Anda di halaman 1dari 14

Nama : HAMDA AIDIL

Stambuk : 18.023.61.201.106
Kelas : C MANAJEMEN
Mata Kuliah : METODOLOGI PENELITIAN

“ PENGOLAHAN DATA MENGGUNAKAN SPSS”

SPSS (Statistical Product and Service Solutions) adalah sebuah program aplikasi


yang memiliki kemampuan untuk analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen
data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-
kotak dialog yang sederhana sehingga mudah dipahami untuk cara pengoperasiannya.
Berikut adalah data yang akan digunakan pada pengolahan data menggunakan alat
bantu SPSS.
Tabel 1 Data yang akan diolah
No TOTAL X1 TOTAL X2 TOTAL Y
1 41 99 58
2 54 125 68
3 52 95 57
4 42 103 56
5 46 108 64
6 43 99 66
7 52 98 71
8 43 111 73
9 36 95 55
10 45 122 76
11 40 96 67
12 35 80 66
13 45 98 59
14 46 86 51
15 38 94 68
16 38 86 58
17 36 98 56
18 39 90 56
19 34 60 52
20 40 69 52
21 42 99 71
22 39 99 64
23 48 104 61
24 44 91 60
25 37 86 57
26 36 79 48
27 44 95 71
28 37 90 56
29 36 75 56
30 40 75 52
31 44 91 60
32 45 85 47
33 37 82 47
34 42 98 52
35 43 88 43
36 43 89 55
37 46 88 46
38 53 86 44
39 43 84 48
40 39 85 43
41 38 97 50
42 44 93 47
43 46 91 77
44 47 87 51
45 43 90 55
46 38 99 69
47 43 110 67
48 45 104 72
49 44 108 64
50 44 86 70
Berikut adalah hasil output menggunakan alat bantu SPSS.

A. Analisis Frekuensi

Distribusi frekuensi merupakan sebuah tabulasi angka masing-masing


individu yang diatur dalam bebrapa kategori dalam skala pengukuran. Distribusi
frekuensi menunjukkan berapa banyak subjek / objek yang memiliki nilai yang
sama dan terukur dalam variabel independen. Selain itu distribusi frekuensi yang
menunjukkan sejumlah kelompok atau individu yang memiliki nilai yang sama
yang ditunjukkan dalam interval nilai disbeut grouped frequency distribution.
Berdasarkan data pada tabel 1 maka hasil output analisis frekuensi
menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

Penjelasan:
1. N menunjukkan jumlah data
2. Data yang valid diproses yaitu sebanyak 50 buah data pada masing-masing
variabel Total X1, Total X2 dan Total Y.
3. Seluruh data diproses dalam analisis ini (dalam arti tidak ada data yang
dikeluarkan) maka missing bernilai 0 pada masing-masing variabel.
Penjelasan:
1. Output diatas yang disebut dengan tabel distribusi frekuensi variabel Total X1.
Berdasarkan tabel output di atas, diketahui kelompok data 34 memiliki jumlah
data/frekuensi sebanyak 1 atau 2%, kelompok data 35 memiliki frekuensi
sebanyak 1 data atau 2%, kelompok data 36 memiliki frekuensi sebanyak 4 data
atau 8% dan seterusnya.
2. Karena seluruh data valid, maka pada kolom Valid Percent nilainya sama
dengan yang ada pada kolom Percent. Sementara pada bagian Cumulative
Percent adalah nilai kumulatif dari penjumlahan Percent.

Penjelasan:
1. Output diatas yang disebut dengan tabel distribusi frekuensi variabel Total X2.
Berdasarkan tabel output di atas, diketahui kelompok data 60 memiliki jumlah
data/frekuensi sebanyak 1 atau 2%, kelompok data 69 memiliki frekuensi
sebanyak 1 data atau 2%, kelompok data 75 memiliki frekuensi sebanyak 2 data
atau 4% dan seterusnya.
2. Karena seluruh data valid, maka pada kolom Valid Percent nilainya sama
dengan yang ada pada kolom Percent. Sementara pada bagian Cumulative
Percent adalah nilai kumulatif dari penjumlahan Percent.

Penjelasan:
1. Output diatas yang disebut dengan tabel distribusi frekuensi variabel Total X1.
Berdasarkan tabel output di atas, diketahui kelompok data 43 memiliki jumlah
data/frekuensi sebanyak 2 atau 4%, kelompok data 44 memiliki frekuensi
sebanyak 1 data atau 2%, kelompok data 46 memiliki frekuensi sebanyak 1 data
atau 2% dan seterusnya.
2. Karena seluruh data valid, maka pada kolom Valid Percent nilainya sama
dengan yang ada pada kolom Percent. Sementara pada bagian Cumulative
Percent adalah nilai kumulatif dari penjumlahan Percent.

