Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TEKNIK

PELAKSANAAN ALAT BERAT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUKTIFITAS ALAT BERAT

KELOMPOK 2

NAMA : Enia Maranatha Limbong


NIM : 5203550022
PRODI : S1 TEKNIK SIPIL B

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
PRODI S1 TEKNIK SIPIL 2020
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENDAHULUAN

Pada proyek-proyek konstruksi saat ini, pengunaan alat berat merupakanhal terpenting.
Karena dalam setiap pembangunan proyek menggunakan alat berat dengan berbagai fungsi,
jenis, bentuk dan merek.Dalam pembangunan proyek-proyek kostruksi tersebut penggunaan
alat berat berperan penting sebagai pengaruh dalam finansial dan kelangsungan pekerjaan di
proyek.Oleh karena itu, pemilihan alat berat diutamakan demi kelansungan kelancaran
konstruksi.Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor yang sangatpenting
dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipakai haruslah tepa tsehingga proyek
dapat berjalanlancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan
manajemen pelaksanaan proyek menjadi tidak tercapai.
Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yangmenyebabkan
biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan
untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang
lebih besar.Maka dari itu sangat pentimg dandiperlukan manajemen alat berat. Penggunaan
alat berat pada pekerjaan timbunan merupakan peranan penting dalam hal kecepatan dan
percepatan dalam proyek konstruksi. Nilai efektivitas dari suatu penggunaan alat berat seperti
excavator, dumptruck,wheelloader dan motor grader dapat dinilai dari besarnya produktivitas
alat tersebut.Dengan demikian, perencanaan pemilihan alat berat harus dilakukan dengan
cermatdan tepat agar efektivitas penggunaan alat berat yang optimal dengan biaya yang
minimal dan waktuyangdapat dicapai sesuai dengan hasil nilaiproduktivitas alat berat
tersebut.
PEMBAHASAN

Untuk memperkirakan produksi alat beras secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor yang
secara langsungdapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi:
(1) Tahanan gali (Digging Resistance), (2) Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling
Resistance), (3) Tahanan kemiringan (Grade Resistance), (4) Koefisien Traksi, (5) Rimpull,
(6) Percepatan, (7) Elevasi letak proyek, (8) Evisiensi Operator, (9) Faktor pengembangan
atau pemuaian (Swell Factor), dan (10) Berat material.

1. Tahanan Gali (Digging Resistance)


Tahanan gali (Digginr Resistance, sering disingkat DR) marupakan tahanan yang
dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material, penyebab
timbulnya atahanan ini adalah:
a.Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar kelembaban dan
kekerasan butiran tanah, maka semakin besar pula gesekan alat dan tanah yang
terjadi.
b.Kekerasan dari material yang digali.
c.Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.
d.Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu
sendiri.
e.Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat
muat, misalnya Power Shovel, Clamshell, Dragline dan sejenisnya).
Besarnya tahanan gali (DR) tak dapat dicari angka reratanya, oleh karena itu

biasanya langsung ditentukan di tempat.

2. Rolling Resistance (RR)


Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian
luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, diantaranya yang
terpenting adalah:
a.Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan); semakin keras dan mulus
atau rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin kecil.
b.Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet,
maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat berat
yang digunakan; apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model
kembangan ban itu.
Jika menggunakan Crawler yang berpenaruh adalah kondisi jalan Besarnya RR
dinyatakan dalam pounds (lbs) dan Rimpull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap
gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan kondisi jalan
tertentu.

3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)


Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu
gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik
disebut kemiringan positif, Tahanan Kemiringan atau Grade Resistance (GR) akan
menalwan gerak kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu turun disebut kemiringan
negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan.

Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor yaitu:


a.Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %)
b.Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton)
Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut: “Tiap kemiringan 1% besarnya
tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan
untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk
tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya”.

4. Koefisien Traksi (CT)


Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh
kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong.
Jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu
harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan ,
tepat sebelum roda itu selip. Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda
dengan permukaan jalan, maka tenaga mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi
yang maksimal.

5. Rimpull
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau ban
penggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya
dinyatakan dalam satuan kg atau lbs.
Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak selip, atau CT mampu
menghindari selip, maka besarnya Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/
ban kendaraan adalah fungsi dari tekaga mesin (dsalam Horse Power) dan verseneling
antara mesin dan rodanya.
Rimpull tidak dapat dihitung pada roda rantai (Crawler); istilah yang dipakai
penggantinya adalah Draw Pull Bar (DPB). Dalam DPB pada traktor, mesin traktur harus
mampu untuk menahan: -Tahanan guling (RR) dan tahanan kemiringan (GR) -Tahanan
gulir dan tahanan kemiringan dari alat yang ditariknya.
6. Percepatan (Acceleration)
Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk mempercepat
kendaraan dengan memakai kelebihan Rimpull yang tidak digunakan untuk
menggerakkan kendaran pada jalur tertentu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk
mempercepat kendaraan tergantung pada beberapa faktor yaitu:
a.Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin lama waktu yang
dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya.
b.Kelebihan Rimpull yang ada.; semakin besar kelebihan Rimpull pada suatu kendaraan,
maka semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat.
7. Elevasi Letak Proyek.
Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh
tekanan dan t emperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m)
pertama dari permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi
untuk selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata
berkurang sebesar + 3%; sedangkan pada mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.

8. Efisiensi Operator
Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu
berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca,
kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan
perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator alat.
Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh,
sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti pengantian komponen
yang rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya.
9. Faktor Pengembangan dan Pemuaian (Swell Factor)
Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi terkonsolidasi
dengan baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang terisi udara diantara
butirannya sangat sedikit; namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya,
maka terjadilah pengembangan atau pemuaian volume. Tanah asli yang di alam volumenya
1 m3, jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%, ini terjadi karena tanah yang digali
mengalami pengembangan dan pemuaian dari volume semula akibat ruang antar butiranya
yang membesar.
Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada waktu
penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam kondisi Bank Yard,
yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi pada waktu perhitungan penangkutan
material, volume yang dipakai adalah volume material setelah digali, jadi material telah
mengembang sehingga volumenya bertambah besar.
Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat itu
mengangkut material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung dikalikan dengan
faktor pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya.
Tetapi sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dengan alat
pemadat mekanis, maka volume material tersebut menjadi berkurang.

10. Berat Material


Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat berpengaruh pada: a.Kecepatan
kendaraan dengan HP yang dimiliinya, b.Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi
tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan yang dilalui, c.Membatasi volume
material yang diangkut.
Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terh adap kapasitas
alat muat maupun alat angkat.

Anda mungkin juga menyukai