Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

WANITA G5P4A0 gravida 36 – 37 minggu + BSC 4X +


Plasenta Previa totalis +PEB

Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Kepaniteraan Klinik Madya Di bagian SMF
Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Jayapura

Pembimbing :

dr. Josef Wattimury Sp.OG

Oleh :

M.Wawan Kurniawan Saifullah

(2019086016409)

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipresentasikan, diterima, dan disetujui oleh penguji, Laporan Kasus
dengan judul :

G5P4A0 gravida 36 – 37 minggu + BSC 4X +


Plasenta Previa totalis +PEB

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir Akhir Kepaniteraan Klinik
Madya Di bagian SMF Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Jayapura

Yang dilaksanakan pada :


Hari :
Tanggal :
Tempat :

Menyetujui dosen
Pembimbing /Penguji

dr. Josef Wattimury Sp.OG


BAB I

PENDAHULUAN

Persalinan prematurus (preterm) adalah persalinan dengan usia kehamilan


kurang dari 37 minggu, atau pengeluaran buah kehamilan antara 28 sampai 37
minggu, berat badan bayi 1000-2500gr. Insidens persalinan preterm berbeda –
beda antar negara. di amerika serikat insidens meningkat dari 9,5% pada tahun
1981 menjadi 12,7% pada tahun 2005. Sementara itu di eropa dan negara
berkembang insidens berkisar 5-9%. Di indonesia angka persalinan preterm
mencapai 15,5 % di tahun 2010. Dirumah sakit dr. Cipto mangunkusumo sebagai
pusat rujukan tersier insidens persalinan preterm sebesar 38,5% pada tahun 2013
9
.
Dari tahun ke tahun angka kejadian seksio sesarea terus meningkat. Seksio sesarea
merupakan suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh dan berat janin lebih
dari 500 gram. Di RSUP dr. Mohammad Hoesin khususnya, angka seksio sesarea
pada tahun 2008 adalah sebanyak 21,8% dan meningkat menjadi 27,4% pada
tahun 2009, 30,8% pada tahun 2010 dan 37,6% pada tahun 20118
Penanganan wanita yang telah mengalami riwayat seksio sesarea
merupakan masalah di bidang obstetri. Sudah berpuluh-puluh tahun wanita yang
mempunyai uterus dengan jaringan parut dianggap kontraindikasi untuk
melahirkan per vaginam karena kekhawatiran akan terjadinya ruptur uteri. Angka
kejadian seksio sesarea meningkat dalam 20 tahun terakhir ini, akibatnya terjadi
peningkatan jumlah wanita dengan riwayat seksio sesarea untuk kehamilan kedua
dan menjadi masalah untuk jenis persalinan berikutnya. Pilihan antara tindakan
seksio sesarea kembali dan percobaan persalinan per vaginam masing-masing
memiliki risiko dan keuntungan tersendiri.1,2
Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Normalnya, plasenta terletak dibagian atas uterus. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya gejala – gejala perdarahan antepartum dan tidak dapat turunnya bagian

1
terendah janin kedalam panggul ibu. Pada Angka kejadian plasenta previa
bervariasi antara 0,3 – 0,5% dari seluruh kelahiran. Plasenta previa totalis adalah
plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum. Penanganan plasenta
previa perlu mendapat penanganan yang khusus. Penanganan yang bisa dilakukan
adalah dengan pengawasan antenatal dan penolongan pertama 1, 2, 3
Preeklamsi adalah adalah tekanan darah yang tinggi berkisar 140/90
mmHg. Setelah kehamilan 20 minggu disertai dengan proteinuria ≥300 mg/ 24
jam, atau pemeriksaan dengan dipstick ≥1 +. Preeklamsi terjadi pada 5%
kehamilandan lebih sering dimetukan pada kehamilan pertama dan pada wanita
yang sebelumnya menderita tekanan darah Tinggi atau penyakit pembuluh darah5.
Pada laporan kasus ini pasien datang dengan membawa pengantar dari
Sp.OG dengan diagnosis G5P4AO gravida 36-37 minggu + BSC 4x + plasenta
previa totalis + PEB.

2
BAB II

LAPORAN KASUS

A. IdentitasPasien
Nama : Ny. V.L
Umur : 34 tahun
Alamat : sentani
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : manado
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 12 november 2020

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama:
Pasien membawa pengantar dari Dr.Sp,OG
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
3. Pasien G5P4A0 merasa hamil 9 bulan datang membawa surat pengantar
dari Dr. Sp.OG dengan diagnosa G5P4A0 hamil 36-37 minggu + BSC 4x
+ Plasenta previa totalis + PEB. Keluar darah merah segar dari jalan lahir
(-), Mules (-), keluar air-air dari jalan lahir (-), Gerakan janin dirasakan
aktif, Keputihan saat hamil (-), pandangan kabur (-), pusing (-), nyeri ulu
hati (-) demam (-).
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi (+), Asma (-) , DM (-), TB Paru (-), Penyakit jantung (-),
Penyakit Ginjal (-)
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), Asma (-), DM (-), Penyakit paru (-), Penyakit Jantung (-)
6. Riwayat Obstetri
G4P3A0

3
Umur
Jenis BB Hidup/
No. Penolong JK Sekaran
Persalinan (Gram) Meninggal
g
1. SC Dokter 2500 gr Laki-laki 13 tahun hidup
2. SC Dokter 2700 gr Perempuan 12 tahun hidup
3. SC Dokter 3000gr Perempuan 8 tahun hidup
4. SC Dokter 3000 gr Perempuan 1 tahun hidup
5. Hamil ini

7. Riwayat Pernikahan
Menikah sah
8. Riwayat Menstruasi
 Menarche : 12 Tahun
 Siklus haid : Teratur (28 hari)
 Gejala penyerta : Nyeri Haid (-)
 HPHT : : 3-03-2020
 TP : : 10-12-2020
 UK : 36-37 Minggu
9. Pemeriksaan Antenatal (PAN/ANC)
Berapa kali : di dokter Sp.OG (2x) (34 mingu) (36minggu)
Imunisasi TT : (-)

10. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi


Jenis kontrasepsi :-
Berapa lama :-
Sebab berhenti :-
Rencana KB setelah melahirkan :-

11. Riwayat Sosial dan Ekonomi


Ibu sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurus
pekerjaan dirumah.

C. Pemeriksaan Fisik

4
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang Kesadaran: Compos Mentis
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 84 kg
Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 160/110 mmHg
 Nadi : 88 x/m
 Respirasi : 21 x/m
 Suhu badan : 36,70C \
 Sp02 : 99%
Kepala : Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Deformitas (-)
Telinga : Deformitas (-)
Mulut : Deformitas (-)
Thoraks : Paru : Suara napas vesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada,
Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, gallop tidak ada, murmur tidak ada
Abdomen : Tampak cembung, BU ( + ).
Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai (+/+)
Refleks : Dalam Batas Normal

Status Obsetetri
Pemeriksaan Luar
 TFU : 31 cm
 LA : Memanjang, Punggung kanan, letak kepala, penurunan kepala 5/5
 BJJ : 149 dpm
 His :-
 TBBJ : 2790 gr
Pemeriksaan Dalam
 Vulva/Vagina : tidak ada kelainan
 Inspekulo : portio licin, OUE tertutup, fluksus (-), Fluor (-)
 Pemeriksaan dalam: tidak dilakukan

5
Pemeriksaan Panggul : Tidak dilakukan

CTG :Tidak dilakukan

USG : dilakukan (12 november 2020)

Hasil : Dilakukan di dokter praktek : janin tunggal hidup, presentasi kepala,


placenta di corpus belakang sampai menutupi seluruh OUI, TBJ : 2700 gr,
ketuban cukup, hamil preterm

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

LABORATORIUM

Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hemoglobi 11,5 11.0 – 14.7 g/dL
n
Hematokrit 33,3 35.2 – 46.7 %
Leukosit 9,4 3.37 – 8.38 x Unit/
103 Liter
Trombosit 258 140 – 400 x 103 Unit/Liter
Eritrosit 4,07 3.69 – 5.46 x Unit/Liter
106
PT 10,2 10,2 – 12,1 Detik
APTT 27,2 24,8 – 34,4 Detik
Proteinuria +2
GDS 87 ≤87
Hbs Ag Non Non Reaktif
Reaktif

E. Diagnosis Awal
G5P4A0 gravida 36 – 37 minggu + BSC 4X + Plasenta Previa totalis +PEB

6
F. Tatalaksana Awal
Lapor dokter Sp.OG, adivice:
• Pro sectio ceasarea a/i BSC 4X, plasenta previa totalis
• Informed Consent SC+ steril
• Konsul anestesi
• Hubungi perinatologi
• Pasang DC
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Inj.Cefazolin premedikasi 2 gr (skin tes dahulu)
• Nifedipin 3x10mg
• Dopamed 3x 250mg
• Sedia darah PRC 2 kolf
G. Laporan Operasi Seksio Sesarea
Pasien dalam posisi tidur terlentang di atas meja operasi dalam anestesi
spinal
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik daerah abdomen dan sekitarnya
Dilakukan sayatan pfannenstiel mengikuti luka lama, abdomen ditembus
secara tajam dan tumpul
Tampak perlengketan antara uterus, peritoneum dan omentum, dilakukan
adhesiolisi
Pada SBU dilakukan sayatan semilunar, SBU disayat dan ditembus secara
tumpul sampai cavum uteri.
Dengan meluksir kepala, lahir bayi laki-laki pukul 10.38 WIT BB: 2700
gr, PB: 47 cm, Apgar score menit pertama = 6, menit ke lima = 8,
ketuban jumlah cukup, berwarna jernih
Injeksi oksitosin 1 ampl iv
Tampak plasenta insersi pada corpus belakang yang menutupi sampai
dengan OUI, dengan tarikan ringan pada tali pusat , dilahirkan
plasenta lengkap pukul 10.39 WIT
Eksplorasi kavum uteri dengan kasa dan betadine
Dilakukan penjahitan pada SBU dengan vicryl 1
Tuba Kiri dan kanan dicari, dikenali dan dilakukan tubektomi secara

7
pomeroy dengan benang side 2.0 kemudian dipotong.
jahit dinding abdomen lapis demi lapis
Peritonium di jahit dengan vicryl 2.0
Fascia dijahit dengan vicryl 1
Kulit dijahit dengan Vicryl 3.0 dengan teknik subcuticular
Luka jahitan di tutup
Perdarahan intraoperasi ± 150 cc
Operasi selesai

H. Resume
Pasien G5P4A0 merasa hamil 9 bulan datang membawa surat pengantar dari Dr.
Sp.OG dengan diagnosa G4P3A0 hamil 36-37 minggu + BSC 4x + Plasenta
previa totalis + PEB. Keluar darah merah segar dari jalan lahir (-), Mules (-),
keluar air-air dari jalan lahir (-), Gerakan janin dirasakan aktif, Keputihan saat
hamil (-), pandangan kabur (-), pusing (-), nyeri ulu hati (-) demam (-). HPHT: 3-
03-2020 TP : 10-12-2020 kehamilan pasien yang ke-5 dimana pasien memiliki
riwayat seksio pada empat kali kehamilan dengan SC dan terakhir kali satu tahun
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik status generalis keadaan umum dan kesadaran
dalam batas normal, pada pemeriksaan TTV terdapat tekanan darah yang tinggi
berkisar TD 160/100 mmHg.lalu pada pemeriksaan extremiatas bawah didapatkan
edema tungkai (+/+) dpemeriksaan obstetri didapatkan letak anak : memanjang,
punggung kanan, letak kepala, penurunan kepala 5/5, TFU : 32 cm, BJJ: 149 dpm,
His (-), TBBJ : 2790gr , vulva/vagina : tidak ada kelaianan, pada pemeriksaan
inspekulo portio : portio licin, OUE tertutup, fluksus (-), Fluor (-), pada
pemeriksaan hasil USG didapatkan : janin tunggal hidup, presentasi kepala,
placenta di corpus belakang sampai menutupi seluruh OUI, TBJ : 2700 gr,
ketuban cukup, hamil preterm.
. Pada pemeriksaan laboratorium yang bermakna, protein urine (+2) Setelah
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penujang didapatkan
diagnosis awal G5P4A0 gravida aterm + BSC 4x + plasenta previa totalis + PEB .
Saran supervisor untuk kasus ini adalah rencana persalinan dengan sectio caesarea
dan dilakukan informed consent sectio caesarea atas indikasi plasenta previa

8
totalis + PEB serta informed consent sterilisasi dengan metode pomeroy.
Selanjutnya, konsul anastesi untuk toleransi operasi, hubungi perinatologi, pasang
infus cairan IVFD RL 500 cc/ 20 tpm, injeksi antibiotik cefazolin 2 gr (skin test
dahulu), sedia darah PRC 2 kolf untuk menggantikan volume darah yang habis
setelah operasi.

BAB III

PEMBAHASAN

Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

Pada kasus ini, pasien Ny. V.L umur 34 tahun dengan diagnosis G5P4A0
gravida 36 -37 + BSC4x + plasenta previa totalis + PEB. Dalam kasus ini
diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang disesuaikan dengan literatur.

9
Dari anamnesis Pasien G5P4A0 merasa hamil 9 bulan datang membawa
surat pengantar dari Dr. Sp.OG dengan diagnosa G4P3A0 hamil 36-37 minggu +
BSC 4x + Plasenta previa totalis + PEB. Keluar darah merah segar dari jalan lahir
(-), Mules (-), keluar air-air dari jalan lahir (-), Gerakan janin dirasakan aktif,
Keputihan saat hamil (-), pandangan kabur (-), pusing (-), nyeri ulu hati (-) demam
(-). HPHT: 3-03-2020 TP : 10-12-2020 kehamilan pasien yang ke-5 dimana
pasien memiliki riwayat seksio pada empat kali kehamilan dengan Sectio
Caesarea dan terakhir kali satu tahun yang lalu.

Pada anamnesis pasien datang dengan membawa pengantar dengan usia


kehamilan 36 -37 minggu, sesaui dengan teori kehamilan kurang dari 37 minggu
atau pengeluaran buah kehamilan antara 28 sampai 37 minggu, berat badan bayi
1000-2500gr, dikatakan sebagai kehamilan preterm (pre maturus). Terdapat
beberapa cara yang bisa di pilih untuk mengetahui usia kehamilan dan
perkembangan janin dalam tubuh ibu hamil. Cara tersebut terbagi dua, yaitu cara
manual dan dengan bantuan alat medis. Cara manual menghitung usia kehamilan
dilakukan dengan aturan Rumus Neagle dengan memakai tanggal Haid Pertama
Haid Terakhir (HPHT). Sedangkan secara alat medis bisa melakukan tes USG
untuk mengetahui perkembangan calon bayi dengan memanfaatkan teknologi
terkini. Rumus HPHT dan tes USG adalah dua cara paling populer untuk
mengetahui usia janin dalam tubuh wanita hamil.11
pada kasus pasien ini untuk mengetahui usia kehamilan secara manual
yaitu dengan cara : Rumus Neagle = (Hari ditambah 7), (Bulan dikurang 3),
(Tahun ditambah 1). HPHT pada pasien ini 03/03/2020 , taksiran partus
10/12/2020. Jarak antara partus saat ini dan jarak taksiran partus dengan usia
kehamilan ± 36 minggu , 1 hari. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menghitung usia kehamilan dengan Rumus Neagle adalah:8
 Rumus Neagle berlaku untuk wanita yang memiliki siklus haid teratur dan
normal, yaitu selama 28 sampai 30 hari.
 Rumus Neagle tidak bisa dipakai bila wanita hamil tersebut baru saja
menghentikan pemakaian alat kontrasepsi Pil KB.
Bagaimana prinsip kerja tes USG untuk menghitung usia kehamilan. Mula-
mula gelombang dengan frekuensi tinggi dipancarkan melalui dinding rahim

