Anda di halaman 1dari 2

Faktor-faktor yang melatarbelakangi keanekaragaman ijtihad ulama

Para ulama telah consensus bahwa sumber utama hukum Islam adalah Alquran dan sunnah
Rasulullah SAW, tetapi kenyataannya mereka berbeda pendapat dalam memahami ayat-ayat al-
quran atau lafal-lafal hadis mereka juga berbeda metodologi ijtihad, sehingga hasil ijtihadnya pun
beragam. Awal mula pemicu terjadinya perbedaan pendapat semenjak para imam mujtahid berhasil
merumuskan metodologi ijtihad yang secara ilmiah dapat ditelusuri keakuratannya. Pada masa Nabi
Muhammad SAW masih sedikit sekali timbulnya perbedaan pendapat, sebab apabila terjadi
perbedaan pendapat nabi langsung memberikan solusinya. Setelah nabi wafat, terjadi perbedaan
persepsi dikalangan umat islam setelah permaalahan dihadapi umat islam semakin luas atau setelah
mereka bersentuhan dengan
 perbedaan kultur
 wilayah geografi
 latar belakang intelegensi yang tidak sama.

Sebab-sebab Terjadinya Perbedaan Madzhab


Faktor Internal
1. Karena kedudukan suatu hadits.
Suatu hadis yang diterima seorang imam bisa ditanggapi secara beragam. Ada yang
meyakininya ada juga yang tidak.
2. Karena tidak sampainya suatu Riwayat.
Adanya riwayat yg banyak jumlahnya tidak selalu diketahui oleh imam-imam.
3. Berbeda dalam mengartikan kata-kata nash.
Ada kata-kata yang disebut musytarak (suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu), ada
kata dengan arti majazi dan hakiki yang dalam menentukan makna yang dimaksud membuka
peluang untuk berbeda pendapat.
4. Perbedaan penggunaan kaidah-kaidah ushul dan kaidah fiqhiyah.
Lafadz amr (suruhan) oleh sebagian dipahami sebagai perintah wajib, dan ada yang
dipahami sebagai sunah. Makna nahy (larangan) ada yang memahaminya dalam arti haram,
ada yang makruh.
5. Perbedaan metode para ulama dalam menghadapi dalil-dalil yang secara tekstual
bertentangan (Ta’arud).

Faktor Eksternal
1. Berbeda dalam perbendaharaan hadis.
Jumlah hadist yang ribuan bahkan ratusan ribu yang tersebar seiring dengan tersebarnya
para sahabat ke berbagai kota-kota besar kala itu, membuat tidak samanya perbendaharaan
dan penguasaan hadits.
2. Di antara ulama, ada yang kurangnya memperhatikan situasi pada saat Nabi bersabda.
3. Di antara ulama, kurang memperhatikan dan mempelajari, bagaimana caranya Nabi
menjawab suatu pertanyaan.
4. Di antara ulama, banyak yang terpengaruh oleh pendapat yang diterimanya dari pemuka-
pemuka dan ulama-ulama sebelumnya.
5. Di antara ulama, ada yang berpandangan yang terlalu berlebihan terhadap amaliyah-
amaliyah yang disunnahkan.
6. Berbeda dalam bidang politik.
Misalnya golongan Khawarij, Syi’ah, Ahlussunah wal Jamaah dan Muktazilah masing-masing
mempunyai falsafah dan pandangan hidup

Anda mungkin juga menyukai