Anda di halaman 1dari 20

Nama : I Made Adhika Yoga Dwiparta

Nim : 2007521102

Resume Pengantar Bisnis

A. Bisnis dan Lingkungan

 Pengertian Bisnis
Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama dalam menunjang
perkembangan ekonomi. Pengertian bisnis secara umum dalam ekonomi yaitu bisnis adalah suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan
laba (Ibrahim & Sewu, 2007).

 Tujuan Bisnis
Dari hasil penelitian George W. England terhadap 1.072 pimpinan perusahaan di
Amerika Serikat, di peroleh pendapat yang lebih beragam tentang tujuan perusahaan, yaitu (Tantri,
2009): Profitability (menghasilkan keuntungan), Produktivity (menghasilkan produk dengan kualitas
atau jumlah tertentu), Growth (tumbuh dan berkembang), Employee (memuaskan karyawan),
Community interest (memenuhi kebutuhan masyarakat).

 Kesempatan Bisnis/Usaha
Dalam pembuatan bisnis atau usaha setiap orang tentu harus melihat kesempatan bisnis
yang ada. Kesempatan bisnis merupakan sebuah kesempatan untuk menjalankan kegiatan memenuhi
kebutuhan masyarakat, manusia maupun organisasi yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan
royalty atau keuntungan.
Pengelompokan bisnis dapat dibagi dalam beberapa kategori yang pertama adalah
berdasar atas jenis kegiatannya, yaitu :1. Ekstraktif, 2. Agraria 3. Industri/manufacturing, 4. Jasa
Apabila kita bedakan atas dasar bentuk kegunaan diciptakannya maka bisnis dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu: 1. Kegunaan bentuk (Form Utility), 2. Kegunaan tempat (Place Utility), 3.
Kegunaan waktu (Time Utility), 4. Kegunaan milik (Possession Utility).
Abraham Maslow dalam teorinya tentang “Teori Hirarki Kebutuhan Manusia”
disebutkan bahwa kebutuhan manusia itu memiliki struktur yang berjenjang. Mulai jenjang kebutuhan
paling dasar hingga kebutuhan paling tinggi. Adapun hirarki kebutuhan manusia itu adalah sebagai
berikut: Kebutuhan Fisiologik (Jasmaniah/fisik),Kebutuhan Rasa Aman, Kebuthan Sosial
(kemasyarakatan/berteman), Kebutuhan Harga Diri, Kebutuhan Aktualisasi Diri (pernyataan jati diri).
Di samping itu dikemukakan pula bahwa kebutuhan yang lebih tinggi baru akan muncul apabila
kebutuhan pada tingkat bawahnya sudah terpenuhi.
Faktor Penilai Kesempatan Bisnis ada 2 yaitu : Faktor internal ini bersumber dari
individu itu sendiri misalnya bakat dan minat yang dimiliki oleh seseorang. Faktor eksternal ini datang
dari luar diri seseorang misalnya lingkungan sekitar orang tersebut.

 Pengaruh Lingkungan Dalam Bisnis


Lingkungan bisnis merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi sebuah aktivitas
bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan. Faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu faktor dari dalam perusahaan (internal) serta faktor di luar perusahaan (eksternal).
Lingkungan Internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang memepengaruhi
kinerja bisnis secara langsung di dalam suatu perusahaan. Lingkungan internal terdiri atas beberapa
bagian yaitu : Karyawan, Manajemen, Pemegang Saham dan Dewan Direksi, dan Modal.
Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial terdiri atas
factor factor yang mempengaruhi kinerja organisasi dari luar batas organisasi. Lingkungan bisnis
eksternal memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan lingkungan internal. Lingkungan
eksternal dari sebuah organisasi pada umumnya dibedakan menjadi dua yakni lingkungan khusus
Lingkungan Khusus (Lingkungan Mikro) : Lingkungan khusus atau lingkungan mikro adalah bagian
dari lingkungan yang secara langsung relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan
khusus, meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam organisasi (stakeholder)
Lingkungan Umum ( Lingkungan Makro) : Lingkungan umum atau lingkungan makro meliputi
berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi,
dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi organisasi.

 Pendekatan Dalam Melihat Bisnis dan Lingkungan


Para pebisnis harus berusaha untuk mampu menyesuaukan bisnisnya dengan
perkembangan lingkungan agar tetap kompetitif dan meraih keuntungan. Hubungan antara bisnis dan
lingkungan ini telah lama ditelaah oleh para usahawan. Hasil dari penelaahan yakni : Pandangan yang
berorientasi produsen atau “Producer Oriented Approach”. penjual” dan “Buyer’s market” atau “pasar
pembeli” yaitu keadaan dimana pembeli yang akan menentukan dan bukan penjual.

 Hakikat Bisnis
Hakikat Bisnis adalah Kebutuhan Manusia yang berupa barang dan jasa yang harus
terpenuhi kebutuhannya dengan usaha mendapatkan alat pembayarannya yaitu uang atau tukar-
menukar barang (barter) yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak. Hakikat bisnis adalah
usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, organisasi ataupun masyarakat luas.

 Mengapa Kita Belajar Bisnis


Dari berbagai macam materi yang dibahas, inilah beberapa alasan mengapa kita perlu
belajar bisnis yakni : 1. Pekerjaan Favoritmu Tidak Selamanya Ada, 2. Belajar Bisnis Akan Membuat
Kamu Mudah Beradaptasi, 3. Punya Kesempatan Untuk Dibayar dengan Gaji Lebih Tinggi, 4.
Kepekaan Melihat Peluang Usaha, 5. Berbisnis Membuat Kamu Memiliki Otonomi dan Kebebasan
B. Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis

 Benturan dengan Kepentingan Masyarakat


Di dalam menjalankan tugasnya yaitu memproduksi barang/jasa untuk disajikan kepada
masyarakat atau konsumen, tidak jarang terjadi konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat
dan perusahaan. Bentrokan yang paling sering terjadi yaitu ditimbulkannya polusi pada suatu
perusahaan. Apabila suatu kesepakatan antara pemilik perusahaan dengan masyarakat sekitar tidak
mencapai kata ‘deal’, maka biasanya masyarakat akan menggunakan tangan pemerintah untuk
menengahi suatu masalah yang ada. Hak-hak itulah yang melatarbelakangi adanya ketentuan
pemerintah untuk mewajibkan kepada pengusaha yang akan mendirikan pabriknya harus mendapakn
izin HO atau Hinder Ordonansie.
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial secara sederhana ada beberapa hal
yaitu : Pelaksanaan tanggung jawab sosial yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan menuntut
diperlakukannya etika bisnis dan Dorongan juga sering muncul dalam bisnis itu sendiri.

 Dorongan Tanggung Jawab Sosial


Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang merupakan kesadaran
perusahaan mengenai bagaiaman keputusan bisnisnya dapat mempengaruhi masyarakat. Macam-
macam Masalah Sosial yang Mendorong Suatu Bisnis Melaksanakan Suatu Tanggung Jawab Sosial :
1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan, 2. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan,
3. Penghematan Energi, 4. Partisipasi pembangunan bangsa, 5.Gerakan Konsumerisme

 Etika Bisnis
Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan
dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam
aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan serta perilaku bisnis
Tujuan dari etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil
mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. Sehingga tercipta kondisi bisnis yang stabil
dan minim masalah
Penerapan etika bisnis ini juga berfungsi untuk membangkitkan motivasi pekerja agar
terus meningkat,melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga serta dapat
menciptakan keunggulan dalam bersaing.
Ada beberapa prinsip dalam etika bisnis, yaitu : kejujuran ketika berkomunikasi dan
bersikap, integritas, memenuhi janji serta komitmen yang dibuat, loyalitas.
Selain itu ada beberapa hal yang meliputi etika pergaulan bisnis sperti hubungan antara
bisnis dengan langganan atau konsumen, hubungan dengan karyawan, hubungan antar bisnis, dan
hubungan dengan investor.

 Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu bisnis


Dengan pelaksanaan etika bisnis maka kepentingan masyarakat banyak akan terlindung
dari praktik bisnis yang merugikan kepentingan masyarakat banyak. Beberapa bentuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial suatu bisnis yang dapat kita temui di Indonesia adalah: 1. Pelaksanaan
Hubungan Industrial Pancasila, 2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), 3. Penerapan
Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), 4. Perkebunan Inti Rakyat (PIR), serta System Bapak
Angkat- Anak Angkat
C. Bisnis International

 Bisnis International
Hakikat Bisnis Internasional yaitu Bisnis internasional adalah suatu kegiatan ekonomi
yang dilakukan antara negara yang satu dengan negara yang lain dimana proses transaksi dapat terjadi
dalam beragam bentuk dan melibatkan beberapa pihak seperti perusahaan, kelompok perusahaan,
maupun lembaga pemerintahan. Pihak yang dimaksud dapat berupa antar individu, antar individu
dengan pemerintah suatu negara maupun pemerintah suatu negara dengan pemerintahan negara lain.
Di beberapa negara, Bisnis Internasional menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan GDP dan
mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, serta kehadiran perusahaan
multinasional.
Transaksi bisnis internasional dapat dibagi menjadi dua, yakni perdagangan
internasional dan pemasaran internaisonal. Dalam perdagangan internasional yang merupakan
transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan
impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar
negara (balance of tread). Sedangkan Pemasaran International (International Marketing) merupakan
kegiatan pemasaran untuk menjalankan bisnis (profit dan nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar
global dengan barang dan jasa (standar) diberbagai negara kemudian menetapkan harga,
mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen
global dan mencapai tujuan perusahaan, yang kegiatan operasinya melewati batas-batas lebih dari
satu negara. Adapun beberapa produk yang dipasarkan seperti : Licencing, Franchising, Management
Contracting, Marketing in Home Country by Host Country, Joint Venturing, Multinational
Coporation (MNC).
Pengertian perdagangan internasional dengan pemasaran internasional sering dianggap
sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan
internasional dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif
dibandingkan perdagangan internasional.

 Tahapan-Tahapan dalam Memasuki Bisnis Internasional


Dalam memasuki bisnis internasional ada beberapa yaitu: 1. Ekspor Insidentil yaitu
dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada umumnya
dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. 2. Ekspor
Aktif (Purchasing) tahap terdahulu dan dapat berkembang terus kemudian adanya hubungan bisnis
yang rutin dan kontinyu, bahkan transaksi yang semakin aktif. 3. Penjualan Lisensi dalam tahap ini
Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. 4. Franchising
merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi
atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses
produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan
baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Pemasaran di Luar Negeri (Active
Marketing). 5. Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta
keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri
untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country).
Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri. 6. Intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional
yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”

 Teori Perdagangan Internasional


Teori Merkantilisme menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan
oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya
volum perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat
digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun
komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan
meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara
lain akan selalu positif.
Teori Keunggulan Absolut yang ditemukan oleh Adam Smith (1937). Teori ini
menjelaskan bahwa suatu negara akan bertambah kekayaan jika sejalan dengan peningkatan
keterampilan dan efisiensi keterlibatan para tenaga kerja dan penduduk di negara tersebut dalam
proses produksi. Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan absolut ketika negara tersebut
melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi dengan negara lain.
Teori Keunggulan Komparatif diperkenalkan oleh David Ricardo (1971). Teori ini
menyatakan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun suatu negara tidak memiliki
keunggulan absolut.

 Neraca Pembayaran Internasional


Neraca pembayaran internasional adalah laporan yang menunjukkan ekspor suatu
negara dan impor negara yang bersangkutan serta jenis pendapatan dan pengeluaran lain yang timbul
akibat dari perdagangan internasional. Tidak hanya itu, neraca pembayaran internasional juga
meliputi arus modal ke luar yaitu, modal milik suatu negara yang ditanamkan ke luar negeri dan juga
arus modal masuk, yakni modal yang ditanamkan oleh negara lain di negara yang bersangkutan. Ada
juga aliran emas, yaitu ekspor dan impor komoditi emas, serta transaksi-transaksi lain seperti uang
yang dibelanjakan pemduduk negara tersebut ke luar negeri, deviden, hibah, dan sebagainya. Neraca
pembayaran yang menguntungkan apabila ekspor lebih besar dari impor (surplus).

 Alasan Negara Melakukan Perdagangan Internasional


Hampir setiap negara melakukan perdagangan internasional, tentunya ada faktor-faktor
didalam nya yang mendorong sebuah negara untuk melakukan sebuah perdagangan internasional
seperti untuk menaikan GDP, menjalin hubungan baik dengan negara lain, memajukan ekonomi
negara dan hal-hal lain yang menyangkut pengembangan ekonomi dan kehidupan sosial negara.
Namun tidak hanya dari segi ekonomi saja kita diuntungkan dari perdagangan internasional ini, dar i
segi transportasi, Bahasa, teknologi pun ikut berkembang seiring dengan perdagangan internasional
ini.
Dengan adanya perdagangan internasional ini suatu negara akan megekspor hasil / produk yang
telah di produksinya dan dipasarkan keluar negeri, dengan ini maka ekonomi suatu negara akan
mendapatkan suatu dampak positif yaitu dengan bertambahnya penghasilan negara dari hasil ekspor
itu tersebut. Ada alasan lain nya yaitu, negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan
mencapai skala ekonomis dalam produksi, maksudnya jika setiap negara menghasilkan sejumlah
barang tertentu maka mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih
besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi
segala jenis barang.
 Hambatan-hambatan Perdagangan Internasional
Batasan Perdagangan dan Tarif Bea Masuk. Tarif bea masuk adalah pajak yang
dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor. Dikenakannya
tarif/bea masuk yang tinggi bagi barang luar negri, maka akan mengakibatkan harga barang tersebut
kalah bersaing dengan harga barang dalam.
Perbedaan Bahasa, Sosial Budaya / Kultural. Perbedaan dalam hal bahasa seringkali
merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah
merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang
baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa ini pada
saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris. Perbedaan
kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis
Internasional. Perbedaan budaya ataupun kebiasaan juga perlu diperhatikan.
Hambatan Politik, Hukum dan Perundang-Undangan. hubungan politik yang kurang
baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan
bisnis dari kedua negara tersebut
Hambatan Operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang
diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar
untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang
reguler.
Perbedaan dalam valuta asing. Adanya perbedaan dalam mata uang dari masing-masing
negara menjadi salah satu hambatan dalam melakukan perdagangan internasional. Umumnya negara
eksportir akan meminta pembayaran kepada negara pengimpor menggunakan mata uang negara
pengekspor. Ketika nilai mata uang negara eksportir lebih tinggi dari negara importir, akan
mengakibatkan negara pengimpor harus menambah pengeluarannya. Maka seringkali saat ini, dalam
perdagangan internasional digunakan pembayaran dalam standar dollar US.

 2.7 Ruang Lingkup Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti: 1. Perpindahan barang dan
jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan istilah transfer of goods and services. 2.
Perpindahan modal melalui penanaman modal asing dari luar negeri ke dalam negeri (transfer of
capital). 3. Perpindahan tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu negara. Dalam
proses ini pelu adanya pengawasan mekanisme yang sering disebut transfer of labour. 4. Perpindahan
teknologi melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara lain. Kegiatan ini disebut transfer of
technology. 5. Perdagangan internasional yang dilakukan dengan penyampaian informasi tentang
kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data.

 Organisasi Ekonomi Global


GATT (General Agreement on Traffis and Trade) ditetapkan pada 30 Oktober 1947 di
Jenewa, Swiss oleh 23 bangsa yang menjadi anggota pendiri sampai sekarang. GATT memiliki 100
anggota yang meliputi negara berpenghasilan tinggi.Prinsip GATT yang utama adalah mengenai Non-
diskriminasi, yaitu yang mensyaratkan bahwa, setiap negara anggota harus memberlakukan tingkat
tarif yang sama untuk seluruh negara anggota.
WTO (World Trade Organization) didirikan pada 1 Januari 1995 menggantikan GATT.
WTO muncul akibat adanya pemikiran untuk membentuk suatu badan tingkat tinggi yang permanen
untuk mengawasi bekerjanya sistem perdagangan multilateral dan diarahkan pula untuk menjamin
agar negara-negara peserta GATT mematuhi peraturan-peraturan yang telah disepakati serta
memenuhi kewajiban-kewajibannya.
D. Bentuk – bentuk Badan Usaha

 Pengertian Badan Usaha


Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha umumnya berbadan
hukum. Disebut kesatuan ekonomis karena faktor-faktor produksi yang terdiri dari asas sumber daya
alam, modal, dan tenaga kerja dikombinasikan untuk mendapat laba atau memberi layanan kepada
masyarakat. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya
berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga, sementara perusahaan adalah tempat di
mana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.

 Bentuk-Bentuk Badan Usaha


Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 33 menyebutkan akan pembagian bentuk badan
usaha. Badan usaha yang dikenal di Indonesia ada tiga, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Koperasi dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dalam pasal tersebut tertuang adanya konsep
Demokerasi Ekonomi yaitu adanya kebebasan berusaha bagi seluruh warga negaranya dengan batas-
batas tertentu.

 BUMN
Badan Usaha Milik Negara (atau BUMN) ialah badan usaha yang permodalannya
seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai badan usaha-badan usaha tersebut
adalah pegawai negeri. Dalam pasal 33 UUD 1945, disebutkan bahwa Bumi, Air, dan kekayaan yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara. Dalam penguasaan dan pengelolaan kekayaan tersebut
pemerintah membentuk badan usaha. Tujuan Pendirian BUMN : 1) Memberikan sumbangan bagi
perkembangan perekonomian perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada
khususnya. 2) Mengejar keuntungan. 3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. 4)
Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan
Koperasi. 5) Memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
Koperasi dan masyarakat. Untuk mengoptimalkan BUMN pemerintah mengeluarkan Undang-undang
Baru yaitu Undang Undang RI No. 19 Tahun 2003 tentang badan Usaha Milik Negara. Selain itu ada
beberapa ciri-ciri BUMN seperti : penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah, pengawasan
dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan oleh pemerintah, kekuasaan penuh
dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah. pemerintah berwenang menetapkan
kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
Pada tahun 1969 pemerintah mengklasifikasikan badan Usaha Milik Negara menjadi
empat macam yaitu perusahaan jawatan (perjan), perusahaan umum (perum), perusahaan perseroan
(persero) dan perusahaan negara diluar ketiga macam BUMN atas UU No. 9 tahun 1969.

 Koperasi
Sesuai dengan UU nomor 25 tahun 1992 Bab I Pasal 1 tentang Perkoperasian, koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta berdasar atas azas kekeluargaan. Sementara itu, tujuan koperasi yaitu memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 disebutkan dalam Bab III Pasal 4, disebutkan fungsi dan peran
koperasi antara lain sebagai berikut

 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)


Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki
oleh pihak swasta baik orang perorang maupun bersama-sama oleh banyak orang dalam bentuk
pemilikan saham atau simpanan pokok Koperasi. Berdasarkan badan hukum yang dipilih, badan
usaha milik swasta dapat dibedakan dalam bentuk badan usaha perorangan, firma, persekutuan
komanditer, dan perseroan terbatas.
Badan usaha perseorangan adalah badan usaha yang pemiliknya (hanya seorang)
bertanggungjawab penuh terhadap segala kewajiban perusahaan. Harta kekayaan pemilik perusahaan
turut menjadi tanggungan atas utang-utang perusahaan. Contoh badan usaha jenis ini ialah toko, kios
Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih, tiap tiap
anggota bertanggung jawab penuh terhadap kewajiban perusahaan. Pendirian sebuah firma dilakukan
dengan membuat akta perjanjian didepan Notaris. Perjanjian tersebut memuat antara lain nama pendiri
Firma, cara pembagian keuntungan, serta waktu mulai dan berakhirnya perjanjian.
Persekutuan komanditer (Commanditaire vennotschap-CV) adalah suatu badan usaha
yang didirikan oleh dua sekutu orang atau lebih, seebgaian merupakan sekutu aktif (perseroan
pengusaha) dan sebagian merupakan sekutu pasif (persero pasif). Sekutu aktif adalah mereka yang
menyertakan modal sekaligus menjalankan usaha. Sedangkan sekutu pasif adalah mereka yang
menyertakan modal dalam usaha.
Perseroan Terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya terbagi atas sero (saham),
tanggung jawab terhadap kewajiban/utang bagi perusahaan bagi para pemiliknya hanya terbatas
sebesar sero yang dimiliki. Ada dua macam perseroan terbatas yaitu PT tertutup dan PT terbuka. PT
tertutup adalah PT yang pemegang sahamnya terbatas dikalangan tertentu misalnya dikalangan
keluarga. PT terbuka (sering juga disebut PT yang go public) adalah PT yang saham sahamnya dijual
umum.
Yayasan merupakan salah satu bentuk - bentuk badan usaha, namun yayasan tidak
mencari untung. Jadi lebih ke kepentingan sosial dan berbadan hukum.

 Badan Usaha berbentuk Badan Hukum


Karakteristik suatu badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan pemilik dengan
kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas harta yang dimilikinya.
Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum terdiri dari : 1.Perseroan Terbatas (PT). a. Memiliki
ketentuan minimal modal dasar, dalam UU 40/2007 minimum modal dasar PT yaitu Rp50.000.000
(lima puluh juta rupiah). Minimal 25% dari modal dasar telah disetorkan ke dalam PT; b. Pemegang
Saham hanya bertanggung jawab sebatas saham yang dimilikinya; c. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan tertentu diwajibkan agar suatu badan usaha berbentuk PT. 2.Yayasan. a.
Bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota; b. Kekayaan
Yayasan dipisahkan dengan kekayaan pendiri yayasan. 3. Koperasi. a. Beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. b. Sifat keanggotaan koperasi yaitu
sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada
pengecualian untuk menjadi anggota koperasi.
 Badan Usaha Bukan Berbentuk Badan Hukum
Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, pada bentuk badan
usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan kekayaan pemiliknya. Badan
usaha bukan berbentuk badan hukum terdiri dari: 1. Persekutuan Perdata. Suatu perjanjian di mana
dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya; Para sekutu bertanggung jawab secara
pribadi atas Persekutuan Perdata. 2. Firma. Suatu Perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu
usaha di bawah nama bersama; Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap Firma. 3.
Persekutuan Komanditer (CV). Terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif/komanditer. Pesero Aktif
bertanggung jawab sampai dengan harta pribadi, sedangkan pesero pasif hanya bertanggung jawab
sebesar modal yang telah disetorkan ke dalam CV.
E. Hubungan Perusahaan dengan Bank

 Sejarah Singkat Perbankan di Indonesia


Bank-bank komersial pertama di Indonesia dibentuk pada akhit abad ke-19 yang
dimaksudkan sebagai lembaga yang dapat menunjang penanaman modal kapitalis Belanda. Setelah
Indonesia merdeka, bank-bank tersebut kemudian berubah menjadi bank-bank milik pemerintah
seperti Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Dagang Negara. Bahkan pada saat itu
“The Java’s Bank” lebih dahulu dibentuk daripada “The Netherland Bank” di Belanda. Industri
perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 1951 relatif belum memasuki periode yang teratur.
Periode berikutnya samapai dengan tahun 1965 relatif industri perbankan mengalami gejolak-gejolak
yang kurang menyenangkan bagi pertumbuhannya. Perekonomian ketika itu ditandai dengan
tingginya tingkat inflasi, hubungan diantara sumber-sumber ekonomi menjadi terganggu dan industri
perbankan pun mengalami masa suram yang tidak menentu. Baru pada tahap berikutnya yaitu pada
tahun 1967 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Perbankan, industri perbankan mulai
membenahi dirinya dengan cara menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi disekitarnya
yang sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan periode sebelum 1967.

 Sistem Perbankan di Indonesia


Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok Perbankan, disebutkan yang
dimaksud dengan : a. Bank Adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. b. Lembaga keuangan Adalah
semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan menarik uang dari dan
menyalurkannya ke dalam masyarakat. Jenis lembaga perbankan menurut fungsinya dibedakan
kedalam : 1. Bank Sentral, 2. Bank Umum, 3. Bank Tabungan, 4. Bank Pembangunan, 5. Bank Desa,
6. Bank Campuran, dan Bank Perkreditan Rakyat.

 Syarat - Syarat Mendirikan Bank di Indonesia


Bank Negara (Pemerintah) atau Bank Umum milik negara, Bank Tabungan milik negara
dan Bank Pembangunan milik negara termasuk Bank Pembangunan Daerah didirikan dengan Udang-
Undang. Dipimpin oleh Direksi yang jumlah anggotanya beserta susunan tugas wewenang/tanggung
jawab dan tugas juga usaha pokok serta permodalannya diatur dalam Undang-Undang.
Bank umum, bank tabungan dan bank pembangunan milik swasta termasuk bank umum
koperasi, bank tabungan koperasi serta bank pembangunan koperasi hanya boleh didirikan dan
menjalankan usahanya sebagai bank setelah mendapat ijin usaha dari Menteri Keuangan dengan
mendengar pertimbangan Bank Indonesia.
Bank asing dapat menjalankan usahanya di Indonesia setelah mendapat ijin usaha dari
Menteri Keuangan sesudah mendengar pertimbangan dari Bank Indonesia. Bank asing hanya
diperkenankan untuk menjalankan usahanya dibidang bank umum dan atau bank pembangunan
dengan mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi pembangunan negara dan
kepentingan nasional pada umumnya. Bank asing hanya dapat didirikan di Indonesia dalam bentuk
Cabang dari bank yang sudah berada di luar negeri dan Suatu bank campuran antara bank asing
dengan bank nasional di Indonesia yang berbadan hukum Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas.

 Tugas dan Fungsi Bank


Pengaturan tata perbankan di Indonesia sesuai jiwa makna Ketetapan MPRS No.
MPRS/1966 pada dasarnya bertujuan untuk dapat memobilisasikan dan mengembangkan kekuatan
ekonomi potensial guna dikerahkan bagi peningkatan kemakmuran rakyat. Adapu hal tersebut adalah
1. Tata perbankan harus merupakan suatu kesatuan sistem yang menjamin adanya kesatuan pimpinan
dalam mengatur seluruh perbankan di Indonesia serta mengawasi pelaksanaan kebijakan moneter
Pemerintah di bidang perbankan. 2. Memobilisasi dan mengembangkan seluruh potensi ekonomi
nasional yang bergerak di bidang perbakan berdasarkan azas-azas demokrasi ekonomi. 3.
Membimbing dan memanfaatkan segala potensi tersebut bagi kepentingan perbaikan ekonomi rakyat.
Bank adalah suatu lembaga yang umumnya berfungsi sebagai tempat menyimpan uang.
Namun, bank juga memiliki beberapa fungsi lain yang bisa dimanfaatkan. Adapun fungsi tersebut
iyalah Menghimpun Dana, Menyalurkan Dana, Menyediakan Layanan Jasa Bank, Melancarkan
Transaksi Internasional,dan Sebagai Sarana Investasi.

 Peranan Bank
Dalam menjalankan kegiatannya, bank mempunyai peran penting dalam sistem
keuangan, yaitu : 1. Pengalihan Aset ( Asset Transmutation ) : Yaitu pengalihan dana atau asset dari
unit surplus ke unit devisit; 2. Transaksi ( Transaction ) : Dalam ekonomi modern, transaksi barang
dan jasa tidak terlepas dari transaksi keuangan; 3. Likuiditas ( Liquidity ) : Unit surplus dapat
menempatkan dana yang dimilkinya dalam bentuk produk berupa giro, tabungan, deposito dan
sebagainya. Produk tersebut mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda. 4. Efisiensi ( Efficiency )
Peran bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah
produknya.

 Hubungan Bank dengan Perusahaan Sebagai Nasabah


Perusahaan pada masa sekarang dapat dikatakan sangat memerlukan jasa-jasa dari bank,
baik itu berupa pengambilan pinjaman(kredit) maupun melalui transaksi jasa pengiriman uang,
penyimpanan uang dalam bentuk rekening koran giro, inkaso, kliring dan sebagainya. Di lain pihak,
bank sebagai lembaga keuangan menjual kepercayaan (kredit) dan jasa-jasa tersebut. Untuk itu bank
memperoleh bunga, komisi atau provisi dari penjualan kredit dan pemberian jasa itu. Dengan
demikian bank berusaha sebanyak mungkin menarik nasabah degan cara memperbesar dana,
memperluas pemberian kredit dan jasa-jasa bank, peningkatan kualitas pelayanan dengan sistem
pemasaran yang terpadu.

 Perkreditan
Perkreditan adalah penyerahan barang, jasa, atau utang dari satu pihak (kreditor/atau
pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower)
dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati
kedua belah pihak. Fungsi perkreditan : adanya kredit menyebabkan tersedianya modal, dengan kredit
maka akan menyebabkan modal dapat menyesuaikan bisnis pada kebutuhan yang berlainan, kredit
dapat berlaku sebagai alat tukar, sehingga transaksi dapat diselesaikan dengan cepat tanpa pertukaran
uang. Dan dalam pelasanaannya digunakan 2 instrument yaitu janji untuk membayar dan perintah
untuk membayar
Namun demikian, perusahaan perlu hati-hati dalam menentukan pada bank mana
perusahaan akan berhubungan. Untuk mengetahui apakah suatu bank cukup kuat, maka sebaiknya
perusahaan membaca neraca rugi/laba bank yang setiap tiga bulan dapat dibaca disurat-surat kabar
termasuk didalamnya dan perlu mengetahui rasio keuangannya yang dapat dihitung bedasarkan
Likuiditas, Solvabilitas (leverage), dan Rentabilitas (Provitabilitas). Selain itu dalam meberikan kredit
kepada nasabahnya bank juga mempertimbangkan lima faktor yang dikenal dengan 5C yaitu :
Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition.
F. Pemilihan Letak Perusahaan

 Pengertian Letak Perusahaan & Tempat Kedudukan Perusahaan

Letak perusahaan merupakan tempat kediaman perusahaan, tempat perusahaan


melaksanakan kegiatan sehari-hari. Tempat kedudukan perusahaan adalah tempat kantor pusat
perusahaan. Kesalahan pemilihan lokasi perusahaan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan,
yakni akan terjadi relokasi perusahaan dan kesulitan ekspansi.

 Pentingnya Lokasi Perusahaan

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan selain aspek kesiapan modal dan mental, juga harus
dengan cermat, matang, dan penuh perhitungan dalam kaitannya dengan prospek bisnis yang akan
dijalani. Oleh karena itu, pemilihan letak perusahaan ini harus dilakaukan dan diputuskan melalui
beberapa pertimbangan yang disertai fakta yang konkret dan lengkap. Hal itu dapat dijalankan
dengan meninjau beberapa aspek yang mempengaruhi pemilihan letak perusahaan.

 Jenis Letak atau Lokasi Perusahaan

Menurut Murti Sumarni dan John Suprihanto (2014 : 83) ada 4 jenis letak perusahaan,
yaitu :1.Letak perusahaan yang terikat pada alam, 2. Letak perusahaan berdasarkan sejarah,3. Letak
perusahaan yang ditentukan pemerintah, 4. Letak perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekonomi.

 Cara Penentuan Lokasi Perusahaan

Secara umum terdapat dua macam cara untuk menentukan letak atau lokasi perusahaan,
yaitu Cara Kualitatif dan kuantitatif (sederhana. Kuantitatif), Dengan cara ini diadakan penelitian
secara kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap relevan atau memegang peranan pada setiap
pilihan lokasi. Ukuran penilaian dinyatakan dalam : baik sekali (bs) ; baik (b) ; sedang (s) ; kurang
(k) ; dan kurang sekali (ks).

Cara Kuantitatif (sederhana) Dengan cara ini hasil penelitian kualitatif dikualifikasikan
dengan cara memberikan skor (nilai) pada masing-masing kriteria: bs = 5, b = 4, s = 3, k = 2, ks = 1.
Keadaan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.
 Penetapan Lokasi Perusahaan Menurut Teori Alfred Weber
Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat
yang risiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location), yaitu tempat dimana
total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya minimum, tempat dimana
total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Prinsip tersebut didasarkan pada enam asumsi bersifat prakondisi, yaitu
: 1. Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya (keadaan penduduk yang
dimaksud menyangkut jumlah dan kualitas SDM); 2.bKetersediaan sumber daya bahan mentah; 3.
Upah tenaga kerja; 4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik (biaya sangat ditentukan
oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah); 5. Persaingan antar kegiatan industry; serta 6.
Manusia berpikir secara rasional.
Teori Lokasi Industri yang dikemukakan oleh Alfred Weber adalah memperhitungkan
beberapa faktor spasial (mengenai ruang/tempat) untuk menemukan lokasi yang optimal dan biaya
yang minimal untuk pembanguan pabrik. Menurut Alfred Weber, faktor penentu lokasi Industri dapat
digolongkan menjadi dua faktor utama yaitu Faktor Regional dan Faktor Aglomerasi/Deglomerasi.
Menurut Weber, terdapat dua faktor umum regional yang mempengaruhi biaya produksi.
Kedua faktor umum regiona l tersebut diantaranya adalah Biaya Transportasi dan biaya tenaga kerja.
Biaya transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan lokasi industri. Biaya
Tenaga Kerja atau labour cost juga merupakan faktor terpenting dalam penentuan lokasi pabrik. Jika
lokasi pabrik menguntungkan, namun biaya tenaga kerja kurang baik (mahal), lokasi tersebut juga
kurang cocok untuk suatu lokasi industri.
Agglomerasi adalah terdapatnya faktor-faktor yang membuat terjadinya pemusatan industri
pada lokasi tertentu. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti adanya sekolah-sekolah yang dapat
dapat melatih tenaga kerjanya, adanya perusahaan perbankan, perusahaan asuransi, rumah sakit dan
fasilitas pendukung lainnya. Degglomerasi adalah faktor-faktor yang menyebabkan pabrik/industri
meninggalkan lokasi tertentu. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti naiknya pajak daerah,
berkurangnya tenaga kerja yang terampil, kurangnya tanah untuk industri serta faktor-faktor yang
menyebabkan tingginya biaya operasional lainnya.
Weber juga menyusun sebuah model yang dikenal dengan istilah segitiga lokasional
(locational triangle), yang didasarkan pada asumsi : 1. Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian
adalah daerah yang terisolasi. 2. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas. 3.Barang-
barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia secara terbatas pada
sejumlah tempat. 4.Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang
mobilitasnya tinggi.
 Prosedur mendirikan PT, CV, dan Persero
Pendirian sebuah badan usaha, dalam hal ini badan usaha yang dekelola oleh swasta baik
berupa Firma, CV, PT, maupun koperasi akan melewati beberapa proses dalam pendiriannya.
Dimulai dari rapat umum para pemegang saham, pembuatan akta notaris, dan lain-lain.
Prosedur Mendirikan Perseroan Terbatas yaitu : 1. Pembuatan akta pendirian di muka
notaris, 2. Pengesahan oleh Menteri, 3. Pendaftaran Perseroan, 4. Pengumuman dalam Tambahan
Berita Negara.
Prosedur Mendirikan CV yaitu : 1. Pembuatan Akta Pendirian CV oleh Notaris, 2. Surat
Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), 4. Surat
KeteranganTerdaftar Sebagai Wajib Pajak, 5. Pendaftaran ke Pengadilan Negeri, 6. Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), 7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Prosedur Mendirikan Perusahaan Perseorangan yaitu : 1. Akta Pendirian Pemilik, 2. Surat
Izin Tempat Usaha (SITU) / Izin Gangguan (HO), 3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), 4.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pemilik., 5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) (Sekarang diganti
menjadi Nomor Induk Berusaha)

Anda mungkin juga menyukai