Anda di halaman 1dari 6

Penggunaan Metode Fault Tree Analysis (FTA) Dan

Failure Mode Analysis (FMEA) Sebagai Usulan Reduksi


Cacat Produk Obat Batuk Komix Peppermint
Di PT. Bintang Toedjoe
Andrianus Hendra Sakti
Program StudiTeknik Industri, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta
andrianushs@gmail.com

Abstrak
PT Bintang Toedjoe merupakan salah satu perusahaan manufaktur farmasi yang memproduksi obat
kategori bebas dan bebas terbatas di Indonesia. Salah satu produk andalan adalah Komix obat batuk.
Hingga kini, perusahaan tersebut telah memproduksi berbagai varian rasa. Perusahaan berorientasi pada
kepuasan pelanggan, sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan pelangga. Akan tetapi,
terdapat banyaknya keluhan pelanggan yang diterima terkait kualitas produk. Dari permasalahan tersebut,
maka dilakukan pengendalian kualitas agar mengurangi jumlah produk gagal. Upaya yang dilakukan agar
dapat mereduksi defect dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan
metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengidentifikasi dan menganalisa kegagalan yang terjadi.
Tujuan dari penggunaan FMEA adalah untuk mengetahui moda kegagalan mana yang terjadi memiliki
nilai RPN paling tinggi dengan cara mengalikan tingkat keparahan, kejadian, dan deteksi. Selanjutnya
moda kegagalan dengan nilai RPN tertinggi dijadikan sebagai top event pada diagram FTA. Metode FTA
digunakan untuk mengetahui akar penyebab kegagalan yang terjadi.
Kata Kunci : Fault Tree Analysis, Failure Mode and Effect Analysis, Manajemen Kualitas,
Pengendalian Kualitas

Abstract
PT Bintang Toedjoe is a pharmaceutical manufacturing company that producesOver The Counter
category drugs in Indonesia. One of the best products is the Komix cough medicine.The company has
produced various flavors. The company is oriented to customer satisfaction, so the products produced
can meet customer desires. However, there are many customer complaints received regarding product
quality. From these problems, quality control is carried out in order to reduce the number of failed
products. Efforts are made in order to reduce defects using the Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) method and the Fault Tree Analysis (FTA) method to identify and analyze failures that occur.
The purpose of using FMEA is to find out which mode of failure has the highest RPN value by multiplying
the severity, occurrence, and detection. Furthermore, the failure mode with the highest RPN value is used
as the top event in the FTA diagram. The FTA method is used to determine the root cause of failure that
occurs.
Keywords: Fault Tree Analysis, Failure Mode and Effect Analysis, Quality Management, Quality Control
Meminimalisir produk cacat terdapat beberapa
I. PENDAHULUAN metode dalam pengendalian kualitas yang dapat

S
digunakan. Salah satu metode yang dapat
alah satu ciri dari sistem pengendalian
digunakan adalah Fault Tree Analysis (FTA)
kualitas yaitu di dalamnya terdapat
dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).
aktivitas yang berorientasi pada tindakan
FTA merupakan suatu alat analisis yang
pencegahan kerusakan, dan bukan berfokus
menunjukkan gabungan dari kegagalan yang
pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja.
pasti terhadap suatu sistem. FTA berguna untuk
Peningkatan kualitas akan ditekankan pada
merepresentasikan kejadian dalam suatu sistem.
perbaikan proses produksi yang berkontribusi
Keunggulan dari FTA adalah dapat menganalisa
besar terhadap cacat yang ditimbulkan dalam
kegagalan sistem, dapat mencari aspek-aspek
proses produksi. Perbaikan pada proses
dari sistem yang terlibat dalam kegagalan
produksi diharapkan akan mengurangi cacat dari
utama, dan menemukan penyebab terjadinya
produk dan akan meningkatkan output yang
kecacatan produk pada proses produksi.
berkualitas sehingga keuntungan perusahaan
Sedangkan FMEA adalah metode yang
meningkat.
______________________________________________________________________________
Halaman 1 dari 6
digunakan untuk mendefinisikan, FTA dapat berupa kualitatif, kuantitatif atau
mengidentifikasi, dan menghilangkan kegagalan bisa juga berupa keduanya tegantung dari
atau masalah pada proses produksi, baik objective yang akan dianalisa. Hasil dari
permasalahan yang telah diketahui maupun analisa tersebut sebagai berikut :
yang potensial terjadi pada sistem. FMEA dapat 1. Daftar kemungkinan kegagalan yang
memberikan usulan perbaikan pada proses yang disebabkan faktor lingkungan, human
memiliki tingkat kegagalan tertinggi. error, atau kegagalan komponen.
2. Probabilitas kejadian yang akan terjadi
Sebagaimana diketahui bahwa PT Bintang
dalam kurun waktu tertentu.
Toedjoe memproduksi berbagai macam obat
Simbol dalam FTA tergantung standar yang
yang sudah dikenal oleh masyarakat salah
diikuti. Berikut standar symbol FTA yang
satunya yaitu Komix obat batuk. Komix obat
umumnya digunakan.
batuk merupakan produk unggulan yang Tabel II
terdapat beberapa varian rasa antara lain Komix Simbol yang digunakan dalam FTA
obat batuk OBH (LNKOA), Komix obat batuk No. Simbol gate Nama dan Keterangan
rasa Jahe (LKJTA), Komix obat batuk rasa Andgate.Output event
Jeruk Nipis (LKNTA), dan Komix obat batuk terjadi jikasemua input
rasa Peppermint (LKPTA). Namun, produk ini 1
event terjadi secara
terdapat keluhan pelanggan yang diterima oleh bersamaan.
QualityDepartment dalam kurun waktu satu Orgate.Output event
bulan. Pada tabel I menunjukkan keluhan 2 terjadi jika paling tidak
pelanggan yang diterima oleh Quality satu inputevent terjadi.
Departement pada bulan Maret 2016. K out of n gate.Output
Tabel I k event terjadi jika paling
3
Data Keluhan Pelanggan Bulan Maret 2016 sedikit k output dari
Kode Banyaknya n input inputevent terjadi.
Nama Produk
Produk Keluhan Exclusive ORgate.
Komix obat batuk Outputevent terjadi jika
LKNTA 1 4
rasa Jeruk Nipis satu input event, tetapi
Komix obat batuk tidak terjadi.
LKPTA 5
rasa Peppermint
Komix obat batuk Inhibit gate. Input
LKJTA 2 5 menghasilkan output jika
rasa Jahe
LNKO Komix obat batuk Conditional event ada.
1
A OBH
Sumber : Data Internal PT Bintang Toedjoe Priority AND gate.Output
event terjadi jika semua
Berdasarkan data diatas, penulis melakukan 6
input event terjadi baik
penelitian terkait track record produk LKPTA dari kanan maupun kiri.
serta upaya pengendalian kualitas produk
tersebut.
Not gate.Output event
7 terjadi jika input event
II. METODE DAN PROSEDUR idak terjadi.

A. Fault Tree Analysis (FTA) Sumber : Blanchard, 2004


Fault Tree Analysis (FTA) merupakan Sehingga langkah-langkah dalam
metode untuk mengetahui pola kegagalan. menerapkan FTA sebagai berikut :
FTA pertama kali dikembangkan pada U.S 1. Identifikasi dari kegagalan (resiko) yang
Air Force pada tahun 1962 oleh Bell terjadi.
Telephone- Industries dimana perusahaan Mengidentifikasi kegagalan yang terjadi
tersebut mengkaji yang berkaitan evaluasi berdasarkan hystorical data, kemudian
keselamatan sistem peluncuran rudal antar menentukan penyebab kegagalan.
benua. FTA merupakan salah satu metode 2. Konstruksi Fault Tree.
analisa logika yang menggunakan simbol- Membentuk diagram Fault Tree
simbol yang ditemukan pada area produksi berdasarkan kegagalan yang terjadi.
untuk mengilustrasikan hubungan antara 3. Identifikasi dari minimal cut set.
basic event (akar- kejadian yang satu set kejadian (basic event) yang
menyebabkan top event terjadi) dan top terjadi untuk memastikan top event.
event (kejadian yang- terjadi).
______________________________________________________________________________
Halaman 2 dari 6
B. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Ratin
FMEA digunakan sebagai suatu teknik Kriteria
g
dalam mengidentifikasi dan membantu terhadap kualitas lain.
dalam meminimalkan kegagalan yang Sumber : Gaspersz, 2002
potensial akan terjadi, sehingga Tabel IV
implementasi FMEA berkonsep mencegah NIlai Occurence
kejadian-kejadian yang kemungkinan akan
Frekuensi
terjadi. Degree Kejadian Rating
Beberapa komponen yang menentukan (@ 1000 item)
prioritas suatu kegagalan dan efeknya
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu keseriusan Remote 0.001 / 100 lot 1
(severity), frekuensi (Occurence), dan
1.1 / 100 lot 2
Pendeteksian (Detection). Severity Low 3
0.05 / 100 lot
merupakan skor dati tingkat dampak yang
0.1 / 100 lot 4
ditimbulkan dari terjadinya mode kegagalan. Moderate 0.2 / 100 lot 5
Occurrence- merupakan skor dari tingakt 0.5 / 100 lot 6
frekuensi terjadinya mode kegagalan. 1 / 100 lot 7
Sedangkan Detection merupakan skor dari High 8
2 / 100 lot
kemampuan sistem atau operator dalam 5 / 100 lot 9
mengetahui terjadinya kegagalan. Sehingga Very High 10
10 / 100 lot
dapat diketahui rating dalam tiap faktor Sumber : Gaspersz, 2002
tersebut. Tabel V
Nilai Detection
Setelah diketahui rating dari tiap faktor
diatas, maka dapat dihitung nilai Risk Berdasarkan
Priority Number (RPN). Hal ini sebagai Rating Kriteria Frekuensi
Kejadian
tindakan perbaikan yang harus segera
dilakukan berdasarkan nilai RPN tertinggi. Metode
Untuk rumus menghitung RPN dapat dilihat pencegahan
sangat efektif,
pada gambar dibawah ini.
1 tidak ada 0.001 / 100 lot
RPN= S x O x D kesempatan
Keterangan : penyebab
S : Severity mungkin muncul
Kemungkinan
O : Occurrence 2 0.01 / 100 lot
penyebab terjadi
D : Detection 3 0.05 / 100 lot
sangat rendah
Pengukuran besarnya nilai Severity, Kemungkinan
Occurrence, dan Detection menurut terjadi bersifat
4 moderate. 0.1 / 100 lot
Gaspersz sebagai berikut :
5 Terkadang 0.2 / 100 lot
Tabel III 6 dilakukan 0.5 / 100 lot
Nilai Serenity pencegahan
Ratin penyebab terjadi
Kriteria Kemungkinan
g
Neligible severity (Pengaruh buruk penyebab terjadi
1 masih tinggi.
yang dapat diabaikan
7 Metode 1 / 100 lot
Mild severity (Pengaruh buruk yang
8 pencegahan 2 / 100 lot
2 ringan). Akibat yang ditimbulkan
kurang efektif.
masih bersifat ringan.
Penyebab masih
Moderate severity (Pengaruh buruk
berulang kembali.
yang menengah). Akibat yang
Kemungkinan
3-6 ditimbulkan dapat dirasakan dengan
penyebab terjadi
adanya penurunan kualitas, namun
masih sangat
masih dalam batas toleransi.
9 tinggi. Metode 5 / 100 lot
High severity (Pengaruh buruk yang
10 pencegahan tidak 10 / 100 lot
7-8 tinggi). Penurunan kualitas berada
efektif. Penyebab
diluar batas toleransi.
masih berulang
9-10 Potential severity (Pengaruh buruk kembali.
yang sangat tinggi). Akibat yang
Sumber : Gaspersz, 2002
ditimbulkan sangat berpengaruh

______________________________________________________________________________
Halaman 3 dari 6
Setelah mendapatkan nilai severity, Penulis melakukan identifikasi penyebab
occurrence, dandetection, maka nilai Risk defect yang terjadi pada LKPTA
Priority Number (RPN) dapat diketahui. menggunakan metode Fault Tree Analysis
Sehingga perbaikan dapat dilakukan (FTA) pada kedua defect yang menyebabkan
berdasarkan urutan nilai RPN yang tertinggi. banyaknya produk cacat. FTA untuk
merepresentasikan bagaimana defect (top-
III. HASIL event) bisa terjadi. Berikut Gambar FTA
Penulis mengolah data berupa data pengamatan yang telah dibuat.
yang dilakukan pada LKPTA sebanyak 30 batch Sachet Bocor

dengan sampling sebanyak 500 sampel untuk


setiap batch dengan hasil sebagai berikut :
Tabel VI
Pengamatan Data Machine Factor Human Factor

Kriteria Defect Jumlah


Bobot Identitas Penempatan foil
Sachet Volume pada former
Sachet Produk tidak pas
Bocor TMS
TMS TMS
Sealing Cutter Sealing Roller
11 7 0 3 21
9 3 0 1 13 Operator Operator tidak
terburu-buru teliti

3 6 0 1 10 Heating Roller rusak


Cutter
Tidak Presisi
12 8 1 2 23 kurang tajam
Kurangnya
kesadaran
Tidak
9 2 0 3 14 berfungsi
dengan baik

6 5 0 0 11
Gambar 1 FTA Sachet Bocor
7 5 0 2 14 Sumber : Pengolahan data
7 3 2 0 12
Bobot Sachet
10 2 0 2 14 TMS

12 3 0 3 18
3 4 0 3 10
2 1 0 0 3 Machine Factor Human Factor

3 3 0 0 6
Pneumatic
4 2 0 4 10 Filling Setting

4 2 0 1 7
Bantalan
4 2 1 0 7 karet rusak

9 0 0 0 9 Operator
terburu-buru
Operator tidak
teliti

6 4 0 3 13
6 1 0 0 7 Kurangnya
pengalam an

8 3 1 4 16
Gambar 2 Bobot Sachet TMS
10 0 0 3 13
Sumber : Pengolahan Data
11 3 0 1 15
8 4 0 1 13 B. MetodeFailure Mode and Effect Analysis
7 2 0 3 12 (FMEA)
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
5 4 1 3 13
digunakan untuk mendefinisikan,
5 4 0 2 11 mengidentifikasi, dan menghilangkan defect
6 2 0 4 12 pada proses produksi LKPTA. Berdasarkan
5 1 0 2 8 FTA yang telah dibuat sebelumnya, maka
3 0 0 4 7
dijadikan masukan dalam pembuatan tabel
FMEA yang berfungsi untuk memberikan
13 2 0 3 18 pembobotan pada nilai Severity (S),
208 88 6 58 360 Occurrence (O), dan Detection (D) agar
Sumber : Pengamatan mengetahui skala prioritas.

A. Metode Fault Tree Analysis (FTA)

______________________________________________________________________________
Halaman 4 dari 6
Tabel VII operator mudah memahami dan setup yang
FMEA sesuai.
Potensi 5. Memperketat proses pemeriksaan dengan
Penyebab Kontrol
Mode
Kegagalan Yang S O D RPN interval setiap 5 menit dari proses filling.
Kegagalan
(Cause of Dilakukan 6. Menyediakan stopwatch/timer sebagai alarm
Failure) pengingat pada saat melakukan pengecekan.
Melakukan
Sealing
pengecekan IV. KESIMPULAN
Cutter
sebelum 8 4 7 224
kurang Berdasarkan penelitian yang dilakukan, di
mulai
tajam
beropeasi
dapatkan simpulan sebagai berikut :
Reset mesin 1. Diketahui bahwa defect atau cacat sachet
dan pastikan bocor yang terjadi pada LKPTA sebagai
Overlap berikut :
foil pas 8 6 6 288
sealing
dengan a. Sachet bocor
form Sachet Bocor merupakan defect kondisi
Melakukan kemas primer tidak- tersealing
inspeksi sempurna. Sehingga ketika dilakukan
Sachet
Pinhole dengan 8 6 7 336 uji press, isi sachet (liquid) akan
Bocor
interval 15
merembes keluar pada celah-celah
menit
Memastikan sealing.
Sealing b. Bobot sachet TMS
Crack roller Bobot netto tidak sesuai parameter
6 4 4 96 standar yang telah ditetapkan-
sealing berfungsi
dengan perusahaan ketika dilakukan
baik. penimbangan bobot sachet.
Melakukan c. Volume TMS
Overheat setting Ketika dilakukan pengujian volume
8 5 6 240
sealing ulang suhu
terpindahkan, volume sachet- tidak
pada sealer
sesuai dengan standar yang ditetapkan
Melakukan perusahaan.
Pneumati pengecekan d. Identitas produk TMS
8 6 5 240
c rusak spare part Identitas berisi informasi yang meliputi
Bobot mesin
Sachet kode batch, bulan produksi, dan masa
TMS Melakukan kadaluwarsa tidak tercetak dengan
Autofit pengecekan jelas. Sehingga- menimbulkan
8 6 6 288
rusak spare part informasi bias ketika produk sampai ke
mesin tangan pelanggan (konsumen).
Sumber : Pengolahan Data 2. Telah diketahui penyebab defect produk
LKPTA berdasarkan metode- FTA
Berdasarkan kedua metode di atas, maka dibuat disebabkan karena part mesin yang tidak
usulan perbaikan agar potensi penyebab berfungsi dengan baik serta kurangnya
kegagalan yang terjadi tidak terulang kembali. kesadaran atau pengalaman operator dalam
Usulan perbaikan antara lain sebagai berikut : melaksanakan pekerjaan.
1. Melakukan adjustment dan kualifikasi mesin 3. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
filling di area produksi oleh Quality menggunakan FMEA, diperoleh mode
Department agar memastikan mesin kegagalan yang mendapat nilai RPN
beroperasi dengan baik. tertinggi yaitu Sachet bocor yang
2. Melakukan controlling dan koordinasi disebabkan karena pinhole, sedangkan
dengan bagian Teknik untuk melakukan pada mode kegagalan Bobot Sachet TMS
pengecekan berkala pada mesin yang yang disebabkan autofit tidak berfungsi
digunakan dalam proses produksi. dengan baik emndapat nilai RPN tertinggi.
3. Pembuatan jadwal pelatihan dan uji 4. Berdasarkan pembahasan dan analisis yang
kompetensi operator secara berkala agar dilakukan, diperoleh usulan-usulan
keahlian operator dapat ditingkatkan. perbaikan sebagai berikut :
4. Melakukan review prosedur pada Work a. Melakukan adjustment dan kualifikasi
Instruction khususnya proses filling agar mesin filling di area produksi oleh

______________________________________________________________________________
Halaman 5 dari 6
Quality Department agar memastikan [11] Nuryati. (2017). Bahan Ajar Rekam Medis
mesin beroperasi dengan baik. dan Informasi Kesehatan (RMIK) :-
b. Melakukan controlling dan koordinasi Farmakologi. Jakarta : Pusat Pendidikan
dengan bagian Teknik untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan.
melakukan pengecekan berkala pada [12] Pyzek, Thomas, , Kelloliker, Paul. (2013).
mesin yang digunakan dalam proses The Hanbook for Quality Management.
produksi. New York : The McGraw-Hill Companies.
c. Pembuatan jadwal pelatihan dan uji USA
kompetensi operator secara berkala [13] Stamatis. (2003). Failure Mode and Effect
agar keahlian operator dapat Analysis, FMEA from Theory to
ditingkatkan. Execution. American Society for Quality.
d. Melakukan review prosedur pada Work Milwauke 53203. USA
Instruction khususnya proses filling [14] Weinberger, S. E., (2005). Cough and
agar operator mudah memahami dan Hemoptysis. In: Kasper, D. L., Braunwald,
setup yang sesuai. E., Fauci, A. S., Hauser, S. L., Longo, D.
e. Memperketat proses pemeriksaan L., Jameson, J. L., Harrison’s Principles
dengan interval setiap 5 menit dari of Internal Medicine. 16th ed. USA:
proses filling. McGraw Hill, 205-206
f. Menyediakan stopwatch/timer sebagai [15] William, J. S. (1985). PrinsipPemasaran.
alarm pengingat pada saat melakukan Jakarta: Erlangga
pengecekan.

REFERENCES
[1] Assauri, S. (1998). Manajemen Produksi
dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
[2] Depkes RI. (2017). Pedoman Penggunaan
Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
[3] Depkes RI., (1992). UU RI No.23 Tahun
1992 Tentang Kesehatan. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
[4] Garvin, D. (1994). Kualitas Produk: Alat
Strategi yang Penting, Jakarta: Free Press
[5] Gaspersz, V. (1997), Manajemen Kualitas
Dalam Industri Jasa, Jakarta : PT-
Gramedia Pustaka Utama.
[6] Gaspersz, V. (2001). Total Quality
Management (TQM), Jakarta : PT-
Gramedia Pustaka Utama.
[7] Haming, M. & Nurjanamuddin, M. (2017).
Manajemen Produksi Modern Edisi ke-3.
Jakarta : PT Bumi Aksara.
[8] Latief, Y. & R.P.Utami. (2009).
Penerapan Pendekatan Metode Six Sigma
Dalam Penjaga Kualitas Pada Proyek
Konstruksi. Makasaf Teknologi. Volume
13 No.2 67-72. Universitas Indoensia,
Depok
[9] McGowan, P., Jeffries, A., Turley, A.,
(2006). Crash Course: Respiratory System.
2nd ed. United Kingdom: Mosby.
[10] Meity, T.Q., Sitanggang, C., Hardaniwati,
M., Amalia, D. (2008), Kamus Bahasa-
Indonesia, Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional

______________________________________________________________________________
Halaman 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai