Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Peternakan Indonesia, Februari 2015 Vol.

17 (1)
ISSN 1907-1760

Kualitas Silase Rumput Benggala (Panicum maximum) pada Berbagai Taraf Penambahan
Bahan Aditif Ekstrak Cairan Asam Laktat Produk Fermentasi Anaerob Batang Pisang

Quality of Guinea Grass Silage at Various Addition of Anaerobic Fermentation of Lactic Acid
Extract (LAE) from Banana Pseudo Stem

T. Dhalika, A. Budiman dan Mansyur


Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
email : tidi.dhalika@yahoo.com
(Diterima: 20 Oktober 2014; Disetujui: 18 Januari 2015)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak cairan asam laktat
(ECAL) produk fermentasi anaerob batang pisang terhadap kualitas silase rumput Benggala (P.
maximum). Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak
Lengkap, perlakuannya adalah penambahan campuran ekstrak cairan asam laktat produk fermentasi
anaerob batang pisang dengan molases pada proses ensilase rumput Benggala, yaitu: (1) P0M100
(0 % ECAL + 100 % molases), (2) P25M75 (25 % ECAL + 75 % molases), (3) P50M100 (50 %
ECAL + 50 % molases), (4) P75M25 (75 % ECAL + 25 % molases), (5) P100M0 (100 % ECAL +
0 % molases), tiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Peubah yang diukur adalah kualitas fisik dan
kimia silase rumput Benggala, meliputi kebersihan, warna, bau, rasa, tekstur, derajat keasaman,
kandungan asam laktat, dan NH3. Data yang diperoleh diuji menggunakan analisis ragam
dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan
campuran ekstrak cairan asam laktat produk fermentasi batang pisang dengan molases memberikan
pengaruh terhadap kualitas fisik dan kimia silase rumput Benggala, dan campuran ekstrak cairan
asam laktat produk fermentasi batang pisang dengan molases pada perbandingan 75 % : 25 %
menghasilkan kualitas fisik dan kimia silase rumput Benggala terbaik.
Kata kunci: Panicum maximum, cairan asam laktat, molases, silase

ABSTRACT

An experiment was conducted to study the silage quality of Guinea grass (P. maximum)
added by lactic acid extract (LAE) with an anaerobic fermentation product from pseudostem of
banana. The experiment used a Completely Randomized Design with 5 treatments and 4
replications. Treatments consisted of following types; (1) P0M100 (0 % LAE + 100 % molasses),
(2) P25M75 (25 % LAE + 75 % molasses), (3) P50M100 (50 % LAE + 50 % molasses), (4)
P75M25 (75 % LAE + 25 % molasses), and (5) P100M0 (100 % LAE + 0 % molasses). Measured
parameters contained both physical and chemical quality of Guinea grass silage i.e; clean, color,
odor, taste, level of acidity, content of lactic acid, texture and NH3, Collected data were analized
by variant analysis and Duncan Multiple Range Test. The result showed that the usage of lactic
acid extract as an anaerobic fermentation products from pseudostem of banana with molasses
affected both physical and chemical quality of Guinea grass silage. The best mixture of using lactic
acid extract as an anaerobic fermentation from pseudostem of banana with molasses in term of
both physical and chemical quality of Guinea grass silage was 75 % compared to 25 %.
Keywords: Panicum maximum, lactic acid juice, molasses, silage

Kualitas Silase Rumput Benggala ... (Dhalika et al.) 77


Vol. 17 (1)

PENDAHULUAN wetan hijauan pakan yang paling baik dalam


kondisi tropik (Mc. Ilroy, 1977; Mc. Donald,
Rumput Benggala (Panicum maximum) 1981).
merupakan salah satu rumput unggul asal Keberhasilan proses ensilage dipenga-
Afrika tropika yang sudah cukup lama ruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
beradaptasi dan dibudidayakan di Indonesia, penambahan bahan aditif. Salah satu bahan
dan digunakan untuk kepentingan penyediaan aditif yang dapat digunakan adalah asam laktat
hijauan pakan bagi ternak ruminan. Rumput yang sumbernya dapat diperoleh dari ekstrak
Panicum maximum dikenal juga dengan nama cairan fermentasi anaerob yang mengandung
lain Guinea grass, Buffalo grass, atau green bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat adalah
panic. Potensi produksi biomasa rumput mikroflora penting pada proses ensilase
Benggala cukup tinggi, berkisar antara 30 ton karena asam laktat yang dihasilkannya dapat
sampai 115 ton hijauan segar/ha/tahun. Pro- memelihara stabilitas zat makanan yang ada
duksi bahan kering hijauan, nilai gizi, pala- didalam bahan pakan sehingga lebih awet
tabilitas dan kecernaan mendekati rumput dalam proses penyimpanannya. Selain itu,
gajah. Kelebihan rumput Benggala adalah le- menurut Aritonang et al. (2003), asam laktat
bih tahan terhadap kekeringan dibandingkan yang dihasilkan dapat menekan pertumbuhan
rumput gajah. Produktivitas yang optimum mikroba patogen seperti E. Coli, Salmonella,
dicapai pada interval pemotongan antara 30 – Shigella, Campylobacteria dan Clostridia
40 hari, setelah umur tersebut tanaman menuju yang ada di dalam usus dengan cara menu-
fase pertumbuhan generatif dan produksi runkan derajat keasaman (pH). Penelitian ini
daunnya tidak akan bertambah lagi. Produksi dilakukan untuk mengetahui kualitas rumput
bahan kering mencapai 36,70 ton/ha/tahun Benggala yang diawetkan menggunakan pro-
dengan nilai palatabilitas pada ternak domba ses ensilage dengan penambahan bahan aditif
46 % dan konsumsi per ekor sebanyak 537,84 sebagai sumber bakteri asam laktat.
g. (Mc. Ilroy, 1977; Sajimin, et al., 2006).
Produksi rumput Benggala meningkat METODE
sangat tinggi pada saat musim hujan, sehingga
seringkali terjadi kelebihan produksi biomasa. Bahan yang digunakan pada penelitian
Sedangkan pada musim kemarau kapasitas ini adalah rumput Benggala yang dipanen
produksinya menurun sangat drastis, akibat- pada fase berbunga awal, batang pisang jenis
nya ketersediaan jenis hijauan pakan ini ambon yang telah dipanen buahnya, dan
sangat fluktuatif yang menyebabkan pasokan molases yang digunakan sebagai bahan aditif
hijauan pakan untuk mendukung pengem- pada proses fermentasi anaerob. Alat peneli-
bangan ternak ruminan sepanjang tahun tidak tian terdiri dari timbangan, tong plastik (silo)
merata. kapasitas 60 liter, pH meter merk Hanna,
Berdasarkan kenyataan tersebut diperlu- cawan Conway, wadah sampel untuk uji
kan upaya pengawetannya agar distribusi hi- organoleptik dan perangkat alat uji kimia
jauan pakan, seperti rumput Benggala dapat untuk mengukur kandungan NH3 dan asam
tersedia sepanjang tahun sesuai kebutuhan laktat pada silase rumput Benggala.
ternak. Salah satu bentuk pengawetan hijauan
Produksi ekstrak cairan asam laktat
pakan yang dapat dilakukan adalah dengan
(ECAL)
aplikasi teknologi ensilage, yaitu suatu cara Batang pisang dari jenis pisang ambon
pengawetan hijauan pakan secara basah de- yang telah dipanen buahnya, dicacah pada
ngan metode fermentasi anaerob (Mc Ilroy, ukuran lebih kurang 5 cm, tebarkan hasil caca-
1977; Mc. Donald, 1981; Hartadi et al., han batang pisang diatas alas plastik secara
1991). Kelebihan yang dimiliki oleh metode merata. Timbang cairan molases sebanyak 5%
pengawetan ini, diantaranya tidak tergantung dari bobot cacahan batang pisang, dan disi-
pada cuaca, sehingga merupakan cara penga- ramkan secara merata di atas cacahan batang

78 Kualitas Silase Rumput Benggala ... (Dhalika et al.)


Vol. 17 (1)

pisang, aduk cacahan batang pisang dan mola- Pengisian silo fermentor dilakukan terus seca-
ses sampai tercampur merata. Masukan secara ra bertahap sampai bahan yang akan difermen-
bertahap campuran batang pisang dan molases tasi habis, lakukan penutupan menggunakan
kedalam tong plastik (silo fermentor) kapa- penutup silo fermentor dan simpan selama 21
sitas 60 liter, padatkan setiap kali memasukan hari. Sampel silase rumput Benggala yang
campuran cacahan batang pisang dan molases dihasilkan diambil untuk dilakukan pengujian
untuk mengeluarkan oksigen sebanyak mung- kualitasnya sesuai keperluan.
kin. Pengisian silo fermentor dilakukan terus
Rancangan Percobaan dan Analisis
secara bertahap sampai bahan habis, lakukan
Statistik
penutupan menggunakan penutup silo fermen- Rancangan percobaan yang digunakan
tor dan simpan selama 21 hari. Setelah proses dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
fermentasi selesai, tutup silo fermentor dibuka Lengkap dengan 5 (lima) perlakuan penam-
dan diganti dengan kain kasa, putar posisi silo bahan ekstrak cairan asam laktat (ECAL) pro-
fermentor sehingga bagian lubang berada di duk fermentasi anaerob batang pisang, yaitu ;
bawah dan berikan landasan agar posisi silo (1) P0M100 (0 % ECAL + 100 % molase), (2)
fermentor berdiri tegak, sebelumnya siapkan P25M75 (25% + 75 % molase), (3) P50M100
wadah penampung ekstrak cairan asam laktat (50% ECAL + 50 % molase), (4) P75M25 (75
(ekstrak cairan fermentasi anaerob). Ekstrak % ECAL + 25 % molase), (5) P100M0 (100
cairan asam laktat ditampung oleh wadah % ECAL + 0 % molase), tiap perlakuan
yang telah diletakan di bawah mulut silo diulang sebanyak 4 kali. Peubah yang diukur
fermentor, simpan ekstrak cairan asam laktat
adalah kualitas fisik dan kimia silase rumput
pada kondisi suhu 5oC (lemari pendingin), Benggala, meliputi kebersihan, warna, bau,
selanjutnya digunakan sebagai bahan aditif rasa, tekstur, derajat keasaman, kandungan
pada proses ensilase rumput Benggala. asam laktat dan NH3. Data yang diperoleh
Proses pembuatan silase rumput Benggala diuji menggunakan analisis ragam dilanjutkan
Rumput Benggala dipanen awal masa dengan uji Jarak Berganda Duncan (Duncan
berbunga pada umur sekitar 30 hari, dicacah Multiple Range Test).
pada ukuran panjang sekitar 3–5 cm, timbang
sebanyak 40 kg. Tebarkan cacahan rumput HASIL DAN PEMBAHASAN
Benggala di atas alas plastik. Buat campuran
antara molases dengan ekstrak cairan asam Kualitas Fisik Silase Rumput Benggala
laktat sesuai perlakuan, yaitu perbandingan (Panicum maximum)
antara molases dengan ekstrak cairan asam Kualitas fisik silase rumput Benggala
laktat sebesar (100%, 75%, 50%, dan 25%, (Panicum maximum) pada berbagai taraf
0% dengan 0%, 25 %, 50%, 75% dan 100%). penambahan bahan aditif ekstrak cairan asam
Tiap campuran digunakan sebagai bahan aditif laktat (ECAL) produk fermentasi batang
pada pembuatan silase rumput Benggala se- pisang, dicantumkan pada Tabel 1.
suai perlakuan yang telah ditetapkan. Timbang Penambahan 25% bahan aditif pada
bahan aditif yang telah dibuat sesuai perla- fermentasi anaerob (ensilage) batang pisang
kuan sebanyak 5% dari bobot cacahan rumput sampai 100% tidak memberikan pengaruh
Benggala, dan siramkan secara merata di atas terhadap nilai kebersihan dan warna silase
cacahan rumput Benggala. Aduk cacahan rum- rumput Benggala. Penambahan ekstrak cairan
put Benggala dan bahan aditif sampai tercam- asam laktat sampai 75% tidak menunjukkan
pur merata, masukan secara bertahap campu- perbedaan terhadap bau, rasa dan tekstur silase
ran rumput Benggala dan bahan aditif ke- rumput Benggala, tetapi pada penambahan
dalam silo fermentor kapasitas 60 liter, padat- ekstrak cairan asam laktat sebanyak 100%
kan setiap kali memasukan campuran cacahan menunjukan perbedaan bau, rasa dan tekstur
rumput Benggala dan bahan aditif untuk silase rumput Benggala yang dihasilkan
mengeluarkan oksigen sebanyak mungkin. (P<0,05).

Kualitas Silase Rumput Benggala ... (Dhalika et al.) 79


Vol. 17 (1)

Tabel 1. Kualitas fisik silase rumput Benggala (Panicum maximum)


Perlakuan
No Kualitas Fisik
P0M100 P25M75 P50M50 P75M25 P100M0
1. Kebersihan 4,00a 3,50a 4,00a 4,00a 2,50a
2. Warna 3,00a 2,50a 2,75a 3,00a 2,75a
3. Bau 3,00a 3,00 a
2,75a 3,00a 2,00b
4. Rasa 3,00a 3,00a 2,75a 3,00a 2,25b
5. Tekstur 4,00a 3,25 a
3,75a 3,25a 2,00b
Keterangan : huruf yang sama pada baris yang sama menunjukan berbeda tidak nyata (P<0,05).

Tabel 2. Kualitas kimia silase rumput Benggala (Panicum maximum)


Perlakuan
No Kualitas Kimia
P0M100 P25M75 P50M50 P75M25 P100M0
1. Derajat keasaman (pH) 4,05a 4,25b 4,80c 4,17d 4,30be
2. Kandungan asam laktat, % 0,45a 0,56b 0,70bc 0,58bc 0,43a
3. N-NH3, mM/liter 4,18a 4,07 a
3,31bc 2,60c 3,08d
Keterangan : huruf yang sama pada baris yang sama menunjukan berbeda tidak nyata (P<0,05).

Kualitas fisik silase rumput Benggala yang Beberapa hasil penelitian menunjukkan
meliputi bau, rasa dan tekstur silase yang bahwa sebagian rumput daerah tropis memi-
dihasilkan mengalami penurunan nilai seiring liki kandungan zat makanan, termasuk karbo-
dengan penambahan taraf cairan asam laktat. hidrat mudah larut air dengan konsentrasi
Kondisi ini terjadi karena bakteri asam laktat yang relatif rendah (Mc. Donald et al., 1991,
yang terdapat didalam ekstrak cairan asam Yahya et al., 2004, Ridwan et al., 2005),
laktat masih membutuhkan sumber energi sehingga jika rumput Benggala akan diawet-
yang dapat diperoleh dengan mudah dari kan dalam bentuk silase masih dibutuhkan
molases yang ditambahkan untuk penambahan bahan aditif yang dapat diman-
pertumbuhannya selama proses ensilase faatkan sebagai sumber karbohidrat mudah
berlangsung. larut air pada takaran tertentu.
Molases merupakan sumber karbohidrat
mudah larut yang dapat dimanfaatkan oleh Kualitas Kimia Silase Rumput Benggala
mikroba, termasuk bakteri asam laktat untuk (Panicum maximum)
perkembangbiakannya, seperti dikemukakan Indikator kualitas silase rumput
oleh Yunus et al. (2000), molases biasanya Benggala (Panicum maximum) pada taraf pe-
ditambahkan pada silase sebagai sumber gula nambahan 25% sampai 100% bahan aditif
sederhana atau karbohidrat mudah larut yang ekstrak cairan asam laktat (ECAL) produk
berfungsi untuk meningkatkan proses fermen- fermentasi batang pisang, meliputi nilai
tasi pada ensilase hijauan pakan. Molases derajat keasaman (pH), kandungan asam laktat
sebagai sumber karbohidrat mudah larut air dan konsentrasi N-NH3, dicantumkan pada
(water soluble carbohydrate) pada proses Tabel 2.
ensilase rumput Benggala masih dibutuhkan Berdasarkan hasil analisis ragam pada
untuk memacu perkembangan mikroba, wa- data yang dihasilkan dari penelitian ini dapat
laupun jumlah kebutuhannya semakin kecil. diketahui bahwa penambahan ekstrak cairan
Artinya, karbohidrat yang terdapat di dalam asam laktat sampai taraf 50% memberikan
rumput Benggala, diduga belum cukup untuk pengaruh terhadap kenaikan derajat keasaman
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertum- (pH) silase rumput Benggala (Panicum
buhan mikroba. maximum), tetapi terjadi penurunan lagi sete-
lah penambahan ekstrak cairan asam laktat

80 Kualitas Silase Rumput Benggala ... (Dhalika et al.)


Vol. 17 (1)

sampai pada taraf 75%, namun nilainya masih rendah, jumlah bakteri asam laktat pada awal
berada pada kisaran standard kualitas silase fermentasi merupakan faktor penting yang
sangat baik. Kondisi yang sama terjadi pada menentukan kualitas silase yang dihasilkan
kandungan asam laktat silase rumput (Muck, 1989 dalam Santoso, 2009). Penam-
Benggala yang dihasilkan, kandungan asam bahan bakteri asam laktat hasil fermentasi
laktat tertinggi diperoleh pada perlakuan pe- sebanyak 1% (v/b) pada ensilase jerami padi
nambahan ekstrak cairan asam laktat sebesar segar menghasilkan peningkatan nilai koefi-
50 %. sien cerna fraksi serat kasar dan konsentrasi
Menurut Mc Donald et al. (1991), pro- asam lemak terbang total (Takahashi et al.,
ses ensilase dengan penambahan bakteri asam 2005). Sedangkan penambahan 3% bakteri
laktat dapat menekan pertumbuhan jamur, asam laktat hasil fermentasi pada rumput
meningkatkan kandungan asam laktat dan tropika dapat meningkatkan kualitas fermenta-
menurunkan kandungan pH dengan cepat. si silase, dengan ditandai oleh pH dan konsen-
Hasil penelitian Yunus et al. (2000), menun- trasi N-NH3 yang rendah (Santoso et al.,
jukkan bahwa inokulasi bakteri asam laktat 2009). Bakteri asam laktat secara alami sudah
dapat meningkatkan produksi asam laktat pada ada dalam tanaman sehingga dapat secara
silase rumput gajah, baik yang dipotong pada langsung berperan pada saat fermentasi, tetapi
umur yang masih muda maupun yang sudah untuk mengoptimalkan hasil fase ensilase
dewasa. dianjurkan untuk melakukan penambahan adi-
Kandungan N-NH3 pada silase rumput tif seperti inokulan bakteri asam laktat dan
Benggala yang dihasilkan menunjukan penu- aditif lainnya untuk menjamin berlangsungnya
runan sebanyak 20,81% pada perlakuan pe- fermentasi asam laktat yang sempurna
nambahan ekstrak cairan asam laktat sebesar (Ridwan et al., 2005).
50%, sampai 37,79% pada perlakuan penam- Penambahan inokulan bakteri asam
bahan ekstrak cairan asam laktat sebanyak laktat yang berasal dari hasil fermentasi
75%, dibandingkan silase rumput Benggala rumput Gajah pada jerami padi dapat mening-
tanpa penambahan ekstrak cairan asam laktat katkan konsentrasi asam laktat sampai 38,1%
atau penambahan 100% molases. Penurunan dibandingkan perlakuan kontrol, jerami padi
kandungan N-NH3 pada silase rumput dengan inokulasi bakteri asam laktat asal
Benggala pada penelitian ini menunjukkan fermentasi rumput Gajah menghasilkan kuali-
bahwa perlakuan penambahan ekstrak cairan tas fermentasi yang yang lebih baik diban-
asam laktat dapat menghambat penurunan dingkan dengan yang diberi inokulan bakteri
kandungan protein dalam rumput Benggala, asam laktat yang berasal dari fermentasi
artinya molekul protein di dalam rumput jerami padinya sendiri, dan pemberian silase
Benggala tidak banyak mengalami perom- jerami padi yang diinokulasi dengan bakteri
bakan oleh mikroba pada saat proses ensilase asam laktat dari fermentasi rumput gajah
berlangsung. Kondisi ini terjadi karena asam tersebut pada kambing mampu meningkatkan
laktat yang dihasilkan mampu menurunkan pH kecernaan bahan kering, bahan organik dan
silase, sehingga enzim protease yang bekerja protein dibandingkan dengan jerami padi
untuk menguraikan protein menjadi N-NH3 tanpa inokulasi bakteri asam laktat (Santoso et
semakin sedikit. Senyawa N-NH3 dalam silase al., 2012).
hijauan pakan merupakan senyawa yang Standar kualitas kimia untuk silase
dihasilkan akibat perombakan protein bahan hijauan pakan diantaranya meliputi nilai dera-
pakan oleh aktifitas mikroba, terutama pro- jat keasaman, kandungan asam laktat dan kon-
teolisis. sentrasi N-NH3. Silase hijauan pakan dengan
Silase hijauan pakan yang berkualitas standard sangat baik harus memiliki nilai kea-
baik akan dihasilkan ketika fermentasi dido- saman antara 3– 4,2 (Mc Ilroy, 1977), kan-
minasi oleh bakteri yang menghasilkan asam dungan asam laktat berkisar antara 1,5%-2,5%
laktat, sedangkan aktifitas bakteri klostridia (Mc Ilroy, 1977; Mc Donald, 1986), sedang-

Kualitas Silase Rumput Benggala ... (Dhalika et al.) 81


Vol. 17 (1)

kan konsentrasi N-NH3 tidak lebih dari 5%- bahan dedak padi dan Lactobasillus
8% dari jumlah N total (Mc Ilroy, 1977). plantarum 1 BL-2 dalam pembuatan
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini me- silase rumput gajah (Pennisetum
nunjukkan bahwa nilai derajat keasaman (pH), purpureum). Med. Peternakan. 28(3):
kandungan asam laktat dan konsentrasi N-NH3 117 – 123.
silase rumput Benggala berada pada kisaran Santoso B., B. Tj. Hariadi., H. Manik., dan H.
nilai untuk silase dengan kualitas sangat baik. Abubakar. 2009. Kualitas rumput
unggul tropika hasil ensilase dengan
KESIMPULAN bakteri asam laktat dari ekstrak rumput
terfermentasi. Med. Peternakan. 32(2):
Penambahan ekstrak cairan asam laktat 137 – 144.
produk fermentasi batang pisang memberikan
pengaruh terhadap kualitas fisik dan kimia Santoso B., Tj. Hariadi., Alimuddin., and D.
silase rumput Benggala, dan campuran ekstrak Y. Seseray. 2012. Fermentation
cairan asam laktat produk fermentasi batang characteristics of rice crop residu –
pisang dengan molases pada perbandingan based silage treated by epiphytic and
75% : 25% menghasilkan kualitas fisik dan commercial LAB. Med. Peternakan 35
kimia silase rumput Benggala terbaik. (1): 60-66.
Takahashi, T., K. Horiguchi and M. Goto.
DAFTAR PUSTAKA 2005. Effects of crussing unhulled rice
and the addition of fermented juice of
Aritonang, D., N.A. Tul Roefiah., T. epiphytic lactic acid bacteria on the
Pasaribu., Y.C. Raharjo. 2003. Laju fermentation quality of whole crop rice
pertumbuhan kelinci Rex, Satin dan silase, and its digestibility and rumen
persilangannya yang diberi Lactosym@ fermentation status in sheep. J. Anim
dalam sistem pemeliharaan intensif. Sci. 76, pp. 353 – 358.
JITV. 8(3).
Yahya, M.S., M. Goto., W. Yimiti., B.
Mc Donald, P., N. Henderson., S. Heron. Smerjai and Y. Kuwamoto. 2004.
1991. The Biochemistry of Silage. Evaluation of fermentation quality of a
Second Edition. Chalombe Publication. tropical and temperate forage crops
Mc Ilroy R.J. 1977. Pengantar Budidaya ensiled with additive of fermented juice
Padang Rumput Tropika. Cetakan of epiphytic lactic acid bacteria. Asian –
kedua. Pradnya Paramita. Jakarta. Aust. J. Anim. Sci. Vol. 17. Pp. 942 –
946.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo., A.D.
Tillman. 1990. Tabel Komposisi Pakan Yunus M., N. Ohba., M. Shimojo., M.
Untuk Indonesia. Gadjah Mada Furuse., and Y. Masuda. 2000. Effects
University Press, Yogyakarta. of adding urea and molasses on napier
grass silage quality. Asian – Aus. J.
Ridwan R., S. Ratnakomala., G. Kartina., dan Anim Sci. 13(11): 1542 – 1547.
Y. Widiastuti. 2005. Pengaruh penam-

82 Kualitas Silase Rumput Benggala ... (Dhalika et al.)

Anda mungkin juga menyukai