunikasi Sirkular. Dimana pola komunikasi ini dirasa

lebih efektif dan intens. Namun bukan berarti pola komunikasi Sekunder dan
Linear juga tidak digunakan, karena pola komunikasi tersebut juga kerap

digunakan oleh Bernardts bersaudara pada momen dan keadaaan tertentu.

Kesimpulannya, pola komunikasi warga pendatang memainkan peran penting

dalam membentuk interaksi yang harmonis dalam masyarakat. Dengan

kemauan untuk belajar, saling terbuka, beradaptasi, dan saling menghormati,

akan membantu menciptakan lingkungan yang tentram dan harmonis di mana

berbagai budaya dapat bersatu dan tumbuh bersama.

5.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai