Anda di halaman 1dari 33

“GANGGUAN PANIK”

(F41.0)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Akhir


Kepaniteraan Klinik Madya
Bagian Ilmu Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura

M. Wawan K Saifullah
(2019086016409)

Pembimbing :
Dr. Elisabeth Meyni Marpaung, Sp.KJ

SMF PSIKIATRI
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
PAPUA
2020
Data epidemiologi
• Nama : Tn. MM
• Usia : 35 tahun
• TTL : Bone, 02/12/1986
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Bhayangkara II
• Agama : Islam
• Suku/Bangsa : Bugis
• Pendidikan terakhir : Sarjana
• Pekerjaan : Swasta
• Status Pernikahan : Menikah
• Tanggal MRSJ : 28 january 2021(Rawat Jalan )
• Tanggal Pemeriksaan : 28 january 2021
• Tempat Pemeriksaan : poliklinik RSJD Abepura
• Yang Mengantar : (-) pasien datang sendiri
• Pemberi Informasi : Pasien sendiri
 
Laporan Psikiatri
• Keluhan Utama
• Autoanamnesa: Cemas dan merasa sesak
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke polik klinik RSJD Abepura dengan keluhan utama cemas
dan merasa sesak sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu SMRSJ. Pasien merasa
cemas sejak mendengar kabar temannya terkena penyakit covid 19, sehingga
pasien merasa kepikiran dan cemas, menurut keterangan pasien aktifitas
sehari – hari berjalan baik, konsentrasi saat bekerja tidak terganggu, perasaan
cemas muncul pada saat pasien mendengar berita, terlebih mengenai covid
19, sehingga pasien merasa sampai sesak. Jika pasien merasa cemas pasien
melakukan rebahan dan tidur. Kondisi ini dirasakan sering dan terjadi pada
saat di waktu pasien sedang tidak melakukan aktifitas dan membaca atau
menonton berita. terkadang pasien beberapa kali megeluhkan susah tidur.
Gejala lain yang dirasakan saat sedang cemas yaitu, gemetaran pada tangan,
berkeringat dingin, nyeri dada, mual dan tidak nyaman pada perut. Pasien
sudah mengontrol kondisi kesehatan pasien di RS dan tempat praktek dokter
umum, tetapi menurut keterangan dokter, pasien sedang tidak mengalami
sakit dan dokter menyarankan untuk pasien konsultasi ke dokter Sp, KJ.
Riwayat Penyakit dahulu
• Riwayat gangguan Psikatri : pasien merupakan
pasien baru, dan belum pernah mengalami
gangguan jiwa sebelumnya
• Riwayat gangguan Medis : riwayat kejang (-),
riwayat Trauma kepala (-), tumor (-), asma (-),
gastritis (-).
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol
• Riwayat merokok (-)
• Riwayat konsumsi minuman beralkohol (-)
• Riwayat penggunaan ganja dan penggunaan
zat adiktif (-)
Riwayat keluarga

Genogram:
   

Keterangan :
Laki-laki:
Perempuan :
Pasien :
 
Riwayat Pribadi
• Masa kanak-kanak awal ( 0 sampai usia 3 tahun)
Pasien dilahirkan secara normal.
• Masa kanak-kanak pertengahan (usia 3 – 11 tahun)
Pasien tergolong orang yang baik, memiliki banyak teman,
tidak memiliki riwayat pengalaman yang buruk
• Masa kanak-kanak akhir (prapubertas sampai remaja)
 Hubungan keluarga : pasien dari SD-SMA tinggal bersama
ayah dan ibu
 Hubungan sebaya : ketika SD,SMP,SMA pasien mempunyai
banyak teman
 Perkembangan motorik dan kognitif : perkembangan
motorik dan kognitif pasien dalam batas normal.
 Riwayat psikoseksual : pasien sudah mulai pacaran sejak
lulus SMA.
• Masa dewasa
Riwayat pendidikan : SMA
Riwayat pekerjaan : swasta
Riwayat pernikahan : memiliki istri dan satu orang anak
Hubungan dengan keluarga : baik
Persepsi terhadap dirinya : mengetahui dirinya sakit dan
alasan mengapa dia sakit, sehingga harus datang ke RSJ.
Ide bunuh diri : tidak ada.
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik
KU : Tampak tenang
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)

Vital sign

Tekanan Denyut Laju Suhu Saturasi


Darah Nadi Nafas Tubuh Oksigen
(mmHg) (kali/menit) (kali/menit) () (%)

116/67mmHg 84x/menit 19x/menit 36,7 98%


Kulit Sawo matang
Normocepal ,alopesia (-), jejas (-)
Kepala

Mata Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

Hidung tidak ada kelainan

Mulut dan Tidak ada kelainan


tenggorokan

Leher JVP Tidak ada kelainan

Struma Tidak ada pembesaran

KGB tidak ada pembesaran KGB


Thoraks Pulmo simetris, ikut gerak nafas, retraksi (-), rhonki (-),
wheesing(-)