10
seorang wanita. Gelombang ini akan menghasilkan pantulan gema dan akan
diterjemahkan oleh perangkat teknologi yang tersambung ke dalam komputer
menjadi bentuk gambar 2 dimensi. Perkembangan teknologi terkini dunia
kedokteran sudah mampu menghasilkan tes USG 3 dimensi dan 4 dimensi
sehingga kita bisa memantau usia kehamilan lebih akurat.
Menghitung usia kehamilan dengan USG memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan tersebut antara lain mampu mendeteksi kemungkinan terjadinya
kelainan pada calon bayi, mengetahui letak kehamilan, memantau perkembangan
bayi dari kehamilan trimester pertama sampai trimester ketiga dan memeriksa
kemungkinan terjadi kelainan pada rahim si ibu. Untuk efek negatifnya, selama ini
belum ditemukan adanya laporan keluhan akibat pemeriksaan kehamilan dengan
USG. Jadi, cara ini relatif aman bagi kondisi kesehatan wanita hamil.
Etiologi plasenta previa sampai saat ini belum diketahui secara pasti,
namun ada beberapa teori yang berhubungan dengan plasenta previa namun ada
beberapa teori dan faktor resiko yang berhubungan dengan plasenta previa seperti,
mioma uteri, polip endometrium, riwayat plasenta previa sebelumnya. Ciri yang
menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan uterus yang keluar melalui
vagina tanpa disertai dengan adanya nyeri. Darah keluar berwarna merah terang
pada umur kehamilan trimester kedua atau awal trimester ke tiga merupakan tanda
awal plasenta previa. Menegakkan diagnosa plasenta previa dapat dilakukan
dengan pemeriksaan USG transabdominal yang memberikan ketepatan tinggi
mencapai 96 -98%. Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak
tepi plasenta terhadap ostium. Plasenta previa dapat digolongkan 8
menjadi empat bagian yaitu:
1. Plasenta previa totalis atau komplit, adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis, adalah plasenta yang menutupi sebagian ostiumuteri
internum.
3. Plasenta previa margianalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum.

11
4. Plasenta letak rendah, yang berarti bahwa plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim yang sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada
jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.
Plasenta previa dapat dibagi menjadi empat derajat berdasarkan scan pada
ultrasound yaitu:
Derajat I: plasenta sudah melampaui segmen terendah rahim.
Derajat II: plasenta sudah mencapai ostium uteri internum.
Derajat III: plasenta telah terletak pada sebagian ostium uteri internum.
Derajat IV: plasenta telah berada tepat pada segmen bawah rahim.
Pada kasus pasien ini dari anamnesis tidak ada perdarahan keluar pada
jalan lahir. Dan pada pemeriksaan obstetri, vulva vagina tidak ada kelainan, pada
pemeriksaan inspekulo portio licin, oue tertutup, fluksus (-), flour (-). Pada hasil
pemeriksaan USG : janin tunggal hidup, presentasi kepala, placenta di corpus
belakang sampai menutupi seluruh OUI, TBJ : 2700 gr, ketuban cukup, hamil
preterm. Pada kasus ini pasien di diagnosis plasenta previa totalis
Preeklamsi terjadi pada 5% kehamilan dan lebih sering ditemukan pada
kehamilan pertama dan pada wanita yang sebelumnya menderita tekanan darah
tinggi atau penyakit pembuluh darah. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang
menderita preeklamsi, 4-5 kali lebih rentan terhadap kelainan yang timbul segera
setelah lahir. Bayi yang dilahirkan juga mungkin kecil karena adanya kelainan
fungsi plasenta atau karena lahir premature kehamilan yang disertai penyakit
jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit
jantung dan dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. 8.10
Pada kehamilan terdapat peningkatan denyut jantung ibu untuk
mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sekitar 10
denyut setiap menit sehingga selama hamil akan terjadi peningkatan. Sebanyak
41.172.000 denyutan. Bagi jantung yang normal, peningkatan tersebut dapat
diimbangi sehingga tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim. Pada penyakit jantung yang disertai kehamilan, pertambahan denyut
jantung dapat menguras cadangan kekuatan jantung sehingga terjadi keadaan
payah jantung. Akibatnya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

