Anda di halaman 1dari 8

VI.

MENENTUKAN UMUR SAPI PERAH

Penentuan umur sapi erat kaitannya dengan suksesnya sebuah peternakan. Sapi perah
yang masih muda masih dapat berubah bentuknya, bertambah besar bobot badannya
dan bertambah ukuran badannya. Hewan yang sudah tua ukurannya sudah tetap,
bahkan cenderung untuk berkurang baik bobot badannya maupun ukuran-ukuran
tubuhnya dan hewan tua tentu saja kemampuan berproduksinya sudah terbatas.
Oleh karena itu pengetahuan tentang umur mempunyai arti penting, karena
menyangkut biaya dan berapa lama lagi ternak tersebut masih dapat dipelihara.
Pada umumnya keadaan seekor sapi dapat dilihat dengan mata apakah sapi itu
masih muda atau sudah tua. Sapi muda umumnya berkaki tinggi (jangkung) dengan
tubuh yang sempit dan pendek dengan dahi melengkung. Sapi yang sudah tua
perdagingannya sudah kendur dan mata terletak dalam dan pada beberapa tempat
bulunya yang hitam (FH) ada bulu-bulu putih.
Untuk mempertimbangkan umur perlu diperhatikan bentuk-bentuk gigi dan jenisjenis gigi. Gigi
sapi perah ada dua macam yakni gigi susu dan gigi tetap. Gigi susu
bentuknya kecil-kecil dan permukaan bagian bibirnya mengkilap (licin) dan
berwarna putih seperti susu. Gigi tetap bentuknya besar-besar dan permukaan
bagian bibirnya kasar dan kotor karena di sana menempel zat-zat kimia yang berasal
dari makanan, karena itu warnanya tidak seperti susu, melainkan putih kotor.
Pada gigi dijumpai dua macam permukaan yakni permukaan bagian bibir dan
permukaan bagian lidah. Permukaan bagian bibir ialah permukaan yang menempel
pada bibir, sedangkan permukaan bagian lidah permukaan gigi yang menghadap ke
dalam dan menempel pada lidah.
Jenis-jenis gigi pada hewan ternak ialah :

Gigi seri : dentis incisivus (I)


Gigi taring : dentis caninus (C)
Geraham muka : praemolar (P)
Geraham belakang : molar (M)

Gigi seri (I), gigi taring (C) dan geraham muka (P) pada waktu hewan menjadi dewasa
akan diganti dengan gigi-gigi tetap. Adapun geraham belakang tidak pernah diganti
selama hidupnya.
Pada sapi atau hewan memamah biak gigi seri (I) hanya terdapat pada rahang
bawah, sedangkan pada rahang atas tidak terdapat gigi seri sama sekali (ompong).

Walaupun demikian pada rahang atas di mana gigi seri seharusnya ada merupakan
bagian yang keras seperti jembatan gigi. Untuk menentukan umur sapi perah gigi yang
perlu diperhatikan ialah gigi seri (I). Dalam pertumbuhan (pergantian) gigi seri
tersebut selalu sepasang-sepasang, sedangkan jumlah gigi seri tersebut ada delapan
buah. Penomoran dimulai dari tengah ke pinggir yakni I1, I2, I3 dan I4. Pergantian gigi
seri susu dengan gigi seri tetap dimulai dari I1, diikuti I2, I3 dan yang terakhir I4.
Karena pergantian atau pertumbuhan gigi seri sepasang-sepasang maka yang perlu
diperhatikan cukup sebelah saja, apakah di sebelah kanan atau di sebelah kiri dari
rahang.

Pada sapi perah atau hewan pemamah biak formula gigi tersusun seperti berikut :

Dari formula di atas, pada rahang atas baik gigi seri maupun taring tidak ada, yang
ada hanyalah geraham. Pada rahang bawah gigi taring tidak terdapat, akan tetapi gigi
serinya ada sebanyak empat pasang (delapan buah). Hal ini disebabkan hewan
memamahbiak tidak membutuhkan taring, karena makanannya hanyalah terdiri atas
tumbuh-tumbuhan.
Bagian-bagian dari gigi seri : mahkota, leher dan akar. Di dalam akar ada rongga
(pulpa) gigi dimana terdapat urat-urat syaraf dan pembuluh darah.
Jika gigi seri tersebut dilihat dari samping, permukaan lidah dan bagian bibir akan membentuk
sebuah sudut tajam pada puncak gigi.