Jantung Bj I-II (reguler), murmur(-),Gallop(-)

Abdomen Datar, jejas (-), supel, nyeri tekan (-), Bising usus
(+)

Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan

Eksterimitas akral hangat, crt <2 detik, udem (-)


Status psikiatri
Kesadaran Compos Mentis Pasien sadar penuh dan dapat
  menjawab setiap pertanyaan yang
Keadaan Umum diberikan.
Tampak Tenang
 

Orientasi Orang : Baik Pasien mampu mengenali orang


  sekitarnya
 
Tempat : Baik Pasien mengatakan ini adalah rumah
sakit jiwa

Waktu : baik Pasien menyebutkan bulan dan


tahun dengan tepat.
Penampilan Tampak terurus, menggunakan Pasien dengan keadaan terurus
pakaian sesuai usia pasien (rapi), postur agak tegap, berpakaian
wajar (menggunakan kaos dan
celana levis panjang)

Roman muka Sesuai  


Lanjutan...
Perilaku terhadap Kontak : ada Pasien mengadakan kontak
pemeriksa dengan melihat mata
 

Rapport : adekuat Pasien mampu menjawab


pertanyaan yang ditanyakan dan
sesuai dengan pertanyaan
 

Sikap terhadap pemeriksa : Pasien selalu menjawab


kooperatif pertanyaan yang di ajukan
penanya.

Atensi Baik Pasien selalu fokus kepada


pertanyaan yang diberikan dan
menjawabnya dengan baik
 
Lanjutan...

Bicara Artikulasi : Jelas Intonasi ucapan terdengar jelas


 

Kecepatan bicara : normal Pasien berbicara tidak cepat,


tampak tidak mengalami kesulitan
menjelaskan apa yang ia rasakan.
 

Emosi Mood : Eutimik Pasien ada mood yang normal.

Afek : serasi Nada dan emosi selaras


Persepsi Ilusi : tidak ada  
Halusinasi : somatik Pasien merasa sesak jika merasa
  cemas
Lanjutan...

Pikiran Bentuk : realistic Pasien berpikir sesuai kenyataan yang ada


   

Isi :waham (-), Pasein tidak memiliki waham


 

Memori & fungsi Konsentrasi : baik Saat ditanya pasien mampu menjawab
kognitif pertanyaan dengan tepat
 

Memori : Baik Saat ditanya pasien dapat mengingat kejadian


  saat ini maupun masa lalu dengan baik
 

Tilikan Tilikan VI Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya


disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.
Formulasi Diagnosis
Aksis I 
• Berdasarkan autoanamnesis, paseien merupakan pasien
baru di RSJD Abepura. Dari pemeriksaan status mental
dan pemeriksaan fisik, ditemukan bahwa pasien
mengalami gangguan panik maka pasien digolongkan
dalam gangguan jiwa non psikotik (neurotic).
Berdasarkan kriteria diagnostik PPDGJ III dan DSM V,
pasien termasuk kedalam gangguan F.41.0 Gangguan
panik
• Aksis II
• Tidak ada
• Aksis III
• Tidak ditemukan penyakit organobiologik pada pasien
• Aksis IV
• Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial.
• Aksis V
• GAF Scale 70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap
disability ringan dalam fungsi, secara umum masih baik 
Diagnosis Banding
Gangguan stress pasca trauma (F43.1)
Gangguan cemas menyeluruh (F41.1)
Gangguan depresif ringan (F32.0)
Diagnosis multiaxial
AKSIS I : Gangguan Panik (F40.0)
AKSIS II : Tidak ada
AKSIS III : Tidak ada
AKSIS IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
AKSIS V: GAF scale 70-61
– Prognosis
• Prognosis ad vitam : bonam
• Prognosis ad sanationam : bonam
• Prognosis ad fungsionam : bonam
Terapi
1. Farmakoterapi
Sertraline (fridep) 50 mg 1x1
Trihexyphenidyl 2mg 1x1
Aprazolam 0,5mg 2x1

2. Psikoedukasi
Dengan cara mengedukasi pasien atau memberikan informasi
untuk minum obat teratur dan tepat waktu serta efek samping
obat. Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita berisi
tanda dan gejala yang mungkin timbul.
 
Pembahasan
• Bagaimana cara mendiagnosa pasien dalam kasus ini?

• Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan psikiatri didapatkan gejala –

gejala gangguan panik yakni berupa, kecemasan/kekwatiran yang

berlebihan serta merasa sesak nafas jika sudah muncul gejala. Selain itu

gejala yang dirasakan seperti , gemetaran pada tangan, berkeringat

dingin, nyeri dada, mual dan tidak nyaman pada perut membuat pasien

sangat merasa tidak nyaman sehingga beberpa kali membuat pasien susah

tidur. Gejala – gejala ini berlangsung hampir di setiap pasien sedang

bersantai dan sedang menonton televisi atau menonton berita.


