Nim : 2007521102
Pengertian Bisnis
Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama dalam menunjang
perkembangan ekonomi. Pengertian bisnis secara umum dalam ekonomi yaitu bisnis adalah suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan
laba (Ibrahim & Sewu, 2007).
Tujuan Bisnis
Dari hasil penelitian George W. England terhadap 1.072 pimpinan perusahaan di
Amerika Serikat, di peroleh pendapat yang lebih beragam tentang tujuan perusahaan, yaitu (Tantri,
2009): Profitability (menghasilkan keuntungan), Produktivity (menghasilkan produk dengan kualitas
atau jumlah tertentu), Growth (tumbuh dan berkembang), Employee (memuaskan karyawan),
Community interest (memenuhi kebutuhan masyarakat).
Kesempatan Bisnis/Usaha
Dalam pembuatan bisnis atau usaha setiap orang tentu harus melihat kesempatan bisnis
yang ada. Kesempatan bisnis merupakan sebuah kesempatan untuk menjalankan kegiatan memenuhi
kebutuhan masyarakat, manusia maupun organisasi yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan
royalty atau keuntungan.
Pengelompokan bisnis dapat dibagi dalam beberapa kategori yang pertama adalah
berdasar atas jenis kegiatannya, yaitu :1. Ekstraktif, 2. Agraria 3. Industri/manufacturing, 4. Jasa
Apabila kita bedakan atas dasar bentuk kegunaan diciptakannya maka bisnis dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu: 1. Kegunaan bentuk (Form Utility), 2. Kegunaan tempat (Place Utility), 3.
Kegunaan waktu (Time Utility), 4. Kegunaan milik (Possession Utility).
Abraham Maslow dalam teorinya tentang “Teori Hirarki Kebutuhan Manusia”
disebutkan bahwa kebutuhan manusia itu memiliki struktur yang berjenjang. Mulai jenjang kebutuhan
paling dasar hingga kebutuhan paling tinggi. Adapun hirarki kebutuhan manusia itu adalah sebagai
berikut: Kebutuhan Fisiologik (Jasmaniah/fisik),Kebutuhan Rasa Aman, Kebuthan Sosial
(kemasyarakatan/berteman), Kebutuhan Harga Diri, Kebutuhan Aktualisasi Diri (pernyataan jati diri).
Di samping itu dikemukakan pula bahwa kebutuhan yang lebih tinggi baru akan muncul apabila
kebutuhan pada tingkat bawahnya sudah terpenuhi.
Faktor Penilai Kesempatan Bisnis ada 2 yaitu : Faktor internal ini bersumber dari
individu itu sendiri misalnya bakat dan minat yang dimiliki oleh seseorang. Faktor eksternal ini datang
dari luar diri seseorang misalnya lingkungan sekitar orang tersebut.
Hakikat Bisnis
Hakikat Bisnis adalah Kebutuhan Manusia yang berupa barang dan jasa yang harus
terpenuhi kebutuhannya dengan usaha mendapatkan alat pembayarannya yaitu uang atau tukar-
menukar barang (barter) yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak. Hakikat bisnis adalah
usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, organisasi ataupun masyarakat luas.
Etika Bisnis
Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan
dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam
aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan serta perilaku bisnis
Tujuan dari etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil
mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. Sehingga tercipta kondisi bisnis yang stabil
dan minim masalah
Penerapan etika bisnis ini juga berfungsi untuk membangkitkan motivasi pekerja agar
terus meningkat,melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga serta dapat
menciptakan keunggulan dalam bersaing.
Ada beberapa prinsip dalam etika bisnis, yaitu : kejujuran ketika berkomunikasi dan
bersikap, integritas, memenuhi janji serta komitmen yang dibuat, loyalitas.
Selain itu ada beberapa hal yang meliputi etika pergaulan bisnis sperti hubungan antara
bisnis dengan langganan atau konsumen, hubungan dengan karyawan, hubungan antar bisnis, dan
hubungan dengan investor.
Bisnis International
Hakikat Bisnis Internasional yaitu Bisnis internasional adalah suatu kegiatan ekonomi
yang dilakukan antara negara yang satu dengan negara yang lain dimana proses transaksi dapat terjadi
dalam beragam bentuk dan melibatkan beberapa pihak seperti perusahaan, kelompok perusahaan,
maupun lembaga pemerintahan. Pihak yang dimaksud dapat berupa antar individu, antar individu
dengan pemerintah suatu negara maupun pemerintah suatu negara dengan pemerintahan negara lain.
Di beberapa negara, Bisnis Internasional menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan GDP dan
mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, serta kehadiran perusahaan
multinasional.
Transaksi bisnis internasional dapat dibagi menjadi dua, yakni perdagangan
internasional dan pemasaran internaisonal. Dalam perdagangan internasional yang merupakan
transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan
impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar
negara (balance of tread). Sedangkan Pemasaran International (International Marketing) merupakan
kegiatan pemasaran untuk menjalankan bisnis (profit dan nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar
global dengan barang dan jasa (standar) diberbagai negara kemudian menetapkan harga,
mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen
global dan mencapai tujuan perusahaan, yang kegiatan operasinya melewati batas-batas lebih dari
satu negara. Adapun beberapa produk yang dipasarkan seperti : Licencing, Franchising, Management
Contracting, Marketing in Home Country by Host Country, Joint Venturing, Multinational
Coporation (MNC).
Pengertian perdagangan internasional dengan pemasaran internasional sering dianggap
sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan
internasional dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif
dibandingkan perdagangan internasional.
BUMN
Badan Usaha Milik Negara (atau BUMN) ialah badan usaha yang permodalannya
seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai badan usaha-badan usaha tersebut
adalah pegawai negeri. Dalam pasal 33 UUD 1945, disebutkan bahwa Bumi, Air, dan kekayaan yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara. Dalam penguasaan dan pengelolaan kekayaan tersebut
pemerintah membentuk badan usaha. Tujuan Pendirian BUMN : 1) Memberikan sumbangan bagi
perkembangan perekonomian perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada
khususnya. 2) Mengejar keuntungan. 3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. 4)
Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan
Koperasi. 5) Memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
Koperasi dan masyarakat. Untuk mengoptimalkan BUMN pemerintah mengeluarkan Undang-undang
Baru yaitu Undang Undang RI No. 19 Tahun 2003 tentang badan Usaha Milik Negara. Selain itu ada
beberapa ciri-ciri BUMN seperti : penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah, pengawasan
dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan oleh pemerintah, kekuasaan penuh
dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah. pemerintah berwenang menetapkan
kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
Pada tahun 1969 pemerintah mengklasifikasikan badan Usaha Milik Negara menjadi
empat macam yaitu perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum), perusahaan perseroan
(persero) dan perusahaan negara diluar ketiga macam BUMN atas UU No. 9 tahun 1969.
Koperasi
Sesuai dengan UU nomor 25 tahun 1992 Bab I Pasal 1 tentang Perkoperasian, koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta berdasar atas azas kekeluargaan. Sementara itu, tujuan koperasi yaitu memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 disebutkan dalam Bab III Pasal 4, disebutkan fungsi dan peran
koperasi antara lain sebagai berikut
Peranan Bank
Dalam menjalankan kegiatannya, bank mempunyai peran penting dalam sistem
keuangan, yaitu : 1. Pengalihan Aset ( Asset Transmutation ) : Yaitu pengalihan dana atau asset dari
unit surplus ke unit devisit; 2. Transaksi ( Transaction ) : Dalam ekonomi modern, transaksi barang
dan jasa tidak terlepas dari transaksi keuangan; 3. Likuiditas ( Liquidity ) : Unit surplus dapat
menempatkan dana yang dimilkinya dalam bentuk produk berupa giro, tabungan, deposito dan
sebagainya. Produk tersebut mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda. 4. Efisiensi ( Efficiency )
Peran bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah
produknya.
Perkreditan
Perkreditan adalah penyerahan barang, jasa, atau utang dari satu pihak (kreditor/atau
pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower)
dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati
kedua belah pihak. Fungsi perkreditan : adanya kredit menyebabkan tersedianya modal, dengan kredit
maka akan menyebabkan modal dapat menyesuaikan bisnis pada kebutuhan yang berlainan, kredit
dapat berlaku sebagai alat tukar, sehingga transaksi dapat diselesaikan dengan cepat tanpa pertukaran
uang. Dan dalam pelasanaannya digunakan 2 instrument yaitu janji untuk membayar dan perintah
untuk membayar
Namun demikian, perusahaan perlu hati-hati dalam menentukan pada bank mana
perusahaan akan berhubungan. Untuk mengetahui apakah suatu bank cukup kuat, maka sebaiknya
perusahaan membaca neraca rugi/laba bank yang setiap tiga bulan dapat dibaca disurat-surat kabar
termasuk didalamnya dan perlu mengetahui rasio keuangannya yang dapat dihitung bedasarkan
Likuiditas, Solvabilitas (leverage), dan Rentabilitas (Provitabilitas). Selain itu dalam meberikan kredit
kepada nasabahnya bank juga mempertimbangkan lima faktor yang dikenal dengan 5C yaitu :
Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition.
F. Pemilihan Letak Perusahaan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan selain aspek kesiapan modal dan mental, juga harus
dengan cermat, matang, dan penuh perhitungan dalam kaitannya dengan prospek bisnis yang akan
dijalani. Oleh karena itu, pemilihan letak perusahaan ini harus dilakaukan dan diputuskan melalui
beberapa pertimbangan yang disertai fakta yang konkret dan lengkap. Hal itu dapat dijalankan
dengan meninjau beberapa aspek yang mempengaruhi pemilihan letak perusahaan.
Menurut Murti Sumarni dan John Suprihanto (2014 : 83) ada 4 jenis letak perusahaan,
yaitu :1.Letak perusahaan yang terikat pada alam, 2. Letak perusahaan berdasarkan sejarah,3. Letak
perusahaan yang ditentukan pemerintah, 4. Letak perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekonomi.
Secara umum terdapat dua macam cara untuk menentukan letak atau lokasi perusahaan,
yaitu Cara Kualitatif dan kuantitatif (sederhana. Kuantitatif), Dengan cara ini diadakan penelitian
secara kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap relevan atau memegang peranan pada setiap
pilihan lokasi. Ukuran penilaian dinyatakan dalam : baik sekali (bs) ; baik (b) ; sedang (s) ; kurang
(k) ; dan kurang sekali (ks).
Cara Kuantitatif (sederhana) Dengan cara ini hasil penelitian kualitatif dikualifikasikan
dengan cara memberikan skor (nilai) pada masing-masing kriteria: bs = 5, b = 4, s = 3, k = 2, ks = 1.
Keadaan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Penetapan Lokasi Perusahaan Menurut Teori Alfred Weber
Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat
yang risiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location), yaitu tempat dimana
total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya minimum, tempat dimana
total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Prinsip tersebut didasarkan pada enam asumsi bersifat prakondisi, yaitu
: 1. Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya (keadaan penduduk yang
dimaksud menyangkut jumlah dan kualitas SDM); 2.bKetersediaan sumber daya bahan mentah; 3.
Upah tenaga kerja; 4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik (biaya sangat ditentukan
oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah); 5. Persaingan antar kegiatan industry; serta 6.
Manusia berpikir secara rasional.
Teori Lokasi Industri yang dikemukakan oleh Alfred Weber adalah memperhitungkan
beberapa faktor spasial (mengenai ruang/tempat) untuk menemukan lokasi yang optimal dan biaya
yang minimal untuk pembanguan pabrik. Menurut Alfred Weber, faktor penentu lokasi Industri dapat
digolongkan menjadi dua faktor utama yaitu Faktor Regional dan Faktor Aglomerasi/Deglomerasi.
Menurut Weber, terdapat dua faktor umum regional yang mempengaruhi biaya produksi.
Kedua faktor umum regiona l tersebut diantaranya adalah Biaya Transportasi dan biaya tenaga kerja.
Biaya transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan lokasi industri. Biaya
Tenaga Kerja atau labour cost juga merupakan faktor terpenting dalam penentuan lokasi pabrik. Jika
lokasi pabrik menguntungkan, namun biaya tenaga kerja kurang baik (mahal), lokasi tersebut juga
kurang cocok untuk suatu lokasi industri.
Agglomerasi adalah terdapatnya faktor-faktor yang membuat terjadinya pemusatan industri
pada lokasi tertentu. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti adanya sekolah-sekolah yang dapat
dapat melatih tenaga kerjanya, adanya perusahaan perbankan, perusahaan asuransi, rumah sakit dan
fasilitas pendukung lainnya. Degglomerasi adalah faktor-faktor yang menyebabkan pabrik/industri
meninggalkan lokasi tertentu. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti naiknya pajak daerah,
berkurangnya tenaga kerja yang terampil, kurangnya tanah untuk industri serta faktor-faktor yang
menyebabkan tingginya biaya operasional lainnya.
Weber juga menyusun sebuah model yang dikenal dengan istilah segitiga lokasional
(locational triangle), yang didasarkan pada asumsi : 1. Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian
adalah daerah yang terisolasi. 2. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas. 3.Barang-
barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia secara terbatas pada
sejumlah tempat. 4.Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang
mobilitasnya tinggi.
Prosedur mendirikan PT, CV, dan Persero
Pendirian sebuah badan usaha, dalam hal ini badan usaha yang dekelola oleh swasta baik
berupa Firma, CV, PT, maupun koperasi akan melewati beberapa proses dalam pendiriannya.
Dimulai dari rapat umum para pemegang saham, pembuatan akta notaris, dan lain-lain.
Prosedur Mendirikan Perseroan Terbatas yaitu : 1. Pembuatan akta pendirian di muka
notaris, 2. Pengesahan oleh Menteri, 3. Pendaftaran Perseroan, 4. Pengumuman dalam Tambahan
Berita Negara.
Prosedur Mendirikan CV yaitu : 1. Pembuatan Akta Pendirian CV oleh Notaris, 2. Surat
Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), 4. Surat
KeteranganTerdaftar Sebagai Wajib Pajak, 5. Pendaftaran ke Pengadilan Negeri, 6. Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), 7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Prosedur Mendirikan Perusahaan Perseorangan yaitu : 1. Akta Pendirian Pemilik, 2. Surat
Izin Tempat Usaha (SITU) / Izin Gangguan (HO), 3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), 4.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pemilik., 5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) (Sekarang diganti
menjadi Nomor Induk Berusaha)