Oleh:
Meita Ayu Puspitasari
181810401009
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN
Hasil
b. Sterilisasi kering (Oven)
Dibungkus alat yang akan disterilkan menggunakan doorslag atau
alumunium foil
Hasil
Hasil
Dimatikan lampu UV
Hasil
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Alat yang
No. Sterilisasi Gambar + Literatur
digunakan
1. Pemanasan
kering:
a. Pemijaran Bunsen
b. Pembakaran Bunsen
c. Hot Air Oven Oven
Bunsen
Oven
2. Pemanasan Autoklaf
basah
3.2 Pembahasan
Sterilisasi merupakan teknik pembebasan alat dan bahan dari
segala jenis aktivitas khususnya mikroorganisme dan menghindari
kontaminasi. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, mekanik
maupun kimiawi. Sterilisasi fisik didasarkan pada tindakan pemanasan
atau penyinaran. Sterilisasi mekanik menggunakan suatu saringan yang
berpori kecil. Sterilisasi kimiawi mencakup sterilisasi dengan gas dan
larutan desinfektan (Sofianan dan Wahyuni, 2015).
Metode sterilisasi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu metode
kering, metode basah, penyaringan desinfektan dan pasteurisasi.
Sterilisasi kering terbagi menjadi dua cara, yaitu dengan pemijaran api
menggunakan nyala api bunsen dan menggunakan oven. Sterilisasi kering
digunakan untuk mensterilkan perangkat kaca, seperti erlenmeyer,
petridish dan alat-alat yang terbuat dari alumunium. Sterilisasi kering
dilakukan dengan pemanasan pada suhu 170-180 C selama 2 jam. Alat
yang disterilisasi terlebih dahulu dibungkus menggunakan doorslag
ataupun kertas buram (Misna dan Diana, 2016).
Sterilisasi basah merupakan sterilisasi yang menggunakan uap
bertekanan untuk proses sterilisasinya. Sterilisasi ini terbagi menjadi dua
macam cara. Pertama adalah sterilisasi dengan uap air yang terdapat
angsang diatas air untuk meletakkan bahan yang akan disterilisasi dan
biasanya menggunakan suhu 100C selama 30 menit. Kedua sterilisasi
menggunakan uap air bertekanan dengan autoklaf. Alat dan bahan yang
akan disterilisasi menggunakan autoklaf harus dibungkus dengan
doorslag terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke dalam autoklaf yang telah
terdapat angsang didalamnya. Suhu yang digunakan pada sterilisasi
autoklaf adalah 121C, dengan tekanan 15 lbs selama 15-20 menit
(Harastuti et al., 2019).
Sterilisasi menggunakan teknik penyaringan digunakan untuk
bahan-bahan yang tidak tahan panas (termolabil). Bahan yang tidak tahan
panas contohnya adalah enzim dan antibiotik. Sterilisasi ini dikerjakan
menggunakan suatu alat saring dengan pori yang sangat kecil, biasanya
menggunakan ukuran 0,22 atau 0,45 mikron. Hal tersebut bertujuan agar
mikroba dapat tertahan oleh saringan. Sterilisasi dengan cara ini terbagi
dalam tiga kelompok, yaitu berkefeld filter, chamberland filter dan siestz
filter (Langkong et al., 2018).
Sterilisasi menggunakan desinfektan merupakan sterilisasi yang
menggunakan larutan kimia dalam prosesnya. Metode ini dilakukan pada
alat dan bahan yang tidak tahan panas maupun sterilisasi meja kerja.
Desinfektan yang sering digunakan dalam sterilisasi harus memiliki sifat
yang mampu membunuh sel vegetatif mikrob tapi tidak membunuh
endospora, seperti H₂O₂, O₃ dan HgCl₂. Larutan alkohol atau etanol 70%
biasanya juga digunakan untuk sterilisasi meja kerja sebelum melakukan
pekerjaan mikrobiologi (Susatyo, 2016).
Sterilisasi menggunakan teknik pasteurisasi merupakan sterilisasi
panas basah. Sterilisasi ini menggunakan pemanasan dengan suhu
rendah dibawah 100C. Tujuan dari pasteurisasi adalah untuk emmbunuh
populasi mikroorganisme dan menonaktifkan enzim-enzim. Teknik
pasteurisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Low Temperature
Long Time (LTLT) dengan suhu 63C selama 30 menit dan High
Temperature Short Time (HTST) dengan suhu 72C selama 15 detik
(Raharjo, 2010).
Autoklaf merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi
menggunakan metode sterilisasi panas basah. Sterilisasi basah ini
digunakan untuk alat maupun bahan tahan panas dengan uap air
bertekanan. Prinsip kerja dari autoklaf adalah mensterilkan alat dan bahan
tahan panas menggunakan suhu tinggi 121C dan uap air bertekanan 15
lbs yang mendesak udara didalam autoklaf. Steriliasi menggunakan
autoklaf biasanya menggunakan rentang waktu 15-20 menit tergantung
pada alat dan bahan yang disterilkan (Andriani, 2016).
Laminar Air Flow (LAF) merupakan ruang kerja steril yang
digunakan untuk inokulasi mikroorganisme atau pekerjaan yang
membutuhkan kondisi aseptis. LAF berbentuk seperti meja yang ditutup
dengan kaca dan dilengkapi dengan sinar UV, blower dan lampu TL.
Prinsip kerja dari LAF adalah menggunakan sinar UV untuk proses
sterilisasi sebelum bekerja dan blower untuk menyaring udara dari
lingkungan ketika melakukan pekerjaan. Blower bekerja dengan
menyaring aliran udara secara horizontal dari dalam keluar, sehingga
meminimalisisr kontaminasi udara (Harjanto dan Raharjo, 2019).
Oven merupakan suatu alat yang digunakan untuk sterilisasi kering
alat-alat laboratorium menggunakan panas. Oven terbuat dari logam yang
didalamnya terdapat udara kering dan panas yang didapatkan dari daya
listrik. Sterilisasi menggunakan oven biasanya digunakan untuk sterilisasi
alat-alat berbahan kaca dan alumunium. Alat yang akan disterilkan
menggunakan oven terlebih dahulu dibungkus menggunakan doorslag
ataupun kertas buram untuk mencegah keretakan pada alat dan
kontaminasi alat saat dikeluarkan dari dalam oven. Prinsip kerja dari oven
adalah mensterilkan alat-alat laboratorium berbahan kaca dan alumunium
dengan suhu tinggi 170-180C dengan waktu 1-2 jam (Andriani, 2016).
BAB 4. KESIMPULAN