Pada waktu menentukan umur seekor sapi perah hal-hal yang perlu diperhatikan
seperti berikut :
1. Pertukaran gigi seri susu dengan gigi seri tetap
2. Perecupan gigi seri
3. Pergesekan dan
4. Bintang gigi
Pertukaran gigi seri susu terjadi pada umur tertentu, semua gigi seri susu akan
diganti dengan gigi seri tetap. Proses pertukaran gigi tersebut ialah gigi seri susu
didesak dari bawah oleh gigi seri tetap, karena proses ini gigi seri susu akan tangggal
dan yang akan muncul di tempat itu gigi seri tetap.
Perecupan gigi seri ialah sebagai kelanjutan pergantian (pertukaran) gigi seri susu
dengan gigi seri tetap. Setelah gigi seri susu tanggal, mula-mula gigi seri penggganti
belum terlihat. Lama kelamaan gigi seri tetap akan keluar dari permukaan gusi sapi,
hal itu disebut gigi seri sudah merecup.
Pergesekan terjadi karena sapi perah selama hidupnya makan pakan hijauan yang
agak keras. Akibat pergesekan pakan hijauan dengan puncak mahkota gigi seri, gigi
tersebut pada akhirnya akan mengalami pergesekan dan aus. Pada tempat pergesekan
bentuk permukaan pergesekan bermacam-macam.
Sebuah gigi terbentuk dari semen, tulang dan email. Semen pada hewan memamah
biak hanya terdapat pada akar gigi berupa lapisan tipis pada permukaan gigi. Akibat
pergesekan dengan pakan, gigi mengalami keausan, tambahan pula bahan pakan
mengeluarkan zat-zat kimia. Persenyawaan zat kimia dengan tulang gigi akan
membentuk bintang gigi.
Walaupun gigi seri sapi perah (hewan memamah biak) mengalami keausan, akan
tetapi panjang sebuah gigi seri yang terlihat di atas permukaan gusi relatif tetap
panjangnya. Hal ini disebabkan selama hidup sapi tersebut gigi seri akan tumbuh terus.

1. Menentukan Umur Anak Sapi dan Sapi Muda


Apabila semua gigi seri susu sudah ada, tetapi letakknya masih saling tutup
menutupi maka umur anak sapi itu : 12-17 hari. Jika gigi seri susunya tidak saling
tutup menutupi, sudah berdampingan secara teratur, umur anak sapi itu sudah > 30 hari
(pada waktu ini kulit tempat tanduk mulai mengeras).
Jika gigi seri susu sudah mulai ada tanda-tanda pergesekan, umur sapi tersebut : 2-3
bulan (tanduk sudah kelihatan + 3 cm, umumnya : 5 bulan). Jika muka pergesekan
gigi seri susu I1 sudah meliputi bagian lidah,umurnya : 10 - 12 bulan (pada saat ini juga
tanduk sudah berukuran panjang + 10 cm, umurnya : 12 bulan). Jika muka pergesekan
gigi seri I2 dan I3 sudah meliputi bagian lidah, umur sapi tersebut sudah 15 bulan
(tanduk sudah terlihat sepanjang + 15 cm, umur sapi tersebut : 16-17 bulan).
2. Menentukan Umur Sapi Dewasa
Apabila gigi seri susu I1 sudah ditukar dengan gigi seri tetap dan sudah merecup,
umur sapi tersebut sudah dua tahun.
Jika gigi seri susu I2 sudah ditukar dan gigi tetap sudah merecup, umur sapi
tersebut sudah tiga tahun. Jika gigi seri susu I3 sudah ditukar dan gigi tetap sudah
merecup, umur sapi tersebut sudah mencapai : 3,5 tahun. Jika semua gigi seri susu

sudah ditukar semua (I4 diganti) dan sudah merecup, maka umur sapi tersebut sudah 4
tahun. Dengan demikian semua gigi seri susu diganti dengan gigi tetap (Gambar 25).
Oleh karena gigi seri (I4) paling akhir diganti, maka apabila ditemukan sapi yang
semua gigi seri sudah diganti semua, pertama-tama yang harus diperiksa ialah gigi seri
(I4). Jika I4 sudah ada tanda-tanda pergesekan, umur sapi perah tersebut : 5 tahun.
Jika pergesekan I4 sudah banyak, maka yang harus diperhatikan ialah I1. Gigi seri
tetap I1 yang lebih dahulu diganti akan mengalami pergesekan lebih dulu.
Kalau permukaan pergesekan yang hilang itu sudah sama panjangnya dengan yang
masih tersisa, hal itu disebut setengah permukaan bagian lidah sudah tergesek. Jika I1
permukaan bagian lidahnya sudah setengah bagian tergesek, umur sapi tersebut sudah :
6 tahun (Gambar 26). Jika I2 permukaan bagian lidahnya sudah setengah bagian
tergesek, umur sapi tersebut sudah 7 tahun. Jika I3 permukaan bagian lidahnya sudah
setengah bagian tergesek, umur sapi tersebut 8 tahun. Jika seluruh permukaan bagian
lidah I1 sudah tergesek, umur sapi tersebut 9 tahun. Jika permukaan I1, I2, I3 agak segi
empat, bintang gigi agak segi empat, sapi tersebut sudah berumur 10 tahun. Jika muka
pergesekan agak bundar dan bintang gigi masih agak segi empat, , umur sapi tersebut
sudah 12 tahun. Jika muka pergesekan agak bundar, dan bintang gigi agak bundar,
umur sapi tersebut sudah 13 tahun. Jika bentuk muka pergesekan sudah seperti jolong
salak dan jarak masing-masing gigi sudah renggang (jarang), umur sapi tersebut sudah
15 tahun. Pada saat ini sapi sudah kelihatan kurus dan pada beberapa bagian bulu
hitam sudah terdapat bulu-bulu putih, berarti sapi tersebut sudah mengalami ”atropi
senil " karena tua.
Lingkaran Tanduk
Penentuan umur dapat juga dibantu dengan melihat lingkaran tanduk. Lingkaran
tanduk terbentuk karena pada waktu sapi betina bunting pertumbuhan tanduk terhenti,
setelah sapi beranak tanduk tersebut akan tumbuh lagi, pada waktu itu terdapatlah
sebuah lingkaran (cincin) tanduk. Pada peternakan yang tata laksananya baik, seekor
sapi akan beranak pertama kali pada umur sekitar dua tahun. Kemudian setiap sapi
betina dewasa di peternakan tersebut akan beranak antara satu kelahiran dengan
kelahiran berikutnya setiap 12 - 13 bulan sekali. Dengan demikian jika seekor sapi
betina telah terdapat sebuah lingkaran tanduk berarti sapi tersebut sekurang-kurangnya
sudah berumur dua tahun. Jika sapi betina sudah mempunyai dua lingkaran tanduk,
umur sapi itu sudah mencapai sekurang-kurangnya tiga tahun, demikian seterusnya.
Yang menjadi kesulitan penentuan umur dengan berpatokan pada cincin tanduk ada
beberapa hal :
1. Kebanyakan peternakan sapi perah di Indonesia tata laksananya belum baik,
sehingga jarak kelahiran satu dengan yang lain tidak tepat 12-13 bulan. Demikian
pula dengan kelahiran pertama kali tidak tepat pada umur dua tahun.
2. Ada sapi-sapi betina FH tidak bertanduk karena mengalami "dehorning".
3. Ada peternak yang sengaja mengamplas tanduk sehingga licin, sehingga tampak
seperti masih muda.

Anda mungkin juga menyukai