Ada 2 jenis statistik yang dapat dipilih untuk digunakan dalam penelitian,yaitu :
Statistik Parametrik dan Statistik Non Parametrik.
1. Statistik Parametrik, yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran
atau distribusi data, yaitu data menyebar secara normal. Jika data tidak menyebar
normal, setidak-tidaknya dilakukan transformasi terlebih dahulu agar data
mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dengan statistik parametrik.
Syarat penggunaan statistik parametrik :
o Data dengan skala interval dan rasio
o Data menyebar/berdistribusi normal
o Data yang digunakan memiliki varian yang homogen
o Populasi haus memiliki varian yang sama homogen
o Harus memiliki kombinasi linier dari efek-afek yang ditimbulkannya
2. Statistik Non-Parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan
bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik
non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal
dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal.
Syarat pennggunnaan statitik non parametrik
o Umumnya data berskala nominal dan ordinal
o Data tidak membutuhkan berdistribusi normal
o Populasi tidak harus memiliki varian yang sama homogen
o Data tidak arus memiliki kombinasi linier dari efek-afek yang ditimbulkannya
dk2 = dk penyebut = nb – 1.
Tentukanlah apakah ke dua kelompok data tersebut memiliki variansi yang sama ?
Langkah 1 . Menetapkan taraf signifikansi (α) yaitu 0,05 atau 5 %
Langkah 2. Menghitung variansi tiap kelompok data
a) Buat tabel persiapan berikut ini untuk mncari nilai rata-rata dan varians data
No X1 X1 -X1avr (X1-X1 avr)^2No X2 X2-X2avr (X2 -X2avr)^2
1 100 5.8 33.64 1 91 4.65 21.62
2 100 5.8 33.64 2 91 4.65 21.62
3 100 5.8 33.64 3 91 4.65 21.62
4 100 5.8 33.64 4 91 4.65 21.62
5 96 1.8 3.24 5 91 4.65 21.62
6 96 1.8 3.24 6 87 0.65 0.42
7 96 1.8 3.24 7 87 0.65 0.42
8 96 1.8 3.24 8 87 0.65 0.42
9 96 1.8 3.24 9 87 0.65 0.42
10 96 1.8 3.24 10 87 0.65 0.42
11 96 1.8 3.24 11 87 0.65 0.42
12 96 1.8 3.24 12 87 0.65 0.42
13 91 -3.2 10.24 13 87 0.65 0.42
14 91 -3.2 10.24 14 83 -3.35 11.22
15 91 -3.2 10.24 15 83 -3.35 11.22
16 91 -3.2 10.24 16 83 -3.35 11.22
17 91 -3.2 10.24 17 83 -3.35 11.22
18 87 -7.2 51.84 18 83 -3.35 11.22
19 87 -7.2 51.84 19 83 -3.35 11.22
20 87 -7.2 51.84 20 78 -8.35 69.72
∑ 1884 367.2 1727 248.55
avr 94.2 86.35
Dari data di atas didapat:
Rerata (mean) Kelompok X1 = 94,20;
Varian data Kelompok X1 = SX12= 19,33;
Rerata (mean) Kelompok X2 =86,35;
Varian data Kelompok X2 = SX22=13,08.
Langkah 3. Tentukan nilai Fhitung, yaitu : F hitung=¿ Verians tebesar = 19,33 =1,48 ¿
Variens terkecil 13,08
b. Uji Barlet , digunakan pada yang > 2 kelompok data dengan langkah-langkah
1. Sajikan data semua kelompok sampel, misal seperti berikut:
2. Menghitung rerata (mean) dan varian serta derajat kebebasan (dk) setiap
kelompok data yang akan diuji homogenitasnya.
3. Sajikan dk dan varian (S2) tiap kelompok sampel dalam table pertolongan
berikut, serta sekaligus hitung nilai logaritma dari setiap varian kelompok dan
hasil kali dk dengan logaritma varian dari tiap kelompok sampel.
Diperoleh χ2 =(2.3026)(19.9486-19.8033)=0.063
7. Tentukan harga chi kuadrat tabel (𝑋2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙), pada taraf nyata misal 𝛼=0,05 dan
derajat kebebasan (dk) = k – 1, diperoleh dk = 4-1 =3
Untuk mengetahui perbedaan skor statistika yang diperoleh mahasiswa pada tes akhir diambil sampel
acak 10 orang mahasiswa. Sebelum memberikan metode pengajaran diberi tes awal begitu pula setelah
diberi pengajaran selama tiga bulan diberi tes akhir . skor kedua tes tersebut terangkum pada table
berikut :
Tes awal 6 7 5 8 7 6 6 6 8 5
Tes akhir 8 7 8 9 9 8 8 9 10 7
Lakukan pengujian pada α =0,05 untuk hipotesis yang berbunyi “Terdapat perbedaan antara skor
statistika tes awal dan tes akhir statistika”. Berikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh !
Penyelesaian :
Rumus:
' x 1−x 2
t=
√( )( )
2 2
s1 s2
−
n1 n2
Kriteria pengujian adalah :
w1 t 1 +w 2 t 2 ' w1 t 1 +w 2 t 2
H 0 diterima jika− <t <
w 1 +w 2 w1 +w 2
H 0 : μ1=μ2 ; Skor tes akhir statistikalebih baik dari pada skor tes awal statistika
H 1 : μ 1 ≠ μ2 ; Skor tes akhir statistika tidak lebih baik dari pada skor tes awal
statistika
Rata-rata dan simpangan baku :
2
n1 =10; n2=10 ; s 1 =1,1556
2
x 1=6,4 ; x 2=8,3 ; s2 =0,90
s 12 1,1556 s 22 0,90
w 1= = =0,011556 ; w 2= = =0,090
n1 10 n2 10
∴ t 1=t 2=2,26
Substitusikan ke rumus:
' x 1−x 2
t=
√( )( )
2 2
s1 s2
−
n1 n2
6,4−8,3
t '= =−11,884
√( 0,11556 )−( 0,090 )
Kriteria Pengujian :
−w1 t 1+ w2 t 2 ' w1 t 1 +w 2 t 2
<t <
w1 + w2 w1 +w 2
−2 , 26<−11,884< 2,26
'
∴ t berada diluar daera h penerimaan , maka H 0 ditolak
Tidak terdapat perbedaan antara skor tes awal statistika dengan skor tes akhir statistika.
Tes awal 6 7 5 8 7 6 6 6 8 5
Tes akhir 8 7 8 9 9 8 8 9 10 7
Lakukan pengujian pada α =0,05 untuk hipotesis yang berbunyi “Skor tes awal statistika lebih
baik dari pada skor tes akhir statistika”. Berikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh !
Penyelesaian :
Rumus:
x 1−x 2
t '=
√( s12
n1
− )( )
s 22
n2
Kriteria pengujian adalah :
' w1 t 1 +w 2 t 2
H 0 ditolak jika t ≥
w1 +w 2
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1> μ 2
Rata-rata dan simpangan baku :
2
x 1=6,4 ; x 2=8,3 ; s2 =0,90
s 12 1,1556
w 1= = =0,011556
n1 10
2
s 2 0,90
w 2= = =0,090
n2 10
∴ t 1=t 2=2,26
Substitusikan ke rumus:
x 1−x 2
t '=
√( )( )
2 2
s1 s
− 2
n1 n2
6,4−8,3
t '= =−11,884
√( 0,11556 )−( 0,090 )
Kriteria Pengujian :
' w1 t 1 +w 2 t 2
t≥
w1 +w 2
(0,11556)(2,26)+(0,090)(2,26)
−11,884 ≥
0,11556+0,090
−11,884 ≤ 2,26
'
∴ t berada di dalam daera h hhhhh penerimaan , maka H 0 diterima
atau “terbukti bahwa hasil skor tes awal statistika lebih baik dari pada
Tes awal 6 7 5 8 7 6 6 6 8 5
Tes akhir 8 7 8 9 9 8 8 9 10 7
Lakukan pengujian pada α =0,05 untuk hipotesis yang berbunyi “Skor tes akhir statistika lebih
baik dari pada skor tes awal statistika”. Berikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh !
Penyelesaian :
Rumus:
' x 1−x 2
t=
√( )( )
2 2
s1 s2
−
n1 n2
Kriteria pengujian adalah :
w1 t 1 +w 2 t 2
H 0 ditolak jika t ' ≤−
w1 +w 2
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1< μ 2
2
n1 =10; n2=10 ; s 1 =1,1556
2
s 1 1,1556
w 1= = =0,011556
n1 10
s 22 0,90
w 2= = =0,090
n2 10
∴ t 1=t 2=2,26
Substitusikan ke rumus:
' x 1−x 2
t=
√( )( )
2 2
s1 s2
−
n1 n2
6,4−8,3
t '= =−11,884
√( 0,11556 )−( 0,090 )
Kriteria Pengujian :
' w 1 t 1+ w 2 t 2
t ≤−
w 1+ w 2
(0,11556)(2,26)+(0,090)(2,26)
−11,884 ≤−
0,11556+ 0,090
−11,884 ≤−2,26
'
∴ t berada di luar daera h hhhhh penerimaan ,maka H 0 ditolak
Atau Skor tes akhir statistika tidak lebih baik dari pada skor tes awal statistika.
