Oleh :
18.01.013.143
FAKULTAS TEKNIK
ANGKATAN 2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan artikel yang berjudul " Perancangan dan Manajemen
Jaringan”.
Tujuan ditulis artikel ini untuk memehuni tugas Ujian Tengah Semester yang diberikan oleh Dosen mata
kuliah “Perancangan Manajemen Jaringan”, artikel ini dibuat berdasarkan informasi dan data yang penulis
dapat dari berbagai literatur, buku, dan internet.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan artikel ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan artikel ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan artikel ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,
penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan artikel ini. Akhirnya saya, selaku penulis berharap semoga artikel ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, sebuah jaringan menjadi salah satu
sumber daya yang semakin penting bagi suatu organisasi. Seiring dengan semakin banyaknya
sumber daya jaringan yang tersedia bagi para pengguna, jaringan menjadi semakin
kompleks, dan merawat jaringan tersebut menjadi semakin rumit. Hilangnya sumber daya
jaringan dan kinerja yang buruk adalah hasil dari meningkatnya kerumitan dan hal tersebut
tidak dapat diterima oleh para pengguna. Seorang manajer jaringan harus mengatur suatu
jaringan secara aktif, mendiagnosa masalah, mencegah kejadian yang tidak diinginkan, dan
menyediakan kinerja terbaik dari jaringan untuk para pengguna. Pada suatu titik, jaringan
menjadi begitu besar sehingga sulit diatur tanpa menggunakan peralatan manajemen
jaringan yang terotomatisasi. Tugas-tugas yang termasuk dalam manajemen jaringan :
mengawasi jaringan, meningkatkan automatisasi, mengawasi waktu respon,
menyediakan fitur keamanan, mengatur lalu lintas data, memperbaiki kemampuan,
meregistrasi pengguna. Dalam suatu jaringan dibutuhkan juga perancangan agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan mengefektifkan waktu. Manajemen jaringan ini
menjamin ketersediaan yang tinggi melalui penemuan secara cepat masalah yang dapat
mengakibatkan penurunan performansi dengan menerapkan fungsi-fungsi pengendalian
termasuk diagnosa, perbaikan, testing dan backup. Kegiatan yang diperlukan untuk menilai
indikator performansi operasi jaringan secara berkesinambungan. Dengan adanya
manajemen performansi, tingkat pelayanan dapat dipertahankan, kondisi jaringan dapat
dikenali, kemungkinan gangguan dapat diprediksi dan dapat membuat laporan yang lengkap
untuk kegiatan pengambilan keputusan dan perencanaan. Kegiatan yang menyediakan fungsi
untuk mengendalikan dan mengenali unsur jaringan (Network Element – NE), mengambil
dan memberikan data dari atau ke NE.
Kata kunci : Perancangan Manajemen Jaringan, Teknik Jaringan, OSI Layer, Host Layer,
TCP/IP, Subnetting, Pengantar Organisasi dan SOP.
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Jaringan adalah sebuah pekerjaan untuk memelihara seluruh sumber jaringan dalam
keadaan baik. Sistem manajemen jaringan adalah sekumpulan perangkat untuk memantau dan
mengontrol jaringan. Sistem manajemen jaringan terdiri dari tambahan perangkat keras dan lunak
yang diimplementasikan di antara komponen-komponen jaringan yang sudah ada. Sebuah fungsi
pengawasan terhadap unjuk kerja jaringan dan pengambilan tindakan untuk mengendalikan aliran
trafik agar diperoleh kapasitas jaringan dengan pengoperasian yang maksimum pada berbagai
situasi. Upaya mengkoordinasikan dan mendistribusikan sumber daya (resource) untuk
merencanakan, menganalisa, mengevaluasi, mendesain, mengadministrasikan, dan
mengembangkan jaringan telekomunikasi sehingga diperoleh kualitas pelayanan yang baik pada
seluruh waktu dengan ongkos yang proporsional dan kapasitas yang optimal.
Studi lanjut tentang jaringan komputer yang terkonsentrasi pada konsep dan pengetahuan mengenai
pengelolaan sumber daya jaringan komputer dan implementasinya dalam kehidupan dunia nyata
yang berbasis pada protocol TCP/IP. Sebuah pekerjaan untuk memelihara seluruh sumber jaringan
dalam keadaan baik, karena saat ini jaringan sangat kompleks, dinamik dan terdiri atas komponen
yang tidak dapat diandalkan 100%, peralatan yang baik diperlukan untuk mengelola jaringan
tersebut. Perancangan jaringan adalah proses yang melibatkan mystic-mixture art, science,
keberuntungan (luck) dan accident (terjadi begitu saja). Meskipun penuh dengan proses yang
misterius ada banyak jalan dan strategi untuk melaluinya.
B. Tujuan
1. Memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah “Perancangan dan Manajemen Jaringan”.
3. Memberikan informasi dan data yang sesuai dengan kebutuhan pada mata kuliah perancangan
dan manajemen jaringan.
C. Tinjauan Pustaka
1. Perancangan
4
2. Teknik Jaringan
Menurut Sofana (2008:3) memberikan batasan bahwa ”jaringan komputer (computer network)
adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous.”
3. Manajemen Jaringan
4. OSI Layer
OSI merupakan Standar internasional yang dikembangkan oleh ISO (Internasional Standard
Organization) untuk keperluan interkoneksi system computer yang kooperatif. Open System
adalah salah satu yang memenuhi standar OSI dalam berkomunikasi dengan system lain.
Pengembangan model OSI dimaksudkan untuk menyediakan suatu kerangka kerja bagi
standarisasi. Didalam model itu, satu atau lebih standar protocol dapat dikembangkan pada
masing-masing lapisan. Model menentukan fungsi-fungsi secara umum agar dapat
ditampilkan pada lapisan. (Stallings, 2001)
5. TCP/IP
6. Subnetting
Kita dapat memecah sebuah network (yang besar) menjadi beberapa network yang lebih kecil.
Network yang lebih kecil ini disebut subnetwork, sedangakan proses pembentukan
subnetwork disebut subnetworking atau subnetting. (Sofana, 2010:291)
Menurut Arini T Soemohadiwidjojo (2004) SOP adalah panduan yang digunakan untuk
memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan konsisten, efektif,
efisien, sistematis dan terkelola dengan baik.
5
PEMBAHASAN
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, sebuah jaringan menjadi salah satu sumber
daya yang semakin penting bagi suatu organisasi. Seiring dengan semakin banyaknya sumber
daya jaringan yang tersedia bagi para pengguna, jaringan menjadi semakin kompleks, dan
merawat jaringan tersebut menjadi semakin rumit. Hilangnya sumber daya jaringan dan kinerja
yang buruk adalah hasil dari meningkatnya kerumitan dan hal tersebut tidak dapat diterima oleh
para pengguna. Seorang manajer jaringan harus mengatur suatu jaringan secara aktif,
mendiagnosa masalah, mencegah kejadian yang tidak diinginkan, dan menyediakan kinerja
terbaik dari jaringan untuk para pengguna. Pada suatu titik, jaringan menjadi begitu besar
sehingga sulit diatur tanpa menggunakan peralatan manajemen jaringan yang terotomatisasi.
Perancangan jaringan sangat penting dalam membuat suatu sistem jaringan. Merancang suatu
jaringan haruslah sesuai dengan kebutuhan dari suatu instansi yang berhubungan. Semisal
sekolahan perlu adanya manajemen jaringan agar koneksi yang ada tidak disalah gunakan oleh guru
maupun siswa untuk membuka situs-situs tidak berguna seperti situs porno. Situs-situs seperti itu
padahal sering disusupi worm dan malware. Selain itu, situs-situs yang ada sekarang membutuhkan
bandwidth yang besar untuk membukanya. Hal seperti itu tentunya akan menyebabkan kecepatan
akses berkurang. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut solusi yang dapat diberikan adalah
pemakaian router dan proxy server.
Manajemen Jaringan adalah Kemampuan menerapkan suatu metode untuk : memonitor suatu
jaringan, mengontrol suatu jaringan, merencanakan (planning) sumber (resources) serta
komponen sistem dan jaringan komputer dan komunikasi.
Mengawasi jaringan
Meningkatkan automatisasi
Memperbaiki kemampuan
Meregistrasi pengguna
6
Peranan manajemen jaringan adalah :
Jika sumber daya jaringan tidak dikontrol secara efektif, mereka tidak akan menyediakan
hasil yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi
Mengontrol kerumitan
Dengan pertumbuhan yang sangat pesat dalam jumlah komponen jaringan, pengguna, antar
muka, protokol, dan penjual, kehilangan kontrol dari jaringan dan sumber dayanya
merupakan ancaman bagi manajemen organisasi
Para pengguna mengharapkan pelayanan yang sama atau lebih baik dari pertumbuhan
jaringan, dan sumber daya yang lebih terdistribusi
Para pengguna harus disediakan aplikasi yang bermacam-macam pada suatu tingkat
kebutuhan yang diberikan, dengan kebutuhan spesifik pada bidang kinerja, ketersediaan
sumber daya, dan keamanan
Memastikan ketersediaan sumber daya yang tinggi dengan rancangan redundansi yang
tepat
Mengontrol biaya
Mengawasi dan mengontrol penggunaan sumber daya sehingga kebutuhan pengguna dapat
dipenuhi dengan biaya yang masuk akal
a. Menjaga agar jaringan tetap berjalan : menjaga sistem agar tetap beroperasi dan
mengumpulkan informasi tentang “kesehatan” suatu jaringan.
b. Memelihara kinerja jaringan : Jaringan mampu mendatangkan manfaat (terus menerus >
optimal), memelihara QOS (Mutu layanan (Quality of Service) merupakan mekanisme
jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan.
c. Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya
masalah bandwidth,latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi
banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta
video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut
dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak
7
dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih. Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat
menjadikan bandwidth, latency, dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan
kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut yang ada dan disepakati, dan
mampu menyediakan informasi yang diperlukan untuk analisis jangka
pendek maupun jangka panjang.
a. Penekanan Biaya Biasanya user menginginkan jaringan sebaik mungkin dengan biaya
termurah. Desain harus dapat
mengakomodasi kebutuhan sebagian besar pengguna.
d. Fleksibilitas
Desain jaringan biasanya digambarkan sebagai proses top-down atau dari hal-hal yang
paling umum ke yang paling khusus. Biasanya desain dimulai dengan
mendefinisikan persyaratan dari pemakai dan banyak keputusan desain jaringan yang
mengikuti persyaratan.
8
e. Manajemen Sejarah (history management) yang mencatat kegagalan dan keandalan
peralatan.
Ada beberapa hal yang terkait dengan manajemen jaringan komputer, yakni meliputi :
a. Perencanaan jaringan
Yang kedua adalah pertimbangan luas cakupan area jaringan yang akan dibangun.
Apakah jarak antara PC ke switch/hub memungkinkan untuk pemasangan kabel.
Apakah akan lebih baik jika menggunakan jaringan wireless. Apakah di area
jaringan tersebut tersedia tempat yang cocok untuk meletakkan sebuah server,
hub/switch,modem, dan perangkat lainnya.
Downtime.
9
Analisa Lokasi : meliputi usulan pemasangan peralatan di masing-masing ruang
kerja karyawan, penentuan penyebaran beban listrik dan letak outlet listrik, lokasi
seluruh komputer yang ada sekarang ini, lokasi
pemasangan kabel dan sebagainya yang sangat penting
juga dalam menekan biaya installasi.
Rencana Konfigurasi : Meliputi penetapan piranti keras dan piranti lunak yang
akan dipasang beserta seluruh diagram yang dibutuhkan.
b. Perancangan jaringan
Dalam tahap ini faktor-faktor yang ada dalam perencanaan dijabarkan secara detil untuk
kebutuhan tahap selanjutnya pada saat implementasi. Perancangan jaringan adalah proses
yang melibatkan mystic-mixture art, science, keberuntungan (luck) dan accident (terjadi
begitu saja). Meskipun penuh dengan proses yang misterius ada banyak jalan dan strategi
untuk melaluinya.
Isu yang banyak dikenal dalam perancangan jaringan adalah jumlah node/titik yang ada.
Dari jumlah node yang ada, bisa didefinisikan tugas yang harus dikerjakan oleh
setiap node, misalnya karena jumlah node sedikit, printserver cukup satu disambungkan di
server atau di salah satu workstation. Jika jumlah node lebih banyak ada kemungkinan
terjadi duplikasi tugas untuk dibagi dalam beberapa segmen jaringan untuk mengurangi
bottleneck. (Pengertian Bottleneck adalah peristiwa macetnya
proses aliran data (transmisi data) karena sebabsebab tertentu).
Langkah yang bagus jika didapatkan perhitungan sumber daya dan pemakaian jaringan.
Perhitungan ini berkaitan dengan spesifikasi perangkat keras yang akan dipakai seperti :
apakah harus menggunakan switch daripada
hub, seberapa besar memori yang dibutuhkan, apakah dibutuhkan kabel riser fiber optic
karena jaringan menyangkut bangunan berlantai banyak dan sebagainya.
Tipe keamanan jaringan berkaitan banyak dengan jenis autentikasi dan data dalam
jaringan. Selain ancaman terhadap jaringan dari arah luar juga harus diperhatikan
ancaman dari arah dalam, dari user jaringan itu sendiri. Pertimbangan terhadap keamanan
10
ini juga mempengaruhi pemakaian peralatan baik secara fisik dan
logik.
Untuk kelancaran operasional jaringan harus ada pembagian tugas dalam me-maintenance
jaringan, baik yang menyangkut perangkat lunak, standar prosedur
maupun yang berkaitan dengan sumber daya manusia seperti administrator dan operator.
Aspek-aspek operasional
Standar prosedur untuk kondisi darurat seperti mati listrik, virus ataupun rusaknya
sebagian dari alat.
f. Implementasi jaringan
Pemasangan jaringan secara aktual terjadi pada tahap implementasi. Di tahap ini semua
rencana dan rancangan diterapkan dalam pekerjaan fisik jaringan.
Strategi Implementasi
11
g. Operasional jaringan
3) File dan data tidak boleh rusak atau corrupted oleh virus,
worm, ataupun trojan.
Terapkan akses yang lebih super terhadap user tertentu untuk mengendalikan
user dan data lain dalam group dan data.
Account user yang tidak aktif sesegera mungkin dihapus dari sistem.
12
Perawatan dan upgrade, dalam operasional perangkat lunak
jaringan mengalami perkembangan dengan kemungkinan versi baru.
h. Manajemen jaringan
Setiap penambahan peralatan atau aplikasi maupun data akan selalu ada pengaruhnya pada
sistem yang berjalan dan hal tersebut teruslah selalu dipantau atau dikelola.
Mem-backup data ; Langkah ini merupakan suatu langkah yang mutlak dilakukan,
terlebih lagi bila yang dihadapi adalah suatu jaringan. Data dapat
saja hilang atau rusak karena berbagai sebab, mulai dari sebab
fisik sampai pada teknis program.
Keamanan Jaringan ; Dalam hal ini adalah keamanan terhadap informasi yang
terdapat dalam sistem jaringan. Informasi yang tersimpan dapat berupa
rincian keuangan perusahaan, gaji karyawan ataupun data sensitif
lainnya.
Dalam membangun jaringan, diperlukan perencanaan yang matang dalam aspek implementasi
dan upgradability-nya, disamping perencanaan kebutuhan fisik.
13
Kehandalan (Robustness): Kestabilan dan toleransi terhadap kesalahan
merupakan poin penting yang harus dimiliki oleh sebuah infrastruktur jaringan.
Untuk itu, umumnya di dalam sebuah jaringan dibangun juga sistem redundancy.
Redundancy memiliki dua kelebihan.
Desain jaringan yang baik harus bisa mengkombinasikan kelebihan Router dan Switch pada
setiap bagian dalam jaringan sefleksibel mungkin. Misalnya, untuk pemilihan Switch dalam
jaringan kampus harus menghasilkan keuntungan berikut:
High bandwidth
Improved performance
14
Low cost
Easy configuration
Uji Titik-titik tunggal yang rentan dengan cermat. Perlu disiapkan jalur cadangan dan
load balancing untuk untuk mengatasi permasalahan kerusakan pada jaringan,
sehingga jika ada kerusakan tidak akan mengisolasi bagian jaringan.
Layer Core (backbone) yang menyediakan tranportasi antar sites secara optimal high-
speed switching backbone. Didesain untuk memproses packet secepat mungkin.
Dalam layer ini tidak dilakukan manipulasi packet, seperti misalnya access list dan
pemfilteran yang akan menunda pengiriman packet.. Titik kritis untuk
menghubungkan piranti-piranti layer distribusi, sehingga penting untuk menjamin
stabilitas koneksi dan pembuatan jalur cadangan. Mengumpulkan traffic dari semua
piranti layer distribusi, sehingga harus memiliki daya tampung dan daya kirim yang
15
besar dan cepat.
Security; pengamanan Port pada level Access dan Kebijakan pada Level distribusi
membuat jaringan semakin aman.
B. Teknik Jaringan
Merupakan ilmu berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi terkait kemampuan algoritma,
dan pemrograman komputer, perakitan komputer, perakitan jaringan komputer, dan
pengoperasian perangkat lunak, dan internet. Jaringan komputer adalah ”interkoneksi” antara 2
komputer autonomous atau lebih, yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel
(wireless).
Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi
oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung, atau tiap-tiap ruangan
pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200 m.
16
Metropolitan Area Network (MAN)
Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung
dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian). Dalam hal ini jaringan
menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar,
sebagai contoh yaitu: jaringan beberapa kantor cabang sebuah bank didalam sebuah kota
besar yang dihubungkan antara satu dengan lainnya.
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan media
wireless, sarana satelit ataupun kabel serat optic, karena jangkauannya yang lebih luas,
bukan hanya meliputi satu kota atau antar kota dalam suatu wilayah, tetapi mulai
menjangkau area/wilayah otoritas negara lain. Sebagai contoh jaringan komputer kantor
City Bank yang ada di Indonesia ataupun yang ada di negara lain, yang saling berhubungan,
jaringan ATM Master Card, Visa Card atau Cirrus yang tersebar diseluruh dunia dan lain-
lain.
Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain
dengan akses penuh, sehingga dapat membuat komputer lain, restart, shutdows, kehilangan file atau
kerusakan sistem. Dalam defenisi networking yang lain autonomous dijelaskan sebagai jaringan
yang independent dengan manajemen sistem sendiri (punya admin sendiri), memiliki topologi
jaringan, hardware dan software sendiri, dan dikoneksikan dengan jaringan autonomous yang lain.
(Internet merupakan contoh kumpulan jaringan autonomous yang sangat besar.) Dua unit komputer
dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang
dimiliki, seperti: file, printer, media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll).
Data yang berupa teks, audio maupun video, bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel
(wireless) sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling
bertukar file/data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software yang
terhubung dalam jaringan bersama-sama.
Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dalam jaringan disebut dengan ”node”.
Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat
berjumlah puluhan komputer, ribuan atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain.
Didalam jaringan komputer dikenal sistem koneksi antar node (komputer), yakni:
1) Peer to peer
Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari
beberapa komputer, terhubung langsung dengan kabel crossover atau wireless atau juga
dengan perantara hub/switch. Komputer pada jaringan peer to peer ini biasanya berjumlah
sedikit dengan 1-2 printer. Untuk penggunaan khusus, seperti laboratorium komputer, riset
dan beberapa hal lain, maka model peer to peer ini bisa saja dikembangkan untuk koneksi
lebih dari 10 hingga 100 komputer. Peer to peer adalah suatu model dimana tiap PC dapat
memakai resource pada PC lain atau memberikan resourcenya untuk dipakai PC lain,
Tidak ada yang bertindak sebagai server yang mengatur sistem komunikasi dan
penggunaan resource komputer yang terdapat dijaringan, dengan kata lain setiap komputer
dapat berfungsi sebagai client maupun server pada periode yang sama.
17
2) Client – Server
Client Server merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau beberapa komputer
sebagai server yang memberikan resource-nya kepada komputer lain (client) dalam
jaringan, server akan mengatur mekanisme akses resource yang boleh digunakan, serta
mekanisme komunikasi antar node dalam jaringan. Selain pada jaringan lokal, sistem ini
bisa juga diterapkan dengan teknologi internet. Dimana ada suatu unit komputer) berfungsi
sebagai server yang hanya memberikan pelayanan bagi komputer lain, dan client yang juga
hanya meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara transparan dari client dengan
melakukan login terlebih dulu ke server yang dituju.
18
Kelebihan jaringan client server
5) Bila server down, semua data dan resource diserver tidak bisa diakses
Sebelum jaringan komputer popular, user komputer pernah mengenal sistem terdistribusi.
Terdapat hal yang cukup membingungkan dalam pemakaian istilah jaringan komputer dan sistem
terdistribusi (distributed system).
Persamaannya adalah keduanya merupakan sekumpulan komputer yang saling terkoneksi dengan
dengan media transmisi yang relatif tidak jauh berbeda, sama-sama harus memindahkan file.
Perbedaan yang lebih spesifik antara Jaringan Komputer dan Sistem Distribusi :
Komputer yang terhubung merupakan Komputer yang terhubung terdiri dari host
gabungan yang terdiri dari beberapa (komputer utama) dan terminal-terminal
workstation atau juga gabungan komputer (komputer yang terhubung dengan komputer
server dan client host)
Beberapa komputer terhubung agar dapat Beberapa host komputer terhubung agar dapat
sharing, namun tiap pekerjaan ditangani mengerjakan sebuah atau beberapa pekerjaan
sendiri sendiri oleh komputer yang besar bersama.
meminta dan dimintai layanan.
19
Server hanya melayani permintaan sesuai Host melayani beberapa terminal dan
antrian yang sudah diatur sistem. melakukan proses berdasarkan input dari
terminal-terminal
Kualitas komunikasi data dipengaruhi oleh Kualitas komunikasi data dipengaruhi oleh
media transmisi yang digunakan. sistem.
User dapat mengetahui proses yang sedang User tidak dapat mengetahui proses yang
berlangsung (di komp station atau di sedang berlangsung di host.
server).
Antar node bisa saling bertukar file atau Antar terminal tidak dapat saling sharing file
resource yang dimiliki, sesuai atau resource tanpa campur tangan host
keinginan/permission yg diatur pemilik (supervisor host).
komputer.
Tiap user memiliki identitas & password Keberadaan sebuah atau sejumlah komputer
yang unik untuk dapat login serta atau terminal autonomous, bersifat transparan
menggunakan resource yang terdapat di (jelas) bagi user, biasanya berada dalam suatu
server. area lokasi.
20
Umumnya user tidak bisa menggunakan
ID yang sama, untuk login ke server,
namun policy seorang Admin dapat
merubah aturan ini agar sebuah ID dapat
digunakan bersama-sama secara terbatas.
Spesifikasi hardware server tidak harus Spesifikasi hardware host (komputer utama)
lebih baik dari hardware client harus lebih baik dari terminal.
Merupakan sistem yang menggabungkan Merupakan suatu sistem perangkat lunak yang
kinerja perangkat dan aplikasi dari dibuat dan bekerja pada lapisan atas sebuah
physical layer sampai dengan application sistem jaringan.
layer
Tujuan utama dari terbangunnya sebuah jaringan pada suatu perusahaan adalah:
Resource sharing yang bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya data dapat
digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan.
Saving Money (Penghematan uang/anggaran): Perangkat dan data yang dapat dishare akan
membuat penghematan anggaran yang cukup besar, karena tidak perlu membeli perangkat
baru untuk dipasang ditiap-tiap unit komputer
High reliability (kehandalan tinggi): Sistem Informasi Manajemen Kantor Terpadu atau
Sistem Pelayanan Satu Atap dengan teknologi client-server, internet maupun intranet dapat
diterapkan pada jaringan komputer, sehingga dapat memberikan pelayanan yang handal,
cepat dan akurat sesuai kebutuhan dan harapan.
Jaringan komputer akan memberikan layanan yang berbeda kepada pengguna di rumah-
rumah dibandingkan dengan layanan yang diberikan pada perusahaan. Terdapat tiga hal
pokok yang mejadi daya tarik jaringan komputer pada perorangan yaitu:
Access ke informasi yang berada di tempat lain (seperti akses berita terkini, info e-
goverment, e-commerce atau e-business, semuanya up to date).
Hiburan interaktif (seperti nonton acara tv on-line, radio streaming, download film atau lagu,
dll)
21
Masalah-masalah sosial yang ditimbulkan dari Jaringan Komputer (internet) :
Penggunaan internet tidak akan menimbulkan masalah selama subyeknya terbatas pada
topik-topik teknis, pendidikan atau hobi, juga hal-hal yang masih dalam batas norma-norma
kehidupan, tetapi kesulitan mulai muncul bila suatu situs di internet mempunyai topik yang
sangat menarik perhatian orang, seperti pertentangan politik, agama, sex, dll.
Koneksi jaringan komputer/internet ini juga akan menimbulkan masalah ekonomi yang
serius bila teknologinya dimanfaatkan oleh fihak-fihak tertentu yang ingin mengambil
keuntungan pribadi namun merugikan fihak lain, misalnya kegiatan carding, download
software komersil secara ilegal dll.
Gambar-gambar yang dipasang disitus-situs internet mungkin merupakan sesuatu yang biasa
bagi sebahagian orang, namun sangat mengganggu bagi sebagian orang lain (karena bisa
menimbulkan masalah SARA).
Selain itu, bentuk pesan-pesan tidaklah terbatas hanya pesan tekstual saja. Foto berwarna
dengan resolusi tinggi dan bahkan videoclip singkatpun sekarang sudah dapat dengan mudah
disebar-luaskan melalui jaringan komputer.
C. OSI Layer
Open System Interconnection atau OSI adalah model referensi yang diciptakan dari sebuah
kerangka yang bersifat konseptual. Namun, saat ini telah berkembang dan menjadi sebuah
standarisasi khusus berkaitan dengan koneksi komputer. Tujuan dari pembuatan OSI Layer adalah
menjadi model rujukan bagi setiap vendor atau developer, sehingga produk atau perangkat lunak
yang dibuat memiliki sifat interpolate. Yang berarti, user dapat melakukan kerja sama dengan
produk atau sistem tanpa perlu melakukan penanganan secara khusus atau special.
Arsitektur jaringan menurut Open Systems Interconnection (OSI) dibagi menjadi 7 layer, yaitu:
1) Layer 1 – Physical
22
2) Layer 2 – Data link
Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang
disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC
Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge,
repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini
menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media
Access Control (MAC).
3) Layer 3 – Network
4) Layer 4 - Transport
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut
ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima.
Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan
sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang
hilang di tengah jalan.
5) Layer 5 – Session
6) Layer 6 – Presentation
7) Layer 7 - Application
23
International Standards Organization (ISO) membentuk sebuah komisi untuk membuat
suatu model bagi manajemen jaringan, dibawah pengarahan dari kelompok OSI.
Organisasi
Informasi
Komunikasi
Fungsi
Model fungsi mengatur aplikasi manajemen jaringan yang terletak pada Network
Management Station (NMS).
24
Fault management
Kesalahan atau gangguan (fault) pada jaringan erat kaitannya dengan kerusakan
komponen jaringan dan terputusnya koneksi . Fault management melibatkan 5 tahap
proses :
Fault detection
Fault location
Service restoration
Identification
Problem resolution
Pada fault detection, suatu gangguan harus dapat dideteksi secepat mungkin oleh sistem
manajemen yang terpusat, sebaiknya terjadinya kesalahan dideteksi oleh sistem sebelum
penyebab kesalahan dan memperbaikinya . Tapi bagaimanapun juga hal tersebut tidak
selalu dapat terlaksana. Pada identification, identifikasi suatu kesalahan kadang merupakan
proses yang rumit. Setelah sumber permasalahan dapat diketahui maka akan diputuskan
cara penyelesaiannya atau problem resolution. Dalam operasi jaringan yang otomatis cara
25
Fault detection dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
D. Host Layer
Upper Layer atau Host Layer yang lebih fokus pada aplikasi pengguna dan bagaimana file
direpresentasikan di komputer
Lower Layer atau Media Layer, merupakan inti dari komunikasi data melalui jaringan
aktual
Cara kerja OSI Layer dapat dijelaskan secara singkat, bisa di analogikan seperti ketika kita
mengirim email. Isi email adalah data yang akan dikirim oleh Layer 7 – 5. Lalu sesuai standart
pengiriman, email tersebut kita masukkan kedalam sebuah kotak pada layer – 4. Agar email
tersebut bisa terkirim, kita perlu menambahkan alamat email penerimanya pada layer – 3.
Selanjutnya email tersebut akan diterima oleh mesin pengirim (Layer 2), yang nanti akan
mengirimkan email tadi yang merupakan fungsi Layer 1. Kemudian alur berbalik kembali ketika
data dikirim kembali ke layer 7.
26
E. TCP/IP
Protokol-protokol TCP/IP dikembangkan sebagai bagian dari riset yang dikembangkan oleh
Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Pertama kalinya TCP/IP dikembangkan
untuk komunikasi antar jaringan yang terdapat pada DARPA. Selanjutnya, TCP/IP dimasukkan
pada distribusi software UNIX. Sekarang TCP/IP telah digunakan sebagai standar komunikasi
internetwork dan telah menjadi protokol transport bagi internet, sehingga memungkinkan jutaan
komputer berkomunikasi secara global. TCP/IP memungkinkan komunikasi di antara
sekumpulan interkoneksi jaringan dan dapat diterapkan pada jaringan LAN ataupun WAN.
Tidak seperti namanya, TCP/IP tidaklah hanya memuat protokol di layer 3 dan 4 dari OSI
layer (seperti IP dan TCP), tetapi juga memuat protokol-protokol aplikasi lainnya seperti email,
remote login, ftp, http, dan sebagainya.
TCP/IP dapat diterima oleh masyarakat dunia karena memiliki karakteristik sebagai berikut:
Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request For Comment (RFC) dapat diambil oleh
siapapun tanpa biaya.
TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi atau perangkat
keras tertentu.
Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak tergantung pada vendor
tertentu.
TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat dijalankan pada
jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dial-up, jaringan X.25, dan praktis jenis
media transmisi apapun.
Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara ini, komputer dapat
saling terhubung walaupun jaringannya seluas internet sekarang ini.
TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga dapat diterapkan pada
internetwork.
27
Format IP
Setiap alamat IP memiliki format yang berbeda-beda yang terdiri dari sebuah bagian host dan
sebuah bagian jaringan. Di dalam alamat IP terdapat beberapa bit alamat yang dipakai untuk
mengenali jaringan, sedangkan angka dipakai untuk mengenali host serta berbagai kelas alamat
IP. Alamat IP memiliki tiga kelas utama, yakni kelas A, B, dan C dengan ketentuan sebagai
berikut:
Model TCP/IP :
Lapis ini merupakan lapis terbawah pada lapis TCP/IP. Fungsi protokol-protokol pada
lapis ini adalah:
2) Protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi
data digital yang dimengerti komputer, yang berasal dari peralatan lain
yang sejenis. Pada lapis ini terdapat protokol-protokol seperti Ethernet, Token Ring,
PPP, FDDI, ATM, X.25, dan SLIP.
28
Layer 2 – Internet
Lapis ini bertanggung jawab atas routing yang ada pada jaringan. Protokol-protokol pada
lapis ini menyediakan sebuah datagram network service. Datagram merupakan paket-paket
informasi yang terdiri atas header, data, dan trailer. Header berisi informasi, seperti alamat
tujuan yang dibutuhkan oleh jaringan untuk merutekan datagram. Sebuah header juga dapat
berisi informasi lainnya seperti alamat asal dari pengirim. Trailer biasanya berupa nilai
checksum yang digunakan untuk memastikan bahwa data tidak dimodifikasi pada saat
transit. Pada lapis ini terdapat protokol IP (Internet Protocol) yang berfungsi untuk
menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. ICMP, yang menyediakan kemampuan
kontrol dan pesan. ARP, yang menentukan MAC address dari dari alamat IP yang
diketahui, serta RARP yang menentukan alamat IP jika diketahui alamat MAC.
Layer 3 – Transport
Lapis transport memiliki dua fungsi flow control, yang disediakan oleh sliding windows; dan
reliability, yang disediakan oleh sequence number dan acknoledgement. Pada lapis transport
terdapat dua buah protokol:
TCP, merupakan protokol yang bersifat connection- oriented dan reliable. TCP akan
melakukan retransmisi apabila data yang dikirimkan ke tujuan tidak diterima dan
menyediakan sebuah virtual circuit di antara aplikasi- aplikasi end user. Kelebihan dari TCP
adalah adanya jaminan penghantaran paket ke tujuan. UDP, merupakan protokol yang bersifat
connectionless dan unreliable; meskipun bertanggung jawab untuk mengirimkan paket, tidak
ada software yang melakukan pengecekan terhadap segmen yang dikirim. Kelebihan dari
protokol ini adalah kecepatan, karena UDP tidak menyediakan acknoledgement.
Layer 4 – Application
Lapis ini merupakan lapis teratas pada TCP/IP. Lapis ini menyediakan fungsi-fungsi bagi
aplikasi-aplikasi pengguna. Lapis ini menyediakan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh
aplikasi-aplikasi user untuk berkomunikasi pada jaringan. Pada lapis ini terdapat beberapa
protokol seperti TFTP, FTP, NFS untuk file transfer. SMTP dan POP3 sebagai protokol
aplikasi email. Telnet dan FTP sebagai aplikasi remote login. SNMP sebagai protokol
manajemen jaringan. Kemudian DNS, sebagai protokol aplikasi sistem penamaan diinternet.
Serta HTTP, sebagai protokol aplikasi web. Transmission Control Protocol, atau TCP,
dideskripsikan dalam RFC 793, memberikan layanan yang handal, connection-oriented bagi
aplikasi. Dengan kata lain, TCP menyediakan penampilan mirip koneksi point-to-point.
Hanya memiliki satu jalur tujuan. Paket yang memasuki salah satu ujung jalur tidak akan
hilang karena tidak ada tujuan lain selain ujung yang satunya lagi. Paket datang secara terurut
seperti saat dikirimkan.TCP memberikan penampilan seperti koneksi point-to-point, meski
kenyataanya koneksinya bukan point-to-point. TCP internet layer menggunakan servis yang
connectionless, dan pengantaran data dengan usaha terbaik. Internet layer tidak menjamin
bahwa semua paket akan mengambil rute yang sama, karena itu tidak ada jaminan paket-paket
29
yang dikirimkan tiba dengan urutan yang sama seperti saat dikirimkan, bahkan tidak menjamin
bahwa paket tersebut pasti sampai pada tujuan.
Paket-paket diberi label dengan nomor urutan (sequence number) sehingga servis TCP pada
penerima dapat menyusun paket kembali dengan urutan yang tepat seperti saat sebelum
dikirimkan.
TCP menggunakan mekanisme yang disebut windowing untuk meregulasi aliran paket;
windowing mengurangi kemungkinan paket dibuang karena buffer penerima terlalu
penuh.
TCP melampirkan header pada data application layer; header mengandung field-field
untuk nomor urut (sequence number) dan informasi-informasi yang diperlukan untuk
mekanisme ini, dan juga berisi field-field untuk address yang dinamakan port numbers
(nomor port), yang mengidentifikasikan aplikasi sumber dan aplikasi tujuan dari data.
Data aplikasi dengan lampiran TCP Headernya kemudian dibungkus/dienkapsulasi
kedalam paket IP untuk pengiriman.
IP address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan
protokol TCP/IP. IP address terdiri dari 32 bit angka binary, yang ditulis dalam empat
kelompok terdari dari 8 bit (oktat) yang dipisah oleh tanda titik. Contohnya:
11000000.00010000.00001010.00000001
Atau dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok format desimal (0-255) misalnya :
192.16.10.1
Baik bilangan binary dan desimal merepresentasikan nilai yang sama. Namun IP address
lebih mudah dimengerti dalam notasi bilangan desimal. Salah satu masalah dengan
penggunaan bilangan binary adalah pengulangan bilangan 0 dan 1 yang panjang akan
membuat kesempatan terjadi kesalahan semakin besar. IP address yang terdiri atas 32 bit
angka dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4). IP address terdiri atas dua bagian yaitu network
ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat jaringan sedangkan host ID
30
menentukan alamat host atau komputer. Oleh sebab itu, IP address memberikan alamat
lengkap suatu komputer berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Berapa jumlah
kelompok angka yang termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID adalah
bergantung pada kelas IP address yang dipakai.
1) Class A address
2) Class B address
31
3) Class C address
4) Class D address
Kelas ip A B C
address
Kelompok
w. w.x. w.x.y.
Network ID
32
x.y.z. y.z. Z
Host ID
Jaringan
Dalam penggunaan IP address ada peraturan tambahan yang harus diketahui, yaitu:
Jika host ID berupa angka binary 0, IP address ini merupakan network ID jaringan. Jika
host ID semuanya berupa angka binary 1, IP address ini biasanya digunakan untuk
broadcast ke semua host dalam jaringan lokal.
Variable Length Subnet Mask (VLSM) juga dapat diartikan sebagai teknologi kunci pada
jaringan skala besar. Mastering konsep VLSM tidak mudah, namun VLSM adalah sangat
penting dan bermanfaat untuk merancang jaringan. (Jonathan Lukas, 2006).
33
Dari jaringan 1 ke yang lain, dalam menentukan IP jaringan lebih baik di urutkan
sesuai urutan jaringan dalam IP private tersebut.
Rumus : 2n-2 > h, n = bilangan yang akan dikurangkan dengan subnet default.
Contoh : kita membutuhkan 112 host di jaringan pegawai, maka 2n-2 > 112
hasilnya adalah 7. Jadi, subnetting yang kita gunakan adalah
11111111.11111111.11111111.10000000 –> bit yang bernilai 0 ada 7 buah, sesuai
dengan hasil yang kita hitung di atas. Jika ditulis dalam bentuk lain, subnetnya adalah
255.255.255.128 atau 192.168.1.1/25 (karena bit yang nilainya 1 ada 25 buah). Maka
host maksimal dari network tersebut adalah yaitu 128 – 2 = 126.
Mengapa dikurangi 2 ?, karena akan ada 2 IP yang sudah akan terisi oleh
broadcast jaringan itu sendiri dan juga net ID jaringan berikutnya.
Yang terakhir dapat berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh
F. Subnetting
Subnetting adalah proses memecah belah block IP address kelas A,B,atau C menjadi beberapa
bagian block kecil. Kali ini kita akan mengulas tentang subnetting dan keuntungannya. Dengan
teknik subnetting, maka suatu network dapat menciptakan beberapa network tambahan, tetapi hal
itu sayangnya bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting ini dilakukan bukan tanpa sebab yang jelas, tetapi juga memiliki tujuan yang penting.
Salah satu tujuannya adalah untuk mengefisienkan alokasi alamat IP Address dalam sebuah
34
jaringan komputer supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP address. Selanjutnya adalah Untuk
mengatasi masalah perbedaan perangkat keras (hardware) dan media fisik yang digunakan suatu
jaringan, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan sebagai network dengan media fisik yang
berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik dan juga untuk meningkatkan
keamanan pada jaringan komputer. Dibawah ini terdapat penjabaran lebih lanjut mengenai
subnetting dan subnet mask.
Subnet mask terdiri dari empat byte (32 bit) dan ditulis dalam notasi yang sama dengan IP address.
Biasanya ini adalah 255.255.255.0. Agar TCP / IP berfungsi, Anda membutuhkan subnet mask.
Subnet mask melengkapi IP address dan dengan menerapkannya ke IP address dan menentukan
subnet milik IP. IP address memiliki dua komponen, network address, dan host address. Subnetting
selanjutnya membagi bagian host dari IP address menjadi subnet dan host address jika subnetwork
tambahan diperlukan. Akibatnya, ini menutupi IP address dan membagi IP address menjadi network
address dan host address.
35
Subnet mask menggunakan biner 1 untuk setiap bit dalam IP address yang termasuk bagian dari
Salah satu fungsi subnetting adalah dapat membantu meningkatkan kinerja dan keamanan jaringan.
Saatnya mempertimbangkan subnetting jaringan Anda. Meskipun subnetting mengambil beberapa
perencanaan dan dapat memakan waktu, itu sepadan dengan usaha. Berikut adalah beberapa
manfaat dan fungsi dari subnetting yang harus Anda pertimbangkan.
Mengefisienkan Alamat IP
Penghematan alamat IP mengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet
terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memiliki 254, 65.000,atau 16
juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host
lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host
sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan
membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP
address.
Mengurangi Traffic Jaringan
Subnetting memastikan bahwa traffic yang ditujukan untuk perangkat dalam subnet tetap berada
di subnet itu, yang mengurangi keleletan. Melalui penempatan subnet yang strategis, Anda dapat
membantu mengurangi beban jaringan dan lalu lintas rute yang lebih efisien.
Jadi, apa yang terjadi pada jaringan besar tanpa subnet? Setiap komputer akan melihat paket
broadcast dari semua komputer dan server di jaringan, sehingga switch harus memindahkan
semua lalu lintas ke port yang sesuai. Hal ini menyebabkan peningkatan kelambatan, kinerja
jaringan berkurang, dan waktu respons yang lebih lambat. Namun, menggunakan router untuk
memindahkan lalu lintas antara hasil subnet tanpa lalu lintas siaran atau informasi apa pun yang
tidak perlu diarahkan atau dipindahkan ke subnet lain. Karena jumlah lalu lintas dalam setiap
subnet berkurang, kecepatan setiap subnet meningkat, yang memudahkan kemacetan jaringan.
Meningkatkan keamanan jaringan
Anda mungkin berpikir, “Bagaimana perangkat di jaringan saya aman? Dengan memisahkan
jaringan anda menjadi subnet, Anda dapat mengontrol aliran lalu lintas menggunakan ACL,
QoS, atau peta rute, memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi ancaman, titik tutup dari
masuk dan targetkan tanggapan Anda dengan lebih mudah. Anda juga dapat membagi jaringan
anda menggunakan router untuk menghubungkan subnet melalui konfigurasi ACL pada router
dan switch. Akibatnya, perangkat di subnet tidak dapat mengakses seluruh jaringan. Pilihan
lainnya adalah membatasi akses ke sumber daya pada klien nirkabel, memastikan bahwa
informasi berharga tidak mudah diakses di lokasi terpencil.
36
Mengoptimalkan kinerja dan kecepatan jaringan
Mengoptimalisasi untuk kinerja jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host
device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan
memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network
ID yang sama harus berada physical network yang sama juga. Physical network memiliki
domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua
traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam
domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih kecil dari Class C address.
Subnetting juga membagi domain siaran jaringan Anda, memungkinkan Anda untuk mengontrol
arus lalu lintas dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kinerja jaringan. Sebuah peringatan,
Anda lebih baik membatasi lalu lintas ke subnet tunggal dari pada membiarkannya berpindah dari
subnet ke subnet. Oleh karena itu, Anda harus membatasi jumlah perangkat di subnet Anda bila
memungkinkan, bersama dengan mengendalikan arus lalu lintas antara subnet. Melakukan hal ini
akan meningkatkan kecepatan dan kinerja jaringan Anda.
Dalam subnet mask, semua bit-bit bernilai 1 berada pada bagian kiri dan semua bit bernilai 0 berada
dibagian kanan. Setiap satu oktet yang semua bit-nya bernilai 1 setara dengan desimal bernilai 255.
Dan satu oktet yang semua bit-nya bernilai 0 setara dengan desimal 0. Karenanya subnet mask
berikut ;
11111111111111111111111100000000
Dapat digambarkan dalam format dotted decimal sebagai 255.255.255.0. dan subnet mask berikut;
11111111111111110000000000000000
Untuk mengkonversi angka biner subnet mask menjadi bentuk dotted decimal, lakukan langkah-
langkah berikut :
Pada umumnya, subnet mask dalam format dotted decimal inilah yang dipakai dalam konfigurasi
TCP/IP.
37
Bekerja dengan Subnets
Subnet mask mendefinisikan berapa banyak bit setelah network ID yang dipakai untuk subnet ID.
Subnet ID bervariasi panjanganya, tergantung nilai yang dimasukkan kedalam subnet mask.
Assignment subnet ID (termasuk assignment subnet mask) bergantung pada konfigurasi network.
Solusi terbaik adalah merancang desain network terlebih dahulu, menentukan jumlah subnet yang
akan dibuat dan menentukan jumlah klien setiap subnet, kemudian meng-assign nilai setiap subnet
ID. Jika memungkinkan sediakan cadangan untuk tambahan subnet di masa datang. Contoh
sederhana subnetting kelas B berikut ini dimana oktet ketiga IP address di pakai untuk subnet ID.
Pada gambar dibawah ini, network 129.100.0.0 dipecah-pecah menjadi 4 subnet. Network tersebut
menggunakan subnet mask 255.255.255.0, menandakan bahwa network ID dan subnet mask
diextent sampai oktet ketiga. Karena network tersebut asalnya adalah kelas B, maka 2 oktet pertama
merupakan network ID. Dari gambar dibawah kita bisa menyimpulkan bahwa subnet A memiliki
parameter sebagai berikut :
Network ID :129.100.0.0
Subnet ID: 0.0.128.0
Gambar. 4. Subnetting.
Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikatorindikator
teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
unit kerja yang bersangkutan.
Tujuan
38
Organisasi
Agar pengelolaan jaringan (khususnya yg berskala besar) dapat dilakukan dengan baik,
diperlukan organisasi
Umumnya pengelolaan network & server berada di bawah tanggung jawab sebuah
departemen misal: Departemen IT, Bagian IT, Technical Support Departement, dsb.
2) Jumlah tim
4) Kompleksitas pekerjaan
SOP merupakan pedoman kerja bagi sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. SOP dapat dipandang sebagai kumpulan:
39
Gambar 5. Tahapan Standar operasional Prosedur.
Tahap Persiapan
Tahap Perencanaan
Tahap Penyusunan
Tahap Penyempurnaan
Tahap Implementasi
Tahapan pembuatan SOP ini merupakan konsep ideal, Tidak mutlak harus di-copy-paste.
Diperlukan penyesuaian dengan kondisi setempat. Point-point apa saja yang ada untuk setiap
tahapan dijabarkan pada halaman berikutnya.
SOP - Persiapan
Tujuan: mengetahui kebutuhan pembuatan SOP dan menyusun alternatif tindakan yg harus
dilakukan oleh unit kerja
Identifikasi kebutuhan
40
Menetapkan kebutuhan yang sudah dievaluasi
Tujuan: menetapkan orang atau tim yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan
Menentukan orang yang bertugas sebagai penanggung jawab pelaksana (unit kerja)
Menetapkan orang yang bertanggung jawab atas pelaksaan secara garis besar
SOP – Perencanaan
Tujuan: menyusun serta menetapkan strategi, metodologi, rencana dan program kerja
SOP – Penyusunan
Tujuan: melakukan uji coba dengan mengimplementasikan SOP yang sudah dibuat
41
SOP – Penyempurnaan
Melaksanakan penyempurnaan
Melakukan uji coba terbatas (antara tim & tim khusus – counter part)
SOP – Implementasi
Tujuan: memelihara dan mengaudit pelaksanaan SOP dalam jangka waktu tertentu
Merencanakan kegiatan pemeliharaan & audit atas SOP yang sudah diterapkan
42
Standar SNMP dan CMIP
Agar manajemen dari banyak bagian jaringan yang berbeda-beda dapat saling bekerja sama satu
sama lain, dibutuhkan standar manajemen jaringan sehingga para penjual dapat
mengimplementasikan dan terikat pada standar-standar tersebut. Ada dua standar utama yang
muncul
SNMP sebenarnya mengacu pada suatu kumpulan standar-standar untuk manajemen jaringan
termasuk protokol, spesifikasi struktur database, dan suatu kumpulan data objek.
CMIP adalah protokol manajemen jaringan OSI yang dibuat dan distandarisasi oleh ISO untuk
mengawasi dan mengontrol jaringan yang heterogen. CMIP didesain untuk menggantikan SNMP,
dan mempunyai banyak fitur yang lebih baik dari SNMP. CMIP tidak hanya mengirimkan
informasi dari dan ke perangkat jaringan, tapi CMIP juga mampu melakukan tugas yang tidak
mungkin dilakukan SNMP seperti melakukan aksi terhadap perangkat jaringan, sehingga CMIP
lebih efisien dan mengurangi kerja dari manajer jaringan. CMIP mempunyai 11 PDU,
sementara SNMP hanya 5. CMIP juga menyediakan fitur keamanan yang bagus seperti
autorisasi, kontrol akses, dan pencatatan laporan keamanan. Alasan utama mengapa CMIP tidak
digunakan adalah karena CMIP membutuhkan sumber daya sistem sepuluh kali lebih besar dari
SNMP, dengan kata lain, hanya sedikit sistem yang mampu menerapkan implementasi CMIP
secara penuh tanpa mengalami modifikasi jaringan secara besar-besaran. CMIP juga sangat sulit
untuk diprogram sehingga hanya programmer yang terlatih saja yang mampu menggunakannya
secara maksimal.
43
RMON
Remote Monitoring (RMON) adalah sebuah standar yang digunakan pada peralatan
telekomunikasi seperti router, yang menggunakan MIB (Management Information Base) yang
memungkinkan monitoring dari jarak jauh dan melakukan fungsi manajemen dari peralatan
jaringan. RMON dibuat untuk internet dan dikembangkan lagi untuk token ring.
RMON adalah sebuah kemajuan dalam manajemen antar jaringan. RMON mengatur sebuah
pengawasan MIB jarak jauh yang mendukung MIB-II dan menyediakan informasi penting
mengenai jaringan ke manajer jaringan. Ciri-ciri dari RMON adalah bahwa walaupun RMON
adalah sebuah spesifikasi dari MIB, dengan tanpa perubahan pada protokol SNMP yang telah
ada, RMON mampu menyediakan sebuah tambahan yang cukup penting pada fungsi SNMP
Dengan MIB-II, manajer jaringan dapat mengambil informasi lokal dari suatu peralatan individu.
Contohnya sebuah LAN yang mempunyai banyak peralatan. Manajer SNMP dapat mempelajari
jumlah lalu lintas data dari dan ke setiap alat, tetapi dengan MIB-II cukup sulit untuk mempelajari
lalu lintas data dari LAN secara keseluruhan. Manajemen jaringan pada lingkungan antar jaringan
Keuntungan RMON :
Mengawasi dan menganalisa data secara lokal sehingga mengurangi beban pada jaringan
terpercaya
44
SNMP
Jaringan yang ideal adalah jaringan yang didesain, diimplementasikan, dan diawasi dengan baik.
Protokol SNMP adalah salah satu kunci untuk dapat mengawasi jaringan dengan baik.
Jaringan komputer pada saat ini semakin banyak digunakan. Di dalam perusahaan, jaringan
semua pelajar ingin diperkenalkan dengan komputer sejak dini, maka dari itu jaringannya
kepada adanya jaringan komputer. Jaringan dari hari ke hari juga semakin kompleks.
Sebuah jaringan yang kompleks yang sangat diandalkan untuk dapat memudahkan pekerjaan
tidak hanya sekadar berjalan saja, namun juga harus bekerja secara optimal. Mengelola dan
merawat sebuah jaringan komputer agar bekerja optimal tidaklah mudah. Banyak sekali opini
dari orang-orang di luar sana yang sering mengatakan bahwa mengelola jaringan perlu sedikit
unsur keajaiban karena relatif sangat sulit untuk mengetahui apa sumber dari sebuah masalah
ketika itu terjadi. Opini itu mungkin saja muncul dari para manajer jaringan yang tidak memiliki
sistem pengawasan yang baik. Jika memang tersedia sistem pengawasan jaringan yang responsif
dan dapat dipercaya pada jaringan mereka, mungkin opini itu tidak lagi ada di benak mereka.
Sebenarnya cukup banyak cara untuk melakukan pengawasan jaringan, namun yang tampaknya
sudah menjadi standar secara umum untuk melakukan pengawasan adalah dengan menggunakan
45
Arsitektur manajemen jaringan dengan SNMP
Jaringan yang dilengkapi dengan sistem manajemen jaringan dan pengawasan yang menggunakan
SNMP terdiri dari tiga komponen kunci, yaitu Perangkat yang ingin diawasi, Agen, dan Network
Management System (NMS).
Agen
Adalah sebuah modul perangkat lunak manajemen jaringan yang terdapat di dalam sebuah
perangkat yang ingin diawasi. Sebuah perangkat yang disertai dengan Agen yang memiliki
kemampuan mengumpulkan informasi lokal dari dirinya sendiri dan kemudian mengubah
bentuknya menjadi kompatibel dengan SNMP. Perangkat lunak pengawasan ini dapat
berupa sebuah program terpisah, seperti SNMP daemon pada sistem berbasiskan UNIX,
atau merupakan fasilitas yang sudah terintegrasi misalnya seperti pada IOS produk Cisco,
OS tingkat rendah pada UPS, dan banyak lagi. Ciri-ciri perangkat yang bertindak sebagai
Agen adalah:
Information Base.
suatu kejadian.
Adalah sebuah perangkat yang bertindak sebagai manajer dari Agen yang mengeksekusi
aplikasi untuk pengawasan dan kontrol. Semua informasi yang dibawa dengan SNMP dari
46
sebuah Perangkat yang ingin diawasi akan diambil oleh perangkat ini dan kemudian diolah
lebih lanjut untuk diubah menjadi informasi yang berguna bagi manajer jaringan.
Perangkat NMS harus memiliki kemampuan proses dan memori yang besar. Satu atau lebih
NMS harus ada pada setiap jaringan yang ingin diawasi. Beberapa penjual yang membuat
47
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan informasi dari artikel ini adalah bahwa
perancangan dan manajemen jaringan sangat penting. Dalam suatu jaringan dibutuhkan
juga perancangan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan mengefektifkan waktu.
Manajemen jaringan ini menjamin ketersediaan yang tinggi melalui penemuan secara cepat
masalah yang dapat mengakibatkan penurunan performansi dengan menerapkan fungsi-
fungsi pengendalian termasuk diagnosa, perbaikan, testing dan backup. Kegiatan yang
diperlukan untuk menilai indikator performansi operasi jaringan secara berkesinambungan.
Sistem manajemen jaringan akan menjadi sekumpulan perangkat yang mana bertujuan
memantau dan mengontrol jaringan. Sistem manajemen jaringan terdiri dari tambahan
perangkat keras dan lunak yang diimplementasikan di antara komponen-komponen
jaringan yang sudah ada. Sebuah fungsi pengawasan terhadap unjuk kerja jaringan dan
pengambilan tindakan untuk mengendalikan aliran trafik agar diperoleh kapasitas jaringan
dengan pengoperasian yang maksimum pada berbagai situasi.
B. Saran
Dalam segi kekoletifan pemilihan materi pada artikel ini harus lebih diperbanyak serta
diperluas referensi untuk menambah lebih banyak wawasan.
48
DAFTAR PUSTAKA
Godlman, James E dan Rawles Phillip T. (2001). Applied Data Communications a Business Oriented
Longman Inc.
Satya, Ika Atman. (2006). Mengenal dan menggunakan Mikrotik Winbox Router Modem
Stalling, William. (2005). Komunikasi dan Jaringan Nirkabel. Erlangga: Jakarta Stalling, William.
49