Lanjutan
• Untuk dapat menegakkan diagnosis gangguan panik menurut DSM-5

menunjukkan kriteria diagnostik dari gangguan panik sebagai berikut :

A. Serangan panik tidak terduga berulang. Serangan panik adalah sebuah

gelombang ketakutan yang sangat kuat akan ketidaknyamanan intens

yang akan mencapai puncaknya dalam hitungan menit, selama 4

menit (atau lebih). Gejala-gejala yang terjadi: Jantung berdetak lebih

cepat , Berkeringat, Gemetaran , Sensasi sesak nafas atau rasa

tercekik , Terasa nyeri di dada dan tidak nyaman, Mual atau sakit

perut
Lanjutan

B. Setidaknya satu serangan telah diikuti dari satu bulan (atau


lebih) dari satu atau kedua hal berikut:

- Khawatir tentang panik tambahan atau konsekuensinya (Seperti,


kehilangan kontrol, mengalami serangan jantung, “menjadi gila”)

- Perubahan perilaku maladaptif yang signifikan terkait dengan


serangan tersebut (contohnya, perilaku yang dirancang untuk
menghindari serangan panik, seperti menghindari latihan atau
siatuasi yang tidak biasa.
Lanjutan
C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek psikologis suatu zat (pengobatan)

atau kondisi medis lainnya (misalnya, hipertiroidisme, gangguan

kardiopulmoner)

D. Gangguan ini tidak dijelaskan dengan baik sebagaimana disfearedsocial

situation, seperti dalam gangguan kecemasan sosial, sebagai respon atas

situasi atau objek fobia tertentu, seperti dalam fobia spesifik; sebagai respon

atas obsesi, seperti pada obsessive-compulsive disorder; sebagai respon atas

ingatan event traumatik, seperti pada gangguan stress pasca-trauma; atau

sebagai respon untuk pemisahan dari attachment figure, seperti dalam

separation anxiety disorder.


Pembahasan
• Bagaimana tatalaksana pasien dengan F40.0?
• Penanganan farmakoterapi diberikan obat-obat antipanik
• Obat-obatan tersebut mencakup antidpresan (seperti
Selective Serotonin Re-uptake (SSRI), Serotonin and
Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRI), Trisiklik,
Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs), dan
Noradrenaline and Spesifik Serotonergic Antidepressants
(NASSAs) dan benzodiazepine (seperti Alprazolam atau
Xanax)
Lanjutan
• Mekanisme kerja
Antidepresiva bekerja melalui penghambatan
re-uptake serotonin dan noreadrenalin di ujung
– ujung saraf otak dan dengan demikian
memperpanjang masa waktu tersedianya
neurotransmitter tersebut.
Lanjutan
– Sertraline (fridep) 50 mg 1 x1
• Sediaan : 50 mg tab
• Mekanisme kerja : memiliki kandungan
senyawa naftylamin menghambat re-uptake
serotonin dalam neuron dan digunakan
terutama pada depresi dengan gejala vital.
– Alprazolam 0,5 mg 1x1
• Sediaan : 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg tab
• Mekanisme kerja : merupakan obat anti
ansietas dan anti panik yang efektif digunakan
untuk mengurangi rangsangan abnormal pada
otak, menghambat neurotransmitter asam
gama-aminobutirat (GABA) dalam otak
sehingga menyebabkan efek penenang
– Trihexyphenidyl 2mg 1x1
• Sediaan : 0,5 mg, 2 mg, 5 mg
• Trihexyphenidyl HCl adalah amina antimuscarinik
tersier. Mekanisme aksi Trihexyphenidyl adalah
dengan menghambat secara langsung pada sistem
saraf parasimpatis
• Triheksifenidil bermanfaat untuk menangani penyakit
parkinson dan gejala ekstrapiramidal. Gejala
ekstrapiramidal tersebut seperti tremor, kecemasan,
kesedihan, akatisia, dystonia, paranoid, bradipnea.
Psikoterapi
• Terapi relaksasi
Terapi ini bermanfaat meredakan serangan panik dan
menenangkan individu, namun terapi ini membutuhkan kepatuhan.
• Terapi kognitif perilaku
Individu diajak untuk melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu
mengubah pola perilaku dan pikiran yang irasional dan
menggantinya dengan yang pikiran rasional
• Psikoterapi Dinamik
Individu diajak untuk lebih memahami hakikat diri dan
kepribadiannya, bukan sekedar menghilangkan gejalanya semata.
Kesimpulan
• Kesimpulan
– gangguan panik merupakan suatu peristiwa serangan panik
yang tidak diharapkan, yang diikuti oleh ketakutan yang kuat
tentang kemungkinan berulangnya serangan yang diubah
dengan perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
– faktor-faktor yang berperan antar lain faktor biologis, genetik
dan psikososial.
– suatu diagnosis gangguan panik didasarkan dengan PPDGJ III
dan DSM V
– penatalaksanaannya dengan pemberian farmakoterapi dan
psikoterapi
– prognosis gangguan panik adalah dubia ad bonam
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai