OLEH:
(NIM. 203810)
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dasar-dasar ilmu geografi sebagai pemenuhan tugas individu.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Akhirnya, kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak.
Maka dari itu, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 29
B. Saran .................................................................................................... 30
3ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
beroperasi untuk mengurangi sifat berbahaya dari polutan. Fenomena ini
termasuk proses reduksi, oksidasi, reaksi hidrolisis, asam – basa, curah hujan,
serapan dan degradasi biokimia. Beberapa kimia organik berbahaya dapat
terdegradasi menjadi produk – produk yang tidak berbahaya di tanah dan
kehati – hatian harus dilakukan dalam membuang bahan kimia, lumpur dan
yang lainnya yang berpotensi berbahaya di tanah, terutama yang
memungkinkan terdapatnya pencemaran air.
Bumi hanyalah berupa salah satu planet dari tata surya dalam alam
semesta ini yang berpenghuni,adanya makhluk hidup.pada awalnya,bumi masih
belum memiliki kandungan air,yang ada hanyalah lthosfer dan atmosfer.
Atmosfer semakin lama semakin dingin, dan akhirnya terbentuklah air (H 2O)
yang masih berbentuk gas, kemudian berbentuk uap, dan akhirnya setelah suhu
cukup rendah dan diperkirakan 1000C,terbentuklah embun dan hujan. Mulailah
saat itu, terbentuk sungai, danau, dan lautan, tetapi belum terdapat kehidupan.
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan beberapa masalah,
diantaranya:
1. Bagaimana Teori Terbentuk Alam semesta ?
2. Bagaimana Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer, Pedosfer dan Biosfer ?
3. Bagaimana Asal Mula Kehidupan , Geografi Kehidupan Teori Evolusi ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini yaitu :
1. Mengetahui Teori Terbentuk Alam semesta
2. Mengetahui Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer, Pedosfer dan Biosfer ?
3. Mengetahui Asal Mula Kehidupan , Geografi Kehidupan Teori Evolusi ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
keturunan dengan modifikasi sering dianggap sebagai satu-satunya ciri utama
kehidupan. Definisi ini mencakup virus, yang umumnya tidak tercakup dalam
definisi yang lebih sempit karena virus tidak memiliki sel dan tidak melakukan
metabolisme.
Ciri-ciri kehidupan
a) Komposisi kimia
b) Organisasi
Pada makhluk hidup terbentuk dari sel-sel. Pada benda mati misalnya
batu, susunan sedemikian rupa adalah hasil dari unsur pokoknya.
c) Metabolisme
d) Iritabilitas
5
e) Reproduksi
Banyak yang berpendapat mengenai dari mana asal mula kehidupan itu.
Mereka berpendapat berdasarkan pemikiran mereka dan didukung dengan teori-
teori yang telah mereka buat. Teori-teori tersebut saling menjatuhkan dan mereka
terus berusaha mencari kebenaran yang didasari rasa keingintahuan mereka akan
awal muala kehidupan dibumi ini. Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih
merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan. Secara umum Teori
asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis dan biogenesis. Adapun teori-
teori tersebut antara lain:
1. Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322
sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama
menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup
pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu
paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea.
6
2. Teori Biogenesis
7
Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan)
tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara
Di samping dua teori di atas, masih ada lagi beberapa teori tentang asal
usul kehidupan, yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul berdasarkan
hukum fisika, kimia, dan biologi.
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori
Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus
mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar
tersebut antara lain :
Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa
organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu.
Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis
makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-
lain.
Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini
terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat
awal terbentuknya sangat berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu
suhu planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin,
senyawa karbon beserta beberapa unsur logam mengembun membentuk inti
bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena
adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut
8
bergerak dan berkerut terus menerus. Ketika mendingin, kulit bumi tampak
melipat-lipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini.
Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium
(He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi
tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk senaywa-senyawa
sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O),
Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana
tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketuika
suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini
berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti bumi saat
itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan
berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan energi yang
berlimpah.
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ?
Pwertanyaan inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan
pendapat serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain
Harold Urey dan Stanley Miller.
9
Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di
atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah
asal usul kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi
saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang
terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium
sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold
Urey.
10
Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen,
Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juaga dipanasi selama seminggu,
sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi
aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat tersebut dengan loncatan
listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi tersebut
menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru.
Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat
mengembun.
Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam
perangkap embun dianalisis secar kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung
senyawa organic sederhana, seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana
seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya
sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat,
ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang
berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga cpenelitian lain,
dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.
Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam
Deoksiribose Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat), yaitu senaywa khas
dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan pewarisan sifat.
11
Eksperimen Miller dapat memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan
kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino,
Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori
yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun,
hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia
alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui
terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya
gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua
senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks dan
terkurung dilautan. Akhirnay membentuk senyawa yang merupakan komponen
sel.
12
menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop
Primordial.
13
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk
kompleks koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut
dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat
lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi. Penggabunagn
struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair dan
membentuk timbuna gumpalan atau Koaservat.
14
Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan. Namun, tidak
sedikit Ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak yang
dapat menjadi awal terbentuknya organisme hidup.
Teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi banyak pendukungnya, namun
baru teori evolusi kimia yang telah dibuktikan secara eksperimental,
sedangkan teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental.
Seandainya apa yang dikemukakan dua teori tersebut benar, tetapi belum
mampu menjelaskan bagaimana dan dari mana kehidupan diplanet bumi ini
pertama kali muncul. Yang perlu diingat adalah bahwa kehidupan adalah tidak
hanya menyangkut masalah replikas; (penggandaan diri) atau masalah
kehidupan biologis saja, tetapi juga menyangkut masalah kehidupan rohani.
Tentang teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme pertamakali
terbentuk dilautan bisa dipahami dari sudut biologi, karena molekul-molekul
organik yang merupakan sop purba itu tertumpuk dilaut.
7. Teori kosmozoan
Yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana
saja
15
Meskipun banyak petunjuk yang diberikan, asal usul kehidupan masih misteri.
Seandainya misteri ini terbongkar, mungkinkah manusia akan menjadi
pencipta yang bahkan bisa menciptakan kehidupan?
Pengertian lain dari geosfer adalah suatu fenomena atau peristiwa yang
terjadi di permukaan bumi. Hal tersebut meliputi lapisan atmosfer, litosfer,
biosfer, hidrosfer, serta antroposfer. Geosfer berasal dari kata geo yang berarti
wilayah serta spere yang berarti yang menanungi atau yang mengelilingi.
Barisfer- Merupakan lapisan inti bumi berupa bahan padat yang terdiri dari
lapisan nikel dan ferum besi (lapisan nife). Barisfer memiliki jari-jari sekitar
3.470 km.
Lapisan antara (lapisan asthenosfer mautle)- Merupakan lapisan bumi yang
terletak di atas lapisan nife dan memiliki tebal sekitar 1.700 km. Lapisan ini
terdiri dari bahan cair yang memiliki suhu tinggi dan berpijar dengan berat jenis
sekitar 5 gr/cm.
Lithosfer- Merupakan lapisan terluar dari kulit bumi yang terletak di atas lapisan
antara yang memiliki ketebalan sekitar 1.200 km dengan rata-rata berat jenis 2,8
gr/cm.
16
Selain bumi lapisan utama, bumi juga memiliki unsur-unsur geosfer yang
membantu geosfer untuk melindungi bumi. Berikut adalah penjelasan mengenai
unsur-unsur geosfer :
1. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari bumi yang sering disebut sebagai
kenampakan permukaan bumi atau lazim disebut sebagai relief bumi. Dalam
makalah ini penulis akan mencoba menjelaskan mengenai definisi litosfer, aspek-
aspek litosfer, bagian-bagian litosfer, serta jenis-jenis pergerakan lempeng.
1. Definisi Litosfer
Litosfer berasal dari kata lithos yang berarti batuan dan sphere yang
artinya lapisan. Jadi, litosfer merupakan lapisan batuan yang menjadi kenampakan
permukaan bumi baik di daratan maupun lautan. Presentase daratan (sering
disebut Litosfer Atas) krang lebih 35%, dan sisanya merupakan presentase dari
lautan (Litosfer Bawah). Litosfer sendiri tersusun dari oksigen, silikon,
aluminium, besi, kalsium, natrium, dan magnesium.
2. Aspek-aspek Litosfer
Litosfer terdiri dari beberapa aspek, yakni :
01. Batuan
Aspek ini merupakan aspek terpenting dari Litosfer karena merupakan bahan
utama pembentuk muka bumi. Batuan dibedakan menjadi 3 kelompok
berdasarkan proses terjadinya, yakni :
a. Batuan Beku (Ignous Rocks)
Kelompok batuan ini disebut beku karena berasal dari proses pembekuan
magma. Walaupun secara penyebaran tidak merata, tapi di bumi jumlah batuan
kelompok ini paling banyak ditemukan.
Adapun contoh-contoh batuannya antara lain :
Granodiorite
Peridotite
17
Perlite
Gypsum
Proxenite
Scoria
Andesit
b. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)
Kelompok batuan ini terjadi akibat proses pengendapan, kimiawi, dan
biologis. Contoh batuannya yaitu :
Sasphalt
Kapur
Chert
Sandstone
Shale
Silstone
Dolomite
c. Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks)
Jenis batuan ini disebabkan karena proses malihan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Contoh batuannya yakni :
Schist
Marmer
Quartslt
Serpentinite
Eclogite
02. Tanah
Sebagai salah satu unsur pendukung litosfer, tanah dapat ditinjau berdasarkan
dua sudut pandang dalam ilmu geografi, yakni sudut pandang geologi dan
pedologi. Dalam sudut pandang geologi, tanah merupakan batuan yang telah
hancur karena proses-proses tertentu. Sedangkan menurut sudut pandang
pedologi, tanah merupakan media untuk tumbuhnya berbagai jenis flora yang ada
di bumi.
18
03. Gunung dan Pegunungan
Relief bumi yang menjulang tinggi (lebih dari 600m), dan berbentuk kerucut
besar disebut gunung. Deretan-deretan gunung yang berdiri memanjang kemudian
disebut pegunungan.
Pegunungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu
berdasarkan ketinggian dan cara terbentuknya.
Berdasarkan ketinggiannya, pegunungan diklasifikasikan menjadi :
a. Pegunungan Rendah : ketinggiannya antara 0-500 m
b. Pegunungan Sedang : ketinggian berkisar 500-1500 m
c. Pegunungan Tinggi : ketinggian lebih dari 1500 m
Berdasarkan cara terbentuknya, pegunungan dikelompokkan menjadi :
a) Pegunungan Lipatan : terjadi karena proses pelipatan oleh tenaga tektonik
b) Pegunungan Patahan : terjadi karena proses tenaga secara vertikal dan atau
horizontal
c) Pegunungan Vulkanik : terjadi karena proses vulkanisme (gerakan magma) atau
bisa juga disebabkan karena peristiwa erupsi.
04. Dataran Tinggi
Akibat proses denudasi yang mengiringi suatu proses terbentuknya
pegunungan, maka terbentuklah suatu daratan di tempat yang tinggi, disebut
Dataran Tinggi.
Dataran tinggi dibagi kedalam 4 jenis, antara lain :
i. Plato Tektonik : terbentuk akibat gerakan bumi yang masif dengan skala luas.
Contoh : Plato Brasilia.
ii. Plato Terbelah : terbentuk akibat erosi dan kekuatan cuaca. Contoh : Plato Tibet.
iii. Plato Loess : terbentuk karena proses sedimentasi debu dari Gurun Gobi. Contoh :
Plato yang banyak terdapat di lembah Huang He, Cina.
iv. Plato Lava : terbentuk karena proses erupsi vulkanik yang menggenai tempat yang
lebih rendah sampai ketinggian 1000 meter. Comtoh : Plato Ular Columbia, AS.
05. Bukit dan Perbukitan
Merupakan deretan „pegunungan-pegunungan‟ kecil yang ketinggiannya
berkisar antara 100-700 meter. Contohnya : Monadnock, Mesa, Buttle, Drumlin.
19
06. Dataran Rendah
Adalah struktur batuan horizontal dengan relief rendah. Contohnya : daratan
pantai.
