Anda di halaman 1dari 29

BARISAN DAN DERET

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Kapita Selekta Matematika SMA yang di ampu
oleh Bapak Abdur Rohim, M.Pd.

Disusun oleh:
Sukma Triana Sefta Anugrah (18031002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
DESEMBER 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ ii
PETA KONSEP..................................................................................................................................................... iii
PEMBAHASAN..................................................................................................................................................... 1
CONTOH SOAL .................................................................................................................................................. 11
LATIHAN SOAL ................................................................................................................................................. 20
KUNCI JAWABAN ............................................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................... 25

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan izin-Nya, akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Barisan Dan Deret” ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan
suatu apapun.
Tak lupa pula sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang terang benerang yakni dengan datangnya
agama Islam.
Makalah ini tidak hanya pemenuhan tugas belaka, melainkan juga sebagai penambah ilmu pengetahuan
dan wawasan bagi pembacanya. Agar pembaca dapat mengetahui materi Menyusun Silabus pada mata kuliah
Kapita Selekta Matematika SMA. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pula kepada semua pihak.
Dan juga kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini, yaitu:
1. Bapak Abdur Rohim, M.Pd. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Kapita Selekta Matematika SMA yang
telah memberi pengarahan, motivasi, serta ilmunya yang sangat berarti bagi kami.
2. Teman-teman semester V yang telah membantu serta menjadi motivasi bagi kami.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan untuk
kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Sehingga makalah kami selanjutnya akan lebih baik. Demikian dari
kami, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Lamongan, 13 Desember 2020

ii
PETA KONSEP

Barisan adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk


𝑆𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 − 𝑛, menurut suatu urutan tertentu
Suku ke-n
Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan disebut
𝑈𝑛 = 𝑎 + 𝑛 − 1 𝑏 𝑛
deret
𝑆𝑛 = 2 𝑎 + 𝑈𝑛
Hubungan
Suku tengah,
𝑎 + 𝑈𝑛 𝑆𝑛, 𝑈𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑆𝑛;1
𝑈𝑡<
2 PENGERTIAN
𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛;1
Jumlah deret,
Sisipan, ARITMATIKA ARITMATIKA
𝑦;𝑥
𝑏′ =
1:𝑘
atau 𝑏 ′ = 𝑆𝑛 = 𝑛2 𝑎 + 𝑈𝑛
𝑏 𝑆𝑛 = 𝑛2 2𝑎 + 𝑛 − 1 𝑏
𝑑𝑎𝑛 𝑛′ = 𝑛 + BARISAN DAN
1:𝑘
BARIS DERET
𝑛−1 𝑘 Suku ke n, 𝑆𝑛 =
DERET
𝑟 2 ;1
𝑆𝑢𝑘𝑢 𝑘𝑒 − 𝑛, 𝑎 . 𝑟 ≠ 1 untuk 𝑟 > 1
𝑟;1
𝑎 1;𝑟 𝑛
𝑈𝑛 = 𝑎 + 𝑛 − 1 𝑏 GEOMETRI GEOMETRI atau 𝑆𝑛 =
1;𝑟
,𝑟 ≠

Suku Tengah,
APLIKASI Tak
𝑟<1
hingga, 𝑆∞ =
𝑎 + 𝑈𝑛 𝑎
𝑈𝑡 = lim𝑛→∞ 𝑆𝑛 =
2 1;𝑟

Contoh:
Sisipan, Konvergen, dengan −1 < 𝑟 < 1
pertambahan peluruhan bunga
𝑟′ =
𝑘+1
𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑛′ Divergen, dengan 𝑟 < −1 atau
majemuk dan anuitas
= 𝑛+ 𝑛−1 𝑘 𝑟>1

iii
PEMBAHASAN

MATERI PRASYARAT
1. Bilangan
2. Operasi bilangan
3. Jenis bilangan
4. Barisan bilangan
5. Pola bilangan
6. Jenis baris bilangan
7. Deret bilangan
8. Jenis deret bilangan

A. Notasi Sigma
Sifat-sifat Notasi Sigma
a. ∑ < =∑ <
b. ∑ < = ∑< , =
<1
c. ∑ < +∑< =∑<
d. ∑ < : − = ∑ <; :
:
+
e. ∑ < +∑ < =∑<
,2 4 1

B. Pengertian Barisan dan Deret


1. Pengertian Barisan
Apa itu Barisan?
Barisan adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan
tertentu. Setiap bilangan dalam barisan merupakan suku dalam barisan. Contoh:
 1,2,3,4,5,6,7 (Bilangan 1 adalah suku pertama, bilangan 2 adalah suku kedua dan
seterusnya).
 2,5,8,11,14,17 (Bilangan 8 adalah suku ketiga, bilangan 17 adalah suku keenam).
 14,12,1 ,8,6,4,2 (Bilangan 12 adalah suku kedua, bilangan 10 adalah suku ketiga dan
seterusnya).
Sehingga jelas bahwa barisan itu kumpulan bilangan yang memiliki pola tertentu,
sedangkan bilangan-bilangan yang membentuk barisan dengan pola tertentu
dinamakan suku. Ada yang bertindak sebagai suku pertama, kedua, ketiga dan
seterusnya.
2. Pengertian Deret
Apa itu Deret?
Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan disebut deret. Jika 1 , 2 , 3 , , maka:
1+ 2+ 3+ + adalah deret. Contoh:
 1+2+3+4+ +
 2+4+6+8+ +
(https://sultanifajar.wordpress.com)

1
C. Menemukan Pola barisan
Jika suatu bilangan ditulis dengan lambang untuk menyatakaan urutan suku-
sukunya, maka bilangan pertama ditulis 1 atau 1 bilangan kedua ditulis 2 atau 2 ,
dan seterusnya, sehingga kita dapat membuat pola bilangan seperti berikut:

11. 12. 13. 14.

1 2 3 4
Dari barisan tersebut diperoleh bentuk umum barisan bilangan yaitu 1 , 2 , 3 , ,
dengan = yang disebut dengan rumus umum suku ke− barisan bilangan.
(Ari dkk, 2009)

D. Menemukan Konsep Barisan dan Deret Aritmetika


1. Barisan Aritmetika
Barisan aretmetika adalah barisan bilangan yang mempunyai selisih satu beda
antara dua dua suku yang berurutan tetap. Barisan bilangan: 1 , 2 , 3 , , disebut
barisan aritmetika jika terpenuhi 2 − 1 = 3 − 2 = − ;1 . Contoh:
 Barisan bilangan 3,6,9,12,15 merupakan barisan aritmetika,karena beda antara dua
suku yang berurutan tetap, yaitu 6 − 3 = 9 − 6 = 12 − 9 = 15 − 12 = 3.
 Barisan Bilangan 1,34,8,1 bukan merupakan barisan aritmetika, karena beda
antara dua suku yang berurutan tidak selalu tetap, yaitu 3 − 1 ≠ 4 − 3 ≠ 8 − 4 ≠
1 − 8.
(Ari dkk, 2009)
Contoh:
1) Pada suatu barisan aritmatika suku keduanya adalah 8, suku keeempatnya adalah
14 dan suku terakhirnya adalah 23. Banyaknya suku-suku barisan tersebut
adalah…
Alternatif Penyelesaian:
2: 4 8<14
2 = 8 dan 4 = 14, maka 3 = 2
= 2
= 11
= 3 − 2 = 11 − 8 = 3
= 2− =8−3=5
= 5, = 3, = 23, =
= + −1
23 = 5 + − 1 3
23 = 5 + 3 − 3
23 = 3 − 2
21 = 3
7=
a) Suku ke− barisan aritmetika
Jika suatu pertama 1 barisan aritmetika dinyatakan dengan dan beda
dinyatakan dengan maka suku-suku barisan aritmetika 1 , 2 , 3 , , Dapat
ditulis sebagai berikut:
1 =
2 = +
3 = + + = +2
2
= + −1
Dengan demikian suku ke− aritmetika dirumuskan sebagai berikut:
= + −1
Keterangan:
= rumus suku ke –
= beda 2 − 1 = 3 − 2 = − ;1
= suku pertama
= banyaknya suku
b) Suku tengah barisan aritmetika
Jika barisan aritmetika memiliki banyak suku ganjil suku tengahnya
dirumuskan sebagai berikut:
+
=
2
Keterangan:
= suku tengah
= suku pertama
= suku terakhir
c) Sisipan pada barisan aritmetika
Diantara bilangan dan dapat di sisipkan beberapa bilangan, sehingga antara
bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk deret
aritmetika oleh karena itu dapat di cari beda dari deret baru tersebut.
Misalnya beda deret baru adalah dan banyak bilangan yang disisipkan adalah
buah maka beda deret tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
+ + ′ + +2 ′ + +3 ′ + + + ′+ ′ = − + ′

= − − ′

+ ′= −

1+ = −


=
1+
Jadi, beda deret aritmetika setelah disisipkan antara dua bilangan dan dapat
ditentukan dengan rumus berikut:
′ ; ′ ′
= 1: atau = 1: dan = + +1
Keterangan:

= beda baru
, = bilangan semula
= banyaknya bilangan yang disisipkan
= beda semula
= banyaknya suku barisan aritmatika lama

= banyaknya suku barisan aritmatika baru
(Ari dkk, 2009)
2. Deret Aritmetika
a) Pengertian deret aritmetika
Deret aritmetika adalah jumlah suku-suku dari barisan aritmetika misalkan
1, 2, 3, , . Merupakan barisan aritmetika maka penjumlahan 1 , 2 , 3 , ,
3
disebut deret aritmetika. Deret aritmetika juga dapat di artikan sebagai jumlah
suku pertama barisan aritmetika. Jumlah suku pertama dari suatu barisan
bilangan dinotasikan dengan yang dirumuskan sebagai berikut:
= + atau = 2 + −1
2 2
Keterangan:
= jumlah suku pertama
= suku pertama
= beda
= suku ke−
b) Hubungan , dan ;1
Misalkan diketahui jumlah suku pertama barisan aritmetika suku ke−
dapat dirumuskan sebagai berikut:
= − ;1
Keterangan:
= suku ke –
= jumlah suku pertama
;1 = jumlah − 1 suku pertama
(Ari dkk, 2009)
Contoh:
1) Suku ke− suatu deret aritmatika adalah = 3 − 5 Rumus jumlah suku
pertama deret tersebut adalah....
Alternatif Penyelesaian:
= 1 = 3 1 − 5 = −2
= +
2
= 3 −7
2
(Ari dkk, 2009)

E. Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri


1. Barisan Geometri
Geometri adalah barisan bilangan yang memiliki rasio atau pembanding tetap
antara suku-suku yang berurutan. Perbandingan dua suku yang berurutan pada barisan
geometri dinamakan pembanding atau rasio suatu barisan 1 , 2 , 3 , , , :1 .
Dinamakan barisan geometri apabila untuk setiap bilangan asli berlaku :
:1 2
= = = =
;1 1
(Ari dkk, 2009)
Contoh:
 Barisan bilangan 1, 2, 4, 8, 16 merupakan barisan geometri karena suku-suku yang
2 4 8 16
berurutan memiliki rasio sama, yaitu: 1 = 2 = 4 = = 2.
8
 Barisan bilangan 2, 4, 7, 9, 11 bukan merupakan barisan geometri karena suku-suku
4 7 9 11
yang berurutan tidak memiliki rasio sama, yaitu: 2 ≠ 4 ≠ 7 ≠ 9
.
a) Rumus suku ke− barisan geometri

4
Jika suku pertama 1 Barisan geometri dinyatakan dengan dan rasio
dinyatakan dengan maka suku-suku barisan geometri 1 , 2 , 3 , , dapat
dituliskan sebagai berikut:
1 =
2 =
3 = = 2

;1
=
Dengan demikian suku ke− barisan geometri dirumuskan sebagai berikut:
;1
=

Keterangan:
= rumus suku ke−
= suku pertama
= rasio
= banyaknya suku
b) Suku tengah barisan geometri
Jika barisan geometri memiliki banyak suku ganjil, maka suku tenggahnya
dirumuskan sebagai berikut
=√
Keterangan:
= suku tenggah
= suku pertama
= suku ke−
c) Sisipkan pada barisan geometri
Jika diantara dua suku berurutan pada barisan geometri disipkan buah suku,
diperoleh rasio baru.
 Barisan geometri lama ,
 Barisan geometri baru , ′ , ′

Hubungan rasio dan banyak suku pada barisan geometri lama dan baru sebagai
berikut:
′ +1 ′
= = + −1
Keterangan:

= rasio Barisan Geometri Baru
= rasio Barisan Geometri Lama
= banyaknya suku yang disisipkan

= banyaknya suku barisan geometri baru
2. Deret Geometri
Deret geometri adalah jumlah suku-suku dari barisan geometri. Deret geometri juga
dapat diartikan sebagai jumlah suku pertama barisan geometri. Jumlah suku =
banyaknya suku barisan geometri lama pertama dari suatu barisan bilangan
dinotasikan dengan yang dirumuskan sebagai berikut:
;1 1;
= . ≠ 1 untuk > 1 atau = , ≠ untuk <1
;1 1;
Keterangan:

5
= jumlah suku pertama
= suku pertama
= rasio
3. Deret Geometri Tak Hingga
Deret geometri tak hingga adalah deret geometri dengan | | < 1 jumlah dari deret
geometri tak hingga dirumuskan sebagai berikut:
∞ = lim =
→∞1−
Rumus pada deret geometri berlaku juga untuk tak terhingga. Adapun untuk tak
terhingga terdapat dua macam sebagai berikut:
a) Deret geometri konvergen
1;
Jika −1 < < 1 maka menuju . Akibatnya ∞ = = 1;
1;
Deret geometri dengan −1 < < 1 disebut deret geometri konvergen (memusat).
b) Deret geometri divergen
Jika < −1 atau > 1 maka untuk <∞, sehingga didapat nilai makin besar.
 Untuk < −1, →< −1, <∞ dengan ganjil didapat <∞
 Untuk < −1, →< −1, <∞ dengan genap didapat <∞
1
 Untuk > 1, <∞ didapat <∞ Akibanya, ∞ = =
1;
Deret Geometri dengan < −1 atau > 1 disebut deret geometri divergen.
(Ari dkk, 2009)
Contoh:
1) Ditentukan rasio deret geometri tak hingga adalah 7 4 −1 jika deret ini
mempunyai jumlah (konvergen), maka nilai yang memenuhi adalah…
Alternatif Penyelesaian:
−1 < 7 4−1 < 1
1
7 <7 4 −1 <7 7
7
1
< 4 −1 <7
7
8 2
<4 <8 < <2
7 7
(Ari dkk, 2009)

F. Aplikasi Barisan
Pola barisan bilangan mempunyai manfaat untuk menyelesaikan beberapa
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pertambahan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas. Agar anda mengetahuinya, pelajari materi berikut.
1. Pertumbuhan
Penduduk kota pada tahun 2 8 tercatat sebanyak 3,25 juta jiwa. Diperkirakan
menjadi 4,5 juta jiwa pada tahun 2 13 jika tahun 2 8 dianggap sebagai tahun dasar
dapatkah anda menentukan jumlah pendududk pada tahun 2 15? Dapatkah anda
menentukan besar pertumbuhan penduduk tersebut?
Terlebih dahulu tentukan persentase pertumbuhan penduduk, yaitu:
= 1+
4,5 = 3,25 1 + 2 13;2 8
6
5
4,5 = 3,25 1 +
5
4,5 3,25 = 3,25 1 +
1,3846 = 1 + 5
1
1,38465 = 1 +
1
= 1,38465 − 1
= , 673
= 6,73
Jumlah penduduk pada tahun 2015 sebagai berikut
2 15;2 8
2 15 = 2 8 1 +
= 3,25 1 + 6,73 7
= 3,25 1,5776321
= 5,13
Jadi, jumlah penduduk dikota A Pada tahun 2015 sebanyak 5,13 juta jiwa.

2. Peluruhan
Suatu neutron dapat pecah menddak menjadi suatu protan dan elektron. Hal ini
terjadi sedemikian sehingga jika kita memilki 1. . neutron kira-kira 5 dari
padanya akan berubah pada akhir satu menit Dapatkah anda menentukan banyaknya
neutron yang masih ada setelah menitan dan 1 menit?
Misalkan banyak neutron adalah dan persentase peluruhan (penyusutan) sebesar
menit maka:
 banyak neutron setelah 1 menit = −1 = (1 − 1 )
2
 banyak neutron setelah 2 menit = (1 − 1 ) − 1 (1 − 1 ) = (1 − 1 )
2 2 3
 banyak neutron setelah 3 menit = (1 − 1 ) − 1 (1 − 1 ) (1 − 1 )

 banyak neutron setelah menit = (1 − 1 )


 banyak neutron setiap menitnya membentuk barisan geometri
2 3
, (1 − ), (1 − ) , (1 − ) , , (1 − )
1 1 1 1
= (1 −
1
) ;1, dengan (1 − 1
) dinamakan faktor peluruhan

= 1 (1 − )
1
Dari permasalahan tersebut diketahui
= 1. .
=5
5
= 1. . (1 − )
1
= 1. . ,95
Sehingga faktor peluruhanya = ,95
1 = 1. . ,95 1
1 =l 1. . +l ,95
=6+1 ,9777 − 1
= ,777
1 = 598.412

7
Jadi, neutron yang masih ada setelah menit adalah 1. . ,95 dan neutron yang
masih ada setelah 10 menit adalah 598.412
3. Bunga majemuk
Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu,
misalnya satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar
kali modal yang kita bungakan jika bunga tersebut tidak kita ambil tetapi
ditambahkan pada modal awal untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya sehingga
besarnya bunga pada setiap periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga
berbunga), maka dikatakan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
a) Nilai akhir bunga majemuk
Jika modal sebesar dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar
setahun selama tahun maka besarnya modal setelah tahun yaitu:

= ) (1 +
1
b) Nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan
Menghitung nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan digunakan langkah
berikut.
1) Menghitung dahulu nilai akhir dari modal berdasarkan masa bunga majemuk
yang terdekat
2) Sisa masa bunga yang belum dihitung digunakan untuk menghitung bunga
berdasarkan bunga tunggal dari nilai akhir pada langkah 1
: = 1+ (1 + )
c) Rumus nilai tunai bunga majemuk
Rumus niai akhir bunga majemuk adalah = (1 + 1 ) . Rumus tersebut
dapat diubah menjadi
(1: )
1

Keterangan:
= modal mula-mula atau nilai tunai (NT)
=modal setelah jangka waktu selanjutnya ditulis
;
Sehingga, = = (1 + 1 )
(1: )
1

d) Nilai tunai bunga majemuk dengan masa bunga pecahan


Rumus nilai akhir modal dengan bunga pecahan dapat di bentuk rumus nilai tunai
modal dengan masa bunga pecahan sebagai berikut:

:
= 1+ (1 + )
+
Diubah menjadi: jika jika = niai tunai yang ditulis dan : =
1: (1: )

Modal
Setelah + periode yang ditulis maka rumus tersebut berubah menjadi:

(1: )
1+

8
4. Anuitas
Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya dibayarkan seiap akhir
jangka waktu,dan terdiri atas bagian bunga dan bagian angsuran. Anuitas = bunga +
angsuran
Jika besarnya bunga adalah , angsuran periode ke− dinyatakana dengan ′ dan
bunga periode ke− adalah ′ maka diperoleh tabungan:
= + dengan = 1, 2, 3,
Jika suatu pinjaman sebesar dilunasi dengan anuitas selama tahun, atas dasar
bunga = setahun, maka:
 Pada akhir tahun ke−
= +
 Pada akhir tahun ke− + 1
:1 = :1 + :1
Karena = :1′ maka:
:1 + :1 = + :1 = + :1 :1 = + . :1 = 1+
Sehingga:
2 = 1 1+
3 = 2 1+ = 1 1+ 1+ = 1 1+ 2
Secara umum dapat ditulis sebagai berikut
= 1 1+ 1

Keterangan:
= angsuran ke−
1 = angsuran pertama
= suku bunga
a) Menghitung anuitas dengan deret
Suatu pinjaman akan dilunasi dengan anuitas sebesar dan besarnya suku
bunga adalah maka = 1 + 1 karena 1 = Maka = + 1 jika jumlah
angsuran sama dengan pojok pinjaman, maka:
1+ 2+ 3+ + =
2 :1
1+ 1 1+ + + 1 1+ =
Ruas kiri merupakan deret geometri dengan suku pertama 1, rasio = 1 + dan
banyaknya suku maka:
1 1: =
1: ;1
1
1 = ;1
1+
1 = + 1 maka:
1
= + ;1 [ 1: 1]
1+
1:
1 + ;1
1+ 1+
1+ −1 1

9
atau =1;
1
Dari pembahasan tersebut diperoleh:
1[ 1+ 1]
= 1 1+ atau = 1 1+
1:
b) Menghitung anuitas dengan notasi sigma
pinjaman sebesar dilunasi anuitas besar maka besarnya sama dengan
jumlah nilai tunai dari semua pembayaran anuitas
+ 1: 2
+ + + =
1: 1: 3 1:
1 1 1 1
[ + 2
+ 3
+. . + ]=
1+ 1+ 1+ 1+
1
= ∑ ;
1+
<1
1
=
∑ :1 1+ ;

(Ari dkk, 2009)

10
CONTOH SOAL

1. Seorang ibu membagikan permen kepada 5 orang anaknya menurut aturan deret aritmetika. Semakin muda
usia anak semakin banyak permen yang diperoleh. Jika banyak permen yang diterima anak kedua 11 buah
dan anak keempat 19 buah, maka jumlah seluruh permen adalah … buah
.6 .7 .8
. 65 . 75
Alternatif penyelesaian :
2 = + = 11
4 = + 3 = 19
substitusi persamaan (i) ke persamaan (ii), maka diperoleh :
11 – + 3 = 19
2 = 8 => = 4
Kemudian substitusi nilai b tersebut salah satu persamaan (misal persamaan (i)) sehingga menjadi :
= 11 – = 11 – 4 = 7
Setelah nilai a dan b kita peroleh, kemudian substitusi nilai tersebut ke rumusnya :
= 2 + –1
5 = 2 7 + 5– 1 4
5
= 14 + 4 4
2
5
= 14 + 16
2
5
= 3 = 75
2
Jawaban : D
(https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret)

2. Seorang anak menabung di suatu bank dengan selisih kenaikan tabungan antar bulan tetap. Pada bulan
pertama sebesar .5 . , , bulan kedua . 55. , , bulan ketiga . 6 . , , dan seterusnya.
Besar tabungan anak tersebut selama dua tahun adalah …
. . 1.315. ,
. . 1.32 . ,
. . 2. 4 . ,
. . 2.58 . ,
. . 2.64 . ,
Alternatif penyelesaian:
1 = = .5 . ,
2 = . 55. ,
3 = .6 . ,
= 2– 1= . 55. , – .5 . , = . 5. ,
2 = 24 , = 24
= 2 + –1
2
21
24 = 2 5 . + 24 – 1 5.
2
= 12 1 . + 23 5 .
= 12 1 . + 115.
= 12 215. = 2.58 .
11
Jawaban : D
(https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret)

3. Dari suatu deret aritmetika diketahui 3 = 13 dan 7 = 29. Jumlah dua puluh lima suku pertama deret
tersebut adalah …
. 3.25 C. 1.625 E. 1.225
. 2.65 D. 1.325
Alternatif penyelesaian:
3 = + 2 = 13
7 = + 6 = 29
substitusi (i) ke (ii), sehingga menjadi :
13 – 2 + 6 = 29
4 = 16 => = 4
Kemudian nilai b disubstitusi ke salah satu persamaan (misal persamaan (i)), sehingga diperoleh :
= 13 – 2 = 13 – 2 4 = 5
= 2 + –1
2
25
24 = 2 5 + 25 – 1 4
2
25
= 1 + 24 4
2
25
= 1 + 96
2
25
= 1 6
2
= 25.53 = 1.325
Jawaban : D
(https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret)
4. Suku – suatu deret aritmetika = 3 – 5. Rumus jumlah suku pertama deret tersebut adalah …
A. = 2 3 –7
B. = 3 –5
2
C. = 3 –4
2
D. = 3 –3
2
E. = 3 –2
2
Alternatif penyelesaian :
Rumus untuk jumlah suku pertama ke-n barisan aritmatika
adalah =2 2 + –1 atau =2 + . Karena suku ke-n atau un diketahui, maka kita
gunakan rumus yang kedua untuk mencari rumu jumlah suku pertama ke-n.
= 3 –5
= 1 = 3 1 – 5 = −2
=2 +
= −2 + 3 – 5
2

= 3 –7
2
Jawaban : A
(https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret)

12
5. Jumlah buah suku pertama deret aritmetika dinyatakan oleh = 5 – 19 . Beda deret tersebut
2
adalah …
. −5 . −2 .5
. −3 .3
Alternatif penyelesaian:
1
1 = 5 1 – 19 = −7
2
1 = 1 = =
2
2 = 5 2 – 19 = −9
2
2 = 1+ 2= + +
= −7 + −7 + = −9
= −9 + 14 = 5
Jawaban : E
(https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret)

6. Empat buah bilangan positif membentuk barisan aritmatika. Jika perkalian bilangan pertama dan keempat
adalah 46, dan perkalian bilangan kedua dan ketiga adalah 144, maka jumlah keempat bilangan tersebut
adalah …
. 49 .6 . 98
.5 . 95

Alternatif penyelesaian:
1. 4 = + 3 = 2+3 = 46
2 2
2. 3 = + + 2 = +3 + 2 = 144
subsitusi (i) ke (ii), sehingga menjadi :
2
+3 + 2 2 = 46 + 2 2 = 144
2 2 = 98
2
= 49 => = 7
substitusi nilai b ke persamaan (i) :
2
+ 3 7 = 46
2
+ 21 – 46 =
+ 23 –2 =
= −23 = 2
untuk = −23
4
4 = 2 −23 + 4 – 1 7
2
= 2 −46 + 21
= 2 −25 = −5
untuk = 2
4
4 = 2 2 + 4– 1 7
2
= 2 4 + 21
= 2 25 = 5
Jawaban : B
(https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret)

13
7. Dari deret aritmetika diketahui suku tengah 32. Jika jumlah n suku pertama deret itu 672, banyak suku
deret tersebut adalah …
. 17 . 21 . 25
. 19 . 23
Alternatif penyelesaian :
1
= + = 32
2
+ = 32 2
+ = 64
= +
2
672 = 64
2
672 = 32
21 =
Jawaban : C
(https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret)

8. Dari suatu barisan aritmetika, suku ketiga adalah 36, jumlah suku kelima dan ketujuh adalah 144. Jumlah
sepuluh suku pertama deret tersebut adalah …
. 84 . 64 . 315
. 66 . 63
Alternatif penyelesaian :
= + –1
3 = + 2 = 36
5 + 7 = 144
+ 4 + + 6 = 144
2 + 1 = 144
+ 5 = 72
dari (i) dan (ii) diperoleh :
+ 5 = 72
36 – 2 + 5 = 72
3 = 36 => = 12
Kemudian substitusi nilai b ke salah satu persamaan (misal persamaan (i)), sehingga diperoleh :
= 36 – 2 = 36 – 2 12 = 12
Setelah nilai a dan b kita dapatkan, kemudian kita mencari nilai dari 1 :
= 2 (2a + ( n – 1 ) b)

1 = 2 12 + 1 – 1 12
= 5 24 + 9 12
= 5 24 + 1 8
= 5 132 = 66
Jawaban : B
(https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret)

9. UN 2003
Jumlah deret geometri tak hingga
14
1 1
2+1+2 2+2+ adalah …
2
A. 2+1
3
3
B. 2+1
2
C. 2 2 + 1
D. 3 2 + 1
E. 4 2 + 1
Alternatifpenyelesaian:
Jumlah deret geometri tak hingga dengan a = √2 dan r = 1 / √2 adalah
2 2 2 2 2+1 2 2+1
= . = = . = =2 2+1
1 2 2 − 1 2 − 1 2 + 1 2 − 1
1−
2
Jawaban : C
10. UN 2004
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan setiap hari terhadap tinggi sebuah tanaman membentuk barisan
5
geometri. Bila pada pengamatan hari kedua adalah 2 cm dan pada hari keempat adalah 3 9 cm, maka tinggi
tanaman tersebut pada hari pertama pengamatan adalah ...
A. 1 cm
1
B. 1 3 cm
1
C. 1 2 cm
7
D. 1 9 cm
1
E. 2 4 cm
Alternatif penyelesaian :
2 = ar = 2 → r = 2/a
3 5 32
U4 = = 3 =
9 9
3
2 32
.( ) =
9
8 32 2 2 72
2 =
maka 32 . = 8 .9 = 32
9
2
9 3
= =
4 2

Jawaban : C
11. Umur Razan, Amel dan Icha membentuk barisan geometri. Jumlah usia mereka 14 tahun. Perbandingan
usia Icha dan Amel adalah 2 1. Razan berumur paling muda. Usia Razan adalah ...
. 2 tahun . 4 tahun . 8 tahun
. 3 tahun . 6 tahu
Alternatif penyelesaian:
Misalkan :
1 = = usia Razan
2 = =
2
3 = =

15
3 2
= = = 2
2 1

2
+ 2 + 3 = 14 +
1 + = 14
+ 2 + 2 2 = 14 + 2 + 4 = 14
7 = 14 = 2

adi, usia a an adalah 2 tahun


(UN :2013)
Jawaban :A

12. UN 2014
Tempat duduk gedung pertunjukan film diatur mulai dari baris depan ke belakang dengan banyak baris di
belakang lebih 4 kursi dari baris di depannya. Bila dalam gedung pertunjukan terdapat 15 baris kursi dan
baris terdepan ada 2 kursi, kapasitas gedung pertunjukan tersebut adalah...
. 1.2 kursi
. 8 kursi
. 72 kursi
. 6 kursi
. 3 kursi

Pembahasan :
Pandang − 15 baris kursi sebagai suku-suku barisan aritmatika, dengan jumlah kursi baris terdepan
sebagai suku pertama dan selisih jumlah kursi tiap baris yang berdekatan sebagai beda barisan.
= 15
= 2
= 4

apasitas gedung adalah jumlah kursi pada ke − baris tersebut, yaitu


15 15 15
15 = 2 . 2 + 15 − 1 4 = 4 + 56 = . 96 = 72
2 2 2
Jawaban : C

12. UN 2015
2
Suatu bola dijatuhkan dari ketinggian 9 meter. Setiap memantul, bola mencapai ketinggian 3 dari tinggi
sebelumnya. Panjang lintasan gerak bola sampai berhenti adalah ...
. 36 meter
. 38 meter
. 45 meter
. 47 meter
. 51 meter
Alternatif penyelesaian :
Kasus diatas dapat diselesaikan dengan rumus :
+
=

16
=
=
= rasio dari ketinggian bola pada pantulan − dengan ketinggian bola pada pantulan sebelumnya.
2
Dari soal diketahui = 9 dan = 3 . Jadi,
9 3+2 9 .5
= = = 45
3−2 1
Jawaban : C

13. UN 2016
Seutas tali dipotong-potong menjadi 6 bagian dengan panjang potongan-potongan tersebut membentuk
barisan geometri. Jika panjang potongan terpendek 1 cm dan terpanjang 32 cm, panjang tali sebelum
dipotong adalah ...
. 31 cm
. 47 cm
. 55 cm
. 63 cm
. 65 cm
Alternatif penyelesaian :
Pandang ke-enam potongan tali sebagai suku-suku barisan geometri, dengan potongan terpendek adalah
suku pertama dan potongan terpanjang adalah suku terakhir.
= 6
1 = = 1
5
6 = = 32 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Substitusi a = 10 ke persamaan (*) diperoleh
1 5 = 32 5
= 32 = 2
6
1 1−2 1 1 − 64
6 = = = 63
1−2 −1
Jawaban : D

14. UN 2017
Suatu barisan geometri 16, 8, 4, 2, . . ., maka jumlah suku pertama adalah ...
. 2 ;5 − 32
. 25; − 32
1 5;
. 32 − 25; . 32 − 2 ;5 . 32 −
2
Pembahasan :
Diketahui barisan geometri :
= 16 = 8 16 = 1 2
Jumlah n suku pertama adalah
1
16 (1 − (2) ) 1 1
= = 32 (1 − ( ) ) = 32 − 32 ( ) = 32 − 25 . 2; = 32 − 25;
1 2 2
1−2
Jawaban : C

17
15. UN 2017
Seorang kakek membagikan permen kepada 6 orang cucunya, menurut aturan deret aritmatika. Semakin
muda usia cucu semakin banyak permen yang diperolehnya. Jika permen yang diperoleh cucu kedua
sebanyak 9 buah dan cucu kelima sebanyak 21 buah, jumlah seluruh permen adalah ...
. 8 buah
. 9 buah
. 1 buah
. 11 buah
. 12 buah
Alternatif penyelesaian :
= 6 2= + = 9 ........................ 1
5 = + 4 = 21 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh
= 5 = 4
Jumlah seluruh permen adalah
6 = 6 2 2 5 + 6 − 1 4
S6 = 3 1 + 2
= 9

16. UN 2017
Adit menabung setiap bulan di sebuah bank. Pada bulan pertama Adit menabung sebesar Rp80.000,00 dan
pada bulan-bulan berikutnya uang yang ditabung selalu Rp5.000,00 lebih besar dari uang yang ditabung
pada bulan sebelumnya. Jumlah uang tabungan Adit selama satu tahun adalah ...
. 1. 15. ,
. 1. 5 . ,
. 1.29 . ,
. 1.32 . ,
. 1.34 . ,
Alternatif penyelesaian:
= 8
= 5
Jumlah tabungan dalam 1 tahun (12 bulan) adalah
12 = 12 2 2.8 + 12 − 1 5
1 = 6 16 + 55
1 = 1.29

17. UN 2017
Sebuah zat radioaktif meluruh menjadi setengahnya dalam waktu 2 jam. Jika pada pukul 06.00 massa zat
tersebut 1.6 gram, massa zat yang tersisa pada pukul 14. adalah...
. 1 gram
. 5 gram
. 25 gram
18
. 12,5 gram
. 6,25 gram
Pembahasan :
6. → 1.6
8. → 8
1 . → 4
12. → 2
14. → 1
5;1
5 = 16 1 2 = 1

18. UN 2017
Suatu virus berkembang biak dua kali lipat setiap 2 jam. Bila jumlah virus pada pukul 07.00 banyaknya 5
spesies, perkembangbiakan virus tersebut pada pukul 15.00 adalah...
. 16 spesies
. 1 spesies
. 8 spesies
. 5 spesies
. 4 spesies
Alternatif Penyelesaian:
7. → 5
9. → 1
11. → 2
13. → 4
15. → 8
5;1
atau 5 = 5 2 = 8
Jawaban : C

19
LATIHAN SOAL

1. Suku ke−4 dan ke−9 suatu barisan aritmetika berturut-turut adalah 110 dan 150. Suku
ke−3 barisan aritmetika tersebut adalah….
a. 308
b. 318
c. 326
d. 344
e. 354
(UN 2013)
2. Diketahui suku ke−4 dan suku ke−9 suatu deret aritmetika berturut-turut adalah 15 dan
30. Jumlah 20 suku pertama deret tersebut adalah....
a. 960
b. 690
c. 460
d. 390
e. 360
(UN 2012)
3. Barisan geometri dengan 7 = 384 dan rasio =2. Suku ke−10 barisan tersebut adalah….
a. 1.920
b. 3.072
c. 4.052
d. 4.608
e. 6.144
(UN 2014)
4. Jumlah konsumsi gula pasir oleh penduduk suatu kelurahan pada tahun 2013 sebesar 1.000
kg dan selalu meningkat dua kali lipat setiap tahun. Total konsumsi gula penduduk
tersebut pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 adalah….
a. 62.000 kg
b. 63.000 kg
c. 64.000 kg
d. 65.000 kg
e. 66.000 kg
(UN 2015)
5. USM STAN 2009
27, 64, 18, 48, 12, 36, .....
a. 8, 27
b. 8, 25
c. 6, 27
d. 6, 25
6. UN 2004/2005
Suatu jenis bakteri, setiap detik akan membelah diri menjadi dua. Jika pada saat permulaan ada 5 bakteri,
waktu yang diperlukan bakteri supaya menjadi 320 adalah .....
7. UN 2005/2006

20
Sebuah bola jatuh dari ketinggian 10 m dan memantul kembali dengan ketinggian ¾ kali tinggi sebelumnya,
begitu seterusnya hingga bola berhenti. Jumlah seluruh lintasan bola adalah .....
8. UN 2006/2007
Suku ke-5 sebuah deret aritmatika adalah 11 dan jumlah nilai suku ke-8 dengan suku ke-12 sama dengan
2. umlah 8 suku pertama deret tersebut ialah …..
9. USM STIS 2005/2006
qs
Jika tiga bilangan q,s, dan t membentuk barisan geometri, maka = …..
q  2s  t
10. USM STIS 2007/2008
Jumlah tak hingga dari deret geometri adalah 81 dan suku pertamanya adalah 27. Jumlah semua suku
bernomor genap deret tersebut adalah …..

21
KUNCI JAWABAN

1. Cara pertama adalah dengan menggunakan rumus = + −1


9 = + 8 = 15
4 = + 3 = 11
———————— −
5 =4
=8
= 8 → + 3 = 11
+ 24 = 11
= 86
2 = + 29
= 86 + 29 8
= 86 + 232
= 318

Cara kedua adalah dengan menggunakan rumus = + − . Dengan menggunakan


rumus ini, kita tidak harus mencari nilai a, cukup dengan suku yang diketahui pada soal, 4
atau 9 . Sedangkan nilai dapat dicari dengan rumus cepat berikut ini.
9 − 4 = 15 − 11
5 =4
=8
= + −
3 = 9+ 3 −9 8
= 15 + 21 8
= 15 + 168
= 318
Jadi, suku ke-30 barisan aritmetika tersebut adalah 318 .
(UN 2013)

2. Kita cari nilai dan dengan memanfaatkan rumus = + −1


9 = +8 =3
4 = + 3 = 15
———————— −
5 = 15
=3
= 3 → + 3 = 15
+ 9 = 15
=6
Jumlah suku pertama dapat dicari dengan rumus:
= 2 + −1
2
2
2 = 12 + 19 3
2
= 1 12 + 57
= 69
22
Jadi, jumlah 20 suku pertama deret aritmetika tersebut adalah 690 .
(UN 2012)
3. Menentukan suku ke-n pada deret geometri dapat menggunakan rumus:
;
=
1 ;7
1 = 7 2
= 384 23
= 384 8
= 3. 72
Jadi, suku kesepuluh barisan geometri tersebut adalah 3.072 .
(UN 2014)

4. Data-data yang dapat kita peroleh dari soal:


= 1.
=2
= 6 (dari tahun 2013-2018)
Total konsumsi gula penduduk dapat dicari dengan rumus:
2
−1
=
−1
1. 26 − 1
6 =
2−1
= 1. 64 − 1
= 63.
Jadi, total konsumsi gula penduduk dalam kurun waktu tersebut adalah 63.000 kg .
. (UN 2015)
5. Alternatif Penyelesaian :
Suku ganjil, dibagi 3 kemudian dikali 2
12 3 2 = 8
Suku genap, dibagi 4 kemudian dikali 3
36 4 3 = 27
Jawaban: a

6. Alternatif Penyelesaian :
Deret geometri
= 2 dan = 5
=
32 = 5. 2 => 64 = 2
26 = 2ⁿ => jadi = 6
7. Alternatif Penyelesaian:
Deret geometri a = 10 m, r = ¾
Lintasan bola bolak balik kecuali saat jatuh pertama => maka jumlah seluruh lintasannya ialah :
= 2. −
a
= 2. –
1 r
10
= 2. –1
1 3/ 4
= 7
23
8. Alternatif Penyelesaian:
U₈ + U₁₂ = 52
+ 7 + + 11 = 52
2 + 18 = 52
1 + 9 = 26 1
 = + 4 = 11 .. 2
 1 + 9 = 26
 1 + 4 = 11 −
5 = 15 => = 3

1 + 4 = 11
1 + 4.3 = 11 = −1
n
Maka : = 2 + −1
2
₈ = 4 2 −1 + 8 − 1 3 = 4 −2 + 21 = 76

9. Alternatif Penyelesaian :
n 1
= . , , ,
=
= 2
=
t
=
s
qs q  qr 1 r
 = = =
q  2s  t q  2qr  qr 2
1  2r  r 2
1 r 1 1 1 s
= = = =
(1  r ) 2
1 r t (s  t ) st
1 s
s

10. Alternatif Penyelesaian :


Deret geometri bernomor genap adalah :
, , , ..

ar 27. 2
= = 3
1 r 2
1  ( )2
2
3
162
= = 32 2
5 5

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38116029/Soal_dan_pembahasan_baris_dan_deret diakses pada hari Senin, 12


Desember 2020 pukul 16.07 WIB

25

Anda mungkin juga menyukai