Para ulama telah consensus bahwa sumber utama hukum Islam adalah Alquran dan sunnah
Rasulullah SAW, tetapi kenyataannya mereka berbeda pendapat dalam memahami ayat-ayat al-
quran atau lafal-lafal hadis mereka juga berbeda metodologi ijtihad, sehingga hasil ijtihadnya pun
beragam. Awal mula pemicu terjadinya perbedaan pendapat semenjak para imam mujtahid berhasil
merumuskan metodologi ijtihad yang secara ilmiah dapat ditelusuri keakuratannya. Pada masa Nabi
Muhammad SAW masih sedikit sekali timbulnya perbedaan pendapat, sebab apabila terjadi
perbedaan pendapat nabi langsung memberikan solusinya. Setelah nabi wafat, terjadi perbedaan
persepsi dikalangan umat islam setelah permaalahan dihadapi umat islam semakin luas atau setelah
mereka bersentuhan dengan
perbedaan kultur
wilayah geografi
latar belakang intelegensi yang tidak sama.
Faktor Eksternal
1. Berbeda dalam perbendaharaan hadis.
Jumlah hadist yang ribuan bahkan ratusan ribu yang tersebar seiring dengan tersebarnya
para sahabat ke berbagai kota-kota besar kala itu, membuat tidak samanya perbendaharaan
dan penguasaan hadits.
2. Di antara ulama, ada yang kurangnya memperhatikan situasi pada saat Nabi bersabda.
3. Di antara ulama, kurang memperhatikan dan mempelajari, bagaimana caranya Nabi
menjawab suatu pertanyaan.
4. Di antara ulama, banyak yang terpengaruh oleh pendapat yang diterimanya dari pemuka-
pemuka dan ulama-ulama sebelumnya.
5. Di antara ulama, ada yang berpandangan yang terlalu berlebihan terhadap amaliyah-
amaliyah yang disunnahkan.
6. Berbeda dalam bidang politik.
Misalnya golongan Khawarij, Syi’ah, Ahlussunah wal Jamaah dan Muktazilah masing-masing
mempunyai falsafah dan pandangan hidup