DAFTAR ISI
Materi
Hukum Ohm
Komponen Pasif
Komponen Aktif
Pengolahan Sinyal
Penguat / Amplifier
Pengujian Komponen
KOMPONEN PASIF
Resistor
Kapasitor
Transformator
Relay dan Kristal
Hukum ohm memberikan keterangan mengenai hubungan antara arus, tegangan dan
Resistansi / tahanan.
Tegangan V
Arus = I=
Resistansi R
Back
1. Hukum Ohm
2. Komponen Pasif
* Resistor, Kapasitor, Transformator Materi
3. Komponen Aktif
* Dioda, Transistor, FET, UJT, Tiristor dan Triak
4. Pembentukan Gelombang
* Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi,
Multivibrator
5. Penguat / Amplifier
Back
1. Resistor
Resistor di bagi dua kategori :
1. Resistor Linier
2. Resistor non-linier
1. Resistor Linier
Simbol untuk resistor linier tetap Simbol untuk resistor linier variabel
Contoh :
Coklat
Abu-abu
Merah
Emas
Jawab :
Coklat 1
Abu-abu 8
Merah 00
Emas ±5%
F = ± 1% G = ± 2% J = ± 5% K = ± 10% M = ±20%
Kegunaan Resistor
1. Membagi tegangan
2. Melawan tegangan
3. Mengatur volume suara (volume control)
4. Mengatur nada rendah (bass control)
5. Mengatur nada tingi (treble control)
6. Mengatur keseimbangan (balance control)
RESISTOR
PEMBAGI ARUS DAN TEGANGAN
• Rangkaian Seri
1. V = V1 + V2 + V3 + ……. + Vn
2. I1 = I2 = I3 = ……… = In
3. Rt = R1 + R2 + R3 + …….. + Rn
I V1 V
I= V = V 1 + V2
R1 + R 2
+ R1
R2 V2 V R2
V V2 = R 2 . I = .R = .V
- R1 + R22 R1 + R 2
R1
V1 = R 1 . I = .V
R1 + R 2
• Rangkaian Parallel
1. V = V1 = V2 = V3 = ……. = Vn
2. I = I1 + I2 I3 + ……… + In
3. 1
1 1 1
= + +…+
Rt R1 R2 Rn
I V V , I = I 1 + I2
I1 = , I2 =
R1 R2
+
V I1 R1 I 2 R2 R1
I2 = .I
- R1 + R 2
R2
I1 = .I
R1 + R 2
Contoh:
Hitung harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini !
Jawab:
1k
Rtot = (R10k//R10k) + R1k = 6 Kohm
10 Volt (R10k//R10k) 10V
10k 10k VR10K = = 8,33V
(R10k//R10k) + R1k
(R1k) 10V
VR1K = = 1,67V
(R10k//R10k) + R1k
Latihan : Tentukan harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini !
10k 1k
20 Volt 10k
5k
Resistor variabel
Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer.
Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak
boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah
maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal.
2. Resistor non-linier
A. Foto resistor
Back
2. Kapasitor
Kapasitor sering disebut juga sebagai kondensator yang merupakan alat
penyimpan muatan listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan
disebut kapasitansi (C). Dan memiliki satuan Farad (F)
Muatan kapasitor q = C. V q = ∫ i dt
1 1
Reaktansi kapasitif X C= = (ohm)
2πf C ωC
Pada dasarnya kapasitor dibuat (dibentuk) dari 2 buah plat penghantar yang terisolator
(terpisah) satu sama lain. Isolator atau pemisahnya disebut dielektrika. Dan berdasarkan
macam-macam dielektrikanya, maka kapasitor dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya:
a. Kondensator keramik •Sifat Kondensator
b. Kondensator elektrolit 1. Sebagai coupling, menahan arus DC dan
c. kondensator mika meneruskan arus AC.
d. Kondensator mylar 2. Sebagai filter, menyimpan arus DC dan setelah
e. Kondensator polyster penuh akan dikeluarkan.
f. Kondensator udara
Kapasitor terbagi dalam dua kelompok :
1. Non-Polar Tidak mempunyai kutub, kapasitansinya dibawah 1 μF,
terbuat dari kertas lilin, polythene, polyster dan lain-lain.
(a) (b)
Simbol kapasitor non-elektrolit yang tetap (a) dan yang variabel (b)
Salah satu contoh kapasitor non-elektrolit adalah kapasitor keramik. Kapasitor ini
memiliki kapasitansi di bawah 1 mikro farad. Dua kakinya tidak memiliki kutub
positip dan negatip, sehingga pemasangannya tidak perlu khawatir untuk terbalik.
Kapasitor ini biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi menengah.
- + + -
Simbol kapasitor elektrolit
Elektrolit Condensator (Elco) bahan dielektrikanya terbuat dari garam alumunium.
Kondensator ini memiliki kapasitansi yang cukup besar, di atas 1 mikro farad. Elco
memiliki 2 buah kaki yang berkutub positip dan negatip, sehingga pemasangannya
tidak boleh terbalik.
Elco biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi rendah, sebagai filter
arus DC dalam catu daya. Pada badan elco tertulis nilai kapasitansi dan tanda kutub
positip dan negatipnya.
•Kerusakan yang sering terjadi:
1. Kondensator mika, keramik, kertas, dan variabel terhubung antar kaki-
kakinya. Kondensator ini tidak dapat digunakan lagi, kecuali kondensator
variabel logam.
Bentuk fisik Elco 2. Elco sering kering, bocor atau meledak karena pemasangan polaritas
yang keliru, atau melampaui batas tegangan kerja kondensator.
3. Kapasitas kondensator sering berubah dan kaki-kakinya sering putus.
Hubungan Seri pada Kapasitor
1 1 1
Ctot
=
C1
+ C2
C1 C2
Ctot = C1 + C2
C2
•Guna Kondensator
1. Bersama kumparan membangkitkan frekuensi tertentu.
2. Mengkopel (Coupling) rangkaian yang satu dengan rangkaian berikutnya.
3. Sebagai Feedback, mengembalikan hasil penguatan dari transistor supaya mendapat-
kan penguatan yang lebih besar (umpan balik).
4. Sebagai by pass (simpangan), menyimpangkan arus AC ke chasis/ ground untuk
mendapatkan nada rendah (bass) pada penguat suara.
5. Sebagai filter, untuk menyaring arus AC yang masih masuk melalui dioda, agar dapat
dikembalikan atau disearahkan lagi.
Mengisi dan Mengosongkan Kapasitor
S S
C C
Vs i i
R R
VC VC
Vs Vs
⎛ t ⎞ t
VC = VS ⎜⎜ 1 - e RC ⎟⎟
- -
0,63 Vs
VC = VS .e RC
⎝ ⎠
0,37 Vs
t (detik) t (detik)
RC (a) RC (b)
Rangkaian dan grafik pengisian (a) dan pengosongan (b)
Kapasitas Kondensator
Kapasitas kondensator diukur dalam satuan farad. Ukuran farad dalam praktek terlalu
besar sehingga biasanya dinyatakan dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu mikro farad (μF
atau Mfd), piko farad (pF), nano farad (nF), dan kilo farad (kF)
perhatikan persamaan di bawah ini:
1 farad = 1.000.000 Mfd
1 Mfd = 1.000.000 pF = 1.000 kF
1 kF = 1.000 pF = 1 nF
1 kpF = 1.000 pF = 0,001 μF = .001 μF
10 kpF = 10.000 pF = 0,01 μF =.01 μF
100 kpF = 100.000 pF =0,1 μF = .1 μF
dan seterusnya.
b. Kode Warna
Hampir sama dengan pada resistor, bedanya warna pertama dan kedua merupakan
bilangan, warna ketiga merupakan banyaknya nol, warna keempat merupakan toleransi,
dan warna kelima merupakan tegangan kerja maksimal. Warna pertama adalah warna
yang paling jauh dari kaki kondensator.
