Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar
zat berlemak dalam darah meningkat sehingga mempercepat terjadinya
aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Sirkulasi darah
yang buruk akibat aterosklerosis yang melalui pembuluh darah besar (makro) bisa
melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki, sedangkan yang melalui
pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf, dan kulit serta
memperlambat penyembuhan luka. Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa
menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan retina mata (retinopati
diabetikum). Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus
(borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Terjadinya ulkus
diabetikum diawali adanya hiperglikemia pada penyandang diabetes mellitus yang
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati,
baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibakan
perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan
mempermudah terjadinya ulkus (Shanty, 2011; Rumahorbo, 2014).