B. Analisis Deksriptif

Analisis deskriptif berguna untuk menggambarkan ciri-ciri khas dari data


yang dikumpulkan, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
atau generalisasi.
Berdasarkan data pada tabel 1 maka hasil output analisis deskriptif
menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

Penjelasan:
1. N menyatakan jumlah data. Valid artinya data yang ada atau terisi. Dalam kasus
ini, jumlah data valid pada masing-masing variabel Total X1, Total X2 dan
Total Y sebanyak 50. Missing adalah data yang hilang. Dalam kasus ini, tidak
jumlah data yang hilang atau data bernilai nol.
2. Range (jangkauan), menyatakan selisih dari nilai maksimum dengan nilai
minimum. Nilai range pada variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-
masing adalah 20, 65 dan 34.
3. Minimum, adalah skor terendah/terkecil dalam variabel. Nilai minimum pada
variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-masing adalah 34, 60 dan 43.
4. Maximum, adalah skor tertinggi/terbesar dalam variabel, Nilai maximum pada
variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-masing adalah 54, 125 dan 77.
5. Sum, artinya penjumlahan semua skor dari atas ke bawah. Nilai sum untuk
variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-masing adalah 2115, 4646,
dan 2932.
6. Mean,  pada kolom statistic menyatakan nilai rata-rata(mean) dan nilai mean
pada variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-masing adalah 42,30;
92,92; dan 58,64. Kolom Std. Error menyatakan jumlah penyebaran
nilai mean dari sampel yang satu ke sampel yang lain jika diambil dari
distribusi sampel yang sama. Perlu diingat bahwa statistik tidak pernah lolos
dari kesalahan (error) sehingga tidak mungkin ditemukan adanya angka yang
pasti/tepat. Nilai standard error pada masing-masing variabel sebesar 0,667;
1,688; dan 1,306.
7. Std. Deviation,  menyatakan simpangan baku, yakni akar dari variansi.
Nilai standard deviation pada variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-
masing adalah 4,713; 11,937; dan 9,238.
8. Variance, merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar penyebaran
data yang ada dalam sebuah kelompok. Varians merupakan ukuran variabilitas
data, yang berarti semakin besar nilai varians berarti semakin tinggi nilai
fluktuasi (naik-turunnya) data antara satu data dan data yang lain.
Nilai variance  pada variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-masing
adalah 22,214; 142,483; dan 85,337.
9. Skewness dan Kurtosis berkaitan dengan normalitas (apakah data terdistribusi
normal atau tidak). 
a.) Skewness berkaitan dengan simetri distribusi data. Nilai skewness pada
variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-masing adalah 0,484;
0,124; dan 0,167. Data terdistribusi normal jika diketahui simetri (sama
besar kedua bagiannya).
b.) Cara untuk mengetahui apakah data tersebut simetri atau tidak adalah
dengan membagi nilai skewness dengan Std. Error of skewness. Nilai Std.
Error of skewness pada variabel Total X1, Total X2, dan Total Y masing-
masing adalah 0,337. Data terdistribusi normal jika diketahui simetri (sama
besar kedua bagiannya). Jadi,  rasio skewness untuk masing-masing
variabel:
 Total X1
0,484 / 0,337 = 1,436
 Total X2
0,124 / 0,337 = 0,679
 Total Y
0,167 / 0,337 = 0,495
Data diasumsikan normal (simetri) jika terletak antara -2 dan +2. Dari hasil
rasio skewness  maka dapat diketahui bahwa ketiga variabel berdistribusi
normal.
10. Kurtosis menunjukkan titik puncak distribusi data. Data terdistribusi normal
jika punya titik puncak (Rasio Kurtosis) di antara -2 dan +2. Cara untuk
mengetahui rasio kurtosis adalah dengan membagi nilai kurtosis dengan Std.
error of kurtosis.  Jadi, rasio  kurtosis untuk masing-masing variabel:
 Total X1
0,088 / 0,662 = 0,133
 Total X2
1,280 / 0,662 = 1,933
 Total Y
-0,965 / 0,662 = -1,458
Dari hasil rasio Kurtosis maka dapat diketahui bahwa ketiga variabel
berdistribusi normal.

C. Analisis Korelasi

Uji korelasi merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk
mengetahui keeratan hubungan variabel bebas dan variabel tidak bebas. Ada yang
disebut koefisien korelasi simultan, ada yang disebut koefisien korelasi parsial.
Koefisien korelasi simultan menunjukkan kekuatan hubungan antara semua
variabel bebas dan variabel terikat yang ada, sedangkan koefisien korelasi parsial
menunjukkan hubungan antara suatu variabel dengan suatu variabel lain ketika
variabel lain yang tidak dicari koefisien korelasi parsialnya dianggap konstan.
Sejumlah penulis statistik membuat interval kategorisasi kekuatan hubungan korelasi.
Jonathan Sarwono, misalnya, membuat interval kekuatan hubungan sebagai berikut: 
 0 : Tidak ada korelasi
 0,00 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
 0,25 – 0,50 : Korelasi cukup
 0,50 – 0,75 : Korelasi kuat
 0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
 1 : Korelasi sempurna

Berdasarkan data pada tabel 1 maka hasil output analisis korelasi


menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

Penjelasan:
1. Berdasarkan nilai probabilitas: jika probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat
korelasi dan sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka terdapat korelasi.
Dari tabel output di atas diketahui nilai Sig. ((2-tailed) antara variabel Total X1
dan dengan variabel Total Y adalah sebesar 0,256 > 0,05, yang berarti tidak
terdapat korelasi yang signifikan diantaranya. Selanjutnya, hubungan antara
Total X2 dan Total Y memiliki nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 < 0,05 , yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan antara keduanya.
2. Pada nilai korelasi antara variabel Total X1 dan Total Y adalah sebesar 0,164
yang menunjukkan korelasi yang sangat lemah. Selanjutnya, nilai korelasi
antara variabel Total X2 dan Total Y adalah sebesar 0,568 yang menunjukkan
korelasi yang kuat.
3. Tanda “ ** “ menunjukkan signifikan korelasi dua variabel . Dari pasangan di
atas variabel Total X2 dan Total Y memiliki hubungan yang signifikan,
sedangkan yang pasangan lainnya variabel Total X1 dan Total Y ada hubungan
namun tetapi hubungan yang tidak signifikan.
D. Uji t-Test
Salah satu metode untuk menguji hipotesis adalah sample t-Test, dimana
metode sample t-Test dibagi menjadi tiga, yaitu one sample t-Test, paired 
sample t-Test dan independent sample t-Test. Uji hipotesis t-Test adalah uji
hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata dari
sampel yang diambil.
One sample t-test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu
variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda
secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Pada uji hipotesis ini,
diambil satu sampel yang kemudian dianalisis apakah ada perbedaan rata-rata dari
sampel tersebut.
Paired sample t-Test merupakan prosedur yang digunakan untuk
membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu group. Artinya analisis ini
berguna untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan sutau
treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari  sampel tersebut antara
sebelum dan sesudah treatment. 
Independent sample t-Test adalah uji yang digunakan untuk menentukan
apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki rata-rata yang berbeda. Jadi
tujuan metode statistik ini adalah membandingkan rata-rata dua grup yang tidak
berhubungan satu sama lain. Pertanyaan yang coba dijawab adalah apakah kedua
grup tersebut  mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara
signifikan.
Berdasarkan data yang ada, maka analisis yang sesuai untuk dilakukan uji t-
test adalah uji one sample t-test. Variabel yang ingin dianalisis ialah varibel
Total Y yang dianggap sebagai berat badan. Berdasarkan 50 sampel, diduga
terdapat rata-rata berat badan orang dewasa sebesar 60 kg.
Berikut adalah hasil output analisis uji one sample t-test menggunakan
SPSS:
Penjelasan:
Tabel di atas menunjukkan nilai statistic deskriptif.

 N, artinya jumlah sampel yang dipakai adalah 50 orang.


 Mean, artinya nilai rata-rata hitung adalah 58,640
 Std. Deviation, artinya nilai standar deviasi atau simpangan baku adalah
sebesar 9,238

Penjelasan:
Bersadarkan table one-Sample Test di atas diketahui:

 Nilai t (t hitung) sebesar -1.041


 Nilai df (degree of freedom) atau derajat kebebasan adalah sebesar 49.
 Nilai Sig. (2-tailed) atau nilai signifikan/probabilitas dengan uji dua sisi adalah
sebesar 0,303

Rumusan hipotesis penelitian dalam uji One Sample t-Test :


H0 = Berat badan rata-rata orang dewasa sama dengan 60 kg
H1 = Berat badan rata-rata orang dewasa tidak sama dengan 60 kg
Kriteria pengujian statistiknya yaitu:
 H0 diterima jika Thitung < Ttabel (nilai t dapat dilihat dari tabel distribusi t). cara
lain untuk melihat H0 diterima bisa juga dari nilai probabilitas dimana nilai sig >
0.05.
 H0 ditolak jika Thitung > Ttabel (nilai t dapat dilihat dari tabel distribusi t). Cara
lain untuk melihat H0 ditolak bisa juga dari nilai probabilitas dimana nilai sig <
0.05.

Keputusan :
Nilai probabilitas = 0,303 > 0,05, maka H0 diterima berarti bahwa berat badan rata-rata
orang dewasa sama dengan 60 kg.
Referensi

Abdurahman, Maman, Muhidin, Sambas & Somantri, Ating. (2012). Dasar-Dasar


Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Jonathan Sarwono, Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi
Statistik Menggunakan SPSS 16 (Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 2009).
Prihadi Utomo, Yuni. (2007). Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS.
Surakarta: Muhammadiyah University Pess.
Robert Ho, Handbook of Univariate and Multivariate Data Analysis and Interpretation
with SPSS (Boca Raton: Chapman & Hall/CRC, 2006) p. 184. 
Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai