RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOK II JAYAPURA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA – PAPUA 2020 Definisi • Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah bukanlah suatu penyakit melainkan gejala berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang berlebihan dan bukan merupakan darah. • Pada keadaan normal, cairan yang keluar berupa mukus atau lendir yang jernih, tidak berbau mencolok, dan agak lengket. • Pada keadaan patologis terjadi perubahan cairan genital dalam jumlah, konsistensi, warna, dan bau. Menimbulkan bercak – bercak pada celana berwarna kuning atau Hijau, gatal pada vulva. Asal flour • Vulva : sekret dalam vulva dihasilkan oleh kelenjar – kelenjar bartolini dan skene. Sekret ini bertambah pada perangsangan, misalnya sewaktu coitus. • Vagina : vagina tidak mempunyai kelenjar dan dibasahi oleh cairan transudat dan oleh lendir dari cervix. Asal flour • Cervix : sekret cervix yang normal bersifat jernih liat dan alkalis • Corpus uteri : hanya menghasilkan sekret pada fase post ovulator. Etiologi
• Menarche karena mulai
terdapat pengaruh estrogen • Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus Fisiologis • Ovulasi • Kehamilan • Pemakaian Kontrasepsi Hormonal • Infeksi • Tumor atau jaringan abnormal Patologis lain • Benda asing • Fistula patogenesis Lingkungan vagina yang normal ↓ Hubungan yang dinamis : Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain ↓ pH vagina 3,8-4,5 ↓ menghambat pertumbuhan bakteri lain patogenesis Penggunaan antibiotik yang berspektrum luas Penggunaan kontrasepsi Kadar estrogen yang tinggi Kehamilan Diabetes yang tidak terkontrol Pemakaian pakaian ketat Pasangan seksual baru Frekuensi seksual yang tinggi ↓ Lingkungan vagina berubah ↓ Mempermudah pertumbuhan bakteri patogen Kandidosis Trichomoniasis Vaginosis Bakterial Vulvovaginalis TERAPI - Klotrimazol 500 mg - Metronidazole 2 gr - Metronidazole 2 intravagina, dosis peroral, dosis gr peroral, dosis tunggal atau tunggal atau tunggal atau - Klotrimazol 200 mg / - Metronidazole - Metronidazole intravagina selama 3 2x500 mg peroral, 2x500 mg hari atau selama 7 hari peroral, 2 kali - Nistatin 100.000 unit / selama 2 hari intravagina selama 14 atau hari atau - Ampisilin 500 mg - Flukonazole 150 mg / peroral 4xsehari peroral dosis tunggal selama 7 hari atau - Krim klindamisin - Ketokonazole 200 mg vagina 2%, 2x1 tablet selama 5 intravagina hari atau selama 7 hari - Itrakonazole 200 mg atau 2x1 tablet selama 1 - Gel hari metronidazole 0,75% intravagina 2xsehari selama 5 hari Daftar Pustaka • Hakimi M. 2017. Ilmu kandungan. Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono prawiharjo. • Sastrawinata S. 2010. ginekologi.edisi 2. Bandung : bagian Obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran universitas padjadjaran Bandung. THANK YOU