Anda di halaman 1dari 50

ARTIKEL

PERANCANGAN DAN MANAJEMEN JARINGAN

DOSEN PENGAMPU : YUNANRI, M.Kom

Oleh :

IKHDA QURRATA AINI

18.01.013.143

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

ANGKATAN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan artikel yang berjudul " Perancangan dan Manajemen
Jaringan”.

Tujuan ditulis artikel ini untuk memehuni tugas Ujian Tengah Semester yang diberikan oleh Dosen mata
kuliah “Perancangan Manajemen Jaringan”, artikel ini dibuat berdasarkan informasi dan data yang penulis
dapat dari berbagai literatur, buku, dan internet.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan artikel ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan artikel ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan artikel ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,
penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan artikel ini. Akhirnya saya, selaku penulis berharap semoga artikel ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Mataram, 06 April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 1


ABSTRAK .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 4
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
C. Tinjauan Pustaka.......................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
A. Pengenalan Perancangan Manajemen Jaringan ............................................................................. 6
B. Teknik Jaringan ......................................................................................................................... 16
C. OSI Layer .................................................................................................................................. 22
D. Host Layer ................................................................................................................................. 26
E. TCP/IP....................................................................................................................................... 27
F. Subnetting ................................................................................................................................. 34
G. Pengantar Organisasi dan SOP ................................................................................................... 38
PENUTUP ............................................................................................................................................ 48
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 48
B. Saran ......................................................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 49

2
ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, sebuah jaringan menjadi salah satu
sumber daya yang semakin penting bagi suatu organisasi. Seiring dengan semakin banyaknya
sumber daya jaringan yang tersedia bagi para pengguna, jaringan menjadi semakin
kompleks, dan merawat jaringan tersebut menjadi semakin rumit. Hilangnya sumber daya
jaringan dan kinerja yang buruk adalah hasil dari meningkatnya kerumitan dan hal tersebut
tidak dapat diterima oleh para pengguna. Seorang manajer jaringan harus mengatur suatu
jaringan secara aktif, mendiagnosa masalah, mencegah kejadian yang tidak diinginkan, dan
menyediakan kinerja terbaik dari jaringan untuk para pengguna. Pada suatu titik, jaringan
menjadi begitu besar sehingga sulit diatur tanpa menggunakan peralatan manajemen
jaringan yang terotomatisasi. Tugas-tugas yang termasuk dalam manajemen jaringan :
mengawasi jaringan, meningkatkan automatisasi, mengawasi waktu respon,
menyediakan fitur keamanan, mengatur lalu lintas data, memperbaiki kemampuan,
meregistrasi pengguna. Dalam suatu jaringan dibutuhkan juga perancangan agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan mengefektifkan waktu. Manajemen jaringan ini
menjamin ketersediaan yang tinggi melalui penemuan secara cepat masalah yang dapat
mengakibatkan penurunan performansi dengan menerapkan fungsi-fungsi pengendalian
termasuk diagnosa, perbaikan, testing dan backup. Kegiatan yang diperlukan untuk menilai
indikator performansi operasi jaringan secara berkesinambungan. Dengan adanya
manajemen performansi, tingkat pelayanan dapat dipertahankan, kondisi jaringan dapat
dikenali, kemungkinan gangguan dapat diprediksi dan dapat membuat laporan yang lengkap
untuk kegiatan pengambilan keputusan dan perencanaan. Kegiatan yang menyediakan fungsi
untuk mengendalikan dan mengenali unsur jaringan (Network Element – NE), mengambil
dan memberikan data dari atau ke NE.

Kata kunci : Perancangan Manajemen Jaringan, Teknik Jaringan, OSI Layer, Host Layer,
TCP/IP, Subnetting, Pengantar Organisasi dan SOP.

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen Jaringan adalah sebuah pekerjaan untuk memelihara seluruh sumber jaringan dalam
keadaan baik. Sistem manajemen jaringan adalah sekumpulan perangkat untuk memantau dan
mengontrol jaringan. Sistem manajemen jaringan terdiri dari tambahan perangkat keras dan lunak
yang diimplementasikan di antara komponen-komponen jaringan yang sudah ada. Sebuah fungsi
pengawasan terhadap unjuk kerja jaringan dan pengambilan tindakan untuk mengendalikan aliran
trafik agar diperoleh kapasitas jaringan dengan pengoperasian yang maksimum pada berbagai
situasi. Upaya mengkoordinasikan dan mendistribusikan sumber daya (resource) untuk
merencanakan, menganalisa, mengevaluasi, mendesain, mengadministrasikan, dan
mengembangkan jaringan telekomunikasi sehingga diperoleh kualitas pelayanan yang baik pada
seluruh waktu dengan ongkos yang proporsional dan kapasitas yang optimal.

Studi lanjut tentang jaringan komputer yang terkonsentrasi pada konsep dan pengetahuan mengenai
pengelolaan sumber daya jaringan komputer dan implementasinya dalam kehidupan dunia nyata
yang berbasis pada protocol TCP/IP. Sebuah pekerjaan untuk memelihara seluruh sumber jaringan
dalam keadaan baik, karena saat ini jaringan sangat kompleks, dinamik dan terdiri atas komponen
yang tidak dapat diandalkan 100%, peralatan yang baik diperlukan untuk mengelola jaringan
tersebut. Perancangan jaringan adalah proses yang melibatkan mystic-mixture art, science,
keberuntungan (luck) dan accident (terjadi begitu saja). Meskipun penuh dengan proses yang
misterius ada banyak jalan dan strategi untuk melaluinya.

B. Tujuan

Penulisan artikel ini bertujuan untuk :

1. Memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah “Perancangan dan Manajemen Jaringan”.

2. Memahami konsep dari perancangan manajemen jaringan.

3. Memberikan informasi dan data yang sesuai dengan kebutuhan pada mata kuliah perancangan
dan manajemen jaringan.

C. Tinjauan Pustaka

1. Perancangan

Perancangan merupakan penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan implementasi.


Perancangan merupakan rekayasa representasi yang berarti terhadap sesuatu yang hendak di
bangun. Hasil perancangan harus dapat di telusuri sampai ke spesifikasi kebutuhan dan dapat
diukur kualitasnya berdasarkan kriteria-kriteria rancangan yang bagus. Perancangan
menekankan pada solusi logic mengenai cara sistem memenuhi kebutuhan (Hariyanto, 2004)

4
2. Teknik Jaringan

Menurut Sofana (2008:3) memberikan batasan bahwa ”jaringan komputer (computer network)
adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous.”

3. Manajemen Jaringan

Pengelolaan jaringan dapat didefinisikan sebagai OAM & P (operasional, administrasi,


pemeliharaan, dan penyediaan) jaringan dan layanan. Tipe pengoperasian berkaitan dengan
operasi sehari-hari dalam menyediakan layanan jaringan. (Subramanian, 2000)

4. OSI Layer

OSI merupakan Standar internasional yang dikembangkan oleh ISO (Internasional Standard
Organization) untuk keperluan interkoneksi system computer yang kooperatif. Open System
adalah salah satu yang memenuhi standar OSI dalam berkomunikasi dengan system lain.
Pengembangan model OSI dimaksudkan untuk menyediakan suatu kerangka kerja bagi
standarisasi. Didalam model itu, satu atau lebih standar protocol dapat dikembangkan pada
masing-masing lapisan. Model menentukan fungsi-fungsi secara umum agar dapat
ditampilkan pada lapisan. (Stallings, 2001)

5. TCP/IP

TCP/IP (Trnsmission Control Protocol/Internet Protocol) termasuk dalam deretan protocol


komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan Host-host pada jaringan Internet. TCP/IP
menggunakan banyak protocol didalamnya, adapun protocol utamanya adalah TCP dan IP.
(Sugeng, 2006)

6. Subnetting

Kita dapat memecah sebuah network (yang besar) menjadi beberapa network yang lebih kecil.
Network yang lebih kecil ini disebut subnetwork, sedangakan proses pembentukan
subnetwork disebut subnetworking atau subnetting. (Sofana, 2010:291)

7. Pengantar dan SOP

Menurut Arini T Soemohadiwidjojo (2004) SOP adalah panduan yang digunakan untuk
memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan konsisten, efektif,
efisien, sistematis dan terkelola dengan baik.

5
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Perancangan Manajemen Jaringan

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, sebuah jaringan menjadi salah satu sumber
daya yang semakin penting bagi suatu organisasi. Seiring dengan semakin banyaknya sumber
daya jaringan yang tersedia bagi para pengguna, jaringan menjadi semakin kompleks, dan
merawat jaringan tersebut menjadi semakin rumit. Hilangnya sumber daya jaringan dan kinerja
yang buruk adalah hasil dari meningkatnya kerumitan dan hal tersebut tidak dapat diterima oleh
para pengguna. Seorang manajer jaringan harus mengatur suatu jaringan secara aktif,
mendiagnosa masalah, mencegah kejadian yang tidak diinginkan, dan menyediakan kinerja
terbaik dari jaringan untuk para pengguna. Pada suatu titik, jaringan menjadi begitu besar
sehingga sulit diatur tanpa menggunakan peralatan manajemen jaringan yang terotomatisasi.

Perancangan jaringan sangat penting dalam membuat suatu sistem jaringan. Merancang suatu
jaringan haruslah sesuai dengan kebutuhan dari suatu instansi yang berhubungan. Semisal
sekolahan perlu adanya manajemen jaringan agar koneksi yang ada tidak disalah gunakan oleh guru
maupun siswa untuk membuka situs-situs tidak berguna seperti situs porno. Situs-situs seperti itu
padahal sering disusupi worm dan malware. Selain itu, situs-situs yang ada sekarang membutuhkan
bandwidth yang besar untuk membukanya. Hal seperti itu tentunya akan menyebabkan kecepatan
akses berkurang. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut solusi yang dapat diberikan adalah
pemakaian router dan proxy server.

Manajemen Jaringan adalah Kemampuan menerapkan suatu metode untuk : memonitor suatu
jaringan, mengontrol suatu jaringan, merencanakan (planning) sumber (resources) serta
komponen sistem dan jaringan komputer dan komunikasi.

Tugas-tugas yang termasuk dalam manajemen jaringan :

 Mengawasi jaringan

 Meningkatkan automatisasi

 Mengawasi waktu respon

 Menyediakan fitur keamanan

 Mengatur lalu lintas data

 Memperbaiki kemampuan

 Meregistrasi pengguna

6
Peranan manajemen jaringan adalah :

 Mengontrol aset perusahaan

Jika sumber daya jaringan tidak dikontrol secara efektif, mereka tidak akan menyediakan
hasil yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi

 Mengontrol kerumitan

Dengan pertumbuhan yang sangat pesat dalam jumlah komponen jaringan, pengguna, antar
muka, protokol, dan penjual, kehilangan kontrol dari jaringan dan sumber dayanya
merupakan ancaman bagi manajemen organisasi

 Pelayanan yang semakin baik

Para pengguna mengharapkan pelayanan yang sama atau lebih baik dari pertumbuhan
jaringan, dan sumber daya yang lebih terdistribusi

 Menyeimbangkan kebutuhan yang bermacam-macam

Para pengguna harus disediakan aplikasi yang bermacam-macam pada suatu tingkat
kebutuhan yang diberikan, dengan kebutuhan spesifik pada bidang kinerja, ketersediaan
sumber daya, dan keamanan

 Mengurangi waktu tunggu

Memastikan ketersediaan sumber daya yang tinggi dengan rancangan redundansi yang
tepat

 Mengontrol biaya

Mengawasi dan mengontrol penggunaan sumber daya sehingga kebutuhan pengguna dapat
dipenuhi dengan biaya yang masuk akal

Sasaran Manajemen Jaringan :

a. Menjaga agar jaringan tetap berjalan : menjaga sistem agar tetap beroperasi dan
mengumpulkan informasi tentang “kesehatan” suatu jaringan.

b. Memelihara kinerja jaringan : Jaringan mampu mendatangkan manfaat (terus menerus >
optimal), memelihara QOS (Mutu layanan (Quality of Service) merupakan mekanisme
jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan.

c. Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya
masalah bandwidth,latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi
banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta
video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut
dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak

7
dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih. Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat
menjadikan bandwidth, latency, dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan
kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut yang ada dan disepakati, dan
mampu menyediakan informasi yang diperlukan untuk analisis jangka
pendek maupun jangka panjang.

d. Mengurangi ongkos kepemilikan (memberikan added value): perangkat yang diinstal


adalah suatu pengeluaran (ongkos), Manajemen reaktif (tindakan reaktif terhadap suatu
masalah (biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah), Manajemen proaktif
(diharapkan dapat menekan biaya-biaya seperti pada manajemen reaktif).

Perlunya Manajemen Jaringan yaitu :

a. Penekanan Biaya Biasanya user menginginkan jaringan sebaik mungkin dengan biaya
termurah. Desain harus dapat
mengakomodasi kebutuhan sebagian besar pengguna.

b. Kurangnya Pengalaman Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi jaringan,


kemampuan jaringan dan penggunaannya ikut meningkat. Akibatnya perancang akan
menemukan banyak masalah dan belum tentu mereka dapat memberikan solusi selama
fase desain.

c. Penanganan Kegagalan Selama fase operasional, kegagalan dapat terjadi kapan


saja. Kegagalan adalah situasi dimana komponen/sistem jaringan tidak berjalan seperti
yang telah direncanakan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor usia, berkurangnya
kemampuan komponen jaringan, kesalahan manusia atau
bencana alam.

d. Fleksibilitas
Desain jaringan biasanya digambarkan sebagai proses top-down atau dari hal-hal yang
paling umum ke yang paling khusus. Biasanya desain dimulai dengan
mendefinisikan persyaratan dari pemakai dan banyak keputusan desain jaringan yang
mengikuti persyaratan.

Aktivitas Administrasi Jaringan :

a. Manajemen Kesalahan (fault management) yang mengelola kesalahan jaringan dan


memperbaikinya.

b. Manajemen perlengkapan (device management) yang menangani berbagai macam


peralatan jaringan.

c. Manajemen Konfigurasi (configuration management) yang mengawasi perubahan yang


terjadi pada jaringan.

d. Manajemen Kinerja (performance management) yang memantau kerja jaringan.

8
e. Manajemen Sejarah (history management) yang mencatat kegagalan dan keandalan
peralatan.

f. Accounting yang mencatat penggunaan resources (pengambilan keputusan)

g. Keamanan (security) yang mencegah penggunaan resources secara tidak sah.

Manajemen Jaringan komputer :

Ada beberapa hal yang terkait dengan manajemen jaringan komputer, yakni meliputi :

a. Perencanaan jaringan

Perencanaan Jaringan Tahap awal ini bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan


(needs), keinginan (desirability), dan kepentingan (interest).

Dasar-dasar Perencanaan Jaringan

 Yang pertama adalah dalam hal penggunaan jaringan


tersebut. Apakah semua PC yang terhubung ke jaringan akan
dihubungkan dengan beberapa printer. Apakah perlu
dibangun satu atau beberapa server untuk menangani
database, e-mail, scheduler, dan tugas lainnya.

 Yang kedua adalah pertimbangan luas cakupan area jaringan yang akan dibangun.
Apakah jarak antara PC ke switch/hub memungkinkan untuk pemasangan kabel.
Apakah akan lebih baik jika menggunakan jaringan wireless. Apakah di area
jaringan tersebut tersedia tempat yang cocok untuk meletakkan sebuah server,
hub/switch,modem, dan perangkat lainnya.

 Biaya habis pakai, konsultan, arsitek maupun operator pada


saat instalasi.

 Biaya berjalan, seperti biaya bulanan bandwidth, listrik, AC,


gaji admin dan operator.

 Biaya pelatihan untuk administrator dan user.

 Downtime.

Langkah-langkah Perencanaan Jaringan

 Analisa kebutuhan : Pada langkah ini didefinisikan apa


sebenarnya sasaran yang ingin dicapai dengan adanya
jaringan komputer. Apakah dengan jaringan tersebut akan
dapat memecahkan masalah yang dihadapi sekarang?
Apakah tingkat efisiensi akan meningkat dan dapatkah
diukur? Sesuaikah biaya yang dikeluarkan dengan
manfaat yang diperoleh?

9
 Analisa Lokasi : meliputi usulan pemasangan peralatan di masing-masing ruang
kerja karyawan, penentuan penyebaran beban listrik dan letak outlet listrik, lokasi
seluruh komputer yang ada sekarang ini, lokasi
pemasangan kabel dan sebagainya yang sangat penting
juga dalam menekan biaya installasi.

 Mencocokkan Peralatan : Merupakan langkah analisa dari peralatan yang


dipunyai dan disesuaikan dengan peralatan baru atau jaringan yang akan
dipasang.

 Rencana Konfigurasi : Meliputi penetapan piranti keras dan piranti lunak yang
akan dipasang beserta seluruh diagram yang dibutuhkan.

 Penjadwalan : Merupakan rencana pemasangan dari waktu ke waktu dan berapa


lama waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan.

b. Perancangan jaringan

Dalam tahap ini faktor-faktor yang ada dalam perencanaan dijabarkan secara detil untuk
kebutuhan tahap selanjutnya pada saat implementasi. Perancangan jaringan adalah proses
yang melibatkan mystic-mixture art, science, keberuntungan (luck) dan accident (terjadi
begitu saja). Meskipun penuh dengan proses yang misterius ada banyak jalan dan strategi
untuk melaluinya.

Isu yang banyak dikenal dalam perancangan jaringan adalah jumlah node/titik yang ada.
Dari jumlah node yang ada, bisa didefinisikan tugas yang harus dikerjakan oleh
setiap node, misalnya karena jumlah node sedikit, printserver cukup satu disambungkan di
server atau di salah satu workstation. Jika jumlah node lebih banyak ada kemungkinan
terjadi duplikasi tugas untuk dibagi dalam beberapa segmen jaringan untuk mengurangi
bottleneck. (Pengertian Bottleneck adalah peristiwa macetnya
proses aliran data (transmisi data) karena sebabsebab tertentu).

c. Pendefinisian operasional jaringan

Langkah yang bagus jika didapatkan perhitungan sumber daya dan pemakaian jaringan.
Perhitungan ini berkaitan dengan spesifikasi perangkat keras yang akan dipakai seperti :
apakah harus menggunakan switch daripada
hub, seberapa besar memori yang dibutuhkan, apakah dibutuhkan kabel riser fiber optic
karena jaringan menyangkut bangunan berlantai banyak dan sebagainya.

d. Pendefinisian administrasi keamanan

Tipe keamanan jaringan berkaitan banyak dengan jenis autentikasi dan data dalam
jaringan. Selain ancaman terhadap jaringan dari arah luar juga harus diperhatikan
ancaman dari arah dalam, dari user jaringan itu sendiri. Pertimbangan terhadap keamanan

10
ini juga mempengaruhi pemakaian peralatan baik secara fisik dan
logik.

e. Pendefinisian administrasi jaringan

Untuk kelancaran operasional jaringan harus ada pembagian tugas dalam me-maintenance
jaringan, baik yang menyangkut perangkat lunak, standar prosedur
maupun yang berkaitan dengan sumber daya manusia seperti administrator dan operator.

Aspek-aspek operasional

 Perawatan dan backup, kapan, siapa dan menggunakan apa.

 Pemantauan software dan upgrade untuk memastikan semua software aman


terhadap bugs(Pengertian Dasar bug adalah kesalahan pada komputer baik
disebabkan oleh perangkat lunakataupun perangkat keras sehingga
komputer tidak bekerja dengan semestinya).

 Standar prosedur untuk kondisi darurat seperti mati listrik, virus ataupun rusaknya
sebagian dari alat.

 Regulasi yang berkaitan dengan keamanan, seperti user harus menggunakan


password yang tidak mudah ditebak atau penggantian password secara berkala.

f. Implementasi jaringan

Pemasangan jaringan secara aktual terjadi pada tahap implementasi. Di tahap ini semua
rencana dan rancangan diterapkan dalam pekerjaan fisik jaringan.

Strategi Implementasi

 Cool coversion, strategi ini adalah penggantian total dari jaringan


lama (atau tanpa jaringan) ke jaringan baru. Strategi ini termasuk
paling mudah dilakukan tetapi biasanya tidak dipakai untuk
jaringan yang mempunyai tugas/misi yang kritis seperti jaringan
yang menghubungkan kasir pasar swalayan, tidak boleh terjadi
downtime.

 Conversion with overlap, strategi ini melakukan pemasangan


dan operasional secara paralel, selama jaringan baru dipasang
jaringan lama tetap berjalan sambil sedikit demi sedikit beralih ke
jaringan baru. Strategi ini harus mempertimbangkan waktu jika
faktor waktu menjadi batasan utama.

 Piecemeal coversion, strategi ini mirip dengan strategi


sebelumnnya hanya dilakukan secara lebih detail dan bertahap.
Sasaran pindah ke jaringan baru merupakan target jangka yang
lebih panjang. Strategi ini membutuhkan resource yang lebih
sedikit namun membutuhkan waktu yang lebih lama.

11
g. Operasional jaringan

Setelah implementasi selesai dilakukan tahap selanjutnya


adalah pemakaian atau operasional jaringan. Tahap ini merupakan tugas yang cukup berat
untuk seorang administrator jaringan, karena tahap ini secara global
banyak dijalankan oleh administrator.

Tugas Administrator Jaringan

 Keamanan, keamanan jaringan ditentukan oleh pembagian hak


dan wewenang dalam jaringan. Data harus terlindung dari akses
yang tidak diharapkan tetapi harus tetap bisa diakses oleh user
tertentu yang berkaitan dengan data tersebut.

 Beberapa poin pertimbangan terhadap interaksi user dan data :

1) Hanya user yang terotentikasi yang diperbolehkan


mengakses jaringan/data.

2) User tanpa otorisasi tidak akan bisa mengakses atau


mengubah bahkan menghancurkan data jaringan.

3) File dan data tidak boleh rusak atau corrupted oleh virus,
worm, ataupun trojan.

4) File dan data tidak boleh rusak oleh gangguan listrik.

Meningkatkan Keamanan Jaringan

 Akses kontrol user harus dipastikan aman terhadap data.


User disarankan tidak menggunakan sesuatu yang mudah ditebak untuk
digunakan sebagai password.

 Terapkan akses yang lebih super terhadap user tertentu untuk mengendalikan
user dan data lain dalam group dan data.

 Account user yang tidak aktif sesegera mungkin dihapus dari sistem.

 Perhatikan kemungkinan Backdoor(Backdoor atau "pintu belakang", dalam


keamanan sistem komputer, merujuk kepada mekanisme yang dapat
digunakan untuk mengakses sistem, aplikasi, atau jaringan, selain dari
mekanisme yang umum digunakan (melalui proses logon atau proses
autentikasi lainnya). Disebut juga sebagai back door.,
hole( Hole).

 Sediakan perlindungan terhadap gangguan listrik.Jika tapping terhadap kabel


jaringan menjadi pertimbangan gunakan sistem serat optik karena kabel serat
optik sangat sulit untuk ditap.

12
 Perawatan dan upgrade, dalam operasional perangkat lunak
jaringan mengalami perkembangan dengan kemungkinan versi baru.

 Pemantauan kinerja, dalam operasional jaringan harus dipantau sejauh mana


jaringan yang dipasang memberi hasil yang lebih baik. Pemantauan ini
meliputi biaya operasional, ancaman terhadap keamanan, kepuasan user,
dan produktifitas user.

h. Manajemen jaringan

Setiap penambahan peralatan atau aplikasi maupun data akan selalu ada pengaruhnya pada
sistem yang berjalan dan hal tersebut teruslah selalu dipantau atau dikelola.

Hal penting dalam manajemen jaringan

 Pemahaman yang mendalam mengenai sistem ; Untuk dapat mengelola suatu


jaringan dengan baik terdapat dua hal yaitu pengetahuan tentang ciri teknis ( yang
didapat dari pendidikan dan pelatihan formal), serta pengetahuan tentang
kinerja nyata (yang hanya dapat diperoleh dari pengalaman seharihari).

 Mem-backup data ; Langkah ini merupakan suatu langkah yang mutlak dilakukan,
terlebih lagi bila yang dihadapi adalah suatu jaringan. Data dapat
saja hilang atau rusak karena berbagai sebab, mulai dari sebab
fisik sampai pada teknis program.

 Keamanan Jaringan ; Dalam hal ini adalah keamanan terhadap informasi yang
terdapat dalam sistem jaringan. Informasi yang tersimpan dapat berupa
rincian keuangan perusahaan, gaji karyawan ataupun data sensitif
lainnya.

Konsep Perencanaan Jaringan

Dalam membangun jaringan, diperlukan perencanaan yang matang dalam aspek implementasi
dan upgradability-nya, disamping perencanaan kebutuhan fisik.

 Upgradable Jaringan harus dapat ditingkatkan kemampuannya, baik dari sisi


kapasitas, kecepatan, dan fleksibilitas, tanpa perlu melakukan perombakan secara
total.

 Fleksibilitas mencakup dua kriteria, yaitu jumlah client (node)


dan pembagian alamat IP. Untuk pembagian IP, dapat digunakan NAT(NAT
(Network Address Translation) adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih
dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. ),
DHCP, atau IP static.

13
 Kehandalan (Robustness): Kestabilan dan toleransi terhadap kesalahan
merupakan poin penting yang harus dimiliki oleh sebuah infrastruktur jaringan.

 Untuk mendukung produktivitas sebuah perusahaan, arsitektur Client-Server


merupakan pilihan yang terbaik. Selain itu dengan langkah-langkah pencegahan
untuk meminimalisasi gangguan atau kerusakan yang mungkin terjadi akan
semakin menambah daya saing sebuah perusahaan.

 Untuk itu, umumnya di dalam sebuah jaringan dibangun juga sistem redundancy.
Redundancy memiliki dua kelebihan.

1) Pertama, sistem kedua dapat digunakan sebagai backup


apabila koneksi pertama mengalami masalah.

2) Kedua, sistem ini memungkinkan router untuk membagi


beban jaringan ke dalam dua jalur secara dinamis.

 Migrasi: Sebuah jaringan yang baik haruslah dapat


dimodifikasi dengan mudah ketika akan dilakukan
perubahan arsitektur dan topologi. Perkembangan teknologi informasi yang
begitu pesat terkadang membutuhkan bentuk jaringan baru. Namun, tentunya
hal tersebut juga perlu dilakukan dengan tanpa mengorbankan seluruh
infrastruktur yang telah ada. Ini diperlukan untuk menjamin kelangsungan
investasi yang telah dilakukan sebelumnya.

 Auto Configuration: Komponen jaringan yang baru


haruslah dapat diintegrasikan ke jaringan yang telah ada
sebelumnya dengan mudah. Bandwidth tinggi di dalam jaringan tidak hanya
dibutuhkan oleh aplikasi multimedia saja, melainkan juga beberapa
aplikasi lainnya seperti voice maupun video. Kabel tembaga merupakan solusi
yang paling ekonomis untuk saat ini. Namun, untuk mengantisipasi keperluan
bandwidth besar yang mungkin dibutuhkan oleh aplikasiaplikasi masa depan,
fiber optic merupakan pilihan yang
bijak. Dengan adanya keanekaragaman kebutuhan akan jaringan komputer,
tentunya akan diperlukan juga interface-interface khusus yang mengakomodasi
setiap kebutuhan tersebut. Untuk itu, diperlukan interface yang mudah
dihubungkan dengan berbagai peripheral baru tanpa harus mengganggu
jalannya komunikasi dalam jaringan tersebut.

Desain Jaringan yang Baik

Desain jaringan yang baik harus bisa mengkombinasikan kelebihan Router dan Switch pada
setiap bagian dalam jaringan sefleksibel mungkin. Misalnya, untuk pemilihan Switch dalam
jaringan kampus harus menghasilkan keuntungan berikut:

 High bandwidth

 Improved performance

14
 Low cost

 Easy configuration

Prinsip Umum Desain Jaringan

 Uji Titik-titik tunggal yang rentan dengan cermat. Perlu disiapkan jalur cadangan dan
load balancing untuk untuk mengatasi permasalahan kerusakan pada jaringan,
sehingga jika ada kerusakan tidak akan mengisolasi bagian jaringan.

 Memperhatikan Karakteristik Aplikasi dan traffic protokol yang digunakan. Misalnya


memperhatikan aplikasi client-server dan sebagainya

 Melakukan analisis ketersediaan bandwidth

 Membangun jaringan dengan menggunakan model hierarki atau modular

 Memperhatikan Network Diameter, yaitu banyaknya pirantiyang harus dilewati


sebuah packet sebelum mencapai tujuan. Network diameter harus didesain sekecil
mungkin.

Hirarki Disain Jaringan

Desain jaringan secara Hierarki terdiri dari 3 layer :

Gambar 1. Hirarki Layer Jaringan.

 Layer Core (backbone) yang menyediakan tranportasi antar sites secara optimal high-
speed switching backbone. Didesain untuk memproses packet secepat mungkin.
Dalam layer ini tidak dilakukan manipulasi packet, seperti misalnya access list dan
pemfilteran yang akan menunda pengiriman packet.. Titik kritis untuk
menghubungkan piranti-piranti layer distribusi, sehingga penting untuk menjamin
stabilitas koneksi dan pembuatan jalur cadangan. Mengumpulkan traffic dari semua
piranti layer distribusi, sehingga harus memiliki daya tampung dan daya kirim yang

15
besar dan cepat.

 Layer Distribution yang menyediakan koneksi berdasar kebijakan perusahaan ( policy-


based connectivity). Titik demarkasi antara layer Core dan Layer Access. Tempat
melakukan manipulasi packet dan pemfilteran.

 Layer Access (local) yang menyediakan workgroup/akses pengguna ke jaringan. Titik


bagi pengguna dihubungkan ke jaringan. Bisa juga melakukan penyaringan untuk
optimalisasi kebutuhan pengguna secara khusus.

Keuntungan Desain Secara Hirarki

 Scalability; jaringan dapat dikembangkan/diperluas dengan mudah

 Redundancy; memastikan ketersediaan jalur pada level Core dan Distribusi

 Performance; Meningkatkan kinerja jaringan karena ada pengumpulan jalur (link


aggregation) antar level dan desain Core dengan kinerja yang tinggi

 Security; pengamanan Port pada level Access dan Kebijakan pada Level distribusi
membuat jaringan semakin aman.

 Manageability; konsistensi antar switch pada setiap level menyederhanakan


manajemen.

 Maintability; desain secara hierarki atau modular menolong dalam memperbaiki


jaringan
secara skalatis tanpa mempengaruhi jaringan secara keseluruhan.

B. Teknik Jaringan

Merupakan ilmu berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi terkait kemampuan algoritma,
dan pemrograman komputer, perakitan komputer, perakitan jaringan komputer, dan
pengoperasian perangkat lunak, dan internet. Jaringan komputer adalah ”interkoneksi” antara 2
komputer autonomous atau lebih, yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel
(wireless).

Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis jaringan yaitu :

 Local Area Network (LAN)

Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi
oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung, atau tiap-tiap ruangan
pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200 m.

16
 Metropolitan Area Network (MAN)

Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung
dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian). Dalam hal ini jaringan
menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar,
sebagai contoh yaitu: jaringan beberapa kantor cabang sebuah bank didalam sebuah kota
besar yang dihubungkan antara satu dengan lainnya.

 Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan media
wireless, sarana satelit ataupun kabel serat optic, karena jangkauannya yang lebih luas,
bukan hanya meliputi satu kota atau antar kota dalam suatu wilayah, tetapi mulai
menjangkau area/wilayah otoritas negara lain. Sebagai contoh jaringan komputer kantor
City Bank yang ada di Indonesia ataupun yang ada di negara lain, yang saling berhubungan,
jaringan ATM Master Card, Visa Card atau Cirrus yang tersebar diseluruh dunia dan lain-
lain.

Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain
dengan akses penuh, sehingga dapat membuat komputer lain, restart, shutdows, kehilangan file atau
kerusakan sistem. Dalam defenisi networking yang lain autonomous dijelaskan sebagai jaringan
yang independent dengan manajemen sistem sendiri (punya admin sendiri), memiliki topologi
jaringan, hardware dan software sendiri, dan dikoneksikan dengan jaringan autonomous yang lain.
(Internet merupakan contoh kumpulan jaringan autonomous yang sangat besar.) Dua unit komputer
dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang
dimiliki, seperti: file, printer, media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll).
Data yang berupa teks, audio maupun video, bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel
(wireless) sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling
bertukar file/data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software yang
terhubung dalam jaringan bersama-sama.

Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dalam jaringan disebut dengan ”node”.
Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat
berjumlah puluhan komputer, ribuan atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain.
Didalam jaringan komputer dikenal sistem koneksi antar node (komputer), yakni:

1) Peer to peer

Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari
beberapa komputer, terhubung langsung dengan kabel crossover atau wireless atau juga
dengan perantara hub/switch. Komputer pada jaringan peer to peer ini biasanya berjumlah
sedikit dengan 1-2 printer. Untuk penggunaan khusus, seperti laboratorium komputer, riset
dan beberapa hal lain, maka model peer to peer ini bisa saja dikembangkan untuk koneksi
lebih dari 10 hingga 100 komputer. Peer to peer adalah suatu model dimana tiap PC dapat
memakai resource pada PC lain atau memberikan resourcenya untuk dipakai PC lain,
Tidak ada yang bertindak sebagai server yang mengatur sistem komunikasi dan
penggunaan resource komputer yang terdapat dijaringan, dengan kata lain setiap komputer
dapat berfungsi sebagai client maupun server pada periode yang sama.

17
2) Client – Server

Client Server merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau beberapa komputer
sebagai server yang memberikan resource-nya kepada komputer lain (client) dalam
jaringan, server akan mengatur mekanisme akses resource yang boleh digunakan, serta
mekanisme komunikasi antar node dalam jaringan. Selain pada jaringan lokal, sistem ini
bisa juga diterapkan dengan teknologi internet. Dimana ada suatu unit komputer) berfungsi
sebagai server yang hanya memberikan pelayanan bagi komputer lain, dan client yang juga
hanya meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara transparan dari client dengan
melakukan login terlebih dulu ke server yang dituju.

Jenis layanan Client-Server antara lain :

 File Server : memberikan layanan fungsi pengelolaan file.

 Print Server : memberikan layanan fungsi pencetakan

 Database Server : proses-proses fungsional mengenai database dijalankan pada


mesin ini dan stasiun lain dapat minta pelayanan.

 DIP (Document Information Processing) : memberikan pelayanan fungsi


penyimpanan, manajemen dan pengambilan data.

Kelebihan jaringan peer to peer

1) Implementasinya murah dan mudah

2) Tidak memerlukan software administrasi jaringan yang khusus

3) Tidak memerlukan administrator jaringan

Kekurangan jaringan peer to peer

1) Jaringan tidak bisa terlalu besar (tidak bisa memperbesar jaringan)

2) Tingkat keamanan rendah

3) Tidak ada yang memanajemen jaringan

4) Pengguna komputer jaringan harus terlatih mengamankan komputer masing-masing

5) Semakin banyak mesin yang disharing, akan mempengaruhi kinerja komputer

18
Kelebihan jaringan client server

1) Mendukung keamanan jaringan yang lebih baik

2) Kemudahan administrasi ketika jaringan bertambah besar

3) Manajemen jaringan terpusat

4) Semua data bisa disimpan dan di backup terpusat di satu lokasi

Kekurangan jaringan client server

1) Butuh administrator jaringan yang profesional

2) Butuh perangkat bagus untuk digunakan sebagai komputer server

3) Butuh software tool operasional untuk mempermudah manajemen jaringan

4) Anggaran untuk manajemen jaringan menjadi besar

5) Bila server down, semua data dan resource diserver tidak bisa diakses

Sebelum jaringan komputer popular, user komputer pernah mengenal sistem terdistribusi.
Terdapat hal yang cukup membingungkan dalam pemakaian istilah jaringan komputer dan sistem
terdistribusi (distributed system).

Persamaannya adalah keduanya merupakan sekumpulan komputer yang saling terkoneksi dengan
dengan media transmisi yang relatif tidak jauh berbeda, sama-sama harus memindahkan file.
Perbedaan yang lebih spesifik antara Jaringan Komputer dan Sistem Distribusi :

JARINGAN KOMPUTER SISTEM TERDISTRIBUSI

Komputer yang terhubung merupakan Komputer yang terhubung terdiri dari host
gabungan yang terdiri dari beberapa (komputer utama) dan terminal-terminal
workstation atau juga gabungan komputer (komputer yang terhubung dengan komputer
server dan client host)

Beberapa komputer terhubung agar dapat Beberapa host komputer terhubung agar dapat
sharing, namun tiap pekerjaan ditangani mengerjakan sebuah atau beberapa pekerjaan
sendiri sendiri oleh komputer yang besar bersama.
meminta dan dimintai layanan.

19
Server hanya melayani permintaan sesuai Host melayani beberapa terminal dan
antrian yang sudah diatur sistem. melakukan proses berdasarkan input dari
terminal-terminal

Kualitas komunikasi data dipengaruhi oleh Kualitas komunikasi data dipengaruhi oleh
media transmisi yang digunakan. sistem.

Lamanya suatu proses dipengaruhi oleh


spesifikasi hardware masing-masing
station yg meminta layanan. Lamanya suatu proses tergantung Sistem
Operasi yang akan memilih prosesor komputer
mana yang akan digunakan.

User dapat mengetahui proses yang sedang User tidak dapat mengetahui proses yang
berlangsung (di komp station atau di sedang berlangsung di host.
server).

Metode komunikasi antar komputer Metode komunikasi antar


dengan model Peer to Peer atau Client komputertersentralisasi (terpusat pada
Server komputer utama/host)

Masing-masing node atau workstation Masing-masing terminal membutuhkan host


(pada metode peer to peer) tidak (komputer utama) untuk dapat aktif melakukan
membutuhkan komputer server khusus pekerjaan dan berkomunikasi dengan terminal
untuk menangani seluruh pekerjaan. lain.

Antar node bisa saling bertukar file atau Antar terminal tidak dapat saling sharing file
resource yang dimiliki, sesuai atau resource tanpa campur tangan host
keinginan/permission yg diatur pemilik (supervisor host).
komputer.

Masing-masing user disetiap workstation Masing-masing user disetiap terminal tidak


(client) sadar betul akan proses yang dapat menyadari proses yang berlangsung pada
sedang terjadi apabila ia meminta layanan sistem
atau mengirimkan data keserver.

User secara explisit (nyata) harus “login”


pada server, kalau ingin memanfaatkan User tidak perlu melakukan pekerjaan secara
resource yang dimiliki oleh server. Secara explisit, karena semua proses dan manajemen
explisit menyampaikan tugasnya dari jauh, dilakukan/ ditangani secara otomatis oleh
secara explisit memindahkan file-file, sistem tanpa diketahui user. Meskipun secara
namun secara umum menangani sendiri umum seorang user pada tiap terminal juga
seluruh manajemen jaringan. harus login untuk bisa memanfaatkan resource
host.

Tiap user memiliki identitas & password Keberadaan sebuah atau sejumlah komputer
yang unik untuk dapat login serta atau terminal autonomous, bersifat transparan
menggunakan resource yang terdapat di (jelas) bagi user, biasanya berada dalam suatu
server. area lokasi.

20
Umumnya user tidak bisa menggunakan
ID yang sama, untuk login ke server,
namun policy seorang Admin dapat
merubah aturan ini agar sebuah ID dapat
digunakan bersama-sama secara terbatas.

Spesifikasi hardware server tidak harus Spesifikasi hardware host (komputer utama)
lebih baik dari hardware client harus lebih baik dari terminal.

Merupakan sistem yang menggabungkan Merupakan suatu sistem perangkat lunak yang
kinerja perangkat dan aplikasi dari dibuat dan bekerja pada lapisan atas sebuah
physical layer sampai dengan application sistem jaringan.
layer

Tabel. 1. Perbedaan Jaringan Komputer dan Sistem Terdistribusi.

Tujuan dan Manfaat Jaringan Komputer

Tujuan utama dari terbangunnya sebuah jaringan pada suatu perusahaan adalah:

 Resource sharing yang bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya data dapat
digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan.

 Saving Money (Penghematan uang/anggaran): Perangkat dan data yang dapat dishare akan
membuat penghematan anggaran yang cukup besar, karena tidak perlu membeli perangkat
baru untuk dipasang ditiap-tiap unit komputer

 High reliability (kehandalan tinggi): Sistem Informasi Manajemen Kantor Terpadu atau
Sistem Pelayanan Satu Atap dengan teknologi client-server, internet maupun intranet dapat
diterapkan pada jaringan komputer, sehingga dapat memberikan pelayanan yang handal,
cepat dan akurat sesuai kebutuhan dan harapan.

Manfaat jaringan komputer untuk umum:

 Jaringan komputer akan memberikan layanan yang berbeda kepada pengguna di rumah-
rumah dibandingkan dengan layanan yang diberikan pada perusahaan. Terdapat tiga hal
pokok yang mejadi daya tarik jaringan komputer pada perorangan yaitu:

 Access ke informasi yang berada di tempat lain (seperti akses berita terkini, info e-
goverment, e-commerce atau e-business, semuanya up to date).

 Komunikasi person to person (seperti e-mail, chatting, video conference dll).

 Hiburan interaktif (seperti nonton acara tv on-line, radio streaming, download film atau lagu,
dll)

21
Masalah-masalah sosial yang ditimbulkan dari Jaringan Komputer (internet) :

 Penggunaan jaringan oleh masyarakat luas akan menyebabkan timbulnya masalah-masalah


sosial, etika, politik, maupun ekonomi yang tak terelakkan. Internet telah masuk ke segala
penjuru kehidupan masyarakat, semua orang dapat memanfaatkannya tanpa memandang
status sosial, usia, juga jenis kelamin.

 Penggunaan internet tidak akan menimbulkan masalah selama subyeknya terbatas pada
topik-topik teknis, pendidikan atau hobi, juga hal-hal yang masih dalam batas norma-norma
kehidupan, tetapi kesulitan mulai muncul bila suatu situs di internet mempunyai topik yang
sangat menarik perhatian orang, seperti pertentangan politik, agama, sex, dll.

 Koneksi jaringan komputer/internet ini juga akan menimbulkan masalah ekonomi yang
serius bila teknologinya dimanfaatkan oleh fihak-fihak tertentu yang ingin mengambil
keuntungan pribadi namun merugikan fihak lain, misalnya kegiatan carding, download
software komersil secara ilegal dll.

 Gambar-gambar yang dipasang disitus-situs internet mungkin merupakan sesuatu yang biasa
bagi sebahagian orang, namun sangat mengganggu bagi sebagian orang lain (karena bisa
menimbulkan masalah SARA).

 Selain itu, bentuk pesan-pesan tidaklah terbatas hanya pesan tekstual saja. Foto berwarna
dengan resolusi tinggi dan bahkan videoclip singkatpun sekarang sudah dapat dengan mudah
disebar-luaskan melalui jaringan komputer.

C. OSI Layer

Open System Interconnection atau OSI adalah model referensi yang diciptakan dari sebuah
kerangka yang bersifat konseptual. Namun, saat ini telah berkembang dan menjadi sebuah
standarisasi khusus berkaitan dengan koneksi komputer. Tujuan dari pembuatan OSI Layer adalah
menjadi model rujukan bagi setiap vendor atau developer, sehingga produk atau perangkat lunak
yang dibuat memiliki sifat interpolate. Yang berarti, user dapat melakukan kerja sama dengan
produk atau sistem tanpa perlu melakukan penanganan secara khusus atau special.

Arsitektur jaringan menurut Open Systems Interconnection (OSI) dibagi menjadi 7 layer, yaitu:

1) Layer 1 – Physical

Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan,


sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya thernet atau Token Ring), topologi
jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network
Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

22
2) Layer 2 – Data link

Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang
disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC
Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge,
repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini
menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media
Access Control (MAC).

3) Layer 3 – Network

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket,


dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router
dan switch layer-3.

4) Layer 4 - Transport

Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut
ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima.
Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan
sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang
hilang di tengah jalan.

5) Layer 5 – Session

Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau


dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.

6) Layer 6 – Presentation

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke


dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam
level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan
Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network
Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).

7) Layer 7 - Application

Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur


bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan
kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.

23
International Standards Organization (ISO) membentuk sebuah komisi untuk membuat
suatu model bagi manajemen jaringan, dibawah pengarahan dari kelompok OSI.

Model ini mempunyai empat bagian :

 Organisasi

Model organisasi menggambarkan bagian-bagian dari manajemen jaringan seperti


manajer, agen, dan sebagainya, fungsi dari bagian-bagian tersebut, dan hubungan
diantara mereka. Pengaturan dari elemen-elemen tersebut mengakibatkan
munculnya arsitektur yang berbeda-beda.

 Informasi

Model informasi berhubungan dengan struktur dan penyimpanan dari informasi


manajemen jaringan. Informasi ini disimpan dalam sebuah database yang disebut
Management Information Base (MIB). ISO mengatur Structure of Management
Information (SMI) untuk mengatur sintaksis dan semantik dari informasi
manajemen yang tersimpan pada MIB.

 Komunikasi

Model komunikasi mengatur mengenai bagaimana data manajemen saling


berkomunikasi pada proses antara Agen dan NMS. Hal ini berhubungan dengan
protokol transportasi, protokol aplikasi, dan perintah serta respon antar bagian

 Fungsi

Model fungsi mengatur aplikasi manajemen jaringan yang terletak pada Network
Management Station (NMS).

24
Fault management
Kesalahan atau gangguan (fault) pada jaringan erat kaitannya dengan kerusakan
komponen jaringan dan terputusnya koneksi . Fault management melibatkan 5 tahap
proses :

 Fault detection

 Fault location

 Service restoration

 Identification

 Problem resolution

Pada fault detection, suatu gangguan harus dapat dideteksi secepat mungkin oleh sistem

manajemen yang terpusat, sebaiknya terjadinya kesalahan dideteksi oleh sistem sebelum

pengguna mengetahuinya . Fault location berkaitan dengan mendeteksi tempat terjadinya

kesalahan. Service restoration memiliki prioritas lebih tinggi daripada mendiagnosa

penyebab kesalahan dan memperbaikinya . Tapi bagaimanapun juga hal tersebut tidak

selalu dapat terlaksana. Pada identification, identifikasi suatu kesalahan kadang merupakan

proses yang rumit. Setelah sumber permasalahan dapat diketahui maka akan diputuskan

cara penyelesaiannya atau problem resolution. Dalam operasi jaringan yang otomatis cara

penyelesaian akan secara otomatis dihasilkan oleh NMS.

25
Fault detection dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

 Polling = NMS secara berkala akan memeriksa status dari Agen

 Trap = Agen secara otomatis mengirimkan alarm yang mengindikasikan terjadi


kesalahan pada NMS Salah satu kelebihan trap daripada polling adalah dengan trap suatu
kesalahan dapat dideteksi lebih cepat dengan traffic overhead yang kecil tetapi apabila
koneksi terputus maka NMS tidak dapat menerima alarm dari Agen sehingga kesalahan yang
terjadi tidak dapat diketahui. Pada polling, program aplikasi melakukan operasi ping secara
berkala dan menunggu respon dari Agen, apabila tidak ada tanggapan maka Agen tersebut
dikatakan terputus koneksinya. Fault location yang menggunakan pendekatan yang
sederhana akan mendeteksi semua komponen jaringan yang mengalami kesalahan .
Kemudian akan dilakukan penelusuran melalui topology tree untuk menemukan masalah
sebenarnya. Karena itu apabila NIC pada router mengalami kerusakan, semua komponen
yang tersambung ke router akan dikatakan berada dalam keadaan gagal. Setelah mendeteksi
terjadi kesalahan maka langkah selanjutnya adalah mengisolasi kesalahan dan menentukan
sumber masalah, tetapi terlebih dahulu harus ditentukan yang mengalami gangguan adalah
komponen jaringan atau koneksinya. Ada beberapa teknik dalam menentukan lokasi
kesalahan dan mengisolasi kesalahan tersebut, yang paling ideal adalah menggunakan
Artificial Intelligence.

D. Host Layer

OSI Layer ini dibagi menjadi 2 kelompok seperti gambar diatas:

 Upper Layer atau Host Layer yang lebih fokus pada aplikasi pengguna dan bagaimana file
direpresentasikan di komputer

 Lower Layer atau Media Layer, merupakan inti dari komunikasi data melalui jaringan
aktual

Cara kerja OSI Layer dapat dijelaskan secara singkat, bisa di analogikan seperti ketika kita
mengirim email. Isi email adalah data yang akan dikirim oleh Layer 7 – 5. Lalu sesuai standart
pengiriman, email tersebut kita masukkan kedalam sebuah kotak pada layer – 4. Agar email
tersebut bisa terkirim, kita perlu menambahkan alamat email penerimanya pada layer – 3.
Selanjutnya email tersebut akan diterima oleh mesin pengirim (Layer 2), yang nanti akan
mengirimkan email tadi yang merupakan fungsi Layer 1. Kemudian alur berbalik kembali ketika
data dikirim kembali ke layer 7.

26
E. TCP/IP

TCP/IP (Trnsmission Control Protocol/Internet Protocol) termasuk dalam deretan protocol


komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan Host-host pada jaringan Internet. TCP/IP
menggunakan banyak protocol didalamnya, adapun protocol utamanya adalah TCP dan IP.
(Sugeng, 2006). TCP/IP merupakan sekumpulan protokol yang dikembangkan untuk
mengijinkan komputer-komputer agar dapat saling membagi sumber daya yang dimiliki masing-
masing melalui media jaringan. (Sugeng, 2006)

Protokol-protokol TCP/IP dikembangkan sebagai bagian dari riset yang dikembangkan oleh
Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Pertama kalinya TCP/IP dikembangkan
untuk komunikasi antar jaringan yang terdapat pada DARPA. Selanjutnya, TCP/IP dimasukkan
pada distribusi software UNIX. Sekarang TCP/IP telah digunakan sebagai standar komunikasi
internetwork dan telah menjadi protokol transport bagi internet, sehingga memungkinkan jutaan
komputer berkomunikasi secara global. TCP/IP memungkinkan komunikasi di antara
sekumpulan interkoneksi jaringan dan dapat diterapkan pada jaringan LAN ataupun WAN.
Tidak seperti namanya, TCP/IP tidaklah hanya memuat protokol di layer 3 dan 4 dari OSI
layer (seperti IP dan TCP), tetapi juga memuat protokol-protokol aplikasi lainnya seperti email,
remote login, ftp, http, dan sebagainya.

TCP/IP dapat diterima oleh masyarakat dunia karena memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol yang terbuka.

 Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request For Comment (RFC) dapat diambil oleh
siapapun tanpa biaya.

 TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi atau perangkat
keras tertentu.

 Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak tergantung pada vendor
tertentu.

 TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat dijalankan pada
jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dial-up, jaringan X.25, dan praktis jenis
media transmisi apapun.

 Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara ini, komputer dapat
saling terhubung walaupun jaringannya seluas internet sekarang ini.

 TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga dapat diterapkan pada
internetwork.

 TCP/IP memiliki banyak jenis layanan.

27
Format IP

Setiap alamat IP memiliki format yang berbeda-beda yang terdiri dari sebuah bagian host dan
sebuah bagian jaringan. Di dalam alamat IP terdapat beberapa bit alamat yang dipakai untuk
mengenali jaringan, sedangkan angka dipakai untuk mengenali host serta berbagai kelas alamat
IP. Alamat IP memiliki tiga kelas utama, yakni kelas A, B, dan C dengan ketentuan sebagai
berikut:

Model TCP/IP :

Gambar 2. Model OSI dan Model TCP/IP

 Layer 1 - Network access

Lapis ini merupakan lapis terbawah pada lapis TCP/IP. Fungsi protokol-protokol pada
lapis ini adalah:

1) Mendefinisikan bagaimana menggunakan jaringan untuk mengirimkan frame, yang


merupakan unit data yang dilewatkan melalui media fisik.

2) Protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi
data digital yang dimengerti komputer, yang berasal dari peralatan lain
yang sejenis. Pada lapis ini terdapat protokol-protokol seperti Ethernet, Token Ring,
PPP, FDDI, ATM, X.25, dan SLIP.

28
 Layer 2 – Internet

Lapis ini bertanggung jawab atas routing yang ada pada jaringan. Protokol-protokol pada
lapis ini menyediakan sebuah datagram network service. Datagram merupakan paket-paket
informasi yang terdiri atas header, data, dan trailer. Header berisi informasi, seperti alamat
tujuan yang dibutuhkan oleh jaringan untuk merutekan datagram. Sebuah header juga dapat
berisi informasi lainnya seperti alamat asal dari pengirim. Trailer biasanya berupa nilai
checksum yang digunakan untuk memastikan bahwa data tidak dimodifikasi pada saat
transit. Pada lapis ini terdapat protokol IP (Internet Protocol) yang berfungsi untuk
menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. ICMP, yang menyediakan kemampuan
kontrol dan pesan. ARP, yang menentukan MAC address dari dari alamat IP yang
diketahui, serta RARP yang menentukan alamat IP jika diketahui alamat MAC.

 Layer 3 – Transport

Lapis transport memiliki dua fungsi flow control, yang disediakan oleh sliding windows; dan
reliability, yang disediakan oleh sequence number dan acknoledgement. Pada lapis transport
terdapat dua buah protokol:

TCP, merupakan protokol yang bersifat connection- oriented dan reliable. TCP akan
melakukan retransmisi apabila data yang dikirimkan ke tujuan tidak diterima dan
menyediakan sebuah virtual circuit di antara aplikasi- aplikasi end user. Kelebihan dari TCP
adalah adanya jaminan penghantaran paket ke tujuan. UDP, merupakan protokol yang bersifat
connectionless dan unreliable; meskipun bertanggung jawab untuk mengirimkan paket, tidak
ada software yang melakukan pengecekan terhadap segmen yang dikirim. Kelebihan dari
protokol ini adalah kecepatan, karena UDP tidak menyediakan acknoledgement.

 Layer 4 – Application

Lapis ini merupakan lapis teratas pada TCP/IP. Lapis ini menyediakan fungsi-fungsi bagi
aplikasi-aplikasi pengguna. Lapis ini menyediakan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh
aplikasi-aplikasi user untuk berkomunikasi pada jaringan. Pada lapis ini terdapat beberapa
protokol seperti TFTP, FTP, NFS untuk file transfer. SMTP dan POP3 sebagai protokol
aplikasi email. Telnet dan FTP sebagai aplikasi remote login. SNMP sebagai protokol
manajemen jaringan. Kemudian DNS, sebagai protokol aplikasi sistem penamaan diinternet.
Serta HTTP, sebagai protokol aplikasi web. Transmission Control Protocol, atau TCP,
dideskripsikan dalam RFC 793, memberikan layanan yang handal, connection-oriented bagi
aplikasi. Dengan kata lain, TCP menyediakan penampilan mirip koneksi point-to-point.

Koneksi Point-to-point memiliki ciri khas sebagai berikut :

Hanya memiliki satu jalur tujuan. Paket yang memasuki salah satu ujung jalur tidak akan
hilang karena tidak ada tujuan lain selain ujung yang satunya lagi. Paket datang secara terurut
seperti saat dikirimkan.TCP memberikan penampilan seperti koneksi point-to-point, meski
kenyataanya koneksinya bukan point-to-point. TCP internet layer menggunakan servis yang
connectionless, dan pengantaran data dengan usaha terbaik. Internet layer tidak menjamin
bahwa semua paket akan mengambil rute yang sama, karena itu tidak ada jaminan paket-paket

29
yang dikirimkan tiba dengan urutan yang sama seperti saat dikirimkan, bahkan tidak menjamin
bahwa paket tersebut pasti sampai pada tujuan.

TCP menggunakan 3 mekanisme dasar untuk memenuhi layanan connection-oriented :

Paket-paket diberi label dengan nomor urutan (sequence number) sehingga servis TCP pada
penerima dapat menyusun paket kembali dengan urutan yang tepat seperti saat sebelum
dikirimkan.

 TCP menggunakan sistem ACK (acknowledgment),checksum, dan pengatur waktu


untuk memberikan kehandalan. Penerima bisa memberitahu pengirim saat mengetahui
ada paket yang belum datang atau terjadi error, atau pengirim bisa saja berasumsi bahwa
paket yang dia kirimkan belum sampai ketujuan jika dalam rentang waktu tertentu
penerima tidak memberikan acknowledgment. Pada kedua kasus tersebut, pengirim
akan mengirim ulang paket tersebut.

 TCP menggunakan mekanisme yang disebut windowing untuk meregulasi aliran paket;
windowing mengurangi kemungkinan paket dibuang karena buffer penerima terlalu
penuh.

 TCP melampirkan header pada data application layer; header mengandung field-field
untuk nomor urut (sequence number) dan informasi-informasi yang diperlukan untuk
mekanisme ini, dan juga berisi field-field untuk address yang dinamakan port numbers
(nomor port), yang mengidentifikasikan aplikasi sumber dan aplikasi tujuan dari data.
Data aplikasi dengan lampiran TCP Headernya kemudian dibungkus/dienkapsulasi
kedalam paket IP untuk pengiriman.

IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan
protokol TCP/IP. IP address terdiri dari 32 bit angka binary, yang ditulis dalam empat
kelompok terdari dari 8 bit (oktat) yang dipisah oleh tanda titik. Contohnya:

11000000.00010000.00001010.00000001

Atau dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok format desimal (0-255) misalnya :

192.16.10.1

Baik bilangan binary dan desimal merepresentasikan nilai yang sama. Namun IP address
lebih mudah dimengerti dalam notasi bilangan desimal. Salah satu masalah dengan
penggunaan bilangan binary adalah pengulangan bilangan 0 dan 1 yang panjang akan
membuat kesempatan terjadi kesalahan semakin besar. IP address yang terdiri atas 32 bit
angka dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4). IP address terdiri atas dua bagian yaitu network
ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat jaringan sedangkan host ID

30
menentukan alamat host atau komputer. Oleh sebab itu, IP address memberikan alamat
lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Berapa jumlah
kelompok angka yang termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID adalah
bergantung pada kelas IP address yang dipakai.

a. Pembagian Class IP Addressing

IP address dapat dibedakan menjadi lima kelas, yaitu A, B, C, dan D,


(Mansfield,2002,p134). Dalam hal ini kelas A, B, dan C digunakan untuk
address biasa. Sedangkan kelas D untuk multicasting (224.0.0.0-
239.255.255.255) .

1) Class A address

Class A didesain untuk mensupport network yang besar, dengan


jumlah lebih dari 16 juta host address yang tersedia. IP address
Class A hanya menggunakan oktet yang pertama untuk
menunjukkan network address, dan tiga oktet sisanya tersedia
untuk host address.

Bit pertama dari Class A address adalah 0. Dengan bit pertama


adalah 0 maka angka terendah yang dapat direpresentasikan adalah
00000000 dalam bilangan biner sedangkan dalam bilangan desimal
adalah 0. Dan angka tertinggi yang dapat direpresentasikan adalah
01111111 dalam bilangan biner dan dalam bilangan desimal adalah
127. Angka 0 dan 127 tidak dapat digunakan, serta IP address
127.0.0.0 tidak dapat digunakan karena dipakai untuk loopback
testing, maka alamat IP address yang oktet pertamanya yang
dimulai dengan angka antara 1 sampai 126 di dalam oktet pertama
adalah alamat Class A

2) Class B address

Class B address didesain untuk mensupport kebutuhan jaringan


dengan ukuran menengah sampai dengan ukutan besar. Sebuah IP
address Class B menggunakan dua oktet pertama dari empat oktet
untuk menunjukkan network address, dan sisanya menunjukkan
host address. Dua bit pertama dari oktet pertama Class B selalu 10.
Sisa dari enam bit berikutnya diisi baik oleh 0 dan 1, oleh karena
itu angka terendah yang dapat direpresentasikan dalam
bilangan biner adalah 10000000 dan dalam bilangan desimal
adalah 128, sedangkan angka tertinggi yang dapat
direpresentasikan dalam bilangan biner adalah 10111111 dan
dalam bilangan desimal adalah 191. Address IP yang oktet
pertamanya dimulai dengan angka 128-191 adalah alamat
Class B.

31
3) Class C address

Class C address adalah kebanyakan yang dipakai untuk


alamat address yang sebenarnya. Alamat ini dimaksudkan
untuk mensupport jaringan kecil dengan jumlah maksimum
254 host.

Class C address dimulai dengan bilangan binary 110. Oleh


karena itu, angka terendah yang dapat direpresentasikan
adalah 11000000 dalam bilangan binary dan dalam bilangan
desimal adalah 192 sedangkan angka tertinggi yang dapat
direpresentasikan adalah 11011111 dalam bilangan binary
dan dalam bilangan desimal adalah 223. Address IP yang
oktet pertamanya dimulai dengan angka 192 – 223 adalah
alamat Class C.

4) Class D address

Class D address diciptakan untuk memungkinkan


multicasting di dalam suatu IP address. Multicast
address adalah network address unik yang menunjukkan
paket dengan address tujuan ke group predefined dari sebuah
IP address, oleh karena itu single unit dapat mentransmit
aliran tunggal dari data secara simultan ke penerima lebih dari
satu.

Class D address dimulai dengan bilangan binary 1110. Oleh


karena itu, angka terendah yang dapat direpresentasikan
adalah 11100000 dalam bilangan binary dan dalam bilangan
desimal adalah 224 sedangkan angkat tertinggi yang dapat
direpresentasikan adalah 11101111 dalam bilangan binary
dan dalam bilangan desimal adalah 239. Address IP yang
oktet pertamanya dimulai dengan angka 224 – 239 adalah
alamat Class D. Berikut adalah pembagian IP adress ;

Kelas ip A B C
address

Kelompok

oktat pertama 1-126 128-191 192-223

w. w.x. w.x.y.
Network ID

32
x.y.z. y.z. Z
Host ID

Jumlah 127 16.384 2.097.152

Jaringan

Jumlah host 16.777.216 65.536 256


perjaringan

Default subnet 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0


mask

Tabel 2. Pembagian IP Class Addressing.

Dalam penggunaan IP address ada peraturan tambahan yang harus diketahui, yaitu:

 Angka 127 pada oktat pertama digunakan untuk loopback.

 Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.

 Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.

Jika host ID berupa angka binary 0, IP address ini merupakan network ID jaringan. Jika
host ID semuanya berupa angka binary 1, IP address ini biasanya digunakan untuk
broadcast ke semua host dalam jaringan lokal.

Variable Length Subnet Mask (VLSM)

Variable Length Subnet Mask (VLSM) juga dapat diartikan sebagai teknologi kunci pada
jaringan skala besar. Mastering konsep VLSM tidak mudah, namun VLSM adalah sangat
penting dan bermanfaat untuk merancang jaringan. (Jonathan Lukas, 2006).

Perhitunggan dengan VLSM :

 Mulailah menentukan IP jaringan yang memerlukan host terbanyak dahulu.

 Kemudian dilanjutkan ke jaringan yang membutuhkan host di bawah jaringan


terbanyak hostnya, begitu seterusnya sampai yang terkecil.

33
 Dari jaringan 1 ke yang lain, dalam menentukan IP jaringan lebih baik di urutkan
sesuai urutan jaringan dalam IP private tersebut.

Rumus : 2n-2 > h, n = bilangan yang akan dikurangkan dengan subnet default.

h = host yang diperlukan.

Contoh : kita membutuhkan 112 host di jaringan pegawai, maka 2n-2 > 112
hasilnya adalah 7. Jadi, subnetting yang kita gunakan adalah
11111111.11111111.11111111.10000000 –> bit yang bernilai 0 ada 7 buah, sesuai
dengan hasil yang kita hitung di atas. Jika ditulis dalam bentuk lain, subnetnya adalah
255.255.255.128 atau 192.168.1.1/25 (karena bit yang nilainya 1 ada 25 buah). Maka
host maksimal dari network tersebut adalah yaitu 128 – 2 = 126.
Mengapa dikurangi 2 ?, karena akan ada 2 IP yang sudah akan terisi oleh
broadcast jaringan itu sendiri dan juga net ID jaringan berikutnya.

Manfaat dari VLSM adalah:

 Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan

kebutuhan ruang host setiap subnet.

 VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif

mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.

 Yang terakhir dapat berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh

berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets

192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat

diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

F. Subnetting

Subnetting adalah proses memecah belah block IP address kelas A,B,atau C menjadi beberapa
bagian block kecil. Kali ini kita akan mengulas tentang subnetting dan keuntungannya. Dengan
teknik subnetting, maka suatu network dapat menciptakan beberapa network tambahan, tetapi hal
itu sayangnya bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Subnetting ini dilakukan bukan tanpa sebab yang jelas, tetapi juga memiliki tujuan yang penting.
Salah satu tujuannya adalah untuk mengefisienkan alokasi alamat IP Address dalam sebuah

34
jaringan komputer supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP address. Selanjutnya adalah Untuk
mengatasi masalah perbedaan perangkat keras (hardware) dan media fisik yang digunakan suatu
jaringan, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan sebagai network dengan media fisik yang
berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik dan juga untuk meningkatkan
keamanan pada jaringan komputer. Dibawah ini terdapat penjabaran lebih lanjut mengenai
subnetting dan subnet mask.

Subnet mask terdiri dari empat byte (32 bit) dan ditulis dalam notasi yang sama dengan IP address.
Biasanya ini adalah 255.255.255.0. Agar TCP / IP berfungsi, Anda membutuhkan subnet mask.
Subnet mask melengkapi IP address dan dengan menerapkannya ke IP address dan menentukan
subnet milik IP. IP address memiliki dua komponen, network address, dan host address. Subnetting
selanjutnya membagi bagian host dari IP address menjadi subnet dan host address jika subnetwork
tambahan diperlukan. Akibatnya, ini menutupi IP address dan membagi IP address menjadi network
address dan host address.

Subnets dalam TCP/IP

Pengelompokan kelas-kelas address seperti disebutkan dalam bahasan sebelumnya mengenai


Internet Layer, memungkinkan setiap mesin untuk mengidentifikasi network ID dari sebuah IP
address dan mengirimkan datagram ke network yang benar. Namun, mengidentifikasi segment
network sebagai kelas A,B,atau C melalui network ID memiliki kekurangan-kekurangan. Yang
paling utama adalah pengelompokan tersebut tidak mengenali pembagian logik yang lebih kecil
lagi semisal subnetwork TCP/IP menyediakan pengelompokan logik sekunder setelah network ID
yang disebut subnet. Subnet adalah pemecahan block address suatu network secara logik. Router
dapat mengirimkan datagram pada sebuah subnet didalam sebuah network dan setelah datagram
mencapai subnet yang dituju, ARP akan memetakan IP address tujuan menjadi physical address
mesin tujuan.
TCP/IP menyediakan metode untuk meminjam beberapa bit dari host ID untuk digunakan sebagai
subnet ID. Sebuah parameter yang disebut subnet mask menggambarkan berapa banyak bit address
yang harus digunakan untuk subnet ID dan berapa banyak untuk host ID. Seperti halnya IP address,
subnet mask merupakan angka biner sebesar 32-bit. Bit-bit subnet mask disusun sedemikian rupa
sehingga dapat mengungkapkan subnet ID dari IP address yang bersangkutan.

Gambar. 3. Subnet Mask.

35
Subnet mask menggunakan biner 1 untuk setiap bit dalam IP address yang termasuk bagian dari

network ID dan subnet ID. Untuk bagian host ID menggunakan biner 0.

Salah satu fungsi subnetting adalah dapat membantu meningkatkan kinerja dan keamanan jaringan.
Saatnya mempertimbangkan subnetting jaringan Anda. Meskipun subnetting mengambil beberapa
perencanaan dan dapat memakan waktu, itu sepadan dengan usaha. Berikut adalah beberapa
manfaat dan fungsi dari subnetting yang harus Anda pertimbangkan.
 Mengefisienkan Alamat IP
Penghematan alamat IP mengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet
terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memiliki 254, 65.000,atau 16
juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host
lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host
sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan
membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP
address.
 Mengurangi Traffic Jaringan
Subnetting memastikan bahwa traffic yang ditujukan untuk perangkat dalam subnet tetap berada
di subnet itu, yang mengurangi keleletan. Melalui penempatan subnet yang strategis, Anda dapat
membantu mengurangi beban jaringan dan lalu lintas rute yang lebih efisien.
Jadi, apa yang terjadi pada jaringan besar tanpa subnet? Setiap komputer akan melihat paket
broadcast dari semua komputer dan server di jaringan, sehingga switch harus memindahkan
semua lalu lintas ke port yang sesuai. Hal ini menyebabkan peningkatan kelambatan, kinerja
jaringan berkurang, dan waktu respons yang lebih lambat. Namun, menggunakan router untuk
memindahkan lalu lintas antara hasil subnet tanpa lalu lintas siaran atau informasi apa pun yang
tidak perlu diarahkan atau dipindahkan ke subnet lain. Karena jumlah lalu lintas dalam setiap
subnet berkurang, kecepatan setiap subnet meningkat, yang memudahkan kemacetan jaringan.
 Meningkatkan keamanan jaringan
Anda mungkin berpikir, “Bagaimana perangkat di jaringan saya aman? Dengan memisahkan
jaringan anda menjadi subnet, Anda dapat mengontrol aliran lalu lintas menggunakan ACL,
QoS, atau peta rute, memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi ancaman, titik tutup dari
masuk dan targetkan tanggapan Anda dengan lebih mudah. Anda juga dapat membagi jaringan
anda menggunakan router untuk menghubungkan subnet melalui konfigurasi ACL pada router
dan switch. Akibatnya, perangkat di subnet tidak dapat mengakses seluruh jaringan. Pilihan
lainnya adalah membatasi akses ke sumber daya pada klien nirkabel, memastikan bahwa
informasi berharga tidak mudah diakses di lokasi terpencil.

36
 Mengoptimalkan kinerja dan kecepatan jaringan
Mengoptimalisasi untuk kinerja jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host
device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan
memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network
ID yang sama harus berada physical network yang sama juga. Physical network memiliki
domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua
traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam
domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih kecil dari Class C address.

Subnetting juga membagi domain siaran jaringan Anda, memungkinkan Anda untuk mengontrol
arus lalu lintas dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kinerja jaringan. Sebuah peringatan,
Anda lebih baik membatasi lalu lintas ke subnet tunggal dari pada membiarkannya berpindah dari
subnet ke subnet. Oleh karena itu, Anda harus membatasi jumlah perangkat di subnet Anda bila
memungkinkan, bersama dengan mengendalikan arus lalu lintas antara subnet. Melakukan hal ini
akan meningkatkan kecepatan dan kinerja jaringan Anda.

Mengkonversi subnet mask ke format dotted decimal

Dalam subnet mask, semua bit-bit bernilai 1 berada pada bagian kiri dan semua bit bernilai 0 berada
dibagian kanan. Setiap satu oktet yang semua bit-nya bernilai 1 setara dengan desimal bernilai 255.
Dan satu oktet yang semua bit-nya bernilai 0 setara dengan desimal 0. Karenanya subnet mask
berikut ;

11111111111111111111111100000000

Dapat digambarkan dalam format dotted decimal sebagai 255.255.255.0. dan subnet mask berikut;

11111111111111110000000000000000

Dapat digambarkan dalam format dotted decimal sebagai 255.255.0.0.

Untuk mengkonversi angka biner subnet mask menjadi bentuk dotted decimal, lakukan langkah-
langkah berikut :

 Pecah-pecahlah bit-bit subnet mask menjadi bentuk 4 buat oktet (8-


bit):11111111.11111111.11110000.00000000
 Tuliskan desimal 255 intuk setiap oktet yang semua bit-nya bernilai 1, tuliskan angka 0 untuk
setiap oktet yang semua bit-nya bernilai 0.
 Konversikan oktet yang bit-bitnya campuran 0 dan 1.
 Tulisakan ulang dalam bentuk dotted decimal.255.255.240.0

Pada umumnya, subnet mask dalam format dotted decimal inilah yang dipakai dalam konfigurasi
TCP/IP.

37
Bekerja dengan Subnets

Subnet mask mendefinisikan berapa banyak bit setelah network ID yang dipakai untuk subnet ID.
Subnet ID bervariasi panjanganya, tergantung nilai yang dimasukkan kedalam subnet mask.
Assignment subnet ID (termasuk assignment subnet mask) bergantung pada konfigurasi network.
Solusi terbaik adalah merancang desain network terlebih dahulu, menentukan jumlah subnet yang
akan dibuat dan menentukan jumlah klien setiap subnet, kemudian meng-assign nilai setiap subnet
ID. Jika memungkinkan sediakan cadangan untuk tambahan subnet di masa datang. Contoh
sederhana subnetting kelas B berikut ini dimana oktet ketiga IP address di pakai untuk subnet ID.
Pada gambar dibawah ini, network 129.100.0.0 dipecah-pecah menjadi 4 subnet. Network tersebut
menggunakan subnet mask 255.255.255.0, menandakan bahwa network ID dan subnet mask
diextent sampai oktet ketiga. Karena network tersebut asalnya adalah kelas B, maka 2 oktet pertama
merupakan network ID. Dari gambar dibawah kita bisa menyimpulkan bahwa subnet A memiliki
parameter sebagai berikut :

Network ID :129.100.0.0
Subnet ID: 0.0.128.0

Gambar. 4. Subnetting.

G. Pengantar Organisasi dan SOP

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikatorindikator
teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
unit kerja yang bersangkutan.

Tujuan

 Memahami kebutuhan sebuah Departemen IT

 Memahami pembagian wewenang Tim pada sebuah Departemen IT

 Memahami SOP yang umum untuk Departemen IT

38
Organisasi

 Agar pengelolaan jaringan (khususnya yg berskala besar) dapat dilakukan dengan baik,
diperlukan organisasi

 Umumnya pengelolaan network & server berada di bawah tanggung jawab sebuah
departemen misal: Departemen IT, Bagian IT, Technical Support Departement, dsb.

 Pada sebuah perusahaan (enterprise), keberadaan Departemen IT sangat penting


Beberapa perusahaan ada yang membedakan antara Departemen IT & Departemen EDP.
Ada juga yang menggabungkan keduanya. IT ; infrastructure (inventory, server, network,
storage, etc) , EDP ; software (inventory, development, maintenance, update, patch, etc)

 Departmen IT memerlukan: Perencanaan , Tim (personel / staff) , Pembagian tugas /


wewenang secara jelas , SOP (policy / rules / aturan) , Budget , dsb.

 Struktur organisasi Departemen IT dipengaruhi beberapa faktor:

1) Besar kecilnya lembaga

2) Jumlah tim

3) Kesiapan tim / SDM

4) Kompleksitas pekerjaan

5) Proyeksi pengembangan di masa depan

6) Faktor lain (lingkungan, kebiasaan setempat, budget, dsb)

SOP (Standard Operating Procedures)/ (Standar Operasional Prosedur)

SOP merupakan pedoman kerja bagi sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. SOP dapat dipandang sebagai kumpulan:

 Procedure (step by step instructions)

 Standards (specific mandatory controls)

 Policy (general management statement)

39
Gambar 5. Tahapan Standar operasional Prosedur.

Secara umum tahapan pembuatan SOP sebagai berikut:

 Tahap Persiapan

 Tahap Pembentukan Tim

 Tahap Perencanaan

 Tahap Penyusunan

 Tahap Uji Coba

 Tahap Penyempurnaan

 Tahap Implementasi

 Tahap Pemeliharaan & Audit SOP

Tahapan pembuatan SOP ini merupakan konsep ideal, Tidak mutlak harus di-copy-paste.
Diperlukan penyesuaian dengan kondisi setempat. Point-point apa saja yang ada untuk setiap
tahapan dijabarkan pada halaman berikutnya.

SOP - Persiapan

 Tujuan: mengetahui kebutuhan pembuatan SOP dan menyusun alternatif tindakan yg harus
dilakukan oleh unit kerja

 Identifikasi kebutuhan

 Evaluasi nilai kebutuhan

40
 Menetapkan kebutuhan yang sudah dievaluasi

 Menetapkan alternatif tindakan

SOP – Pembentukan Tim

 Tujuan: menetapkan orang atau tim yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan

 Menentukan orang yang bertugas sebagai penanggung jawab pelaksana (unit kerja)

 Menetapkan orang yang bertanggung jawab atas pelaksaan secara garis besar

 Menyusun pembagian tugas pelaksanaan

 Membuat pedoman mekanisme kontrol

SOP – Perencanaan

 Tujuan: menyusun serta menetapkan strategi, metodologi, rencana dan program kerja

 Menyusun strategi & metodologi kerja

 Menyusun rencana kerja

 Membuat program kerja secara rinci

SOP – Penyusunan

 Tujuan: menyusun SOP sebagaimana yang telah direncanakan

 Mengumpulkan berbagai informasi yang sudah direncanakan sebelumnya

 Menetapkan metoda dan teknik penulisan SOP (diagram alur, dsb)

 Melaksanakan penulisan SOP

 Membuat draft SOP

SOP – Uji Coba

 Tujuan: melakukan uji coba dengan mengimplementasikan SOP yang sudah dibuat

 Merancang metoda uji coba

 Mempersiapkan materi uji coba

 Menentukan tim penguji

 Melaksanakan uji coba

 Membuat laporan hasil uji coba

41
SOP – Penyempurnaan

 Tujuan: menyempurnakan SOP berdasarkan laporan hasil uji coba

 Mendiskusikan laporan uji coba

 Merencanakan langkah-langkah penyempurnaan

 Menyusun pembagian tugas untuk penyempurnaan

 Melaksanakan penyempurnaan

 Melakukan uji coba terbatas (antara tim & tim khusus – counter part)

 Menyusun SOP akhir (final)

SOP – Implementasi

 Tujuan: menerapkan SOP akhir secara menyeluruh

 Merancang metoda implementasi

 Mempersiapkan materi implemenatsi

 Menetapkan tim pelaksana implementasi

 Menyiapkan sarana inmplementasi

 Membuat laporan implementasi

SOP – Pemeliharaan & Audit

 Tujuan: memelihara dan mengaudit pelaksanaan SOP dalam jangka waktu tertentu

 Merencanakan kegiatan pemeliharaan & audit atas SOP yang sudah diterapkan

 Mempersiapkan tim pemeliharaan & audit

 Membuat laporan setiap kegiatan pemeliharaan & audit.

42
Standar SNMP dan CMIP

Agar manajemen dari banyak bagian jaringan yang berbeda-beda dapat saling bekerja sama satu

sama lain, dibutuhkan standar manajemen jaringan sehingga para penjual dapat

mengimplementasikan dan terikat pada standar-standar tersebut. Ada dua standar utama yang

muncul

 Simple Network Management Protocol (SNMP)– komunitas IETF

 Common Management Information Protocol (CMIP)– komunitas telekomunikasi

SNMP sebenarnya mengacu pada suatu kumpulan standar-standar untuk manajemen jaringan

termasuk protokol, spesifikasi struktur database, dan suatu kumpulan data objek.

CMIP adalah protokol manajemen jaringan OSI yang dibuat dan distandarisasi oleh ISO untuk

mengawasi dan mengontrol jaringan yang heterogen. CMIP didesain untuk menggantikan SNMP,

dan mempunyai banyak fitur yang lebih baik dari SNMP. CMIP tidak hanya mengirimkan

informasi dari dan ke perangkat jaringan, tapi CMIP juga mampu melakukan tugas yang tidak

mungkin dilakukan SNMP seperti melakukan aksi terhadap perangkat jaringan, sehingga CMIP

lebih efisien dan mengurangi kerja dari manajer jaringan. CMIP mempunyai 11 PDU,

sementara SNMP hanya 5. CMIP juga menyediakan fitur keamanan yang bagus seperti

autorisasi, kontrol akses, dan pencatatan laporan keamanan. Alasan utama mengapa CMIP tidak

digunakan adalah karena CMIP membutuhkan sumber daya sistem sepuluh kali lebih besar dari

SNMP, dengan kata lain, hanya sedikit sistem yang mampu menerapkan implementasi CMIP

secara penuh tanpa mengalami modifikasi jaringan secara besar-besaran. CMIP juga sangat sulit

untuk diprogram sehingga hanya programmer yang terlatih saja yang mampu menggunakannya

secara maksimal.

43
RMON

Remote Monitoring (RMON) adalah sebuah standar yang digunakan pada peralatan

telekomunikasi seperti router, yang menggunakan MIB (Management Information Base) yang

memungkinkan monitoring dari jarak jauh dan melakukan fungsi manajemen dari peralatan

jaringan. RMON dibuat untuk internet dan dikembangkan lagi untuk token ring.

RMON adalah sebuah kemajuan dalam manajemen antar jaringan. RMON mengatur sebuah

pengawasan MIB jarak jauh yang mendukung MIB-II dan menyediakan informasi penting

mengenai jaringan ke manajer jaringan. Ciri-ciri dari RMON adalah bahwa walaupun RMON

adalah sebuah spesifikasi dari MIB, dengan tanpa perubahan pada protokol SNMP yang telah

ada, RMON mampu menyediakan sebuah tambahan yang cukup penting pada fungsi SNMP

Dengan MIB-II, manajer jaringan dapat mengambil informasi lokal dari suatu peralatan individu.

Contohnya sebuah LAN yang mempunyai banyak peralatan. Manajer SNMP dapat mempelajari

jumlah lalu lintas data dari dan ke setiap alat, tetapi dengan MIB-II cukup sulit untuk mempelajari

lalu lintas data dari LAN secara keseluruhan. Manajemen jaringan pada lingkungan antar jaringan

biasanya membutuhkan satu pengawasan dalam satu bagian jaringan

Keuntungan RMON :

 Mengawasi dan menganalisa data secara lokal sehingga mengurangi beban pada jaringan

 Tidak tampak secara langsung pada NMS sehingga informasinya lebih

terpercaya

 Mengijinkan pengawasan secara lebih sering sehingga dapat mendiagnosa masalah

dengan lebih cepat

 Meningkatkan produktivitas dari manajer jaringan

44
SNMP

Jaringan yang ideal adalah jaringan yang didesain, diimplementasikan, dan diawasi dengan baik.

Protokol SNMP adalah salah satu kunci untuk dapat mengawasi jaringan dengan baik.

Jaringan komputer pada saat ini semakin banyak digunakan. Di dalam perusahaan, jaringan

komputer semakin diperluas untuk melayani perkembangan kebutuhan bisnis. Di sekolah-sekolah

semua pelajar ingin diperkenalkan dengan komputer sejak dini, maka dari itu jaringannya

semakin dikembangkan. Di pemerintahan semua sistem administrasi juga semakin bergantung

kepada adanya jaringan komputer. Jaringan dari hari ke hari juga semakin kompleks.

Sebuah jaringan yang kompleks yang sangat diandalkan untuk dapat memudahkan pekerjaan

tidak hanya sekadar berjalan saja, namun juga harus bekerja secara optimal. Mengelola dan

merawat sebuah jaringan komputer agar bekerja optimal tidaklah mudah. Banyak sekali opini

dari orang-orang di luar sana yang sering mengatakan bahwa mengelola jaringan perlu sedikit

unsur keajaiban karena relatif sangat sulit untuk mengetahui apa sumber dari sebuah masalah

ketika itu terjadi. Opini itu mungkin saja muncul dari para manajer jaringan yang tidak memiliki

sistem pengawasan yang baik. Jika memang tersedia sistem pengawasan jaringan yang responsif

dan dapat dipercaya pada jaringan mereka, mungkin opini itu tidak lagi ada di benak mereka.

Sebenarnya cukup banyak cara untuk melakukan pengawasan jaringan, namun yang tampaknya

sudah menjadi standar secara umum untuk melakukan pengawasan adalah dengan menggunakan

protokol Simple Network Management Protocol (SNMP).

45
Arsitektur manajemen jaringan dengan SNMP

Jaringan yang dilengkapi dengan sistem manajemen jaringan dan pengawasan yang menggunakan
SNMP terdiri dari tiga komponen kunci, yaitu Perangkat yang ingin diawasi, Agen, dan Network
Management System (NMS).

 Perangkat yang ingin diawasi


Adalah sebuah perangkat atau titik jaringan yang di dalamnya terdapat kemampuan Agen
dan berlokasi di dalam sebuah jaringan yang ingin diawasi. Perangkat ini bertugas untuk
mengumpulkan data berupa informasi manajemen dan menyetorkannya ke sebuah NMS
dengan menggunakan protokol SNMP. Perangkat ini kebanyakan adalah berupa perangkat
jaringan seperti router, switch, hub, server, dan banyak lagi perangkat lainnya.

 Agen

Adalah sebuah modul perangkat lunak manajemen jaringan yang terdapat di dalam sebuah

perangkat yang ingin diawasi. Sebuah perangkat yang disertai dengan Agen yang memiliki

kemampuan mengumpulkan informasi lokal dari dirinya sendiri dan kemudian mengubah

bentuknya menjadi kompatibel dengan SNMP. Perangkat lunak pengawasan ini dapat

berupa sebuah program terpisah, seperti SNMP daemon pada sistem berbasiskan UNIX,

atau merupakan fasilitas yang sudah terintegrasi misalnya seperti pada IOS produk Cisco,

OS tingkat rendah pada UPS, dan banyak lagi. Ciri-ciri perangkat yang bertindak sebagai

Agen adalah:

- Mengimplementasikan seluruh protokol SNMP.

- Mengumpulkan dan menyetor data yang terdapat pada Management

Information Base.

- Dapat membangun komunikasi secara asinkronus ke NMS untuk mengirimkan sinyal

suatu kejadian.

 Network Management System

Adalah sebuah perangkat yang bertindak sebagai manajer dari Agen yang mengeksekusi

aplikasi untuk pengawasan dan kontrol. Semua informasi yang dibawa dengan SNMP dari

46
sebuah Perangkat yang ingin diawasi akan diambil oleh perangkat ini dan kemudian diolah

lebih lanjut untuk diubah menjadi informasi yang berguna bagi manajer jaringan.

Perangkat NMS harus memiliki kemampuan proses dan memori yang besar. Satu atau lebih

NMS harus ada pada setiap jaringan yang ingin diawasi. Beberapa penjual yang membuat

program khusus untuk manajemen jaringan adalah

47
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan informasi dari artikel ini adalah bahwa
perancangan dan manajemen jaringan sangat penting. Dalam suatu jaringan dibutuhkan
juga perancangan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan mengefektifkan waktu.
Manajemen jaringan ini menjamin ketersediaan yang tinggi melalui penemuan secara cepat
masalah yang dapat mengakibatkan penurunan performansi dengan menerapkan fungsi-
fungsi pengendalian termasuk diagnosa, perbaikan, testing dan backup. Kegiatan yang
diperlukan untuk menilai indikator performansi operasi jaringan secara berkesinambungan.
Sistem manajemen jaringan akan menjadi sekumpulan perangkat yang mana bertujuan
memantau dan mengontrol jaringan. Sistem manajemen jaringan terdiri dari tambahan
perangkat keras dan lunak yang diimplementasikan di antara komponen-komponen
jaringan yang sudah ada. Sebuah fungsi pengawasan terhadap unjuk kerja jaringan dan
pengambilan tindakan untuk mengendalikan aliran trafik agar diperoleh kapasitas jaringan
dengan pengoperasian yang maksimum pada berbagai situasi.

B. Saran

Dalam segi kekoletifan pemilihan materi pada artikel ini harus lebih diperbanyak serta
diperluas referensi untuk menambah lebih banyak wawasan.

48
DAFTAR PUSTAKA

Godlman, James E dan Rawles Phillip T. (2001). Applied Data Communications a Business Oriented

Aproach. John Miley & Sons.

Harianto, Bambang. (2004). Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Informatika : Bandung.

Leinwand,Allan (1996). Network Management A Practical Perspective. Addison Wesley

Longman Inc.

Lukas, Jonathan. (2006). Jaringan Komputer. Graha Ilmu, Jakarta. Nortons,

Peter. (1999). Complete Guide to Networking. Sams, Indiana.

Satya, Ika Atman. (2006). Mengenal dan menggunakan Mikrotik Winbox Router Modem

Berbasis PC (Windows dan Linuk). DATAKOM: Jakarta.

Sofana, Iwan.(2008). Membangun Jaringan Komputer. Informatika, Bandung. Stallings,

William. (2003). Criptography and Network Security : Principles and

Practice, Prentice-Hall, New Jersey.

Stalling, William. (2005). Komunikasi dan Jaringan Nirkabel. Erlangga: Jakarta Stalling, William.

(2001). Komunikasi Data dan Komputer, Dasar-dasar

Komunikasi Data. Salemba Teknika: Jakarta.

Subramanian,Mani. (2000). Network Management Principles and Practic.

Addison Wesley Longman Inc.

49

Anda mungkin juga menyukai