Judul Artikel : Hubungan antara pendidikan ibu dan maloklusi pada remaja
Mongolia : penelitian cross sectional
Association between maternal education and malocclusion in
Mongolian adolescents: a cross-sectional study
(BMJ Open 2016;6:e012283. 1-12 pp. doi:10.1136/bmjopen-
2016012283)
Penulis : Tsasan Tumurkhuu, Takeo Fujiwara, Yuko Komazaki, Yoko
Kawaguchi, Toshihiro Tanaka, Johji Inazawa, Ganjargal
Ganburged, Amarsaikhan Bazar, Takuya Ogawa, Keiji
Moriyama
1
2
2. Hipotesis
Dalam artikel ini tersirat hipotesis bahwa : status sosioekonomi yang lebih
tinggi kemungkinan berhubungan dengan maloklusi.
Pendidikan orangtua
Keterangan :
Pendidikan Ibu : diukur menggunakan kuesioner
Maloklusi : diukur menggunakan model studi dan bantuan radiografi
orthopantomograf
Kovariat :
1. Jenis kelamin responden
2. Usia responden
3. Berat lahir responden
4. Kebiasaan menghisap jari masa kanak-kanak
5. Frekuensi menyikat gigi
6. Konsumsi sarapan teratur
7. Umur orangtua
8. Gaya hidup ibu selama kehamilan : minuman
beralkohol, merokok, paparan sinar X
9. Perawatan saat kanak-kanak : cara pemberian
makanan, penggunaan pacifier
10. Kondisi lingkungan responden saat tumbuh :
banyaknya anak di keluarga, tipe tempat tinggal
12. Tingkat karies
Detail Kovariat
Berikut ini merupakan kovariat, dipertimbangkan cenderung terkait terhadap
status pendidikan ibu dan maloklusi, yang diperoleh melalui kuesioner : jenis
kelamin responden, tanggal lahir (usia responden), berat lahir, kebiasaan
menghisap jari di masa kanak-kanak, frekuensi menyikat gigi, konsumsi
sarapan teratur, umur orang tua, gaya hidup ibu selama kehamilan (kebiasaan
minum dan merokok, paparan sinar X), perawatan anak usia dini (menyusui
dan penggunaan pacifier) dan kondisi lingkungan dimana responden tumbuh
dewasa (jumlah anak di keluarga, jenis tempat tinggal). Berat badan lahir
diperoleh sebagai variabel kuantitatif dan dikategorikan kedalam dua
kelompok (22500 atau <2500g) karena berat badan lebih rendah telah
dilaporkan sebagai faktor risiko untuk maloklusi. Gaya hidup ibu selama
kehamilan dianggap berdasarkan prospektif perjalanan hidup tentang
perkembangan penyakit mulut, kebiasaan merokok pada ibu hamil dan
paparan sinar-X selama kehamilan dikategorikan sebagai “ya” atau “tidak”
dalam analisis statistik. Tingkat karies gigi diperoleh dalam pemeriksaan gigi
untuk digunakan sebagai confounder potensial dalam analisis statistik. Empat
dokter residen di Department of Pediatric and Preventive Dentistry, School of
Dentistry, Mongolian National University of Medical Sciences memeriksa
peserta menggunakan kaca mulut dan gambaran x-ray orthopantomograf.
Mereka memeriksa mencocokan diagnosis selama pemeriksaan kelas awal.
Jumlah total gigi karies dan ditambal dihitung untuk memberikan ukuran
pengalaman karies gigi.
Hasil Statistik
Tabel 1 menunjukkan prevalensi maloklusi yang memerlukan perawatan
ortodontik di antara semua remaja adalah 35,2%. Prevalensi maloklusi lebih
tinggi pada laki-laki 38,4% dibandingkan perempuan 32,6%, tetapi perbedaan
ini secara statistik tidak signifikan.
Tabel 2 menunjukkan secara keseluruhan para ibu dari 209 (37,5%) remaja
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, 243 (43,6%) memiliki tingkat
menengah dan 105 (18,9%) memiliki tingkat rendah. Tingkat pendidikan ibu
10
Diskusi
Penelitian ini meneliti tentang hubungan pendidikan ibu dan maloklusi di
kalangan remaja di Mongolia. Hasil menunjukkan hubungan independen
antara status pendidikan ibu yang tinggi dengan maloklusi pada anak-anak.
Ketika transisi sosial ekonomi terjadi di negara berkembang, maka ibu dengan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau tingkat sosial yang lebih tinggi maka
mereka cenderung mengubah gaya hidup mereka lebih cepat, hal ini berakibat
pada kesehatan mulut mereka yang menjadi buruk. Kenaikan posisi sosial
11
ekonomi nasional tidak selalu menjamin makanan yang sehat, perilaku yang
sehat, dan pendidikan tentang kesehatan.
12
5. Kesimpulan Penelitian
Maloklusi yang membutuhkan perawatan ortodontik lebih umum terjadi di
kalangan remaja dari ibu dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi yang
mencerminkan tingkat pendidikan ibu yang lebih tinggi.
Studi longitudinal yang diikuti secara kohort dari masa awal kanak-kanak
sampai remaja diperlukan untuk menentukan keadaan perilaku dan lingkungan
yang membedakan antara ibu dengan latar belakang pendidikan yang berbeda
di Mongolia, untuk mengkonfirmasi penyebab peningkatan prevalensi ini.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana status
sosioekonomi mempengaruhi maloklusi dan mengkonfirmasi fenomena ini
secara universal atau regional.