07. Bentuk Muka Bumi Dasar Laut
Seperti halnya daratan, laut yang juga merupakan bagian dari litosfer memiliki
relief-relief, yakni :
a. Ambang Laut : dasar laut dangkal yang memisahkan dua laut yang lebih dalam.
Contoh : Ambang Laut Sulawesi.
b. Punggung Laut : perbukitan yang ada di laut dengan puncaknya yang berada di
bawah maupun diatas laut. Contoh : Punggung Laut Sibolga.
c. Gunung Laut : gunung yang muncul di permukaan laut. Contoh : Gunung
Krakatau.
d. Lubuk Laut (Basin) : laut dalam berbentuk bulat dan cekung yang terjadi akibat
gerakan lempeng tektonik dan menyebabkan dasar laut turun. Contoh : Lubuk
Laut Banda.
e. Palung Laut (Trench) : dasar laut yang curam, sempit, dalam, dan memanjang.
Contoh : Palung Jawa.
2. Atmosfer
20
Gejala yang terdapat di lapisan ini terdiri dari berbagai macam unsur cuaca seperti
angin, suhu, awan, hujan, kelembaban udara, serta udara.
1. Troposfer
Merupakan lapisan atmosfer terdekat dari bumi. Lapisan ini terletak pada level
terendah, yaitu pada ketinggian antara 0 hingga 15 km. Lapisan troposfer
memiliki kombinasi gas yang dianggap paling baik untuk mendukung kehidupan
di bumi, lebih dari 80% kandungan gas atmosfer terdapat di lapisan ini. Suhu
pada lapisan troposfer berkisar antara 17 hingga 52° Celcius. Di lapisan ini, kita
dapat merasakan berbagai macam peristiwa cuaca seperti hujan, musim dingin,
kemarau, musim salju, dan lain sebagainya.
2. Stratosfer
Meskipun bagian paling bawah lapisan stratosfer memiliki suhu yang relatif
stabil, namun suhu di lapisan ini bisa menjadi sangat dingin yaitu sekitar -70°F
atau sekitar -57°C. Pola suhu di lapisan stratosfer dari bagian tengah ke atas akan
mengalami perubahan, yaitu semakin bertambah ketinggiannya maka suhu akan
semakin meningkat. Hal ini terjadi karena semakin bertambah ketinggian lapisan,
maka konsentrasi ozon akan bertambah. Pada ketinggian 40 km, suhu bisa
mencapai 18°C.
Pola aliran angin relatif teratur dengan hembusan angin yang sangat kencang.
Sebagai ruang untuk lalulintas udara seperti pesawat.
21
Kadang-kadang muncul awan jenis cirus
Pemblokiran sinar ultraviolet oleh lapisan ozon.
3. Mesosfer
Lapisan ini terletak di atas lapisan stratosfer, yaitu 25 mill atau sekitar 40 km dari
permukaan bumi, dimana sebelum lapisan ini terdapat suatu lapisan yang menjadi
pemisah antara stratosfer dan mesosfer yang dinamakan tratopause.
Pada lapisan ini, suhu dapat kembali mengalami penurunan terutama pada saat
ketinggian semakin bertambah. Pada ketinggian sekitar 81 km dari permukaan
bumi, suhu bisa mencapai -143°C.
Karena memiliki tingkat suhu yang sangat rendah dan dingin, ini dapat
menimbulkan fenomena seperti timbulnya awan yang terbentuk dari kristal-kristal
es (awan noctilucent).
4. Thermosfer
Lapisan ini terletak di atas lapisan mesosfer, yaitu pada ketinggian 75 hingga 650
km di atas permukaan bumi, dan ketinggian 81 km merupakan transisi antara
mesosfer ke termosfer.
Pada lapisan ini terjadi perubahan suhu yang sangat signifikan dimana
temperature udara mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sekitar
1982°C. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya serapan radiasi sinar ultra
violet.
5. Ionosfer
22
Lapisan ini terbentuk dari reaksi kimia dari radiasi sinar ultraviolet. Lapisan ini
mempunyai ketebalan antara 50 hingga 100 km. Ionosfer menjadi lapisan
pelindung bumi dari berbagai benda sistem tata surya luar angkasa seperti batu
meteor. Selain itu, lapisan ini juga menjadi tempat terjadinya fenomena aurora
yang juga dikenal dengan sebutan cahaya utara atau cahaya selatan. Ionosfer
dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu :
Lapisan ozon yang terletak antara 80 – 150 km. Suhu udara di lapisan ini berkisar
antara -70°C hingga +50°C.
Lapisan udara F yang terletak antara 150 – 400 km
Lapisan udara atom yang terletak antara 400 – 800 km. Suhu udara di lapisan ini
bisa mencapai 1200°C, karena lapisan ini menerima panas langsung dari matahari.
6. Eksosfer
Ini merupakan lapisan terluar dari atmosfer bumi. Lapisan ini memiliki ketebalan
yang berkisar antara 500 hingga 700 km, dimana suhunya bisa mencapai -57°C.
Salah satu fenomena yang terjadi pada lapisan ini adalah terjadinya cahaya
zodiakal, yaitu refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu
meteoritik.
3. Hidrosfer
Merupakan bagian dari permukaan bumi yang terdiri dari lapisan air. Hidrosfer
berasal dari kata hidros yang berarti air serta spere yang berarti lapisan. Beberapa
element dari hidrosfer bumi antara lain adalah sungai, danau, laut, gletser, air
tanah, serta uap air yang berada di lapisan udara.
Hidrosfer memiliki siklus yang dinamakan sebagai siklus hidrologi, dimana ada 3
jenis siklus hidrologi, yaitu :
1. Siklus pendek, dimana air laut mengalami proses penguapan menjadi uap air yang
nantinya akan mengalami proses terjadinya hujan kondensasi menjadi awan.
23
Melalui sebuah proses, awan akan diubah menjadi embun atau air hujan yang
pada akhirnya akan kembali ke laut.
2. Siklus sedang, dimana uap air yang berasal dari proses penguapan air laut akan
menuju daratan oleh bantuan angin. Uap air tersebut nantinya akan berubah
menjadi awan yang selanjutnya akan kembali ke daratan dalam bentuk air hujan.
Air hujan tersebut pada akhirnya akan kembali ke lautan melalui aliran sungai dan
yang lainnya.
3. Siklus panjang, dimana uap air dari lautan akan dibawa ke daratan oleh perantara
angin. Di ketinggian tertentu, uap tersebut akan mengalami proses pendinginan
hingga mencapai titik beku yang mengakibatkan timbulnya awan dengan
kandungan kristal es yang nantinya akan kembali ke bumi dalam jenis-jenis
hujan dalam bentuk es atau salju di daerah pegunungan. Es tersebut nantinya akan
mengalir dalam bentuk gletser menuju ke lautan kembali.
4. Biosfer
Secara harfiah, biosfer merupakan bagian bumi terluar yang mencakup daratan,
air, serta udara yang menjadi faktor pendukung utama dari keberlangsungan
kehidupan serta proses biotik. Sedangkan menurut geofisiologi, biosfer
merupakan sistem ekologi global yang menyatukan seluruh makhluk hidup serta
hubungan yang terjadi di antara mereka termasuk interaksinya terhadap unsur
litosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Beberapa anggapan telah menyatakan
bahwa biosfer telah berlangsung sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun
usia bumi. Jadi, selisih antara usia bumi denagn berlangsungnya proses biosfer
adalah sekitar 1 milyar tahun lamanya.
Bumi kita dahulu terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar yang secara
perlahan – lahan bumi mengadakan kondensasi atau lebih dingin sehingga pada
suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Bagian yang berbentuk cair
24
membentuk samudera atau hidrosfer, sedangkan bagian yang berbentuk gas
disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer.
25
Berikut beberapa hipotesis atau teori tentang dari mana asal kehidupan di Bumi :
1. Hidup dari Tuhan
Pendapat ini lebih dikenal dengan paham, Penciptaan Khusus yang mengandung
arti bahwa Tuhan langsung turun tangan. Ilmuwan Tidak menolak anggapan ini,
tetapi semacam itu diluar taraf dan batas ilmu pengetahuan. Pendapat ini dikenal
dengan sebutan Teori Transedental , yang berpendapat bahwa semua ciptaan dari
sisi “Religi “ adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan itu luar jangkauan
sains.
2. Teori Cozmozoa
Teori ini mengatakan bahwa mahluk hidup berasal dari luar angkasa diperkirakan
suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda hidup itu
meruapakan suatu partikel – partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi :
a. Benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini.
b. Hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antarbenda angkasa di bumi.
3. Teori Fluger
Teori yang menyatakan bahwa bumi itu berasal dari suatu materi yang sangat
panas sekali, yang mengandung Karbon dan Nitrogen sehingga terbentuk
Cyanogen. Senyawa itu dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi, dan
selanjutnya terbentuk zat protein protoplasma yang menjadi mahluk hidup.
4. Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa Hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok atau
pas dari bahan Organik pada saat bumi mengalami pendinginan dalam kondisi
tersebut muncullah hidup itu .
5. Teori Allen
Bahwa saat keadaan berdifusi ( bumi itu keadaannya seperti sekarang ), beberapa
reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi
yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom, interaksi antara Nitrogen,
Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Sulfur, yang nantinya akan membentuk zat – zat
yang difus yang akhirnya membentuk potoplasma benda hidup.
26
6. Generatio Spontanea
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara
spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Contoh: Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus, cacing timbul dengan
sendirinya dari dalam lumpur, dari gudang padi, ternyata munculah tikus.
Faham ini disebut juga abiogenesis makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan
makhluk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing. faham ini antara lain
dipelopori oleh Aristoteles.
7. Omne Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi (1626-1697) ahli biologi bangsa Italia dapat membuktikan bahwa
ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakan telurnya dengan
sengaja disitu. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh
kesimpulan yang serupa yaitu bahwa asal mula kehidupan itu adalah telur atau
omne vivum ex ovo.
8. Omne Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799) juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya
terhadap kaldu, membuktikan bahwa jasad renik atau mikroorganisme yang
mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah
mendidih maka tidak terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk
adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah teorinya
omne ovo ex vivo atau telur itu berasal dari makhluk hidup.
9. Omne Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis melanjutkan percobaan
Spallanzani dengan percobaan berbagai mikroorganisme. Akhirnya ia
berkesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya, agar tumbuh kehidupan
yang baru atau disebut omne vivum ex vivo. Teori ini disebut juga teori
Biogenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu tentu berasal dari yang
hidup juga. Dengan teori biogenesis ini maka teori abiogenesis ditinggalkan
orang. Akan tetapi dengan demikian asal mula kehidupan mulai kembali menjadi
masalah yang belum terungkap, namun hampir semua para ahli sependapat bahwa
asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita ini, bukan dari angkasa luar.
27
10. Teori Urey
Harold Urey (1893) seorang ahli kimia dari Amerika Serikat mengemukakan
bahwa atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana (CH4),
amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan air (H2O). Zat-zat itu merupakan unsur-unsur
penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Diduga karena adanya energi
dari aliran listrik halilintar dan radiasi sianr kosmos unsur-unsur itu mengadakan
reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula
terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita kenal sekarang. Zat itu
berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.
11. Teori Oparis Haldane
Alenxande I. Oparin, ahli biologi Rusia mempublikasikan tentang asal mula
kehidupan , Rangkuman pendapat itu adalah jasad hidup terbentuk dari senyawa
kimiawi dalam laut pada saat atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas.
Senyawa terebut ( asam Amino sederhana, Purin, basa pirimidin serta senyawa
senyawa golongan gula, kemudian terbentuk pula senyawa polipedia asam - asam
polinuleat dan polisakarida yang semuanya terbntuk berkat bantuan sinar
ultraviolet, kilatan listrik, panas dan radiasi
Jasad Hidup Pertama disebut protobion, yang hidup dalam laut kira-kira 5-10
meter dibwah permukaan laut. Ditempat itulah mereka terhindar dari sinar
ultraviolet intensitas tinggi dan sinar matahari yang mematikan. Ketika jasad
hidup berkembang menjadi lebih sempurna dan mampu memproduksi oksigen
maka lama kelamaan terdapat lapisan pelindung berupa Ozon di atmosfer bumi
kemudian, kehidupan merayap di pantai dan akhirnya memenuhi daratan teori ini
kembali ke teori Generatio Spontane tapi melalui proses evolusi ratusan juta tahun
lamanya.
Teori Abiogenesis
Menurut teori abiogenesis, makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau
dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Oleh karena makhluk itu
ada dengan sendirinya maka teori ini dikenal juga dengan teori Generatio
Spontanea. Generatio spontanea berarti penciptaan yang terjadi secara spontan.
Artinya bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara
28
spontan. Aristoteles merupakan salah satu pelopor teori ini, teori ini diajukan oleh
Aristoteles pada tahun 384–322 SM. Aristoteles menyatakan bahwa kehidupan
berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara spontan. Teori ini dikemukakan
oleh Aristoteles berdasarkan pengamatan adanya larva lalat yang muncul secara
tiba-tiba pada daging yang busuk. Aristoteles berkesimpulan bahwa larva lalat
tersebut berasal dari daging yang busuk.
29
percobaan, tetapi cara berpikir dalam mencari jawaban mengenai asal usul
kehidupan di bumi ini sudah mengacu pada pola metode ilmiah. Tidak semua
orang puas dengan teori yang dikemukakan oleh para penganut paham
abiogenesis. Oleh karena itu, ada orang yang mulai menyelidiki asal-usul makhluk
hidup melalui berbagai percobaan. Walaupun bertahan beratus-ratus tahun, teori
Abiogenesis akhirnya goyah dengan adanya penelitian tokoh-tokoh yang tidak
puas dengan paham Abiogenesis. Tokoh-tokoh ini antara lain: Francesco Redi
(Italia, 1626 - 1697), Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729 - 1799), dan Louis Pasteur
(Perancis, 1822 - 1895)
Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup. Tokoh pendukung teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro
Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francesco Redi merupakan orang pertama yang
melakukan penelitian untuk membantah teori Abiogenesis.
Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi melakukan penelitian menggunakan 8 tabung yang dibagi
menjadi 2 bagian. Empat tabung masing-masing diisi dengan daging ular, ikan,
roti dicampur susu, dan daging. Keempat tabung dibiarkan terbuka. Empat tabung
yang lain diperlakukan sama dengan 4 tabung pertama, tetapi tabung ditutup
rapat. Setelah beberapa hari pada tabung yang terbuka terdapat larva yang akan
menjadi lalat. Berdasarkan hasil percobaannya, Redi menyimpulkan bahwa ulat
bukan berasal dari daging, tetapi berasal dari telur lalat yang terdapat dalam
daging dan menetas menjadi larva. Penelitian ini ditentang oleh penganut teori
Abiogenesis karena pada tabung yang tertutup rapat, udara dan zat hidup tidak
dapat masuk sehingga tidak memungkinkan untuk adanya suatu kehidupan.
Bantahan itu mendapat tanggapan dari Redi. Redi melakukan percobaan yang
sama, namun tutup diganti dengan kain kasa sehingga udara dapat masuk dan
ternyata dalam daging tidak terdapat larva.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.1 Struktur zona kulit bumi pada maslah ini dapat dinyatakan sebagai
pembagian zona dalam pembagian fenomena geosfer. Fenomen –
fenomena geosfer adalah kejadian alam yang menyangkut atmosfer
(lapisan udara), biosfer (lapisan tempat tinggal makhkuk hidup), serta
hidrosfer (lapisan air).
1.2 Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan
yang membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda
mati.Berbagai jenis organisme dapat ditemukan di dalam biosfer bumi.
31
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Aly dan Eny Rahma. MKDU Ilmu Alamiah Dasar. Bumi Aksara.
Dr. Mawardi. Dkk. IAD, ISD, IBD Penerbit Pustaka Setia. See. Harun Yahya, The
Evolution Deceit: The Scientific Collapse of Darwinism and Its
Ideological Background, Istanbul, 1998.
http://aas07.files.wordpress.com/2009/05/atmosfer-bumi1.pdf
http://geo-smancis.blogspot.com/p/atmosfer_20.html
32