0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
178 tayangan3 halaman
Majas penegasan adalah gaya bahasa yang bertujuan memperkuat pesan kepada pembaca untuk mendukung sebuah pernyataan atau kejadian. Terdiri dari tujuh jenis yaitu pleonasme, repetisi, retorika, klimaks, antiklimaks, dan pararelisme.
Majas penegasan adalah gaya bahasa yang bertujuan memperkuat pesan kepada pembaca untuk mendukung sebuah pernyataan atau kejadian. Terdiri dari tujuh jenis yaitu pleonasme, repetisi, retorika, klimaks, antiklimaks, dan pararelisme.
Majas penegasan adalah gaya bahasa yang bertujuan memperkuat pesan kepada pembaca untuk mendukung sebuah pernyataan atau kejadian. Terdiri dari tujuh jenis yaitu pleonasme, repetisi, retorika, klimaks, antiklimaks, dan pararelisme.
bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Jenis ini dapat dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut. 1. Pleonasme Yaitu menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan tidak efektif, namun memang sengaja untuk menegaskan suatu hal. Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah semringah. 2. Repetisi Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat. Contoh: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku. 3. Retorika Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab. Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang kebutuhan pokok turun pada saat menjelang hari raya? 4. Klimaks Yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi. Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya memiliki asuransi kesehatan. 5. Antiklimaks Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah. Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggi di dusun seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing. 6. Pararelisme Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Namun, jika kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora. Contoh majas: Kasih itu sabar. Kasih itu lemah lembut. Kasih itu memaafkan.