12
janin dalam rahim sehingga dapat menyebabkan terjadinya keguguran, persalinan
prematur atau berat badan lahir rendah, kematian perinatal dan pertumbuhan dan
perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia atau fisik.8
Pada kasus ini Asumsi Peneliti yanga ada bahwa preeklamsi pada ibu
hamil dapat berakibat mengganggu dan menghambat aliran darah yang berfungsi
untuk pertumbuhan janinnya menjadi lambat diperlukan pengobatan secara
terkontrol untuk ibu hamil dengan preeklamsi karena untuk menghindari resiko
pada saat hamil dan pada saat bersalin diantaranya persalinan premature Akibat
dari suplai zat-zat gizi dan oksigen untuk kebutuhan janin yang terhambat,
sehingga terjadinya janin tumbuh lambat dalam lahir dan akhirnya melahirkan
dengan persalinan prematur8,10
Berdasarkan teori diatas, diagnosis kasus ini sudah tepat dimana pada
perhitungan menurut HPHT sesaui rumus neagle usia kehamilan pada kasus ini sudah
tepat, pada indikasi sectio caesarea perlu ditambahkan VBAC score Karena pada
pelaporan kasus tidak ada penilaian VBAC score untuk percobaan persalianan
pervaginam.VBAC score penting dinilai untuk keberhasilan persalinan pervaginam
dengan riwayat bekas seksio sesarea sebelumnya, untuk plasenta previa, didapatkan
dalam pemeriksaan USG placenta di corpus belakang sampai menutupi seluruh
OUI.preeklamsia berat dijumpai pada pasien ini sebelumnya mempunyai riwayat
tekanan darah tinggi, dari pemeriksaan fisik didapatkan TD lebih dari 160/100, edema
tungkai dan pemeriksaan laboratorium, protein urine +2.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diagnosis pada pasien ini sudah tepat usia kehamilan berdasarkan HPHT
sudah tepat yaituh kehamilan preterm (pre maturus) dengan riwayat bekas
operasi seksio sesarea (SC) untuk menilaiali dilakukannya persalinan

13
pervaginam dengan memperhatikan VBAC score, pemeriksaan USG
menunjukan adanya plasenta previa totalis. Pasien mempunyai riwayat
hipertensi dengan pemeriksaan fisik tekanan darah 160/110 dan udem pada
kedua ektremitas bawah.serta pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
proteinuria +2
B. Saran
1. Konseling dan follow up dengan dr spesialis dari awal kehamilan sampai
persalinan sangat dianjurkan.
2. Melakukan pemeriksaan kehamilan dengan rutin di Puskesmas maupun di
dokter spesialis serta rajin meminum suplementasi yang diberikan semasa
kehamilan. Dan rutin pengobatan hipertensi agar dapat menurunkan faktor
resiko pada tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. American College of Obstetricians and Gynecologists (2013) ACOG


committee opinion no. 559: Cesarean delivery on maternal request. Obstet
Gynecol 121(4): 904-907.

14
2. Kurdoglu1 Z, Kurdoglu M (2016).The Risk of Uterine Rupture in Labour
Induction of Women With Previous Cesarean Delivery. Crescent Journal of
Medical and Biological Sciences.Vol. 3, No. 1, 8–13.
3. Cheung VY, Constantinescu OC, Ahluwalia BS. Sonographic evaluation of
the lower uterine segment in patients with previous cesarean delivery. J
Ultrasound Med. 2004;23(11):1441-1447.
4. Caughey AB, Sundaram V, Kaimal AJ, et al. Maternal and neonatal
outcomes of elective induction of labor. Evid Rep Technol Assess (Full
Rep). 2009(176):1-257.
5. Institute of Obstetricians and Gynaecologists, Royal College of Physicians
of Ireland and the Clinical Strategy and Programmes Division,Health
Service Executive. (2019). Clinical Practice Guideline Oxytocin To
Accelerate Or Induce Labour. Obstet Gynecol. Guideline No: 36.
6. Royal College of Obstetricians & Gynecologists. (2015). Birth After
Previous Caesarean Birth. Nice. Green-top Guideline No.45
7. Rezai S, Meghan Labine, Sri Gottimukkala, Steven Karg, et al.(2016). Trial
of Labor after Cesarean (TOLAC) for Vaginal Birth after Previous Cesarean
Section (VBAC) Versus Repeat Cesarean Section; A Review. Obstet
Gynecol 4(6):
8. Randy RS. 2015. Laporan Kasus Hamil Bekas Sectio Caesarea. Jakarta : Di
unduh tanggal 15 / 12/ 2020.
9. Sabarudin U, et al. Obstetri Patologi : ilmu kesehatan reproduksi, Ed 3.
EGC
10. Sagung D. I . 2016. hipertensi dalam kehamilan. Univeritas udayana
Fakultas kedokteran. Bali.
11. Pudyastuti S et.,al. 2019. Persalinan preterm. Continuing medical
education.

15

Anda mungkin juga menyukai