* : warna ke-3 merupakan banyaknya nol
Contoh:
warna kondensator: Merah,
Merah, Hijau, Putih, merah
Jadi Kapasitansinya =
2 2 000 00 pF = 2,2 Mfd,
toleransi 10% dan V max =
250 Volt
Back
3. Transformator (Trafo)
A. Trafo Step Up
yaitu: komponen elektronika yang berfungsi menaikkan tegangan listrik. Komponen
ini terdiri dari 2 buah gulungan/kumparan, yaitu primer dan sekunder yang terbuat dari
kawat nikelin (kawat berisolasi). Kumparan sekunder biasanya lebih banyak
dibandingkan dengan kumparan primer. Tapi kumparan Primer biasanya lebih besar
daripada kumparan sekunder.
C. Trafo Adaptor
Untuk membuat adaptor biasanya dapat kita gunakan trafo adaptor (Step Up maupun
Step Down). Gulungan primer dihubungkan ke sumber tegangan (PLN), sedangkan
gulungan sekunder akan menghasilkan tegangan DC yang besarnya tergantung dari
jumlah gulungan atau lilitan pada sekundernya
D. Trafo Output (OT)
komponen ini juga terbuat dari 2 buah kumparan, yaitu primer dan sekunder. Trafo
OT biasanya digunakan pada rangkaian radio penerima bagian akhir. Fungsinya untuk
menyesuaikan nilai impedansi yang diperlukan oleh loudspeaker dengan nilai
impedansi yang dibutuhkan oleh trafo.
Kegunaan Transformator
1. IT berguna untuk menyesuaikan impedansi masukan dan impedansi keluaran dari
rangkaian modulator. Juga berfungsi membelah fasa sinyal AC dan mengeluarkan
sinyal informasi (suara).
2. OT pada dasarnya memiliki kegunaan yang sama dengan IT, yaitu menyesuaikan
impedansi masukan dengan impedansi keluaran pada rangkaian modulator.
3. Trafo adaptor berguna untuk menurunkan tegangan listrik dari tegangan jala-jala
(PLN) menjadi tegangan 3 V, 12 V, 30 V atau lainnya tanpa adanya hubungan kawat.
Memeriksa Transformator
a. Sebelum memeriksa, lepaskan dahulu trafo dari tegangan sumber PLN.
b. Periksa dahulu kumparan primernya (yang terhubung ke sumber PLN). Jika jarum
bergerak ke kanan, berarti kumparan primernya masih baik.
c. Periksa kumparan sekundernya. Jika jarum bergerak ke kanan, berarti masih baik.
d. Periksa apakah terjadi hubung singkat antara bagian primer dan sekundernya. Bila
trafo tersebut baik, maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan.
e. Periksa apakah terjadi hubungan antara kumparan primer/sekunder dengan inti
besinya. Bila trafo tersebut bagus , maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke
kanan.
Trafo yang telah aus/terbakar isolasi kawat emailnya tidak baik digunakan. Walaupun
jika diperiksa tidak terjadi kesalahan. Sebaiknya trafo seperti ini diganti dengan yang
baik saja. Kejadian ini sering terjadi pada trafo adaptor dan trafo output/OT.
Back
Relay
Hal penting yang harus diperhatikan terhadap Relay adalah tentang posisi kaki-kakinya
pada saat Relay bekerja maupun pada saat tidak bekerja.
Contoh:
Perhatikan gambar di samping ini!
= Posisi relai diberi arus listrik 16 9 10
14 15 8
= Posisi relai tanpa diberi arus listrik
13 6 7
Untuk mengoperasikan relai ke posisi diberi arus listrik, diperlukan 11 12 5
sebuah saklar yang menghubungkan arus listrik dengan kaki relai AB A B
Kristal (X-tal)
Kristal atau biasa ditulis X-tal, adalah suatu komponen yang bentuknya pipih dan
mempunyai dua buah kakipenghubung. Fungsinya untuk membangkitkan
frekwensi dengan bilangan yang stabil (tetap). Kristal ini banyak digunakan pada
peralatan elektronika, seperti: radio pemancar, tranciver, walky talky, radio citizen
band, 80 meter band, dan radio 2 band. Kristal yang sering kita jumpai di pasaran
memiliki frekwensi berkisar sebesar 27, 125 MHz.
Back
KOMPONEN AKTIF
Diode
Transistor
Transistor Efek Medan
Thyristor dan Triac
1. Dioda
Anoda Katoda
b. Silikon
- bentuk fisiknya kecil
- sering digunakan pada adaptor sebagai perata arus atau sebagai saklar elektronik
- tahan terhadap arus besar sekitar maksimum 150 ampere
- tahan terhadap tegangan tinggi maksimum 1000 volt
c. Selenium
- bentuk fisiknya besar
- digunakan sebagai penyearah arus pada sepeda motor yang menggunakan accu
- tegangan hilang 1 volt
- hanya tahan terhadap tegangan menengah maksimum 30 V, dan arus maksimum
0,5 ampere
d. Zener
Dioda ini mempunyai karakteristik normal, yaitu dilalui oleh arus seperti dioda biasa
bila dibias maju. Bila dibias mundur / terbalik akan bekerja dengan cara yang sama ,
tetapi turun secara drastis (jatuh dengan mendadak) pada saat tegangan zener tercapai.
Karakteristik lainnya adalah:
- Bentuk fisiknya kecil
- sering digunakan pada rangkaian catu daya, stabilisator tegangan dan sebagainya.
- tahan terhadap tegangan maksimum 0,7 sampai 11 volt
- hanya tahan terhadap arus yang kecil, maksimum 1 mA sampai 50 mA.
- tegangan yang hilang pada suatu penghantar hampir tidak ada.
Anoda Katoda
Ukuran dioda zener 3,3; 4,7; 5,1; 6,2; 6,8; 9,1; 10; 11; 12; 13; 15 sampai 200 Volt
e. LED (Light Emitting Diode)
- bentuknya beraneka ragam, dari kecil sampai besar
- hanya tahan terhadap tegangan panjar maju 1,5V sampai 2 Volt
Back
2. Transistor
Kolektor Kolektor
Basis Basis
Emitor Emitor
(a) (b)
VR = I C R L dan
VCE = VCC - IC RL
Jika IB naik / membesar maka IC naik hingga mencapai ICRL ≈ VCC , yaitu ketika
IC tidak dapat naik lagi, meski IB tetap naik.
Pada titik ini transistor disebut berkeadaan jenuh (saturasi) dan tegangan
VCE ≈ 0,2 Volt.
Transistor Medan Listrik / Field Effect Transistor (FET)
FET bekerja / tergantung pada medan listrik yang dihasilkan lewat aplikasi suatu
tegangan input ke terminal gerbang. Medan ini akan mengontrol lebar saluran tem-
pat terjadinya konduksi antara jalur pembuangan dan sumber.
Tipe-tipe FET :
1. FET sambungan (junction FET = JFET )
2. FET logam-oksida-semikonduktor (MOSFET)
3. FET daya seperti misalnya VMOS
D D D D
G B B
G G G
S S S S
(a) (b) (c) (d)
Simbol JFET (a); MOSFET pengurangan (b); MOSFET pertambahan (c); VMOS (d)
FET sebagai saklar
Vs G Vout
0V
S
S
D
G
Vs Vout
+1 V
-10 V
Kerusakan Transistor
1. Bocor antara elektroda-elektrodanya.
2. Terhubung (menyambung) antar elektroda-elektrodanya.
3. Putus antara elektroda-elektrodanya.
4. Kerusakan material berupa putusnya elektroda emitor, basis atau kolektornya.
Back
• Mengukur DC Volt
a. Perkirakan seberapa besar DC volt yang akan anda ukur.
+
Misalnya jika 10 volt, maka pemilih saklar harus
menunjuk angka lebih besar (50 VDC). Ω
b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip, dan D A +
C
pencolok hitam pada kutub negatip. V
C
V
c. Perhatikan pada angka berapa jarum berhenti, itulah -
DC Amp -
besarnya tegangan yang terukur.
ohm meter. D A +
C C
b. Tempelkan pencolok merah (+) pada kutub V V
-
katoda, dan pencolok hitam (-) pada kutub DC Amp
anoda.
c. Jika jarum bergerak berarti dioda bagus dan
jika jarum diam maka dioda putus. Dioda mendapat tegangan maju
d. Lalu balikkan, pencolok (+) mendapat Anoda
dan pencolok (-) mendapat katoda.
e. Jika jarum diam, berarti dioda baik dan jika
jarum bergerak berarti dioda rusak.
