Dosen Pengampu:
Denie Amiruddin, SH.,Mhum.
Pendekatan Faktual;
Pendekatan ini didasarkan pd kenyataan yg
benar2 terjadi yg dpt ditelusuri dr
pengalaman dan sejarah
Pendekatan teoritis;
Pendekatan yg didasarkan pd penggunaan
metode falsafah, yaitu membuat dugaan2
berdasarkan kerangka pemikiran yg logis
Suatu wilayah belum ada yg menguasai
kemudian diduduki oleh suatu bangsa maka
daerah itu berubah menjadi suatu negara;
Suatu wilayah merupakan bagian dr wilayah
suatu negara kemudian melepaskan diri dan
meyatakan kemerdekaannya;
Beberapa negara melakukan peleburan (fusi)
dan menjadi suatu negara baru;
Suatu negara pecah dan lenyap kemudian
diatas wilayah negara itu muncul negara2
baru
Teori Ketuhanan;
Teori Hukum Alam;
Teori Kekuasaan;
Teori Perjanjian Masyarakat;
Teori Organis;
Teori Garis Kekeluargaan (Patriarkhal,
Matriarkhal).
Segala sesuatu yg ada dimuka bumi ini adalah
kehendak Tuhan, demikian juga terhadap
terbentuknya suatu negara
Suatu negara terbentuk karena adanya
kehendak Tuhan
Raja-raja atau penguasa negara adalah
penjelmaan dan perpanjangan tangan dari
Tuhan di muka bumi
Penganut:
- Friedrich Julius Stahl (1802-1861):
“Negara bukan tumbuh disebabkan berkumpulnya
kekuatan dari luar melainkan disebabkan
perkembangan kekuatan dari dalam. Ia tdk
tumbuh disebabkan kehendak manusia,
melainkan disebabkan kehendak Tuhan”.
- Abu Al A’la Al-Maududi:
“Kekuasaan tertinggi, yaitu kedaulatan terdapat
pada Allah, sedangkan umat manusia hanyalah
pelaksana kedaulatan Allah sebagai khalifah di
muka bumi”.
Didalam alam ini ada hukum yang berlaku
abadi atau “universal”, yaitu tidak berubah,
berlaku dalam setiap waktu dan tempat
Hukum alam disebut jg dengan istilah “ius
naturale”
Ada 2 pandangan dari para sarjana thd
hukum alam, yaitu:
- Hukum alam berakar pada ajaran agama
- Hukum alam merupakan hasil pikiran sehat
manusia (ratio)
Penganut:
- Masa Kuno: Plato (429-347 SM) dan
Aristoteles (384-322 SM)
- Masa Pertengahan: Agustinus (354-430), Al-
Ghazali (1058-1111), Thomas Aquinas (1226-
1274), Ibnu Kholdun (1332-1406)
- Masa Rasionalisme: Al-Mawardi (975-1059),
Hugo de Groot (1583-1645), Thomas Hobbes
(1588-1679), John Locke (1632-1704), JJ.
Roesseau (1712-1778)
Teori kekuasaan adalah teori yg menyatakan
bahwa Negara terbentuk berdasarkan atas
kekuasaan
Kekuasaan dipandang sbg suatu
instrumen/alat utama dari terbentuknya
suatu negara
Kekuasaan ditandai dg adanya faktor
kekuatan dari suatu pihak kepada pihak lain
yg lemah
Penganut:
- Voltaire: Negara terbentuk tidak lain karena kekuatan atau
kekuasaan
- Kallikles: Negara itu muncul karena adanya kekuasaan atau
kekuatan terhadap yang lebih lemah
- Karl Marx: Negara adalah hasil pertarungan antara
kekuatan ekonomis dan merupakan alat pemeras bagi mrk
yg lebih kuat thd yg lemah dan negara akan lenyap apabila
perbedaan itu tdk ada lagi
- Harold J. Laski: setiap pergaulan hidup memerlukan
organisasi pemaksa (coercive instrument), utk menjamin
kelanjutan hubungan produksi yg tetap
- George Jellineck: negara adalah kesatuan yg dilengkapi dg
“herrschenmacht”, yakni kekuasaan memerintah bagi
orang2 yg diam di dlmnya, dan bhw memerintah
(herrsehen) mampu melaksanakan kemauan sendiri thd org
lain
Negara terbentuk dg adanya
kesepakatan/perjanjian antar kelompok2
masyarakat
Atas dasar melindungi kepentingan
masyarakat maka masyarakat membuat
perjanjian masyarakat (contact social)
Ada 2 jenis perjanjian masyarakat:
- Pactum unionis
- Pactum subjectionis
Penganut:
- Thomas Hobbes: dg kesepakatan membentuk
negara rakyat menyerahkan semua hak mrk
secara alamiah (pactum subjectionis)
- John Locke: negara terbentuk atas perjanjian
antar individu masyarakat utk membentuk
negara (pactum unionis) dan kesepakatan utk
menyerahkan hak2 masyarakat kepada
negara (pactum subjectionis)
- JJ. Rousseau: kesepakatan utk membentuk
negara bukan berarti menyerahkan masing2
org utk diatur negara (pactum unionis)
Negara adalah suatu organisme
Negara tumbuh sebagai hasil suatu evolusi
seperti tumbuhnya makhluk hidup lain seperti
manusia, hewan dan tumbuhan
Penganut:
- George Wilhelm Hegel
- JK. Bruntscli
- John Salisbury
- Marsiglio Padua
- Pfufendorf
- Henrich Ahrens
- J.W. Scelling
- F.J. Schitenner
Negara dapat terbentuk dari perkembangan
suatu keluarga yg menjadi besar kemudian
bersatu membentuk negara
Garis kekeluargaan dibagi 2 yaitu:
- Kekeluargaan berdasarkan garis keturunan
ayah (patriarkhal)
- Kekeluargaan berdasarkan garis keturunan
ibu (matriarkhal)
Penganut: Al-Ghazali, Ibnu Kholdun