Contoh Soal 2
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi hukum antara pengacara laki-laki dengan
pengacara wanita diambil sampel acak masing-masing 10 pengacara laki-laki dan 7 pengacara wanita
untuk diberi tes kompetensi hukum. Data kompetensi hukum disajikan pada table berikut :
Laki-laki 6 8 8 8 9 8 8 9 10 7
Wanita 5 6 7 8 7 7 7 - - -
Lakukan pengujian pada α =0,05 untuk hipotesis “Terdapat perbedaan Kompetensi hukum antara
pengacara laki-laki dan wanita “. Berikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh !
Penyelesaian :
Rumus:
x1 −x2
t=
s
(√ n1 )+( n1 )
1 2
2 ( n1 −1 ) s 12 +( n2−1 ) s 22
s=
n1+ n2−2
Kriteria pengujian adalah :
2
n1 =10; n2=7 ; s 1 =1,2111
Substitusikan ke rumus:
x1 −x2
t=
s
√( 1
n1
+
1
n2)( )
8,1−6,7
t= =2,722
1,0433
√( 1
10
+)( )
1
7
Kriteria Pengujian :
'
−t 1 <t <t 1
1− α 1− α
2 2
'
−t 0,975 < t <t 0,975
−2,13<2,722<2,13
'
∴ t berada diluar daera h hhhhh penerimaan ,maka H 0 ditolak
Terdapat perbedaan Kompetensi hukum antara pengacara laki-laki dan wanita
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi hukum antara pengacara laki-laki dengan
pengacara wanita diambil sampel acak masing-masing 10 pengacara laki-laki dan 7 pengacara wanita
untuk diberi tes kompetensi hukum. Data kompetensi hukum disajikan pada table berikut :
Laki-laki 6 8 8 8 9 8 8 9 10 7
Wanita 5 6 7 8 7 7 7 - - -
Lakukan pengujian pada α =0,05 untuk hipotesis “Kompetensi hokum pengacara laki-laki lebih baik
dari pada kompetensi pengacara wanita “. Berikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh !
Penyelesaian :
Rumus:
x1 −x2
t=
s (√ n1 )+( n1 )
1 2
2
n1 =10; n2=7 ; s 1 =1,2111
2
x 1=8,1 ; x 2=6,7 ; s 2 =0,90 47
Substitusikan ke rumus:
x1 −x2
t=
s
√( 1
n1
+
1
n2 )( )
8,1−6,7
t= =2,6098
1,0433
√( 1
10)( )
+
1
7
t ≥ t (1−α ) (n +n −2)
1 1
2,6098 ≥1,75
∴ H 0 ditolak atau Kompetensi hokum pengacara laki-laki tidak lebih baik dari pada kompetensi
pengacara wanita
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi hukum antara pengacara laki-laki dengan
pengacara wanita diambil sampel acak masing-masing 10 pengacara laki-laki dan 7 pengacara wanita
untuk diberi tes kompetensi hukum. Data kompetensi hukum disajikan pada table berikut :
Laki-laki 6 8 8 8 9 8 8 9 10 7
Wanita 5 6 7 8 7 7 7 - - -
Lakukan pengujian pada α =0,05 untuk hipotesis “Kompetensi hokum pengacara wanita lebih baik
dari pada kompetensi pengacara laki-laki “. Berikan kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh !
Penyelesaian :
Rumus:
x1 −x2
t=
s
√( 1
n1
+
)( )
1
n2
Substitusikan ke rumus:
x1 −x2
t=
s
(√ n1 )+( n1 )
1 2
8,1−6,7
t= =2,6098
1,0433
√( 1
10
+
1
7 )( )
Dengan pelung 0,05 dan dk=15 maka didapat t 0,95=1,75
t ≤−t ( 1−α ) (n +n −2 )
1 1
2,6098 ≥−1,75
∴ H 0 diterima atau Kompetensi hukum pengacara wanita lebih baik dari pada kompetensi
pengacara laki-laki