NARASI OBSERVASI
HUSNUL HAZIMAH
11020140139
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014
NARASI OBSERVASI PUSKESMAS MACCINI SAWAH
Sawah No. 38. Observasi kali ini bertujuan melihat bagaimana sisi
sebuah narasi yang berisi tentang apa saja hasil dari observasi saya.
mengambil surat izin observasi lapangan pada ketua blok dan diberi
sudah nampak sepi. Sehingga hari itu kami belum bisa memulai
observasi. Yang kami lakukan hari itu hanyalah menyerahkan surat izin
kelompok saya hari itu, beberapa pegawai yang ada di puskesmas saat
Saat itu saya bertanya-tanya di dalam hati saya, “apakah begini cara
mereka melayani pasien dan keluarga pasien”. Karena hari itu observasi
putus. Saya dan semua teman saya menanyakan apa saja yang belum
pada pukul 08.00 pm, sehingga kami semua sepakat untuk berkumpul di
Pagi itu, saya sedikit agak telat tiba di kampus, dan ternyata
beberapa teman saya juga melakukan hal yang sama. Setelah semua
Saya melihat sepasang nenek dan kakek yang sedang duduk di kursi
tunggu samping ruang loket antrian. Kakek dan nenek itu datang untuk
saya dengan nenek itu, dia datang memeriksakan kondisi suaminya yang
kediamannya, pelayanannya pun baik dan mereka puas dengan hal itu.
Tidak lama setelah kami datang, pasien sudah mulai berdatangan satu-
loket antrian tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya, dengan kata
lain terlambat. Selain itu, beberapa petugas pun pulang lebih awal tidak
puskesmas tutup lebih awal. Dari yang saya lihat, dokter yang piket
hari itu tidak datang tepat waktu. Namun beberapa pasien masih
menganggap hal itu hal yang biasa dan wajar-wajar saja bagi seorang
dokter sangat wajar. Tapi menurut saya hal itu tidak boleh dilakukan,
karena bagaimana jika tiba-tiba ada pasien gawat darurat, kita tidak
pasien tidak merata, dengan kata lain ada yang dapat dan ada pula yang
tidak dapat. Seharusnya hal itu tidak boleh terjadi, pemberian kartu
kontrol pasien harus merata agar semua pasien mengetahui riwayat
sendiri.
Hal ini sesuai dengan Kaidah Dasar Bioetik (KDB) prinsip autonomy
dokter saat praktek”. Sampai saat ini pertanyaan saya masih belum
mengatakan hal itu wajib, namun sebagian lagi mengatakan hal itu tidak
dokternya atau tidak. Entah yang benar siapa. Namun, menurut saya
seorang dokter yang sedang praktek harus memakai jas dokter agar
pasien dapat dengan mudah membedakan mana yang dokter dan mana
yang perawat.
beda. Ibu Idawati yang saat itu sedang mengantri di loket antrian
masing.
bagian gizi, cari petugas yang namanya ibu Nani. Setelah semuanya
dahulu apa saja yang akan kami tanyakan pada petugas di bagian gizi
saya dan teman saya pun masuk. Saya meminta izin untuk melakukan
Dari pernyataan ibu Nani, tim mereka memiliki jadwal rutin penyuluhan
setiap hari senin dan rabu, mereka melakukan evaluasi anggota ke tiap
seperti para pekerja buruh. Dari hasil wawancara saya dengan ibu Nani,
praktis lapangan. Jika nantinya ada pengadaan alat, ibu Nani berharap
alat yang disediakan alat yang manual saja. Karena timnya lebih senang
memeriksa saat itu memiliki informed consent yang cukup baik. Dokter
dibantu oleh keluarganya dengan gejala sesak nafas dan sangat lemas.
oleh pasien yang lain untuk masuk lebih dahulu ke ruang pemeriksaan.
dilayani sesuai dengan nomor antrian. Hal ini sesuai dengan KDB prinsip
perlu di benahi dan di tingkatkan. Yaitu pelayanan para medis dan para