Ω
D A +
C C
V V
-
DC Amp
E
pencolok hitam (-) ditempelkan pada kaki Emittor (E). Jika jarum V V
-
DC Amp
bergerak maka pindahkan pencolok hitam pada Kolektor (C). Jika
pada pengukuran pertama dan kedua jarum bergerak, berarti
transistor dalam keadaan baik, sedangkan jika pada salah satu atau
kedua pengukuran jarum tidak bergerak, berarti transistor rusak.
C
V
DC AmpV -
dan B baik. Kemudian pindahkan pencolok hitam pada kaki E, jika
jarum bergerak berarti antara E dan B baik.
d. Jika dari salah satu atau kedua pengukuran tersebut jarum tidak
bergerak berarti transistor putus.
Back
Thyristor dan Triac
Tiristor (penyearah terkendali silikon / SCR) dan Triac adalah piranti semikonduktor
yang banyak dipakai dalam rangkaian pengendalian daya.
Peredup lampu
Pengendali kecepatan motor
Pengendali suhu
Anoda Katoda
Gate
(a) (b)
Simbol tiristor (a) dan Triac (b)
Tiristor akan bekerja apabila suatu arus tertentu melewati gerbang (G). Begitu berada
pada keadaan bekerja sendiri/terkancing, arus gerbang dapat dihentikan/disingkirkan.
Back
Pengolahan Sinyal
Beberapa bentuk gelombang yang sering digunakan :
(d) (e)
Bentuk gelombang (a) Sinusoidal; (b) pulsa; (c) segitiga;
(d) gigi gergaji; (d) siku-siku
Back
Generasi bentuk gelombang
Gelombang Gelombang
input R Output C Output
input
(a) (b)
4. Kelas C Arus mengalir dalam beban selama kurang dari setengah siklus
sinyal input
Penguatan tegangan yang teratur dan tidak teratur serta amplifier a.f (frekuensi audio)
berdaya rendah biasanya bekerja dalam kelas A, sedangkan penguat berdaya a.f
bekerja dalam kelas B. Amplifier r.f (radio frequency / frekuensi radio) dan osilator
biasanya beroperasi dalam kelas C.
Penyesuaian sinyal / pencocokan impedansi
Dapat terjadi bahwa sistem penguat yang ada tidak dapat bekerja sesuai dengan fung-
sinya, hal ini terjadi karena adanya impedansi dari sumber dan penguat itu sendiri.
Masalah-masalah itu dapat diatasi dengan penyesuaian sinyal (signal conditioning) :
1. Mencocokkan sumber berimpedansi tinggi dan bertegangan tingkat rendah ke
pre-amplifier;
2. Mencocokkan beban berimpedansi rendah, misalnya loudspeaker atau relay, ke
sebuah penguat untuk menghasilkan daya maksimum dalam beban.
VCC
R1 RL
Sinyal
CC
input Output
R2 CB
VCC
R1 RL
Output
Sinyal CC
input
R2 RE CE
VCC
R1
Sinyal CC
input
Output
R2 RL
Penguat ini menghasilkan impedansi input yang tinggi (biasanya 1 Mohm) dan mengha
silkan pencapaian arus yang sangat tinggi (biasanya beberapa ribu). Arus yang dicapai
kira-kira sama dengan hFE1 x hFE2 .
VCC
RB RL
Sinyal Output
input
1. Umpan Baik positif Sejalan dengan sinyal yang asli, digunakan untuk
memproduksi osilator.
2. Umpan Baik nagatif Berlawanan dengan sinyal yang asli, yang biasanya
mengurangi hasil yang dicapai, tetapi memperbaiki
kestabilan hasil yang dicapai.
R1 R3 R6 R8
P
C2 C4 Output
R10
Sinyal C1
input
C3
R2 R4 R7 R9 C5
Q
R5
Zout Zbeban M
n = Zout /
Zbeban
VCC
Beban
R1
8 ohm
Sinyal CC
input
R2 RE
Kalau dibutuhkan daya dalam jumlah lebih banyak dapat digunakan amplifier
daya dorong tarik kelas B (push pull).
VCC
R1 R1
C2
Sinyal C1
input
R2 R4
Back